!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, April 6, 2014

Kapal Cina Dengar “Ping” Saat Mencari MH370, Tiket MAS anjlok



Kapal Cina Dengar “Ping” Saat Mencari MH370, Tiket MAS anjlok


Sebuah kapal Cina yang turut serta mencari pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 mendeteksi sinyal denyut atau ping yang tidak teridentifikasi di selatan Samudra Hindia, Sabtu, demikian menurut kantor berita Cina, Xinhua.

Menteri Pertahanan Australia, David Johnston, mengaku optimistis soal pemberitaan tersebut. Meski demikian, Johnston beserta pemerintah Australia dan Cina mengatakan sinyal itu belum terbukti terkait dengan MH370. Pihak  berwenang meyakini pesawat yang mengangkut 239 penumpang tersebut jatuh ke samudra pada 8 Maret lalu.

Upaya pencarian MH370 sebelumnya dipenuhi informasi yang keliru, seperti laporan soal serpihan pesawat yang mengapung di laut.

Sebuah kapal Cina yang dilengkapi detektor kotak hitam Sabtu kemarin menerima sinyal ping di area pencarian di selatan Samudra Hindia, demikian menurut Kantor Berita Xinhua. Kapal patroli Haixun 01 milik Cina “menemukan sinyal denyut” dengan frekuensi 37,5 kilohertz di sekitar 25 derajat lintang selatan dan 101 derajat bujur timur, kata Xinhua.

Sebelumnya aparat mengatakan kotak hitam MH370 – perekam suara di kokpit dan penyimpan data pesawat – merilis ping yang beroperasi pada frekuensi tersebut. Meski demikian, pengamat keselamatan udara mengatakan perangkat lokasi kendaraan maritim juga memakai frekuensi yang sama atau serupa, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan. Pusat Koordinasi Lembaga Gabungan Australia (JACC) sempat mengikuti sebuah sinyal yang dideteksi tim pencari pada 3 April, tetapi sinyal itu lantas dianggap tidak valid. Menurut JACC, sinyal juga dapat dihasilkan oleh sumber biologis—seperti paus—dan kapal kargo, sehingga tim pencari berisiko mengikuti sinyal yang salah.

Dalam sebuah pernyataan, Kepala Marsekal Udara Angus Houston mengatakan, “Karakteristik sinyal yang dilaporkan sesuai dengan kotak hitam pesawat.” Tetapi ia menambahkan, “Belum ada konfirmasi pada tahap ini bahwa sinyal dan obyek itu terkait dengan pesawat [MH370] yang hilang.” Houston adalah mantan kepala pertahanan Australia yang kini mengkoordinasikan negara-negara yang ikut mencari MH370.

Houston mengatakan pemerintah Australia tengah mencari lebih banyak informasi dari Cina. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan mengerahkan angkatan udara Australia ke area tersebut.

Pada Sabtu malam, Xinhua mengutip Pusat Pencarian dan Penyelamatan Maritim Cina yang mengatakan sinyal yang mereka dapat belum dikonfirmasi terkait dengan MH370. Secara terpisah Xinhua juga melaporkan bahwa sebuah pesawat Cina melihat sejumlah objek putih mengapung di area pencarian di hari yang sama.

Xinhua tidak menjelaskan lebih lanjut dan pemerintah Cina tidak dapat dihubungi pada Sabtu malam.

Baterai kotak hitam MH370 akan mati dalam waktu dekat. Sinyal dari suar pesawat juga kemungkinan diam akhir pekan ini. Kisaran deteksi sinyal yang dirilis setiap detik itu adalah sekitar satu mil laut atau 1,8 kilometer.

CEO Malaysia Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, Sabtu kemarin mengatakan hilangnya pesawat MH370 sekitar sebulan lalu telah berdampak negatif pada penjualan tiket maskapainya.

Namun Ahmad mengatakan Malaysia Airlines kini masih fokus pada kebutuhan keluarga penumpang. Perusahaan menunda evaluasi penuh atas dampak hilangnya MH370 terhadap bisnisnya untuk sementara waktu.

“Fokus utama kami sekarang adalah mengurus keluarga penumpang, dari segi pemenuhan kebutuhan emosional dan finansial mereka,” kata Ahmad dalam sebuah wawancara. “Penting bagi kami untuk menyediakan jawaban bagi mereka dan juga dunia.”

Malaysia Airlines harus bertahan melalui krisis dan menemukan sejumlah resolusi sebelum maju ke depan, kata Ahmad.

More In Ekonomi & Bisnis

Raja-Raja Semen Dunia Akan Merger?
Penjualan Tiket Malaysia Airlines Anjlok
Kelas Menengah Asia Tak Cuma Beli Barang Mewah
Kapal Raksasa Pengolah LNG Segera Hadir
BMW dan Huawei Hadapi Tantangan Serupa
Perusahaan mencoba mengambil pelajaran dari insiden ini. Namun maskapai itu belum yakin kapan dapat mulai mengambil tindakan untuk memperbaiki citranya dan kembali promosi di pasar. Malaysia Airlines akan berkonsultasi dengan pemerintah dan pemegang saham lainnya untuk membuat keputusan kapan akan kembali fokus ke bisnis, kata Ahmad.

“Kami masih harus menjalankan maskapai, menjual tiket, menerbangkan penumpang,” kata Ahmad. “Situasi ini tidak mudah bagi kami, terutama bagi mereka yang kehilangan temannya.”

Menurut Ahmad, penjualan tiket anjlok setelah MH370 – yang mengangkut 239 penumpang, sebagian besar warga Cina – hilang pada 8 Maret lalu. Salah satu penyebab penurunan ini adalah Malaysia Airlines menghentikan sementara semua iklan usai insiden.

Ahmad tidak menjelaskan dengan spesifik soal nilai penurunan penjualan tiket atau dampak insiden ini terhadap finansial maskapai.

“Kita hanya dapat menengok ke sejarah untuk melihat dampak [sebuah insiden] bagi maskapai bereputasi. Normalnya ada penurunan. Namun umumnya maskapai itu pulih dengan bertahap dan pada akhirnya bangkit dengan penuh,” kata Andrew Herdman, direktur umum Asosiasi Maskapai Asia Pasifik, kepada The Wall Street Journal.

Malaysia Airlines dikelola oleh Malaysian Airline System Bhd. Mayoritas sahamnya dimiliki oleh lembaga pengelola dana pensiun pemerintah Malaysia. Sebelum MH370 hilang, Malaysia Airlines telah kesulitan mengurangi pengeluaran dan menghadapi tantangan dari sejumlah maskapai tarif murah yang bermunculan di Asia Tenggara. Maskapai itu mencatatkan kerugian 1,17 miliar ringgit pada 2013, meroket dari kerugian 433 juta ringgit pada 2012 meski lebih rendah dari kerugian 2011 yang sebesar 2,5 miliar ringgit.

No comments:

Post a Comment