!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Monday, April 7, 2014

.Kekuatan Stiker Line

.Kekuatan Stiker Line

Akuisisi Facebook atas WhatsApp yang senilai $19 miliar menyiratkan bahwa perusahaan yang ingin membeli aplikasi percakapan harus mengeluarkan banyak uang. Ketika bicara tentang Line, siapkan uang yang lebih banyak.

Line, yang dikembangkan Naver, layanan pencari internet Korea Selatan, mendominasi pasar aplikasi percakapan di Jepang. Line juga menjadi pemuncak pasar yang sama di Taiwan dan Thailand. Berbeda dengan WhatsApp, yang pada dasarnya adalah murni platform pertukaran pesan, Line terus membujuk pengguna membayar untuk permainan mobile serta stiker virtual.

Jangan mencemooh stiker Line. Sebanyak 1,8 miliar stiker terkirim setiap hari. Sebagian besar adalah stiker gratis. Namun, pengguna pun rela membayar satu atau dua dolar untuk mengekspresikan diri. Contohnya dengan membayar sepaket stiker Hello Kitty. Beberapa pengguna muda bahkan hanya bercakap-cakap lewat stiker, tak perlu lagi kata-kata.

Pendapatan Line tumbuh melebihi sepuluh kali lipat tahun lalu menjadi $545 juta. Pesaingnya, WeChat dan aplikasi percakapan Mobile QQ, mengantungi sekitar $95 juta dari game yang ditawarkan pada kuartal IV, demikian kata Tencent Holdings asal Cina, pemilik WeChat dan Mobile QQ. Namun keduanya memiliki basis pengguna yang lebih besar ketimbang Line.

Nilai saham Naver pun naik nyaris tiga kali lipat pada 2013. Layanan pencari dan bisnis portal perusahaan itu barangkali bernilai sekitar $6,8 miliar, atau 15 kali lipat ketimbang prediksi pendapatan 2014, sebut Eric Cha dari Nomura. Sisa nilai kapitalisasi pasar Naver, yakni sejumlah $18,2 miliar, bisa dipandang sebagai valuasi Line.

Aplikasi percakapan itu memiliki 400 juta pengguna terdaftar, naik dari 300 juta pada November. Line tidak memperinci jumlah pengguna aktif bulanan. Namun, Nomura memprediksi jumlahnya melampaui separuh dari keseluruhan, yakni 210 juta. Ini menyiratkan valuasi Line adalah $87 per pengguna aktif. Nilainya sekitar dua kali lipat dari $42 per pengguna WhatsApp, tetapi setara dengan prediksi valuasi WeChat.

Nilai saham yang tinggi ini bisa dibenarkan, karena Line memiliki kecakapan untuk meraup pendapatan. Namun, pembenaran ini dirumuskan dengan asumsi Facebook tak membayar terlalu mahal untuk membeli WhatsApp—sesuatu yang masih belum bisa dipastikan. Menggunakan asumsi yang sama, valuasi Line lebih dari 33 kali lipat volume penjualan. Sementara itu, belum jelas apakah Line menghasilkan laba. Untuk memastikan kelipatannya, investor mesti berharap stiker dan game Line bukan sekadar tren sesaat. Dan, Line harus menambah pasar baru. Indonesia, yang pernah dikuasai BlackBerry, menjadi pasar besar yang diperebutkan.

Namun, mengingat banjir pesaing kali ini, Line mesti melangkah dengan sangat tepat. Akan bahaya bagi industri ini jika valuasi besar-besaran itu sudah menjadi hal yang wajar.

No comments:

Post a Comment