!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Monday, April 14, 2014

.PBB: Skenario Terburuk Iklim Bisa Dihindari

.PBB: Skenario Terburuk Iklim Bisa Dihindari

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan negara-negara dunia masih bisa menghindari konsekuensi serius perubahan iklim. Asalkan, mereka bertindak cepat dan agresif guna memangkas laju percepatan emisi gas rumah kaca.

Berdasarkan laporan, emisi gas rumah kaca menguat cepat antara tahun 2000 dan 2010. Laju penguatan lebih kencang dibanding dalam tiga dekade sebelumnya. Krisis ekonomi global pada 2007 dan 2008 secara temporer mengurangi emisi. Namun, kondisi itu tidak mengubah tren keseluruhan, sebut laporan.

Laporan terbaru PBB menjadi perhatian utama para perancang kebijakan di seluruh dunia. Sebab, laporan berfokus pada berbagai skenario guna memangkas pemanasan global. Dipresentasikan hari Minggu di Berlin, laporan merupakan episode ketiga dalam catatan komprehensif empat bagian yang disusun Panel Antar-Pemerintah PBB tentang Perubahan Iklim (IPCC)..

Penundaan aksi hanya akan memperdalam risiko dan ongkos yang harus dibayar di kemudian hari. Ottmar Edenhofer, wakil ketua kelompok kerja III IPCC, mengingatkan bahwa mitigasi perubahan iklim tak akan tercapai, jika perusahaan dan pemerintah “memajukan kepentingan mereka secara mandiri.”

Menurut Edenhofer, tindakan bukan berarti “masyarakat dunia mesti mengorbankan pertumbuhan [ekonomi]. … Kebijakan iklim memang bukan makan siang gratis, tetapi makan siang ini layak dibeli.”

Dengan laporan ini, “pembuat kebijakan diberi pelbagai opsi. Mereka bisa memutuskan apapun yang mereka inginkan,” kata Ed Hawkins, ilmuwan iklim di University of Reading, Inggris. Ia merupakan salah satu penulis laporan IPCC sebelumnya.

Pesan kunci dalam laporan terbaru IPCC adalah skenario mengkhawatirkan masih dapat dihindari. “Hanya dengan perubahan besar-besaran dari sisi teknologi dan kelembagaan, kita bisa mencapai peluang lebih baik untuk mencegah pemanasan global melampaui ambang batas,” demikian kesimpulan sementara panel PBB.

Pada 2010, sekitar 200 negara sepakat mengurangi emisi untuk mencegah kenaikan suhu dunia mencapai ambang batas tertentu. Batas kenaikan itu adalah dua derajat Celsius di atas level sebelum era industri.

Untuk sampai ke titik itu, kata IPCC, pada pertengahan abad ini emisi gas rumah kaca mesti bisa dipangkas sebesar 40% sampai 70% dibanding level tahun 2010. Emisi mesti dipangkas hampir nol pada akhir abad.

Bagaimanapun, perubahan skala besar—khususnya yang melibatkan pemerintah serta pelaku industri pembangkit listrik serta transportasi—akan membutuhkan pengeluaran besar. Kenyataan itu sudah menjadi subjek kontroversi dan pertentangan besar di banyak tempat.

Dalam konferensi pers di Berlin, ketua IPCC Rajendra Pachauri menyatakan analisis biaya dan manfaat mitigasi merupakan “pertanyaan yang kompleks.” Namun, ia mengajak semua untuk tak lagi memperhitungkan nilai dolar, jika berkaitan dengan hilangnya nyawa manusia serta rusaknya ekosistem darat dan laut yang dipicu perubahan iklim.

“Kita harus memikirkan kembali tentang apa yang mungkin terjadi, jika kita tidak mengambil tindakan yang diperlukan,” katanya.WSJ

No comments:

Post a Comment