!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, April 3, 2014

.Pejabat Malaysia frustrasi Ditekan bertubi-tubi dari Cina

.Pejabat Malaysia frustrasi Ditekan bertubi-tubi dari Cina

Petinggi senior Malaysia semakin frustrasi, menyusul tekanan bertubi-tubi dari Cina dalam pencarian MH370.

Proses pelik pencarian atas pesawat Malaysia Airlines yang hilang 8 Maret itu layaknya tes bagi hubungan kedua negara. Apalagi, Beijing dan Kuala Lumpur sebelumnya menetapkan tahun ini sebagai “Tahun Persahabatan Cina-Malaysia,” penanda 40 tahun hubungan diplomatik antara keduanya.

Dua pertiga dari 227 penumpang MH370 merupakan warga Cina. Beberapa anggota keluarga mereka berkali-kali mengkritik Malaysia, dengan dukungan diam-diam pemerintah Cina. Kuala Lumpur mau tak mau bertahan.

Hingga kini, sejumlah besar kerabat tak menyepakati putusan resmi bahwa pesawat hilang di laut. Sebaliknya, mereka menuding Malaysia menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat.

Beberapa warga Cina ikut dalam protes, yang rasanya sulit digelar bila objeknya adalah pemerintah negara mereka sendiri. Mereka berarak di jalanan Beijing sambil membentangkan slogan-slogan, termasuk “Malaysia Airlines, Anda Berutang Jawaban pada Kami!”

More In Asia

Pentingnya Posisi Aceh dalam Politik Nasional
MK Thailand Terima Petisi Penggulingan Yingluck
Asia dalam Gambar
Kota Muslim di Perbatasan Myanmar Terisolasi
Kapal Selam Terjun ke Area Pencarian MH370
Malaysia secara terbuka mencoba menenangkan kerabat. Mereka bahkan mengirim petinggi guna bertatap muka dengan keluarga penumpang. Namun, secara pribadi, sebagian pejabat Malaysia geram lantaran Cina menggunakan pendekatan agresif. Petinggi menilai Cina munafik, karena telah meminta pemerintah negara lain lebih transparan.

“Ada perasaan yang tumbuh pada kubu Malaysia, bahwa apa yang dilakukan Beijing merupakan cara sinis untuk mengeksploitasi keluarga demi mengalihkan perhatian masyarakat dari politik dalam negeri Cina,” kata seorang sumber yang memahami penyelidikan di Malaysia.

Keluarga penumpang Cina tak merasakan hal yang sama. Tindakan mereka “murni diprakarsai anggota keluarga sendiri,” kata Steven Wang, salah satu yang bergabung dalam protes pekan lalu. Ibunya ikut dalam penerbangan MH370.

Ei Sun Oh, peneliti senior dari S. Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University, Singapura, berpendapat lain. Menurutnya, jika saja sebagian besar penumpang merupakan warga Amerika Serikat (AS), maka AS “akan menyuarakan ketidakpuasan. Mereka akan beranjak ke pengadilan, menuntut Malaysia dari segala arah.”

Beijing tampak ingin mengalihkan perhatian dari kapasitas terbatas mereka guna menemukan pesawat. Caranya, kata Sun Oh, dengan mengizinkan protes. “Apa yang dicemaskan pemerintah Cina adalah warga berbalik marah terhadap mereka,” kata warga Malaysia itu.

Roderic Wye, peneliti asal Inggris dari Chatham House, menyatakan Cina berupaya mengelola reputasi di panggung internasional. “Salah satu kebanggaan besar bagi pemerintah Cina adalah menunjukkan bahwa mereka masih sanggup berdiri dan melindungi warga mereka di luar negeri,” sahut Wye. “[Kenyataannya] Cina belum sanggup menunjukkan itu.”

Dalam pernyataan kepada The Wall Street Journal, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hong Lei menyatakan bahwa mencari dan menemukan MH370 adalah prioritas. “Cina akan terus bekerja sama dan berkomunikasi dengan kubu Malaysia,” paparnya. Ia menambahkan bahwa Cina telah membantu sebisa mungkin dalam pencarian.

No comments:

Post a Comment