!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, April 8, 2014

.Perusahaan “Online Voting” Mulai Dilirik

.Perusahaan “Online Voting” Mulai Dilirik

Perusahaan pemodal ventura milik pendiri Microsoft, Paul Allen, yakin bahwa sistem pemungutan suara online aman. Secara bertahap, pemungutan suara via Internet bakal menjadi praktik umum bagi semua pemilihan umum (pemilu) di dunia, kata mereka.

Vulcan Capital, firma milik Allen yang berbasis di California, Amerika Serikat, akan menanamkan modal $40 juta di Scytl, sebuah perusahaan pemungutan suara digital asal Barcelona, Spanyol. Scytl memiliki klien di lebih dari 30 negara, seperti Kanada, Meksiko, dan Australia, demikian disampaikan kedua perusahaan, Senin.

Scytl yang didirikan pada 2001 menjual serangkaian layanan modernisasi pemilu. Mereka menawarkan pelatihan pekerja pemilihan umum atau pendaftaran pemilih, sampai membuka server untuk pemungutan suara online dan menghitung suara. Scytl telah menerima suntikan modal dari Balderton Capital, Nauta Capital, dan Spinnaker SCR.

Abhishek Agrawal, direktur pelaksana Vulcan Capital, mengatakan banyak kota dan negara maju telah perlahan memperbaiki teknologi pemilunya. Ia menilai dalam beberapa tahun ke depan, negara maju sudah cukup nyaman dengan pemilu yang sepenuhnya digital. Vulcan Capital merupakan perusahaan investasi Vulcan Inc, milik Allen..

Bank Dunia: Negara Asia Tumbuh 7,1% Tahun Ini
Masihkah Akronimisasi Negara Tujuan Modal Penting?
Agrawal mengaku terkesan dengan teknologi keamanan dan kriptografi Scytl. Menurutnya, tak masuk akal bahwa kita sekarang dapat bertransaksi lewat online banking atau mengajukan formulir pajak lewat Internet, tetapi tidak dapat menggelar pemilu digital.

“Ini adalah tren global yang sangat berpengaruh,” katanya. “Ada jalan untuk modernisasi secara bertahap.”

Konsep pemilu lewat Internet telah beredar selama lebih dari 10 tahun di seluruh dunia. Namun berbagai kesalahan teknis telah membuat politikus, pemilih, dan akademisi skeptis. Pada 2010, tes pemilu online di Washington DC dengan cepat diretas oleh sekelompok pemrogram dari University of Michigan. Kritikus mengatakan keamanan pemilu online masih belum cukup kuat untuk menjamin integritas pemilu yang demokratis.

“Taruhannya sangat besar sehingga insentif unruk mengganggu sistem [pemilu online] akan lebih besar dari desain yang ditujukan untuk melindungi integritas [pemilu],” kata Alexander Shvartsman, profesor ilmu komputer di University of Connecticut.

CEO Scytl, Pere Vallès, mengaku paham soal keraguan orang terhadap pemungutan suara digital.

“Pemilu adalah proses yang sangat penting dan orang sangat tidak mau mengambil risiko,” kata Vallès. “Mereka tak mau jadi orang pertama yang memakai pemungutan suara online, tetapi mereka juga tak mau jadi yang terakhir.”

No comments:

Post a Comment