!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, April 4, 2014

Proyek MRT Itu Benar atau Cuma Tipuan?

Proyek MRT Itu Benar atau Cuma Tipuan?

Proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta kini sudah memasuki proses tahap penggalian stasiun bawah tanah. Terkait proses pembangunan ini, di sepanjang ruas jalan mulai Bundaran HI hingga Sarinah akan terjadi penyempitan jalan yang akan menimbulkan dampak kemacetan arus lalu-lintas.

Direktur Utama PT MRT Dono Boestami, yang didampingi Wadirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Sambodo dan Kadis Perhubungan DKI Jakarta M Akbar, Jumat (4/4), menjelaskan pekerjaan ini dimulai dengan pembuatan penampungan tanah, kemudian dilanjutkan pembongkaran halte busway dan jembatan penyeberangan Hotel Indonesia dan Sarinah.

“Pekerjaan tahapan konstruksi skala besar ini perlu menutup lajur median jalan selama sekitar empat tahun. Akan terjadi penyempitan jalan di titik tersebut, sehingga tentunya akan terjadi peningkatan kemacetan di jalan protokol tersebut,” ungkap Dono.

Karenanya, PT MRT telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya untuk mengupayakan rekayasa lalu lintas sebagai upaya mengurangi dampak kemacetan yang akan terjadi.

Kombes Polisi Sambodo menambahkan, untuk antisipasi kemacetan parah, pihaknya menambah kekuatan personel di ruas jalan antara Bundaran Hotel Indonesia dan perempatan Harmoni. “Ruas jalan itu biasanya tiap hari dijaga 70 personel, mulai hari ini ditambah menjadi 100 personel,” ujarnya.

Sementara itu, Kadis Perhubungan M Akbar mengimbau masyarakat, khususnya pengguna kendaraan pribadi, untuk sebisa mungkin menghindari jalan tersebut. “Kemacetan akan meningkat tajam. Kalau memang bisa lewat jalan lain, sebaiknya masyarakat tidak perlu melintas Jalan Thamrin-Sudirman,” kata Akbar.

Semoga saja ini proyek benar-benar, bukan tipu-tipu, sehingga tidak mangkrak seperti proyek monorel.

PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta segera memulai proses penggalian terkait pembangunan stasiun bawah tanah yang terletak di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Sarinah.

"Ini termasuk pekerjaan skala besar. Selama masa pembangunan itu, kita akan sering melakukan perubahan lajur, termasuk pemindahan lajur bus Transjakarta dari sisi timur ke sisi barat atau pun sebaliknya," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, dampak dari pengerjaan konstruksi tersebut, yakni terjadinya bottle neck atau penyempitan jalan pada ruas jalan di sepanjang Bundaran HI hingga Sarinah.

"Terjadinya bottle neck itu tentunya berakibat pada kemacetan. Maka dari itu, kita harus membuat sebuah rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kemacetan di kawasan tersebut," ujar Dono.

Dia menuturkan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI serta Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya terkait pelaksanaan rekayasa lalu lintas tersebut.

"Dengan koordinasi ini, kita berharap kemacetan di kawasan pembangunan konstruksi itu dapat berkurang. Kami akan terus berusaha agar para pengguna jalan tetap merasa nyaman," tutur Dono.

Dalam rekayasa lalu lintas tersebut, dia mengungkapkan pihaknya akan memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan. Selain itu, Ditlantas Polda Metro Jaya juga menyiagakan petugas untuk mengalihkan lalu lintas.

"Oleh karena itu, kami menghimbau kepada masyarakat, kalau tidak terlalu berkepentingan, sebaiknya hindari ruas Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin untuk menghindari kemacetan," ungkap Dono.

Pihaknya pun menghimbau agar seluruh pengguna jalan selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas serta arahan dari para petugas di lapangan.

No comments:

Post a Comment