!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Monday, April 14, 2014

Wabah MERS Melanda Timur Tengah


Wabah MERS Melanda Timur Tengah



.Arab Saudi pada Minggu mengonfirmasi pertambahan kasus virus mematikan di negara tersebut dalam dua pekan terakhir. Pernyataan muncul di tengah kritik bahwa negara kerajaan itu tak berbuat banyak untuk mengatasi wabah.

Akhir pekan lalu, Uni Emirat Arab secara terpisah mengumumkan enam kasus Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) di antara awak medis mereka. Seorang di antaranya meninggal. Besarnya jumlah kasus di antara petugas medis menimbulkan pertanyaan soal seberapa efektif kontrol pemerintah negara-negara Arab akan MERS. Apalagi, endemi sudah terjadi 1,5 tahun belakangan.

“Saya tidak yakin [pemerintah] benar-benar memahami bahwa MERS adalah persoalan besar,” papar seorang dokter Arab Saudi pada Minggu di King Fahd General Hospital di Jeddah. Rumah sakit (RS) umum besar itu mencatatkan lonjakan kasus MERS di kota tersebut sepanjang April..

RS King Fahd kembali membuka ruang gawat darurat pada Jumat. Ruangan sempat ditutup sementara untuk penanganan disinfeksi terhadap MERS, seperti dijelaskan petugas. Pasien memilih menghindari RS tersebut. Petugas medis “sangat mencemaskan” kondisi ini, apalagi sesudah  seorang rekan mereka meninggal akibat penyakit itu. “Apa yang sungguh saya harapkan adalah [pemerintah] menutup RS secara keseluruhan” hingga wabah mereda, kata dokter di King Fahd itu.

Kasus MERS terbanyak terjadi pada pekan lalu, menurut Dr. Ian M. Mackay, ahli epidemiologi Australia yang melacak MERS.  Sekitar 50 dari keseluruhan kasus melanda petugas medis. Menurut Mackay, data korban merupakan pengingat agar pemerintah segera mengontrol penyebarannya. “Sejauh yang kami tahu, MERS-CoV tidak mudah menyebar antar-manusia. Jadi, kasus-kasus ini menyiratkan kegagalan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi.”

Arab Saudi dan beberapa negara lain di kawasan Teluk mengaku telah mengambil tindakan yang cukup, sejak kasus MERS pertama terkonfirmasi uji laboratorium pada September 2012. Sejak saat itu, WHO mengaku sudah mengonfirmasi 228 kasus. Sebanyak 92 di antaranya termasuk fatal, sebagian besar karena infeksi di saluran pernapasan.

Jumlah kasus meningkat tajam bulan ini. Dalam empat hari hingga Kamis, Arab Saudi mengumumkan 15 kasus baru MERS yang terkonfirmasi kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO). Data yang diberikan termasuk dua kematian, sesuai yang diposkan WHO lewat akun Twitter resmi mereka, Minggu malam.

Mayoritas kasus MERS terjadi di Arab Saudi. Petugas telah mengonfirmasi beberapa kasus di Eropa, yang diyakini terkait dengan wabah Timur Tengah. Pemerintah Yaman pada Minggu mengonfirmasi kasus MERS pertama di sana.

Penelitian medis menyatakan unta merupakan salah satu pembawa virus MERS. Meski begitu, MERS juga dikonfirmasi menyebar dengan cara terbatas antar-manusia.WSJ

No comments:

Post a Comment