!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, April 11, 2014

Wacana Pemecatan Hary Tanoe Mencuat di Hanura

Wacana Pemecatan Hary Tanoe Mencuat di Hanura


Nasib Hary Tanoe di Partai Hanura di ujung tanduk. Keberadaan Tanoe baik sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) mau pun sebagai pengurus DPP Partai Hanura akan diputuskan dalam waktu dekat seusai penetapan hasil akhir perhitungan suara KPU atas hasil Pemilu atau penetapan perolehan kursi partai politik di DPR.

Salah satu Ketua DPP Partai Hanura Fuad Bawazier mengaku sangat kecewa dengan hasil yang dicapai Hanura, yang sementara dapat dilihat dari proses hitung cepat (Quick Count).

Hanura berada di posisi ketiga terbawah dengan perolehan suara 5,1 persen, jauh dari  target minimal partainya, yakni10 persen. Bahkan, kalau mengacu pada deklarasi duet pasangan capres - cawapres Wiranto -  Tanoe, seharusnya Hanura meraih suara sedikitnya 20 persen untuk dapat mengajukan pasangan tersebut dalam pilpres mendatang.

Mantan menteri keuangan pada masa orde baru itu mengkritik keras kinerja Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Hary Tanoesoedibjo, yang dinilainya tidak memuaskan.

"Kami memang mensyukuri lolos parliamentary threshold. Tapi pada pemilu lalu menjadi juru kunci, sekarang juga jadi juru kunci. Saya rasa kehadiran Hary Tanoe yang awalnya penuh harapan, ternyata begitu-begitu saja," ujar Fuad seperti dikutip Tribunnews.com, Kamis (10/4/2014).

Fuad melihat bos MNC grup itu tidak memiliki kemampuan dan kapasitas sebagai Ketua Bappilu karena minim pengalaman dan tidak serius membesarkan partai.

Sebagai contoh, Fuad menyebutkan dana saksi yang ternyata tidak disediakan partai. Menurutnya, hal itu mengakibatkan para calon anggota legislatif (caleg) tidak siap menghadirkan saksi di tempat pemungutan suara. Program pendaftaran kartu asuransi untuk para simpatisan dan kader Hanura yang merupakan tanggung jawab Tanoe, pelaksanaannya berantakan dan menjadi bumerang bagi partai dan caleg Hanura. Banyak caleg mengeluhkan ketidaksiapan tim pengelola pendaftaran dan pendistribusian kartu asuransi.

"Jadi dalam urusan pelaksanaan teknis mengalami kekacauan. Saya bisa katakan, kehadiran Hary Tanoe tak memberikan dampak atau manfaat yang ada. Kehadiran HT di Hanura sebenarnya juga tak diterima," tegas Fuad.

Bahkan ia menegaskan, Hanura tak dapat keuntungan apapun dari masuknya Hary Tanoe. Namun Hary justru sudah dapat posisi cawapres. "Pengalaman yang sungguh tragis buat Hanura" ujanya.

Mantan Dirjen Pajak itu mengkritik cara Hanura yang terlalu gencar melakukan serangan udara melalui iklan di televisi, yang ternyata tidak efektif. "Ke depan, kami akan lakukan evaluasi besar-besaran karena banyak kecewaan," katanya mengisyaratkan rencana pemecatan Tanoe sebagai Ketua Bappilu Hanura.

Di dalam hasil hitung cepat, Partai Hanura berada di posisi ke-10 dengan kisaram suara 5 persen. Hanura hanya berada di atas Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Hanura bahkan kalah oleh partai baru, Partai Nasdem, yang mendapatkan suara 6,7 persen.

"Kehadiran Tanoe di Hanura tidak membawa manfaat apa pun, untuk apa dia dipertahankan?" ujarnya..

No comments:

Post a Comment