!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, July 4, 2014

Keterangan Jokowi soal Indosat keliru, Hatta meng ''ko'' JK dalam debat


Keterangan Jokowi soal Indosat keliru, Hatta meng ''ko'' JK dalam debat

Tim pemenangan Prabowo-Hatta yakin pasangan yang dijagokannya itu akan unggul dalam debat capres-cawapres terakhir. Pengalaman kedua calon dianggap cukup untuk dijadikan modal.

"Saya kira Pak Prabowo cukup punya pengalaman di HKTI. Bukan hanya itu, dia juga mempunyai pengalaman di Asosiasi Pedagang Pasar, jadi dia sudah cukup mempunyai pengalaman mengadakan kegiatan bersama nelayan dan petani," kata anggota tim pemenangan, Haris Bobby Hoe di rumah Polonia, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Jumat (4/7/2014).

Menurut Bobby, antara Prabowo dan Hatta akan saling melengkapi dengan memberikan saran untuk persiapan debat. Karena sejauh ini, keduanya sudah terlihat kompak dalam debat capres-cawapres sebelumnya.

"Saya kira seperti biasa, mungkin ada diskusi kecil antara Pak Prabowo, Pak Hatta dan beberapa tim agar pasangan ini bisa saling melengkapi," kata Bobby.

Bobby menambahkan, untuk setiap agenda debat, tim pemenangan juga mempersiapkan beberapa pakar terkait isu debat. Tim ini yang akan berkonsultasi dengan Prabowo dan Hatta. "Ada beberapa pakar terkait isu dalam tema debat. Itu yang akan diskusi dengan keduanya," kata Bobby.

Agenda debat capres dan cawapres ini sudah berlangsung selama empat kali. Agenda debat terakhir akan dilaksanakan pada 5 Juli mendatang dengan tema Pangan, Energi dan Lingkungan.

 Pernyataan capres Joko Widodo (Jokowi) soal buy back atau pembelian kembali saham Indosat yang dijual di era Presiden Megawati Soekarnoputri, kembali mendapat kritikan.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Fadhil Hasan, menjelaskan tak ada klausul yang menyebutkan Indosat dapat dibeli kembali seperti dikatakan Jokowi saat debat capres.

"Kalau seperti yang dikatakan Jokowi ya tidak mungkin, karena tidak ada dalam SPA (sales and purchase agreement) kemungkinan buy back itu," kata Fadhil, Selasa (1/7/2014).

Namun, jika Qatar ingin menjual dan Indonesia ingin membeli kembali, seperti transaksi jual-beli biasa, kata Fadhil, tidak menjadi masalah. "Tapi harganya tentu tergantung penjual. Jadi susah melaksanakan apa yang dibilang Jokowi," ucapnya.

Selain itu, jawaban Jokowi yang menyatakan penjualan Indosat karena negara sedang krisis, pun dinilai tidak tepat. Pasalnya, perekonomian Indonesia saat itu sudah mulai pulih.

"Target pertumbuhan sudah sekira empat persen, inflasi sembilan persen. Walau anggaran masih defisit yang ditutupi oleh pinjaman luar negeri dan privatisasi (menjual Indosat). Tapi sebenarnya itu merupakan langkah keliru karena Indosat merupakan perusahaan strategis," imbuhnya

Jusuf Kalla (JK) dianggap telah membuat beberapa kesalahan dalam debat Cawapres antara dirinya dan Hatta Rajasa pada Minggu (29/6) malam di Hotel Bidakara. Pada debat itu penampilan Hatta Rajasa jauh melampaui JK.

Menurut pengamat politik dari UIN Syarief Hidayatullah, ada lima kesalahan yang dilakukan JK dalam debat keempat Capres –Cawapres  dengan tema pembangunan SDM dan IPTEK. Pertama, Jusuf Kalla (JK) tak menangkap pertanyaan moderator, meminta moderator mengulangi pertanyaan kembali.

“JK tampak enggak nyambung, dan akhirnya dia memunculkan pertanyaan baru lagi saat diberi kesempatan menjawab. Untung saja moderator pintar mengalihkan kesalahan JK itu,” kata Pangi, Selasa (1/7/2014)

Kedua, menurut Pangi, evaluasi JK belum struktural namun solusinya dikonseptualisasikan pada kepentingan yang lebih kecil. “Artinya jawaban JK  personal,” kata Pangi. Nampaknya JK kurang mampu mengartikulasikan baik ide maupun gagasannya secara detail, terstruktur dan sistematis, sehingga mudah didalami dan  dipahami.

Ketiga, JK terkesan menyerang Hatta misalnya mempertanyakan maksud kebocoran Rp1.000 triliun. Selain itu JK  juga menyerang soal inovasi apa yang mengembirakan ketika Hatta jadi Menristek. “Ternyata Hatta menjawab dengan baik sehingga JK blunder,” kata Pangi.

Keempat, menurut Pangi, apa yang disampaikan JK bias dan mengambang dan gagap.  Starting point dan  substansi JK kurang jelas alias susah ditangkap publik. “Maklum usia JK sudah 72 tahun, artinya daya ingat JK sudah melemah. JK tidak terlihat seperti 10 tahun yang lalu yang cerdas, visioner, rasional dan commen sense. Semua kelebihannya ini tak muncul di debat kali ini,” kata Pangi.

Kelima, JK terlihat sudah tak konsisten. Contohnya, dulu JK kurang sepakat pendidikan gratis sekarang justru mendukung. Dulu JK promotor  dan inisiator Ujian  Nasional (UN) sekarang JK ingin evaluasi. Dulu ia pernah bilang kalau Jokowi jadi presiden bisa hancur negara ini, sekarang kok mau jadi cawapres Jokowi.

“JK terkesan inkonsisten antara kata dan perbuatan. Tentu saja ini melongsorkan citranya sendiri,” kata Pangi.


Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fadli Zon menilai Hatta Rajasa berhasil mengugguli Jusuf Kalla dalam debat cawapres. Ibarat tinju, Hatta menang KO atas wakil presiden periode 2004-2009 itu.

"Ya Poinnya itu 7-0. Jadi kalau diibaratkan pertandingan tinju, Hatta menang KO bukan TKO," jelasnya saat kampanye di Pasar Parung, Bogor, Senin (30/6/2014).

Fadli mengatakan, gagasan-gagasan Hatta tak bisa dipungkiri memiliki keunggulan. Hatta juga pintar mengelaborasi poin-poin yang disampaikan dan menjawab semua pertanyaan dengan fokus dan sistematis.

Semantara JK, menurut Fadli kadang tidak fokus. Saat ia diberi kesempatan untuk menjawab malah digunakan untuk bertanya kepada Hatta.

"Ada beberapa penjelasan JK yang inkonsistensi. Di antaranya dulu ia menolak pendidikan gratis tapi sekarang mendukung. Selain itu, dulu Pak Kalla menghapus ujian nasional, sekarang berubah lagi," cetusnya



Juru Bicara Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Bara Hasibuan menilai debat cawapres menunjukkan kualitas Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla (JK).

"Visi yang ditawarkan Pak Hatta sangat clear power looking dan jauh kedepan. Selain itu juga sangat konkret mengenai pembangunan sumber daya manusia dan Iptek," katanya di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Senin (30/6/2014).

Dalam debat bertajuk Pembangunan Sumber Daya Manusia dan IPTEK itu, lanjut Bara, Hatta berhasil mengekspose inskonsistensi JK, pertama menyangkut soal Ujian Nasional (UN) dan kedua terkait sertifikasi guru.

Dalam mempresentasikan posisi dia ketika menjadi wakil presiden dan kini menjadi cawapres Jokowi juga sangat lemah. JK tidak mampu memformulasikan masa lalunya dalam debat tersebut.

"Beberapa kali Tim Jokowi-JK katakan pasangan Jokowi-JK adalah pasangan yang bisa membawa perubahan, tapi kalau lihat tadi malam terjadi ironi yang luar biasa kalau Jokowi dikatakan kandidat yang muda, fresh tapi justru yang dilihat dari Pak JK sebaliknya," pungkasnya. Okezone



Ayo Mudik Lebaran (Iedul Fitri) Beli tiket On Line berhadiah ke Singapura, Bali, dan Bandung

Jual Tiket Berbagai Entertainment, Pesawat Terbang, Kereta Api, Kamar Hotel di seluruh dunia termasuk di kota Madinah dan Mekah untuk Naik Haji/Umroh di Arab Saudi
Perlu Tiket berbagai Entertainmnet seperti  Universal  Studios Singapore, Waterbom Jakarta, Kidzania,Debut Solo Bastian Steel, Trans Studio Bandung,  Independence Party 2014, Jungleland, Piraves the first, We the Festival 2014, star trek the exhibion, dan  Juga perlu tiket Pesawat Terbang , kereta api (di Jawa, Indonesia), dan kamar hotel seluruh dunia, serta  konser  lainnya  di  berbagai entertainment/tempat hiburan di Indonesia) pembeli tiket pesawat terbang konfirmasi dapat dikirim melalui email atau short massage /SMS di ponsel (hand phone anda) cukup perlihatkan konfirmasi ini dari Hand phone anda di bandara. Untuk booking kamar hotel di seluruh dunia termasuk kamar hotel di Madinah dan kota suci Mekah, Arab Saudi bagi umat Islam yang ingin pergi ber- Umrah atau Naik Haji, termasuk hotel-hotel di Bali, New York, Paris, London, Moskow, Jerusalem , Beijing, Shanghai , Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura, Tokyo, dan ribuan hotel lainnya di seluruh dunia, juga di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur ( beli secara on line di iklan yang ada di blogs: http://newsandfeaturesonindonesia.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment