!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, July 19, 2014

Obama: roket yang menembak jatuh pesawat MH17 diluncurkan dari wilayah kekuasaan pemberontak di Ukraina timur


Obama:  roket yang menembak jatuh pesawat MH17 diluncurkan dari wilayah kekuasaan pemberontak di Ukraina timur


Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan roket yang menembak jatuh pesawat MH17 diluncurkan dari wilayah kekuasaan pemberontak di Ukraina timur.
Dalam sebuah rapat singkat di Gedung Putih, Obama mengatakan: "Saya pikir sangat penting bagi kami untuk melihat insiden yang sangat keterlaluan ini sebagai momen penting untuk mengembalikan kedamaian dan keamanan di Ukraina."

Dia menyerukan adanya gencatan senjata segera di Ukraina timur. Obama juga meminta akses penuh kepada para penyidik untuk melakukan investigasi dan bukti-bukti tidak boleh dirusak.

"Ini adalah tragedi global... Semua mata dunia ada di Ukraina timur dan kami akan memastikan bahwa kebenaran akan terungkap."

Belum jelas siapa yang menembakan roket tersebut. Baik pemerintah Ukraina di Kiev dan kaum pemberontak Klik saling menuduh.
Keputusan Rusia

Obama berjanji akan mengungkap kebenaran.
Obama mengatakan keputusan ada di tangan Rusia untuk menghentikan pasokan persenjataan berat dan pengiriman pejuang ke Ukraina.

Sebelumnya di forum PBB, utusan AS Samatha Power mengatakan mereka tidak membuang kemungkinan bahwa Rusia membantu kelompok separatis untuk menembakan roket.

Power mengatakan: "Presiden Putin berkomitmen pada beberapa kesempatan untuk bekerja menuju dialog dan perdamaian, dan setiap kali ia telah melanggar komitmen tersebut.

"Rusia dapat mengakhiri perang ini. Rusia harus mengakhiri perang ini."
Pesawat Malaysia Airlines  jatuh pada Kamis (17/07) malam menewaskan 298 orang tanpa korban selamat.

Sekitar 20 pengamat internasional dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) sudah berada di lokasi kejadian di dekat desa Grabovo pada Jumat (18/07).

Namun, perwakilan Swiss di OSCE Thomas Greminger mengatakan tim mereka tidak mendapat akses penuh dan dihentikan oleh "kelompok bersenjata lokal yang ilegal".


Tim peninjau internasional mengatakan kelompok pro-Rusia di Ukraina membatasi akses mereka ke puing-puing pesawat Malaysia Airlines.

Juru bicara OSCE mengatakan akses ke lokasi dikontrol oleh orang-orang bersenjata dan seseorang sempat menembak ke udara.

Padahal, menurut salah anggota tim OSCE Michael Bociurkiw, komandan kelompok pemberontak sudah memberikan izin untuk melakukan penyelidikan di lokasi.
"Seorang penjaga bersenjata terlihat mabuk dan menembakkan senapannya di udara ketika salah seorang peninjau berjalan keluar dari wilayah yang ditentukan," kata Bociurkiw kepada wartawan.

Sebanyak 25 orang peninjau mundur setelah lebih dari satu jam karena tidak bisa membangun sebuah koridor akses untuk tim spesialis yang akan menyelidiki kecelakaan itu, ia menambahkan.

Namun Thomas Greminger, ketua dewan permanen OSCE dari Swiss, mengatakan kepada BBC bahwa mereka akan terus bekerja untuk memastikan penyelidikan internasional bisa dilakukan.

Bendera setengah tiang
Sementara itu wartawan BBC, Alice Budisatrijo di Malaysia, melaporkan bahwa fokus utama yang akan dilakukan oleh otoritas Malaysia adalah masuk ke lokasi kejadian di wilayah Ukraina.

Sepanjang jalan, terlihat rumah dan gedung-gedung memasang bendera setengah tiang sebagai simbol duka atas tragedi tersebut, kata Alice.

Penerbangan MH17 jatuh setelah ditembak oleh roket - yang dipercaya - diluncurkan dari Klik wilayah yang dikuasai pemberontak di timur Ukraina.

Pesawat Boeing 777 itu Klik jatuh pada Kamis (17/07) ketika bertolak dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, menewaskan semua 298 orang di dalamnya.

Angka terbaru yang dirilis oleh Malaysia Airlines menunjukkan, pesawat membawa 189 warga negara Belanda, 27 warga Australia, 44 warga Malaysia (termasuk 15 kru), 12 orang Indonesia dan 10 warga Inggris, serta sejumlah negara lain.

Ukraina menuduh pemberontak pro-Rusia berupaya merusak bukti-bukti dari ‘kejahatan internasional’ di lokasi kecelakaan pesawat Malaysia Airlines.

Pemerintah mengatakan pemberontak yang mendapat dukungan Rusia juga mencegah perwakilan internasional dan para ahlinya untuk memulai penyelidikan.
Berita terkait
Tragedi MH17, malapetaka Malaysia Airlines kedua di 2014
Pemberontak batasi akses ke lokasi MH17

MH17: roket diluncurkan dari wilayah pemberontak

Boieng 777 itu sedang dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur dan jatuh antara wilayah Krasni Luch di Luhansk dan Shakhtarsk, Donetsk.

Dalam pernyatannya, pemerintah Ukraina mengatakan ‘teroris’ membawa 38 jenazah ke sebuah ruang jenazah di Donetsk yang dikuiasai pemberontak.

Ditambahkan bahwa pemberontak berupaya memindahkan puing-puing pesawat ke Rusia.
Tekanan Rusia

Masyarakat dunia, tambah Ukraina, harus menekan Rusia untuk memutus dukungan kepada pemberontak untuk memungkinkan pihak berwenang Ukraina dan para ahli internasional melakukan penyelidikan.

Sementara Moskow menuduh balik dunia Barat dengan menuduh melancarkan perang informasi melawan mereka.

Kementrian Pertahanan Rusia menantang Ukraina untuk memberikan rincian tentang yang dilakukan oleh sistem pertahanan rudalnya pada saat kecelakaan.
Baik Ukraina dan pemberontak saling menuduh satu sama lain yang melakukan penembakan.

Klik Data dari Malaysia Airlines menyebutkan MH17 membawa 192 warga Belanda –termasuk seorang yang memiliki kewarganegaraan ganda Amerika Serikat- 44 Malaysia –termasuk 15 awak- 12 orang Indonesia dan 10 warga Inggris dengan dua diantaranya berkebangsaan ganda Afrika Selatan.

Penumpang lainnya berupa empat warga Jerman, empat Belgia, tiga Filipina dan masing-masing satu dari Kanada dan Selandia Baru.

Maskapai penerbangan milik pemerintah Malaysia, Malaysia Airlines benar-benar sedang dilanda nestapa yang maha besar. Besar kemungkinan salah satu maskapai penerbangan terbaik di dunia ini akan mengalami kebangkrutan!


Misteri hilangnya pesawat mereka pada 8 Maret 2014, Boeing 777-200, dengan nomor penerbangan MH370, rute Kuala Lumpur, – Beijing, dengan 239 penumpang dan kru itu saja belum ada titik terangnya sama sekali sampai sekarang, menyusul lagi malapetaka berikutnya. Ibarat orang yang sedang sekarat, mengalami lagi kecelakaan.


Kamis kemarin, 17 Juli 2014, dikabarkan satu lagi pesawat Malaysia Airlines itu jatuh. Kali ini jatuh di dekat perbatasan Rusia-Ukraina. Pesawat naas itu, Boeing 777, dengan nomor penerbangan MH17, sedang menjalani penerbangan rute Amsterdam menuju ke Kuala Lumpur, membawa 298 orang, termasuk 11 WNI di dalamnya. Diduga pesawat itu jatuh karena ditembak rudal, ketika melintas udara dekat kota Shaktarsk, di wilayah Donetsk yang dikuasai pemberontak pro-Rusia (Kompas.com).


Padahal, seperti yang dilaporkan oleh Kompasianer Tjiptadinata Effendi, maskapai ini sedang terancam bangkrut setelah banyak mengalami kerugian banyak besar sebagai dampak hilangnya pesawat Boeing 777-200, nomor penerbangan MH370 itu. Menurut Tjiptadinata salah satu penyebab kerugian besar maskapai ini adalah merosotnya jumlah penumpang warga Tiongkok yang mencapai 65 persen, padahal di Asia, Malaysia Airlines mengandalkan penumpang dari Tiongkok itu.


Para pemegang saham mayoritas pun sedang uring-uringan, menuntut manajemen Malaysia Airlines agar segera melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi persoalan ini agar perusahaan bisa lolos dari ancaman kebangkrutan. Demikian kesimpulan dari artikel Tjiptadina Effendi di artikelnya yang berjudul MH370 Hilang Misterius, Malaysian Airline Terancam Bakrut.

Namun, belum lagi manajemen Malaysia Airlines itu menentukan langkah-langkah startegis apa yang harus mereka lakukan untuk menghindari kebangkrutan itu, menyusul terjadi lagi malapetaka lain yang menimpa satu lagi pesawat Boeing mereka itu.

Apakah ini, setelah terjadinya dua kecelakaan berturut-turut hanya dalam tenggang waktu empat bulan, adalah pertanda bahwa kebangkrutan benar-benar tidak bisa dihindari lagi? Bahwa Malaysia Airlines bangkrut hanya menunggu waktunya saja?

Apakah Malaysia Airlines akan menyusul Adam Air sebagai maskapai penerbangan yang bangkrut setelah pesawatnya mengalami kecelakaan (misterius)? Jika ini sampai terjadi, berarti Malaysia Airlines akan menjadi maskapai penerbangan kelima di dunia yang bangkrut setelah pesawatnya celaka.

Yang keempat adalah Adam Air dari Indonesia. Pada 1 Januari 2007, pesawat Adam Air, Boeing 737-400, dengan nomor penerbangan 574, rute Surabaya-Manado, dengan 102 orang di dalamnya, hilang di wilayah udara perairan Polewali, Sulawesi Selatan. Beberapa pekan kemudian diketahui pesawat itu mengalami kerusakan navigasi, dan terjun bebas masuk ke laut dalam.

Setelah melalui investigasi mendalam, Adam Air dinyatakan terbukti bersalah karena tidak mengadakan perawatan dan pengecekan pesawatnya. Tanggal 21 Maret 2008, maskapai itu dinyatakan dilarang beroperasi lagi. Sejak saat itu Adam Air pun dinyatakan bangkrut.

Tiga maskapai penerbangan lainnya yang juga mengalami kebangkrutan setelah pesawatnya mengalami kecelakaan adalah sebagai beriktu (sumber: Merdeka.com):
Pertama, Air Florida. Pesawat 737-200-nya mengalami kecelakaan pada 13 Januari 1982, menabrak jembatan 14th Street Bridge di Washington DC, Amerika Serikat, 79 orang tewas. Dua setengah tahun kemudian, maskapai ini mengalami kebangkrutan.

Kedua, Flash Airlines, maskapai penerbangan pesawat carter dari Mesir. Pada 3 Januari 2004, pesawat Boeing 737-300 miliknya jatuh di Laut Merah setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sharm el-Sheikh. Menewaskan 148 penumpangnya. Maret 2004 maskapai ini dinyatakan bangkrut.

Ketiga, Birgenair, maskapai penerbangan asal Turki, pesawatnya, Boeing 757-225 celaka pada 6 Februari 1996, setelah lepas landas dari Bandara Internasional Gregorio Luperon, Puerto Plata. Sebanyak 189 orang di dalamnya tewas. Desember 1996, maskapai ini bangkrut.

Malaysia Airlines segera menyusul? . BBC/Kompas

No comments:

Post a Comment