!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Monday, July 6, 2015

Al Quran diturunkan sebagai peringatan bagi manusia.

Perjalanan yang belum selesai (305)

(Bahagian ke tiga ratus lima), Depok, Jawa Barat, Indonesia, 6 juli 2015, 20.46 WIB)

Al Quran diturunkan sebagai peringatan bagi manusia.

Kitab suci Al Quran diturunkan Allah melalui wahyu yang disampaikan melalui malaikat Jibril kpada Nabi Muhammad, begitu juga Al Hikmah (sunnah / Hadist).
Bezanya Al Quran atas perintah Nabi ditulis dan di kumpulkan dalam satu mushab pada masa kekhalifahan sahabat Nabi Usman bin Affan, sedangkan Sunnah dikumpulkan beberapa ratus tahun kemudian melalui para ulama ahli hadis seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Syafei, Abu Hanifah, Imam Maliki, dan Imam Hambali dan beberapa ulama dan pakar-pakar hadis dan penghafal Al Quran.
Sunnah diturunkan sebagai pelengkap Al Quran kerana mengandungi amalan ibadah yang belum ada di Al Quran seperti cara-cara solat, dan amalan ibadah lain yang diamalkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad.
Sehingga Al Quran dan sunnah adalah satu kesatuan yang utuh, hanya saja kerana Sunnah ditulis dan dibukukan beberapa ratus tahun kemudian setelah meninggalnya Nabi Muhammad, para pakar hadis menentukan apakah sunnah ini sahih, hasan atau dhoif (palsu), dan harus merujuk pada Al Quran agar kalau ada Sunnah harus sesuai dengan isi Al Quran, tidak boleh kontrakdiktif atau saling bertentangan dengan hujjahnya (arti firmannya)

Surah Al An'aam Ayat 84-94
Ayat 84-90: Rombongan para nabi dan perintah mengikuti mereka

ووهبنا له إسحاق ويعقوب كلا هدينا ونوحا هدينا من قبل ومن ذريته داود وسليمان وأيوب ويوسف وموسى وهارون وكذلك نجزي المحسنين (84) وزكريا ويحيى وعيسى وإلياس كل من الصالحين (85) وإسماعيل واليسع ويونس ولوطا وكلا فضلنا على العالمين (86) ومن آبائهم وذرياتهم وإخوانهم واجتبيناهم وهديناهم إلى صراط مستقيم (87) ذلك هدى الله يهدي به من يشاء من عباده ولو أشركوا لحبط عنهم ما كانوا يعملون (88) أولئك الذين آتيناهم الكتاب والحكم والنبوة فإن يكفر بها هؤلاء فقد وكلنا بها قوما ليسوا بها بكافرين (89) أولئك الذين هدى الله فبهداهم اقتده قل لا أسألكم عليه أجرا إن هو إلا ذكرى للعالمين (90)

Terjemah Surat Al An'aam Ayat 84-90

84. [1] Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya'qub [2] kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk [3]; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebahagian dari keturunannya [4] yaitu Daud, Sulaiman [5], Ayyub, Yusuf [6], Musa, dan Harun [7]. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik [8].

85. Dan Zakaria, Yahya [9], Isa [10] dan Ilyas [11]. Semuanya Termasuk orang-orang yang soleh.



86. Dan Ismail [12], Ilyasak ', Yunus [13] dan Luth [14]. Masing-masing Kami lebihkan (darjatnya) di atas umat lain (pada masanya) [15],

87. (Dan Kami lebihkan pula derajat) sebahagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rasul) dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus.

88. Itulah petunjuk Allah [16], dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan [17].

89. Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmah dan kenabian. Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang tidak mengingkarinya [18].

90. Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah (Muhammad) [19], "Aku tidak meminta imbalan kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan [20] untuk seluruh umat [21].

Ayat 91-92: Bantahan kepada orang-orang yang mengingkari kenabian serta menetapkan risalah Islam

وما قدروا الله حق قدره إذ قالوا ما أنزل الله على بشر من شيء قل من أنزل الكتاب الذي جاء به موسى نورا وهدى للناس تجعلونه قراطيس تبدونها وتخفون كثيرا وعلمتم ما لم تعلموا أنتم ولا آباؤكم قل الله ثم ذرهم في خوضهم يلعبون (91) وهذا كتاب أنزلناه مبارك مصدق الذي بين يديه ولتنذر أم القرى ومن حولها والذين يؤمنون بالآخرة يؤمنون به وهم على صلاتهم يحافظون (92

Terjemah Surat Al An'aam Ayat 91-92

91. Mereka [22] tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya [23] ketika mereka berkata [24], "Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia". Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa Musa sebagai cahaya [25] dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai [26], kamu memperlihatkan (sebahagian isinya) dan banyak yang kamu sembunyikan [27], padahal telah diajarkan kepadamu [28] apa yang tidak tidak diketahui, baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu. " Katakanlah, "Allah-lah (yang menurunkannya)," kemudian (setelah itu), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya [29].

92. Dan ini (Al Quran), kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah [30]; membenarkan [31] kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya [32] dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang ada di sekitar [33]. Orang-orang yang beriman kepada kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran), dan mereka selalu memelihara sembahyangnya [34].

Ayat 93-94: Hal yang akan disaksikan oleh orang yang mengada-adakan perkara dusta terhadap Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjelang mati, serta terputusnya hubungan dan nasab pada hari Kiamat

ومن أظلم ممن افترى على الله كذبا أو قال أوحي إلي ولم يوح إليه شيء ومن قال سأنزل مثل ما أنزل الله ولو ترى إذ الظالمون في غمرات الموت والملائكة باسطو أيديهم أخرجوا أنفسكم اليوم تجزون عذاب الهون بما كنتم تقولون على الله غير الحق وكنتم عن آياته تستكبرون ( 93) ولقد جئتمونا فرادى كما خلقناكم أول مرة وتركتم ما خولناكم وراء ظهوركم وما نرى معكم شفعاءكم الذين زعمتم أنهم فيكم شركاء لقد تقطع بينكم وضل عنكم ما كنتم تزعمون (94)

Terjemah Surat Al An'aam Ayat 93-94

93. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah [35] atau yang berkata, "Telah diwahyukan kepadaku," [36] padahal tidak diberikan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata, "Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. "[37] (Alangkah ngerinya) sekiranya kamu melihat pada waktu orang-orang zalim berada dalam kesakitan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul (dan menyiksa) dengan tangannya, (sambil berkata) [38]," Keluarkanlah nyawamu. " Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, kerana kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar [39] dan (karena) kamu menyombongkan diri [40] terhadap ayat-ayat-Nya [41].

94. Dan [42] kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami [43] sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya [44], dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu [45], kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafa'at (pertolongan) besertamu [46] yang kamu anggap bahawa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah) [47]. Sungguh, telah terputuslah (semua pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu sangka [48].

[1] Setelah Allah menyebutkan tentang hamba-Nya dan kekasih-Nya, yaitu Nabi Ibrahim 'alaihis salam, serta rahmat-Nya kepadanya berupa ilmu, dakwah dan sabar, Allah menyebutkan pemberian-Nya kepada Ibrahim sebagai pemuliaan terhadapnya dari-Nya berupa keturunan yang soleh.

[2] Ya'qub putera Ishak, ia disebut juga Israil.

[3] Ke jalan yang lurus.

[4] Nuh atau Ibrahim.

[5] Putera Dawud.

[6] Putera Ya'qub.

[7] Musa dan Harun adalah kedua putera Imran.

[8] Oleh kerana mereka telah berbuat ihsan dalam beribadah kepada Tuhannya dan dalam memberi manfaat kepada orang lain. Allah sebut nama baik mereka, memberi mereka keturunan yang soleh, meninggikan derajat mereka dan akan memasukkan mereka ke syurga.

[9] Putera Zakariya.

[10] Putera Maryam.

[11] Putera Harun saudara Musa.

[12] Putera Ibrahim.

[13] Putera Mataa.

[14] Putera Haaran saudara Ibrahim.

[15] Darjah mereka sangat tinggi, di atas para wali, para shiddiqin, para syuhada dan di atas orang-orang yang soleh. Para rasul yang Allah ceritakan dalam kitab-Nya adalah para rasul yang paling utama di antara sekian para rasul.

[16] Oleh kerana itu, mintalah petunjuk kepada-Nya.

[17] Syirk menghapuskan amalan dan mengekalkan pelakunya di neraka, jika orang-orang pilihan itu berbuat syirk tentu hapuslah amalan mereka. Orang-orang pilihan saja boleh hapus amalnya jika berbuat syirk apalagi selain mereka.

[18] Seperti kaum Muhajirin dan Ansar.

[19] Kepada mereka yang berpaling dari dakwahmu.

[20] Dengan Al-Quran, mereka dapat mengingati perkara yang bermanfaat bagi mereka sehingga mereka dapat mengerjakannya, dan dengan Al-Quran mereka dapat mengingati perkara yang berbahaya bagi mereka sehingga mereka boleh meninggalkannya. Dengan Al-Quran, mereka dapat mengenal Tuhan mereka melalui nama dan sifat-Nya, dengan Al Qur'an mereka dapat mengetahui akhlak yang mulia, dan jalan-jalan yang membawa kepadanya, dengan Al Qur'an mereka dapat mengenal akhlak yang tercela, dan jalan-jalan yang membawa kepadanya. Oleh kerana Al-Quran merupakan peringatan bagi seluruh alam, maka ia adalah nikmat tebesar yang sepatutnya mereka terima dan syukuri.

[21] Manusia dan jin.

[22] Yakni orang-orang Yahudi.

[23] Kerana perkataan yang akan disebutkan itu sama saja mencacatkan kebijaksanaan-Nya dan menyangka bahawa Allah membiarkan begitu saja hamba-hamba-Nya; tidak memerintah dan tidak melarang. Bahkan menolak nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu pengutusan rasul, di mana tidak ada jalan bagi manusia untuk memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan kecuali dengannya.

[24] Kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mereka menentang Al Qur'an.

[25] Bagi gelapnya kebodohan.

[26] Mereka menyalinnya dalam lembaran kertas, apa yang sesuai dengan keinginan mereka, mereka tampakkan dan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, mereka sembunyikan. Mereka lebih banyak menyembunyikan isi kitab itu.

[27] Seperti tentang sifat Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam.

[28] Dalam kitab itu.

[29] Perkataan "Biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya" adalah sebagai sindiran kepada mereka, seakan-akan mereka dipandang sebagai kanak-kanak yang belum berakal.

[30] Oleh kerana banyak kebaikannya.

[31] Sesuai dan menjadi saksi terhadap kebenaran.

[32] Iaitu kitab-kitab dan sahifah-sahifah (lembaran) yang diturunkan sebelum Al Quran.

[33] Yakni semua manusia.

[34] Menjaga syarat dan rukunnya, adab dan penyempurnanya, semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan mereka, Alahumma aamin.

[35] Dengan mengaku sebagai nabi padahal bukan nabi.

[36] Seperti Musailamah Al Kadzdzab.

[37] Mereka memperolok ayat-ayat Allah, merekalah orang-orang berkata, "Jika kami mahu, kami juga dapat berkata seperti ini." Termasuk pula orang-orang yang berani mencabar Al Qur'an. Kezaliman apa yang lebih besar daripada kezaliman orang yang lemah lagi miskin serta mempunyai kekurang mengaku mampu melakukan seperti yang dilakukan Yang Maha Kuat, Maha Kaya dan mempunyai kesempurnaan dari berbagai sisi?

[38] Dengan keras.

[39] Seperti mengaku nabi dan menerima wahyu dan mengaku mampu membuat kitab yang sama dengan Al-Quran. Jawapan seperti ini sesuai amal yang mereka kerjakan.

[40] Mengangkat diri dan tidak tunduk kepada ayat-ayat-Nya.

[41] Dalam ayat ini terdapat dalil adanya azab kubur dan nikmatnya, kerana kata-kata di atas dan azab tersebut terjadi ketika mereka sakaratul maut, menjelang mati dan selepas.

[42] Akan dikatakan kepada mereka saat mereka dibangkitkan.

[43] Tanpa membawa anak, isteri dan harta selain amalan.

[44] Dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan belum dikhitan.

[45] Berupa harta.

[46] Kata-kata ini diucapkan sebagai sindiran terhadap mereka.

[47] Seperti patung, berhala, malaikat, para nabi dan para wali yang mereka anggap sebagai sekutu bagi Allah.

[48] Berupa keberuntungan, keselamatan serta kebahagiaan yang disangka akan mereka peroleh.

ARTI PERUMPAMAAN DALAM AL-QUR'AN


al-Qur'anul Karim sebagai kitab pedoman mengandungi pelbagai perbahasan bermanfaat yang sangat diperlukan oleh manusia dalam segala keadaan. Sebagai contoh, dalam kaedah pembelajaran dan cara menanamkan sebuah nilai dalam hati seseorang. Kaedah yang dipakai adalah kaedah yang simpel dan paling jelas. Diantara kaedah iaitu dengan membuat perumpamaan-perumpamaan. Kaedah ini digunakan untuk menyampaikan masalah-masalah yang sangat urgen dan krusial, seperti masalah tauhid dan keadaan orang-orang yang mentauhidkan Allâh Azza wa Jalla, masalah syirik dan keadaan kaum musyrik, dan pelbagai amalan besar lain. Tujuannya tentu untuk memahamkan dan menanamkan nilai-nilai luhur yang abstrak dengan cara menyifatkan ia dengan sesuatu yang konkrit sehingga seakan-akan terlihat mata. Oleh kerana itu, merupakan suatu keharusan bagi seorang hamba untuk memperhatikannya dan berusaha untuk memahami maksud perumpamaan-perumpamaan itu.

WAHYU DAN ILMU DIUMPAMAKAN DENGAN AIR HUJAN
Allâh Azza wa Jalla telah mengumpamakan wahyu dan ilmu yang Allâh Azza wa Jalla turunkan kepada para rasul-Nya dengan hujan, sementara hati diumpamakan dengan bumi dan lembah. Pengaruh ilmu dan wahyu pada hati diumpakan dengan pengaruh hujan pada tanah bumi. Diantara tanah itu ada yang subur yang dapat menyerap air dan menumbuhkan rerumputan, sebagaimana hati yang boleh memahami wahyu Allâh Azza wa Jalla dan merealisasikannya dalam kehidupan.

Diantara tanah itu juga ada tanah yang boleh menampung air akan tetapi tanaman tidak boleh tumbuhdi atasnya. Orang boleh memanfaatkan air yang ditampung ini untuk memenuhi keperluan mereka, seperti minum, mandi, makan dan lain sebagainya. Ini merupakan perumpamaan bagi hati orang yang boleh menghafal wahyu lalu dia juga menyampaikanya kepada orang lain, cuma dia tidak boleh memahaminya secara mendalam. Orang seperti ini masih baik, namun darjatnya berada dibawah derajat hati orang pada golongan pertama.

Kemudian ada juga tanah yang tidak boleh menampung air dan tidak dapat menumbuhkan resumputan. Ini adalah perumpamaan bagi hati yang tidak boleh mengambil manfaat sama sekali dari wahyu, baik secara ilmu, hafalan atau pun amalan.

Sisi persamaan antara antara hati dan tanah atau bumi dalam perumpamaan di atas nampak begitu jelas, begitu juga sisi persamaan antara hujan dan wahyu. Hujan merupakan sumber kehidupan fizikal manusia dan sumber rezeki, sebagaimana wahyu dan ilmu merupakan sumber kehidupan rohani atau hati manusia.

KALIMAT TAUHID DIUMPAMAKAN DENGAN POHON YANG BAIK
Allâh Azza wa Jalla juga mengumpamakan kalimat tauhid dengan pohon yang baik yang sentiasa berbuah setiap waktu.

ألم تر كيف ضرب الله مثلا كلمة طيبة كشجرة طيبة أصلها ثابت وفرعها في السماء)24(تؤتي أكلها كل حين بإذن ربها ويضرب الله الأمثال للناس لعلهم يتذكرون

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan izin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. [Ibrahim / 14: 24-25]

Begitu juga pokok tauhid yang tertanam dalam hati seseorang. Dia juga akan senantiasa mendatangkan buah atau manfaat. Diantara buah Tauhîd yaitu niat yang baik, akhlak mulia serta amal shalih. Manfaat ini tidak hanya dirasakan oleh orang yang bertauhid, tetapi juga dirasakan oleh orang lain.

KAUM MUSYRIKIN DISAMAKAN DENGAN LABA-LABA
Allâh Azza wa Jalla mengumpamakan syirik dan kaum musyrik yang mencari perlindungan kepada selain Allâh Azza wa Jalla seperti labah-labah yang merajut sarangnya. Kerana sarang labah-labah adalah sarang yang paling lemah [2], sehingga tindakannya membuat sarang hanya akan membuat ia semakin lemah.

مثل الذين اتخذوا من دون الله أولياء كمثل العنكبوت اتخذت بيتا وإن أوهن البيوت لبيت العنكبوت لو كانوا يعلمون

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti labah-labah yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. [Al-Ankabut / 29: 41]

Begitu juga kaum musyrikin yang mengambil pelindung selain Allâh Azza wa Jalla. Tindakan itu hanya akan semakin melemahkan diri mereka sendiri, kerana hatinya sudah putus hubungan dengan Allâh Azza wa Jalla. Hati seperti ini akan sangat rapuh dari semua sisi, ditambah dengan pergantungan kepada makhluk, maka dia akan semakin rapuh. Dia mengira makhluk boleh memberi manfaat dan menyelamatkannya dari bahaya, padahal sama sekali tidak.

Keadaan jelas sangat berbeza dengan keadaan hati kaum Muslimin yang hanya bergantung kepada Allâh Azza wa Jalla. Hatinya tangguh sesuai dengan kekuatan imannya, tauhidnya dan pergantungan kepada Allâh Azza wa Jalla yang menetapkan segala sesuatu. Seperti hati kaum Muslimin yang istiqamah di atas aturan agamanya. Perkataan dan perbuatannya tetap baik, bebas dari perhambaan makhluk, tidak bergantung dengan mereka sama sekali.

Ini berbeza dengan kaum musyrikin yang diibaratkan dengan orang bisu lagi tuli, yang hanya menjadi beban. Dia tidak boleh mendatangkan kebaikan, walaupun diberi pelbagai pengarahan. Hatinya akan sentiasa bergantung dengan makhluk, sehingga secara tidak langsung telah diperbudak dan tidak mempunyai kebebasan. Juga diperumpamakan oleh Allâh Azza wa Jalla dengan orang yang terjatuh dari ketinggian lalu disambar burung dan selanjut dicabik-dirobek hingga tidak berbentuk.

حنفاء لله غير مشركين به ومن يشرك بالله فكأنما خر من السماء فتخطفه الطير أو تهوي به الريح في مكان سحيق

Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. [Al-Hajj / 22: 31]

Seandainya semua yang mereka anggap tuhan itu berkumpul untuk membuat makluk yang paling kecil iaitu lalat mereka tidak akan dapat melakukannya. Lalu bagaimana kalau mereka seorang diri? Jangankan mencipta lalat, mengembalikan dan merebut kembali makanan yang diambil lalat pun mereka tidak boleh. Adakah kelemahan yang lebih parah dari ini? Adakah kedunguan yang lebih buruk berbanding kedunguan kaum musyrikin? Keadaan ini diburukkan lagi dengan banyaknya tuhan sembahan mereka yang menyebabkan mereka tidak mungkin meraih redha dari semuanya. Orang seperti ini sentiasa dirundung nestapa dan diterpa penderitaan yang bertubi-tubi.

Seandainya kaum musyrikin menyedari sebahagian dari keburukan ini, tentu dia akan berupaya menyelamatkan dirinya dari berbagai keburukan itu. Dia juga akan menyedari bahawa selama ini dia telah mensia-siakan akal fikiran mereka setelah tidak peduli dengan agama mereka. Ini sangat bertolak belakang dengan kaum Muslimin yang hanya menghambakan diri kepada Allâh Azza wa Jalla. Hati mereka tenang di atas agama yang haq. Mereka juga menyedari bahawa buah yang akan diambil ilmunya jauh lebih baik iaitu kebahagian abadi dalam kehidupan yang juga abadi.

AMAL SEORANG HAMBA IBARAT KEBUN
Dalam perumpamaan lain, Allâh Azza wa Jalla mengumpamakan amal perbuatan seperti kebun.

ومثل الذين ينفقون أموالهم ابتغاء مرضات الله وتثبيتا من أنفسهم كمثل جنة بربوة أصابها وابل فآتت أكلها ضعفين فإن لم يصبها وابل فطل والله بما تعملون بصير

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya kerana mencari keredaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali ganda. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. [Al-Baqarah / 2: 265]

Allâh Azza wa Jalla menyebutkan suatu amalan yang dilakukan dengan ikhlas, bersih dari segala yang boleh merosakkannya ibarat kebun yang terletak ditempat terbaik, cukup angin dan sinar matahari serta tidak kekuarangan bekalan air. Tanah seperti ini walaupun tidak terkena hujan lebat, misalnya hanya gerimis maka itu sudah cukup untuk menjadikannya media tanam yang subur. Kalau unsur-unsur ini sudah dipenuhi, maka tentu buah yang dihasilkannya akan sangat memuaskan, daunnya lebat dan rindang serta udaranya sejuk. Sang pemilik akan senantiasa memetik hasilnya tanpa merasa bimbang.

Namun jika mereka ditimpa musibah atau ditimpa kekeringan lalu terbakar.

أيود أحدكم أن تكون له جنة من نخيل وأعناب تجري من تحتها الأنهار له فيها من كل الثمرات وأصابه الكبر وله ذرية ضعفاء فأصابها إعصار فيه نار فاحترقت كذلك يبين الله لكم الآيات لعلكم تتفكرون

Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. [Al-Baqarah / 2: 266]

Maka itu merupakan perumpamaan orang yang melakukan suatu amalan lalu dia melakukan sesuatu yang merosakkan dan memusnahkan apa yang telah diperbuatnya, seperti kesyirikan, nifaq atau perbuatan maksiat lainnya yang dapat melenyapkan pahala. Alangkah ruginya!

Dari perumpamaan ini, kita boleh mengambil kesimpulan bahawa orang yang tidak memiliki iman sama sekali ibarat orang yang tidak mempunyai kebun sama sekali.

Sisi persamaan antara amal dan kebun iaitu kualiti sebuah tanah sangat dipengaruhi oleh kecukupan air, kesuburan tanah dan kebaikan tempat. Begitu juga dengan amal perbuatan. Amal perbuatan itu sangat dipengaruhi wahyu yang diturunkan sebagai nutrisi hati. Kemudian si pelaku juga sudah melengkapi semua syarat diterimanya amal sehingga membuahkan hasil yang memuaskan.

Dan masih banyak sekali perumpaman yang dibawakan oleh Allâh Azza wa Jalla dalam al-Qur'an. Pelbagai perumpamaan ini hanya boleh difahami oleh orang-orang yang berakal. Ketika perumpamaan-perumpamaan ini diterapkan pada suatu yang diperumpamakan, maka semuanya akan nampak jelas maksudnya.

(Dipetik dari kitab Al-Qawaidul Hisân, Syaikh Abdurrahmân bin Nâshir as-Sa`di, Kaidah ke-22)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01 / Tahun XV / 1432H / 2011. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo - Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

No comments:

Post a Comment