!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, July 3, 2015

Ujian berupa musibah juga menimpa Nabi dan Rasulnya.

Perjalanan yang belum selesai (304)

(Bahagian ke tiga ratus empat), Depok, Jawa Barat, Indonesia, 4 juli 2015, 00.39 WIB)

Ujian berupa musibah juga menimpa Nabi dan Rasulnya.

Nabi Ayyub AS adalah putra dari Aish bin Ishaq AS bin Ibrahim AS. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Nabi Yaqub AS, Aish adalah saudara kembar Nabi Yaqub AS, jadi Nabi Ayyub masih kemenakan Nabi Yaqub AS dan sepupu Nabi Yusuf AS.
Nabi Ayyub AS adalah salah seorang nabi yang terkenal kaya raya, hartanya melimpah, ternaknya tak terbilang jumlahnya. Namun demikian ia tetap tekun beribadah, gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita, terlebih dari golongan fakir miskin.
Keraguan iblis terhadap ketaatan Nabi Ayyub AS
Para malaikat di langit terkagum-kagum dan membicarakan tentang ketaatan Ayyub dan keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah. Iblis yang mendengar pembicaraan para malaikat ini merasa iri dan ingin menjerumuskan Ayyub agar menjadi orang yang tidak sabar dan celaka.
Mula-mula iblis cuba sendiri menggoda Nabi Ayyub agar tersesat dan tidak bersyukur kepada Allah, namun usahanya ini gagal, Nabi Ayyub tetap tak berbelah bahagi. Lalu iblis menghadap Allah, meminta agak ia dibenarkan untuk menguji keikhlasan Nabi Ayyub. Ia berkata, "Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub senantiasa patuh dan berbakti kepada-Mu, senantiasa memuji-Mu, tak lain hanyalah karena takut kehilangan kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadanya, karena ia ingin kekayaannya tetap terpelihara. Semua ibadahnya bukan karena ikhlas, cinta, dan taat kepada-Mu. Andaikata ia terkena musibah dan kehilangan harta benda, serta anak-anak dan istrinya, belum tentu ia akan tetap taat dan ikhlas menyembah-Mu. "
Allah berfirman kepada iblis, "Sesungguhnya Ayyub adalah hamba-Ku yang sangat taat kepada-Ku. Ia sesorang mu'min sejati. Apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong iman yang teguh kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan tergoyahkan hanya oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku takkan berkurang walaupun ditimpa musibah apa pun yang melanda dirinya, karena ia yakin bahawa apa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya, atau Ku-jadikan berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu.
Engkau tidak rela melihat hamba-hamba-Ku, anak cucu Adam, berada di atas jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan keimanannya pada takdir-Ku, Ku-izinkan kau menggoda dan cuba memalingkannya daripada-Ku. Kerahkan seluruh pembantu-pembantumu untuk menggoda Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikan keluarganya yang rukun damai sejahtera itu. Lihatlah, sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan Ayyub hamba-Ku. "
Ujian dan cubaan Allah terhadap Nabi Ayyub AS
Demikianlah, iblis dan para pembantunya mula menyerbu keimanan Ayyub. Mula-mula mereka membinasakan hewan ternak pemeliharaan Ayyub, disusul lumbung-lumbung gandum dan lahan pertaniannya yang terbakar dan musnah.
Iblis mengira Ayyub akan berkeluh kesah setelah kehilangan ternak dan pertaniannya, namun ternyata Ayyub tetap berhusnuzhon (berbaik sangka) kepada Allah. Segalanya ia pasrahkan kepada Allah. Harta adalah titipan Allah yang sewaktu-waktu dapat saja diambil kembali.
Kemudian iblis mendatangi putra-putra Nabi Ayyub AS yang sedang berada di sebuah bangunan yang besar dan megah. Mereka menggoyang-goyangkan tiang-tiang bangunan sehingga bangunan itu roboh dan anak-anak Ayub yang berada di dalamnya mati semuanya.
Iblis mengira usahanya kali ini akan berhasil menggoyahkan iman Nabi Ayyub yang sangat menyayangi anak-anaknya itu, namun sekali lagi mereka harus kecewa. Nabi Ayyub tetap berserah diri kepada Allah. Ia memang bersedih hati dan menangis, tapi jiwa dan hatinya tetap kukuh dalam keyakinan bahawa jika Allah yang Maha Pemberi menghendaki sesuatu, tak ada seorang pun yang mampu menghalang-Nya.
Iblis yang masih belum puas, lalu menaruh baksil di sekujur tubuh Ayyub sehingga beliau menderita penyakit kulit yang sangat menjijikkan, sehingga ia dijauhi sanak famili dan jirannya. Istri-istrinya banyak yang lari meninggalkannya, hanya seorang sahaja yang tetap setia mendampinginya, iaitu Rahmah. Lebih parah lagi, para tetangga Nabi Ayyub AS yang tidak mau ketularan penyakit yang diderita Nabi Ayyub, mengusirnya dari kampung mereka. Maka pergilah Nabi Ayyub dan istrinya Rahmah ke sebuah tempat yang sepi dari manusia.
Waktu 7 tahun dalam penderitaan terus-menerus memang merupakan ujian terberat bagi Ayyub dan Rahmah, namun Nabi Ayyub tetap bersabar dan berzikir menyebut Asma Allah. Diriwayatkan bahawa isterinya berkata, "Hai Ayyub, seandainya engkau berdoa kepada Tuhanmu, niscaya dia akan membebaskan kamu."
Namun Nabi Ayyub AS malah menjawab, "Aku telah hidup selama 70 tahun dalam keadaan sehat, dan Allah baru mengujiku dalam keadaan sakit selama 7 tahun. Ketahuilah, itu amat sedikit dibandingkan masa 70 tahun."
Begitulah, Nabi Ayyub menerima ujian dari Allah SWT dengan sabar dan ikhlas. Ia telah hidup dalam kenikmatan selama puluhan tahun, maka ia merasa malu untuk berkeluh kesah kepada Allah SWT atas kesengsaraan yang hanya beberapa tahun. Sakit Nabi Ayyub membuat tidak ada lagi anggota badannya yang utuh kecuali jantung / hati dan lidahnya. Dengan hati dan lidahnya ini, Nabi Ayyub AS tak pernah berhenti berzikir kepada Allah, baik di waktu pagi, siang, sore dan malam hari.
Untuk mencukupi keperluan hidup sehari-hari, Rahmah terpaksa bekerja pada suatu kilang roti. Pagi ia berangkat, sorenya ia kembali ke rumah pengasingan. Namun lama-kelamaan majikannya mengetahui bahawa Rahmah adalah isteri Nabi Ayyub yang mempunyai penyakit berbahaya. Mereka khawatir Rahmah akan membawa baksil yang dapat menular melalui roti, oleh sebab itu mereka kemudian memecatnya.
Rahmah yang setia ini masih memikirkan suaminya. Ia meminta agar majikannya berkenan memberinya hutang roti, tetapi permintaannya ini ditolak. Majikannya hanya mau memberinya roti jika ia memotong gelung rambutnya yang panjang, padahal gelung rambut itu sangat disukai suaminya. Namun demi untuk mendapatkan roti, Rahmah akhirnya setuju dengan usul majikannya itu.
Ternyata, perbuatannya itu membuat Ayub menduga bahawa ia telah menyeleweng. Akhirnya pada suatu hari, mungkin karena sudah tidak tahan dengan penderitaan yang terus-menerus dihadapi, Rahmah pamit untuk meninggalkan suaminya. Ia beralasan ingin bekerja agar dapat menghidupi suaminya. Nabi Ayyub melarangnya, tapi Rahmah tetap berkeras sambil berkeluh kesah. Sesungguhnya tindakan Rahmah ini pun tak lepas dari peranan iblis yang menghasutnya untuk meninggalkan suaminya Ayyub.
Mendengar keluh kesah istrinya, berkatalah Ayyub, "Kiranya kau telah terkena bujuk rayu iblis, sehingga berkeluh kesah atas takdir Allah. Awas, kelak jika aku telah sembuh kau akan kupukul seratus kali. Mulai saat ini tinggalkan aku seorang diri, aku tak memerlukan pertolongan sampai Allah menentukan takdir-Nya. "
Dengan demikian tinggallah kini Nabi Ayyub seorang diri setelah ia mengusir Rahmah isterinya. Di tengah kesendiriannya, Nabi Ayyub AS bermunajat kepada Allah SWT dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih-Nya. Allah SWT menerima doa Nabi Ayyub AS yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman dalam menghadapi ujian dan cobaan. Berfirmanlah Ia kepada Nabi Ayyub, "Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ akan terpancar air yang dengannya kau akan sembuh dari penyakitmu. Kesihatanmu akan pulih jika kau mempergunakannya untuk minum dan mandi."
Setelah meminum dan mandi dengan air itu, Ayyub pun sembuh seperti sedia kala. Sementara itu Rahmah isterinya yang telah pergi meninggalkannya, rupanya lama-kelamaan merasa kasihan dan tak tega membiarkan suaminya seorang diri. Ia datang untuk menjenguk, namun ia tak mengenali lagi suaminya, kerana kini Nabi Ayyub tampak lebih sihat, lebih segar, dan lebih kacak. Nabi Ayyub sangat gembira melihat isterinya kembali, namun ia teringat sumpahnya yaitu ingin memukul isterinya seratus kali. Ia harus melaksanakan sumpah itu, tapi ia bimbang kerana bagaimanapun isterinya telah turut menderita sewaktu bersamanya 7 tahun ini. Tegakah ia memukulnya seratus kali?
Allah mengetahui kebimbangan yang dirasakan Nabi Ayyub AS. Maka datanglah wahyu Allah kepada Nabi Ayyub, "Hai Ayyub, ambillah lidi seratus batang dan pukullah istrimu sekali saja. Dengan demikian tertebuslah sumpahmu."
Nabi Ayyub merasa lega dengan jalan keluar yang diwahyukan Allah itu. Dengan lidi seratus, dipukulnya isterinya dengan satu kali pukulan yang sangat perlahan, maka sumpahnya telah terlaksana.
Berkat kesabaran dan keteguhan imannya, Nabi Ayyub AS dikaruniai lagi harta benda yang melimpah ruah. Dari Rahmah, ia kemudian memperoleh anak bernama Basyar yang kemudian hari menjadi seorang nabi yang dikenal dengan nama Zulkifli.
Kisah Nabi Ayyub AS ini merupakan teladan bagi hamba-hamba-Nya dalam hal kesabaran dan keteguhan iman. Riwayat Nabi Ayyub AS terdapat dalam surat Al-Anbiyâ: 83-84 dan surat Sâd: 41-44.
Allah di dalam surah Al An'am ini memberitahu pada manusia bahawa ujian berupa musibah seperti sakit, kesengsaraan dan kemiskinan yang menimpa manusia Agar manusia mengingat kembali pada Allah dan selalu memohon segala permintaan hanya kepada Allah.
Banyak sekali ayat Al Quran dan Hadis (Al Hikmah / sunnah) bahawa manusia jangan merasa begitu saja dengan mudah masuk syurga, tanpa terlebih dahulu mendapat ujian dari Allah.
Ujian dari Allah dalam bentuk musibah, seperti sakit, kemiskinan juga dalam bentuk kelimpahan rezeki harta melimpah.
Nabi Muhammad bersabda kebanyakan manusia bila ditimpa berupa musibah mereka berjaya mengatasinya dengan bersabar atas ujian yang ditimpakan, sehingga orang yang bersabar ketika ditimpa musibah akan memperoleh pahala tanpa batas dan bila mendapat rahmat dan hidayah dari Allah dijanjikan masuk syurga.
Sementara bila manusia diberikan ujian berupa kelimpahan rezeki harta melimpah, akan gagal memikul amanah rezeki itu dengan berlaku sombong dan kufur terhadap nikmat Allah.
Kerana banyak harta telah membuainya jadi malas ibadah, yang dahulunya rajin solat, kini malas bersyukur pada Alllah melalui solat, malas berpuasa, semakin bakil alias kedekut membelanjakan sebahagian hartanya untuk kedua orang tuanya, karib kerabat dan orang fakir miskin, serta enggan membantu saudaranya yang tengah ditimpa pelbagai musibah.
Sehingga hartanya itu akan menjadi ular berbisa yang dililitkan di lehernya di neraka.
Oleh sebab itu Nabi Muhammad dalam doanya selalu meminta agar kedudukannya tetap dalam keadaan fakir (miskin) agar ia selalu ingat pada Allah.
Nabi Muhammad dalam hidupnya sederhana, ketika kaya kerana mempersunting janda kaya, Khadijah sebahagian besar hartanya digunakan untuk jihad fisabilillah
Sebagai Ketua Negara, (Khalifah) Nabi yang berhak memperoleh sebahagian pampasan perang, sebahagian besar justru akan diagihkan kepada fakir miskin.
Bahkan pernah dalam beberapa bulan keluarganya tidak berasap dapur beliau, sehari-hari hanya makan beberapa butir kurma, sehingga harus menggadaikan baju besinya kepada seorang yahudi, agar boleh membeli gandum yang akan diedarkan ke seluruh keluarganya agar kembali boleh makan roti gandum.
Jadi sebahagian besar harta milik Nabi Muhammad dikeluarkan dijalan Allah kecuali sedikit untuk nafkah keluarganya.
Kerana Nabi Muhammad mengetahui bahawa hidup di dunia hanya sementara dan hanya senda gurau dan permainan belaka, dan hanya di akhirat lah kehidupan yang hakiki kekal selamanya.
Juga sebagai Rasul Nabi Muhammad ingin dijadikan contoh bagi umat manusia, bahawa hidup perlu istiqomah, bersabar dan semuanya berharap keridhoan dari Allah, agar manusia mendapat Rahmat dan Hidayah dari Allah agar dapat masuk syurga.

Surah Al An'am Ayat 41 - 50


بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.



41. بل إياه تدعون فيكشف ما تدعون إليه إن شاء وتنسون ما تشركون
(Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah).


42. ولقد أرسلنا إلى أمم من قبلك فأخذناهم بالبأساء والضراء لعلهم يتضرعون
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.


43. فلولا إذ جاءهم بأسنا تضرعوا ولكن قست قلوبهم وزين لهم الشيطان ما كانوا يعملون
Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.


44. فلما نسوا ما ذكروا به فتحنا عليهم أبواب كل شيء حتى إذا فرحوا بما أوتوا أخذناهم بغتة فإذا هم مبلسون
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.


45. فقطع دابر القوم الذين ظلموا والحمد لله رب العالمين
Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.


46. قل أرأيتم إن أخذ الله سمعكم وأبصاركم وختم على قلوبكم من إله غير الله يأتيكم به انظر كيف نصرف الآيات ثم هم يصدفون
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah, bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).


47. قل أرأيتكم إن أتاكم عذاب الله بغتة أو جهرة هل يهلك إلا القوم الظالمون
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang-orang yang zalim?


48. وما نرسل المرسلين إلا مبشرين ومنذرين فمن آمن وأصلح فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون
Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


49. والذين كذبوا بآياتنا يمسهم العذاب بما كانوا يفسقون
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik.


50. قل لا أقول لكم عندي خزائن الله ولا أعلم الغيب ولا أقول لكم إني ملك إن أتبع إلا ما يوحى إلي قل هل يستوي الأعمى والبصير أفلا تتفكرون
Katakanlah: "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahawa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah:" Adakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? "Maka apakah kamu tidak memikirkannya?


Surah Al An'am Ayat 21 - 30

ومن أظلم ممن افترى على الله كذبا أو كذب بآياته إنه لا يفلح الظالمون (21
21. dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu perkara yang dusta terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat kemenangan.

ويوم نحشرهم جميعا ثم نقول للذين أشركوا أين شركاؤكم الذين كنتم تزعمون (22
22. dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya [464] kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) kami?".

[464] Semua makhluk Allah yang mukallaf.

ثم لم تكن فتنتهم إلا أن قالوا والله ربنا ما كنا مشركين (23
23. kemudian Tiadalah fitnah [465] mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan Kami, Tiadalah Kami mempersekutukan Allah".

[465] Yang dimaksud dengan fitnah di sini ialah jawapan yang berupa kedustaan.

انظر كيف كذبوا على أنفسهم وضل عنهم ما كانوا يفترون (24
24. lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan.

ومنهم من يستمع إليك وجعلنا على قلوبهم أكنة أن يفقهوه وفي آذانهم وقرا وإن يروا كل آية لا يؤمنوا بها حتى إذا جاءوك يجادلونك يقول الذين كفروا إن هذا إلا أساطير الأولين (25
25. dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu (bacaan) mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (kami letakkan) sumbatan di telinganya. dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al-Quran ini tidak lain hanyalah cerita-cerita dongeng orang-orang dahulu."

وهم ينهون عنه وينأون عنه وإن يهلكون إلا أنفسهم وما يشعرون (26
26. dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quran dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyedari.

ولو ترى إذ وقفوا على النار فقالوا يا ليتنا نرد ولا نكذب بآيات ربنا ونكون من المؤمنين (27
27. dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya Kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan Kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).

بل بدا لهم ما كانوا يخفون من قبل ولو ردوا لعادوا لما نهوا عنه وإنهم لكاذبون (28
28. tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya [466]. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. dan Sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.

[466] Maksudnya: mereka sebenarnya tidak bercita-cita ingin dikembalikan ke dunia untuk beriman kepada Allah, tetapi Perkataan itu semata-mata diucapkan karena melihat kedahsyatan neraka.

وقالوا إن هي إلا حياتنا الدنيا وما نحن بمبعوثين (29
29. dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan" [467].

[467] Maksudnya: jika mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan mengatakan demikian.

ولو ترى إذ وقفوا على ربهم قال أليس هذا بالحق قالوا بلى وربنا قال فذوقوا العذاب بما كنتم تكفرون (30
30. dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat Peristiwa yang mengharukan). berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan ini benar?" mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". berfirman Allah: "Kerana itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari (nya)".

No comments:

Post a Comment