Perjalanan yang belum selesai (347)
(Bagian ke tiga ratus empat puluh tujuh), Depok, Jawa
Barat, Indonnesia, 17 Agustus 2015, 13.04
WIB).
Anugerah laut bagi manusia
Dalam beberapa pekan belakangan ini terjadi protes
(demonstration) para penjual daging sapi di beberapa pasar di Inonesia, mereka
protes dalam betuk mogok (tidak berjualan) daging sebagai protes kepada
pemerntah yang gagal mengendalikan harga daging sapi, sehingga harga daging
sapi potong di pasar melonjak tinggi, sehingga mereka kekurangan pembeli.
Rupanya karena menjelang iedul Adha (Hari raya haji), banyak
pedagang atau peternak sapi menahan sapi mereka untuk segera di potong dan
dijual dipasar.
Mereka menahan sapi mereka dan baru akan di lepas
menjelang Iedul Adha, karena biasanya harga sapi, kambing (domba) menjelang hari
raya kurban (iedul adha) harga hewan itu akan melonjak.
Kini setelah Menteri Perdagangan diganri, harga daging
sapi kembali turun (normal) dan para pedagang kembali berjualan.
Namun, reda masalah daging sapi, kini timbul masalah
lain, para pedagang ayam berdemonstrasi (mogok) tidak berjualan daging ayam,
karena harga daging ayam melonjak tinggi, sehingga pedagang daging ayam
kekurangan pembeli.
Daging sapi dan daging ayam lebih populer dibandingkan
daging ikan, padahal luas lautan di Indonesia jauh melebihi luas daratan.
Potensi ikannya pun luar biasa, namun para nelayannya
karena lemah kemampuannya, tidak memiliki kapal yang cukup dan pemerintah pun
sangat kurang membangun pasar ikan, maka sebagian besar masyarakat lebih mengandalkan
konsumsi protein daging (sapi , kambing dan ayam), sedangkan ikan belum
populer.
Akibatnya para nelayan sulit berkembang dan maju, itu
sebabnya ikan yang banyak di lautan banyak diambil (dicuri) nelayan asing, baik
mengambilnya secara sah (berizin) dan secara tidak sah (mencuri).
Menurut Menteri Kelautan Susi, potensi ikan yang ada di
laut Indonesia yang dicuri nelayan asing bernilai Rp 300 triliun per tahun.
Seandainya pemerintah menganggarkan dana belanja negara
yang cukup untuk membantu nelayan membeli kapal nelayan dan perlengkapannya,
membangun banyak pasar ikan khusus (berpendingin, agar ikannya awet)
Pemerintah juga terus berkampanye bahwa protein ikan lebih
sehat (non-cholesterol) dibandingkan daging kambing, sapi dan ayam.
Nikmat Lautan dalam perspektif fikih
Oleh
Ustadz Kholid Syamhudi Lc
Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan seluruh yang
ada diatas bumi ini untuk digunakan manusia, sebagai bentuk anugerah dan
karunia-Nya yang sangat besar dan luas. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allâh telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada
yang membantah tentang (keesaan) Allâh tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan
tanpa kitab yang memberi penerangan. [Luqmân/31:20].
Diantara kenikmatan dan karunia Allâh Subhanahu wa Ta’ala
yang ada dibumi ini adalah lautan, yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala sifatkan
dalam firman-Nya :
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا
طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ
فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Dia-lah, Allâh yang menundukkan lautan (untukmu),
agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat
bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari
karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. [an-Nahl/16:14]
Lautan memiliki urgensi dalam kehidupan manusia, dimana
menjadi sarana berlayarnya kapal-kapal yang membawa manfaat bagi mereka. Juga
dalam lautan berisi kekayaan yang tak ternilai berupa barang tambang,
hewan-hewan laut dan bebatuan berharga serta yang lainnya yang menjadi
kebutuhan manusia.
Apalagi dimasa kini semakin terasa urgensi lautan dengan
banyaknya orang yang beralih kelautan dalam menggali dan mengeksploitasi
kekayaan yang terkandung didalamnya. Demikian banyaknya keterikatan manusia
dengan lautan dewasa ini mendorong setiap Muslim untuk mengetahui hukum dan
pandangan Islam terhadap lautan.
MAMNAFAAT LAUTAN SEBUAH ANUGERAH ILAHI
Lautan termasuk tanda kebesaran Allâh Subhanahu wa Ta’ala
dan keajaiban ciptaan-Nya. Lautan berisi manfaat yang besar yang bermanfaat
bagi makhluk sebagai bentuk anugerah Allâh Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka.
Diantara manfaat lautan adalah:
1. Allâh
tundukkan lautan yang bergelombang ombaknya dan mudahkan untuk para hamba-Nya
sehingga mereka mampu mengarunginya dan mengambil manfaat dari kandungannya
seperti menangkap ikannya. Juga mereka mampu memanfaatkan lautan untuk mencapai
daerah-daerah yang terpisahkan lautan.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala jelaskan nikmat yang agung ini
pada banyak ayat dalam al-Qur`an, seperti dalam firman-Nya :
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا
طَرِيًّا
Dan Dia-lah, Allâh yang menundukkan lautan (untukmu),
agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), [an-Nahl/16:14]
Firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
وَآيَةٌ لَهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِي الْفُلْكِ
الْمَشْحُونِ ﴿٤١﴾ وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِنْ مِثْلِهِ مَا يَرْكَبُونَ
Dan suatu tanda (kebesaran Allâh yang besar) bagi mereka
adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan. Dan
Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. [Yâsîn/36:41-42]
Juga firman-Nya :
اللَّهُ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ
فِيهِ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Allâh-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya
kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat
mencari karunia -Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur. [al-Jâtsiyah/45:12]
Diantara bentuk kemudahan yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala
berikan disini adalah Allâh Subhanahu wa Ta’ala menahan air laut dengan
kekuasaan dan kehendaknya sehingga tidak melebihi bumi dan menenggelamkannya.
[Lihat Miftâh Dâr as-Sa’âdah 1/210]
2. Allâh
Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan bagi kapal-kapal untuk membelah ombak
lautan yang ganas dengan ujung depannya. Kapal-kapal tersebut berlayar menerpa
air dan mengambang diatasnya dengan beban berat yang dibawanya. Allâh Subhanahu
wa Ta’ala yang memberikan petunjuk kepada hamba-Nya untuk membuat kapal-kapal
dan membinbing mereka sebagai bentuk warisan dari nabi Nuh , karena beliaulah orang pertama yang membuat
perahu dan kapal dan menggunakannya. [Lihat Tafsîr Ibnu Katsîr 4/481].
Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan nikmat
berlayarnya kapal-kapal membelah ombak lautan dalam beberapa ayat, seperti
dalam firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِنْ مِثْلِهِ مَا يَرْكَبُونَ ﴿٤٢﴾ وَإِنْ
نَشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُونَ
Dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai
seperti bahtera itu. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan
mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
[Yâsîn/36 : 42-43]
Juga firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ
ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ
Dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera
itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu sungai-sungai. [Ibrâhîm/14 : 32]
Serta firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya
kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
[an-Nahl/16:14]
.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengungkapkan hal ini sebagai
nikmat dari-Nya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
أَلَمْ تَرَ أَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِنِعْمَتِ
اللَّهِ لِيُرِيَكُمْ مِنْ آيَاتِهِ
Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Sesungguhnya kapal itu
berlayar di laut dengan nikmat Allâh, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu
sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. [Luqmân/31: 31]
3. Diperbolehkan
menangkap dan dan dihalalkannya hewan laut berupa ikan dan lainnya baik masih
hidup atau sudah jadi bangkai, baik dalam keadaan tidak berihram maupun sedang
berihram. (lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/480). Sebagaimana firman Allâh Subhanahu
wa Ta’ala :
أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَكُمْ
وَلِلسَّيَّارَةِ
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang
dalam perjalanan. [al-Mâidah/5:96]
Diantara anugerah Allâh Subhanahu wa Ta’ala terhadap
makhluk dengan lautan adalah Allâh Subhanahu wa Ta’ala ciptakan dilautan daging
segar dari ikan dan selainnya untuk dimakan. Disifatkan dengan kata segar;
karena daging tersebut cepat rusak sehingga harus segera dimakan karena
khawatir rusak.
Demikian juga Allâh Subhanahu wa Ta’ala jelaskan nikmat
ini dalam beberapa ayat, diantranya :
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا
طَرِيًّا
Dan Dia-lah, Allâh yang menundukkan lautan (untukmu),
agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan) [an-Nahl/16 :14].
4. Didapatkan
dan dikeluarkannya isi lautan berupa perhiasan dan telah disampaikan Allâh
Subhanahu wa Ta’ala tentang anugerah ini dalam beberapa ayat, diantaranya
firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan [ar-Rahmân/55
:22]
Firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
وَمِنْ كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ
حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا
Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging
yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya.
[Fâthir/35:12]
Perhiasan yang dimaksud dalam ayat ini mencakup mutiara,
marjan dan semua yang dipergunakan manusia untuk berhias dari kandungan lautan
tersebut.
5. Sarana
mencari keutamaan Allâh Subhanahu wa Ta’ala yaitu dengan mengarungi lautan
untuk berdagang mencari keuntungan dan seluruh tujuan manusia. Allâh Subhanahu
wa Ta’ala telah menghalalkannya dan memudahkan manusia dengan nikmat ini. Allâh
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya
kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
[an-Nahl/16 :14].
Maksudnya adalah agar kalian mengarungi lautan untuk
berniaga dalam rangka mencari keuntungan dari karunia Allâh Subhanahu wa Ta’ala
. Apabila kalian dapatkan keutamaan Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan kebaikan-Nya,
semoga kalian bisa bersyukur kepada Allâh Azza wa Jalla .
Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengulangi penjelasan nikmat
ini dalam beberapa ayat dalam al-Qur`an, seperti dalam surat al-Baqarah, Allâh
Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ
Bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia. [al-Baqarah/2 : 164]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman dalam Surat
al-Jâtsiyah :
اللَّهُ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ
فِيهِ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya
kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat
mencari karunia -Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur. [al-Jâtsiyah/45:12].
Juga firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
رَبُّكُمُ الَّذِي يُزْجِي لَكُمُ الْفُلْكَ فِي الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوا
مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Rabb-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan
untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penyayang terhadapmu. [al-Isra`/17: 66]
Serta firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga)
supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur.
[ar-Rûm/30:49]
Demikianlah anugerah Allâh Subhanahu wa Ta’ala terhadap
hamba-hambaNya dengan lautan dan isi kandungannya yang telah di jelaskan dalam
al-Qur`an dan Sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga
bermanfaat.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi Khusus 10/Tahun
XVII/1435H/2014M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo –
Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57773 Telp. 0271-858197 Fax
0271-858196]
No comments:
Post a Comment