!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, August 12, 2015

Presiden Joko Widodo rombak kabinetnya, perbaiki ekonomi Indonesia yang terpuruk

Presiden Joko Widodo rombak kabinetnya, perbaiki ekonomi Indonesia yang terpuruk

Jakarta - BBC - Presiden Joko Widodo melantik enam menteri baru dalam rombakan kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/08).
Menteri-menteri yang dilantik termasuk Ketua Staf Presiden Luhut Binsar Pandjaitan yang menggantikan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno dan Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian yang menggantikan Sofyan Djalil.
Kemudian Rizal Ramli menjadi Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo.
pelantikan enam menteri
Thomas Lembong, bekas pegawai Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), menjabat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel.
Pramono Anung, elite politik PDI Perjuangan, menggantikan Andi Widjajanto sebagai Setiausaha Kabinet.
Sofyan Djalil, yang sebelumnya menjabat Menko Perekonomian, dilantik sebagai Menteri Perancangan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago.
Isu rombakan kabinet beredar dalam beberapa bulan terakhir dan semakin mengukuh di tengah melemahkan rupiah.
para menteri baru
Para menteri baru mendapatkan ucapan selamat selepas pelantikan.
Dalam wawancara dengan TVOne, Luhut mengatakan salah satu keutamaan beliau adalah bahawa semua orang di kementerian "punya bahasa yang sama sehingga tidak ada statement yang berbeza."
Januari lalu, mantan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno menjadi perbincangan media sosial selepas menyebut penyokong Suruhanjaya Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai "rakyat yang tidak jelas."
Dinamik ekonomi
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, berkata rombakan kabinet ini dilakukan Presiden Joko Widodo setelah melakukan penilaian selama beberapa bulan dengan pertimbangan dinamik ekonomi dan mempercepatkan kerja kabinet.
"Jadi presiden melihat adanya keperluan personel yang tepat dan sesuai dengan keperluan," ujarnya.
Presiden, lanjut Praktino, ingin agar peemerintahan berjalan efektif, cekap, semakin kukuh disatukan, bergerak cepat, dan mendapatkan sokongan luas dari pasaran antarabangsa.
Enam menteri yang dilantik:
Luhut Binsar Pandjaitan- Menko Polhukam
Darmin Nasution - Menko Perekonomian
Sofyan Djalil - Menteri Perancangan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas
Rizal Ramli - Menko Kemaritiman
Thomas Lembong - Menteri Perdagangan
Pramono Anung - Setiausaha Kabinet

Wacana rombakan atau rombakan kabinet makin kuat di tengah merosotnya nilai rupiah dan "gerila politik".
Perbincangan pergantian menteri telah berubah dari sekadar kegerunan di belakang layar menjadi perbincangan terbuka, bahkan dari anggota kabinet dan ahli politik serta kalangan DPR.
Bagaimanapun, sebahagian orang yang berlalu-lalang di jalanan tak terlalu hirau.
"Ya, bukan tak peduli, tapi boro-boro mikirin rombakan kabinet, buat dapur saja setengah mati," kata Khalid, seorang tukang ojek yang mangkal di Tanah Abang.
Seorang tukang ojek lain mengatakan tak mengikuti isu ini, seorang lagi dengan tegas berkata, "Tidak saya fikirkan, buat saya yang penting hidup bisa lebih mudah aja. Keadaan susah begini sekarang."
Ada dua tiga orang, baik menteri mahupun yang berkhidmat di lingkungan istana presiden.
Masinton Pasaribu
Memang, keadaan kelihatan cukup susah buat warga biasa.
Harga-harga melambung menjelang Lebaran, rupiah terus terpuruk, ekonomi jalan di tempat, tetapi yang menjadi pembicaraan utama para politikus di pemerintahan, di DPR dan di pejabat-pejabat parti adalah rombakan kabinet.
Yang paling lantang soal ini adalah para politikus PDIP, termasuk Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, yang pernah dikatakan Presiden Jokowi sebagai menteri dari kalangan parti yang bekerja baik.
Tjahjo mengatakan kepada wartawan, ada menteri yang melontarkan kata-kata yang tidak menghormati presiden. Ia mengisyaratkan bahawa menteri itu salah satu yang perlu diganti.
'Para pengkhianat'

Sebahagian menteri saat pelantikan: gabungan itu akan diperluaskan di kabinet?
Di Senayan, anggota DPR dari PDIP, Masinton Pasaribu mengamini.
"Ada dua tiga orang, baik menteri mahupun yang berkhidmat di lingkungan istana presiden," kata bekas aktivis mahasiswa itu.
"Mereka mendegredasi presiden, menjelekkan presiden, menyebut presiden tak mengerti apa-apa. Mereka mengaku sebagai profesional, tetapi prestasinya tak profesional. Mereka ini yang selama ini kita sebut sebagai Brutus-Brutus."
Brutus adalah sosok pengkhianat di kisah Kaligula zaman Rom kuno.
Dan Masinton sejak beberapa waktu lalu, menuntut pemecatan sejumlah menteri dan pegawai-pegawai istana yang dinilainya melakukan khianat terhadap PDIP, dengan menghalang akses PDIP terhadap Presiden Jokowi.
Akibatnya, di satu sisi, Presiden Jokowi jadi tersandera oleh dua parti besar di KIH, PDIP dan Nasdem, di sisi lain kesulitan pula memperoleh sokongan di Parlimen.
Burhanudin Muhtadi
Timbalan Setiausaha Agung PDIP, Ahmad Basarah malah lebih jauh lagi.
Kepada media beliau berkata, PDIP menginginkan agar dalam kabinet hasil rombakan nanti, jatah menteri dari PDIP ditambah dengan lima menteri lagi, sehingga menjadi 10 orang.
Rugi dua kali
Hal ini menjadi perhatian pemerhati politik dari institusi Penunjuk Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi.
Menurutnya, Presiden Jokowi, dengan menetapkan gabungan ramping yang tak menguasai Parlimen, jadinya terlalu bergantung pada PDIP. Kerana itu ia mencadangkan agar Presiden Jokowi menggunakan momentum rombakan kabinet untuk memperluaskan asas sokongannya.
"Gabungan ramping membuat Presiden Jokowi kesulitan, kerana bergantung kepada sokongan politik pada empat parti Koalisi Indonesia Hebat, yang tak menguasai kabinet. Jawatan tawarnya terhadap PDIP dan Megawati, jadi kecil," kata Burhan.
"Akibatnya, di satu sisi, Presiden Jokowi jadi tersandera oleh dua parti besar di KIH, PDIP dan Nasdem, di sisi lain kesulitan pula memperoleh sokongan di Parlimen."

Presiden, naib presiden, para menteri: Berapa lama lagi anggota Kabinet Kerja bertahan dalam komposisi ini?
"Jokowi mesti memanfaatkan rombakan kabinet ini untuk merekrut menteri dari satu dua parti di Koalisi Merah Putih, sehingga kedudukan tawar Jokowi terhadap PDIP dan Megawati jadi tinggi," kata Burhanuddin.
Diakui Burhanudin Muhtadi, gagasan ini mungkin tak selaras dengan mood atau suasana perasaan di kalangan masyarakat, yang menurut sebuah kaji selidik justru ingin agar menteri parti dikurangkan dan menteri dari profesional yang dilaungkan.
"Namun Presiden Jokowi boleh mencari calon menteri yang mempunyai latar belakang profesional dari kalangan parti."
"Dengan keadaan sekarang, merekrut profesional jika prestasi buruk, Presiden rugi dua kali: prestasi buruk dan sokongan tak ada. Jika profesional itu dari kalangan parti, sekurang-kurangnya sokongan politik didapat."
Setakat ini, parti dari pakatan Merah Putih yang banyak disebut-sebut boleh dilibatkan dalam kabinet baru hasil rombakan, adalah Partai Amanat Nasional dan Parti Demokrat.
Parti Golkar juga banyak disebut, namun kemelut kepimpinan parti yang dulu sinonim dengan bekas presiden Soeharto itu, membuat prospek penglibatannya dalam kabinet sangat kecil.

No comments:

Post a Comment