Perjalanan yang belum selesai (365)
(Bagian ke tiga ratus enam puluh lima), Depok, Jawa
Barat, Indonnesia, 07 September 2015,
19.19 WIB).
Allah memerintahkan manusia menutup aurat.
Allah di dalam kitab suci Al Qur-an dan Hadist
(sunnah/al-hikmah) memerintahkan pada manusia, baik laki-laki maupun perempuan
untuk menutup aurat seperti yang dituntun di dalam sunnah.
Khusus untuk perempuan di Indonesia khususnya pada tahun
1970 dan tahun 1980’an wanita Muslimah Malaysia terlihat banyak menggunakan
pakaian hijab/jilbab dibandngkan wanita Indonesia.
Para wanita mahasiswi Malaysia penerima beasiswa MARA
yang dikirim ke Amerika Serikat misalnya umumnya sudah menggunakan jilbab,
sedangkan mahasiswi asal Indonesia umumnya walaupun dia Muslimah belum
mengenakan jilbab.
Pada tahun 1980’an ada seorang muallaf asal San Diego,
California, Amerika Serikat namanya Omar Abdul Madjid ketika berkunjung ke
Indonesia selalu singgah ke kuala Lumpur, Malaysia, kata dia, bertanya kepada
saya, kenapa wanita Malaysia yang ditemuinya di Malaysia banyak sudah
mengenakan jilbab, sedangkan di Indonesia banyak wanita Muslimah belum
mengenakan jilbab.
Namun, kalau seandainya Omar berkunjung lagi ke Indonesia
tahun 2015, maka ia akan menemui banyak wanita Muslimah Indonesia sudah
mengenakan jilbab, bahkan Istri Wakil Presiden pun sudah lama mengenakan
jilbab, juga beberapa menterinya seperti Menteri Khofifah Indar Parawangsa,
sampai wanita di pelosok Indonesia, walupun mereka masih belum mengerti tentang
perintah kewajiban sholat, tetapi mereka sudah pakai jilbab.
Banyak artis ternama Indonesia juga sudah pakai jilbab,
seperti Dewi Sandra, Artis juara Factor X Indonesia Patin Saskia Lubis dan
banyak penyiar , reporter media yang mengenakan jilbab.
Jadi proses Islamisasi (kesadaran akan hukum Islam) di Indonesia terhadap para penganutnya mulai
berkembang.
Kini ceramah agama Islam baik malalui Radio maupun
televisi banyak diminati pemirsanya.
Saya pernah berkunjung ke kota Muara Teweh, Kabubapen
Barito Utara , Kalimantan Tengah di pasar tradisional banyak para pedagangnya
sambil berjualan dengan tekun bersama-sama temannya menonton siaran televisi
Rodja (televisi khusus dakwah dan Tilawah Al Quran), juga para pendengar Radio
Rodja pun sampai di pelosok dari Sumatera sampai di Kalimantan, seperti di
Berau dan pelosok Indonesia lainnya.
Jadi Islamnya rakyat Indonesia, tidak seperti masa lalu yang
pemeluk Islam karena keturunan (KTP/identitas kartu tanda penduduk), kini mulai
memahami Islam secara baik melalui ceramah agama baik di Radio, Televisi secara
ilmiah yang dituturkan oleh Ustad (ulama) lulusan S3 (ada penghafal Al
Quran/Sunnah) lulusan Universitas terbaik di Madinah, Arab Saudi, sehingga
memahami Islam sesuai Al Quran dan Sunnah secara ilmiah, tidak lagi taqlid
dengan guru mereka semata, sehingga bisa dihindari praktek agama yang
menyimpang dari yang diperintahkan Allah dan Nabi Muhammad.
MULIA DENGAN MENUTUP AURAT
Agama Islam, agama yang sesuai dengan fitrah yang
memuliakan manusia. Pemuliaan itu tercermin dalam seluruh ajaran-ajarannya.
Perintah menutup aurat, diantara contoh kecilnya, yang Allâh Azza wa Jalla
sebut sebagai tindakan menghias diri. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ
Wahai anak cucu Adam, pakailah perhiasan kalian pada
setiap (memasuki) masjid ! [al-A'râf/7:31]
'Perhiasan' dalam ayat ini, maksudnya pakaian yang
menutupi aurat, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu,
Mujâhid rahimahullah dan yang lainnya. (Lihat Tafsir Thabari (12/391), Tafsir
al-Baghawi (3/225), dan Tafsir Ibnu Katsîr (3/405)
Sungguh pakaian merupakan penghias bagi manusia. Ia juga
merupakan tanda kemajuan sebuah peradaban, tingginya kemuliaan serta lambang
kesopanan. Sebaliknya 'tak berpakaian' merupakan salah satu indikasi budaya
masyarakat primitif, tanda kehinaan serta merosotnya derajat manusia hingga
serendah hewan atau bahkan lebih hina darinya.
Oleh karenanya, setan selalu menggoda manusia agar
menanggalkan pakaian, penutup auratnya, sementara Allâh Azza wa Jalla
mewanti-wanti agar manusia tidak tertipu dengan godaan syaitan. Renungkanlah
firman-Nya :
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ
أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا
Wahai anak cucu Adam ! Janganlah kalian tertipu oleh
setan ! sebagaimana dia telah mengeluarkan ibu bapak kalian dari surga, dengan
menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya.
[al-A'râf/7:27]
Namun, syaitan musuh bebuyutan manusia tak akan berhenti
menggoda dengan segala cara. Wanita, satu diantara umpan dan jebakan setan yang
manjur untuk menghancurkan moral dan peradaban manusia. Kekurangan dan kelebihan
wanita dimanfaatkan untuk menggapai tujuan buruk mereka. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam mengingatkan kita :
اَلْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتْ اِسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
Wanita adalah aurat, jika ia keluar maka setan akan
mengiringinya. [HR. At-Tirmidzi (no. 1173) dan lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh
al-Albâni]
Kaum wanita, jika keluar rumah, maka itu sudah menarik
perhatian, bagaimanapun keadaan mereka. Lalu bagaimana jika mereka sengaja
keluar untuk menarik perhatian lawan jenisnya dengan aromanya juga dandanannya
yang memperlihat aurat yang seharusnya ditutup? Kerusakannya tentu akan lebih
parah. Sungguh sangat menyedihkan, kalau kita mendengar atau membaca media
massa, berita pelecehan terhadap kaum wanita selalu ada dan terjadi.
Oleh karena itu, hendaknya segera bertaubat kepada Allâh
Azza wa Jalla sebelum datang kematian. Kaum laki-laki hendaknya menjaga mata
mereka! Hendaknya menundukkan pandangan dan tidak memandang sesuatu yang tidak
layak dilihat. Hendaknya kita berusaha menjaga anggota keluarga kita yang
wanita dengan menyuruh mereka untuk mengenakan busana sesuai dengan syari’at
Islam agar mereka terhormat dan mulia dan terhindar dari tindakan tak senonoh.
Syaikh al-Albâni mengatakan, “Allâh Subhanahu wa Ta'ala
telah menjelaskan hikmah diperintahkannya memanjangkan jilbab dalam firman-Nya
:
ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ
اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
… Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk
dikenali, sehingga mereka tidak diganggu.” [al-Ahzâb/33:59]
Yakni, jika seorang wanita tertutup oleh jilbab, maka
akan diketahui bahwa dia termasuk wanita yang menjaga dirinya dari hal-hal yang
hina dan syubhat, menjaga kehormatannya, dan merupakan wanita baik-baik. Jika
demikian keadaan mereka, orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka dengan
perkataan yang tidak patut.”
Dengan terhindar dari gangguan, hidup manjadi bahagia dan
kehormatan akan tetap terjaga.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun
XVII/1435H/2014. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo –
Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax
0271-858196]
No comments:
Post a Comment