DI JUAL tanah 350 m2 JL TNH MERDEKA GG GEBRAS NO 16 KP RAMBUTAN Jaktim murah HARGA MAU NAIK JADI RP 20 JT/m2 (lokasi dkt toll, mau di bangun Apartemen) Hub: sdr Rachmat Edy (Tlp) 08158034244, Wahyu Eko Buwono 089622855780
!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->
Saturday, April 5, 2014
Media Pendukung Kompak Redam Isu Pembunuhan Gubernur Jakarta Joko widodo
Media Pendukung Kompak Redam Isu Pembunuhan Gubernur Jakarta Joko widodo
ASATUNEWS - Fenomena bungkam dan tiarapnya media - media nasional yang selama ini dikenal luas getol promosikan Joko Widodo (Jokowi) terkait terungkapnya rencana pembunuhan atas diri Jokowi, memang patut dipertanyakan serius oleh khalayak ramai.
Jika sebelumnya media seperti Kompas, Detik, Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Tempo, Berita Satu dan ratusan media lain gencar setiap saat memberitakan seputar calon Presiden Indonesia yang diusung Partai Indonesia Perjuangan (PDIP) Jokowi, bahkan sering sekali banyak memuat berita yang tidak layak tentang Jokowi dari sisi aspek jurnalistik, sekarang mendadak media - media pemdukung Jokowi itu bungkam. Padahal informasi rencana pembunuhan terhadap Jokowi itu diungkap oleh Kepala Negara Presiden SBY sejak Selasa pekan lalu (1/4/14).
Keanehan perilaku media massa pendukung Jokowi yang seolah - olah serempak enggan memuat berita yang sangat penting tersebut, menimbulkan kecurigaan dari berbagai kalangan masyarakat.
"Informasi rencana pembunuhan yang diungkap Presiden SBY pasti benar adanya. Jokowi dan orang - orang sekililingnya, menurut saya sangat mempercayai kebenaran info itu. Namun, mereka (media - media) tidak memuat berita rencana pembunuhan atas diri Jokowi, lebih dimaksudkan untuk tidak menimbulkan perasaan takut bagi Jokowi dan orang - orang dekatnya," jelas Fahira Idris, tokoh aktifis antimiras dan pekerja sosial terkemuka di Jakarta, Minggu (6/4/14).
Lebih lanjut, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jakarta nomor urut 11 ini mengatakan, keengganan media pendukung Jokowi memuat berita penting seperti rencana pembunuhan Jokowi, lebih psikologis motifnya ketimbang motif politis.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment