!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Monday, April 14, 2014

.Pentingnya Suara Partai Islam

.Pentingnya Suara Partai Islam

Perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang tidak terlalu menggembirakan bukan satu-satunya hal menonjol dalam pemilihan umum legislatif pekan lalu.

Para analis mengindikasikan bahwa Partai Demokrat pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang ditaksir takkan mendapat suara signifikan, ternyata mencatat hasil lebih baik dari perkiraan walaupun jumlah yang dicapai tak sampai setengah dari perolehan partai pada 2009.

Sementara itu, pemilu barusan menjadi tonggak bagi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan calon presiden yang diusungnya, yakni mantan komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Letnan Jenderal (Purn.) Prabowo Subianto. Perolehan suara partai yang berdiri tak lama menjelang Pemilu 2009 meningkat hampir tiga kali lipat..
.
Namun, hasil paling mengejutkan datang dari partai-partai Islam yang meraih suara relatif besar. Padahal, meski berpenduduk mayoritas Muslim, isu-isu agama sebelumnya jarang berhasil mengangkat pencapaian suara partai.

Greg Fealy, peneliti politik Islam dan profesor ilmu politik dari Australia National University, menengarai hasil baik dalam pemilu lalu dicapai lewat kampanye memikat. Banyak partai yang didanai dan dikelola dengan baik, serta mengusung sejumlah tokoh populer—satu di antaranya penyanyi dangdut tersohor. Sejumlah partai pun terbukti memiliki konstituen yang lebih solid daripada yang diramalkan sebelumnya.

Partai Kebangkitan Bangsa, atau PKB, contohnya, memanfaatkan kedekatannya dengan Nahdlatul Ulama. “Terakhir saat dekat dengan [NU], partai itu meraup suara lebih besar pada 1999,” ujar Fealy.

Partai Amanat Nasional, atau PAN, juga mendapat hasil baik setelah para juru kampanyenya mendekati para calon pemilih. PAN, seperti PKB, dianggap sebagai salah satu partai Islam berhaluan progresif.

Kedua partai itu kemungkinan diuntungkan dengan buruknya perolehan suara Demokrat. Popularitas partai yang memenangi lebih dari 20% suara pada pemilu legislatif pada 2009 itu memudar menyusul serangkaian skandal korupsi.

Indonesia sejak lama dikenal memeluk Islam beraliran moderat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, konservatisme kian marak. Jumlah wanita berjilbab semakin bertambah. Bahkan, sejumlah partai nasionalis sekuler mendekati organisasi Islam ternama untuk menjaring pemilih.

Meski demikian, Indonesia memiliki pemerintahan sekuler. Sentimen aliran agama konservatif cenderung tidak mendapat tempat di hati calon pemilih. Di antara empat partai Islam yang berhasil menangguk cukup suara untuk dapat menempatkan wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat, tak satu pun mengusung “pesan agama yang kuat,” ujar Fealy.

Ke depan, kekuatan baru partai-partai Islam akan berpengaruh terhadap posisi mereka dalam koalisi partai. PAN dan PKB akan diuntungkan jika dapat bersekutu dengan PDI-P, demikian pernyataan para analis.

Sementara itu, sejumlah partai Islam garis keras yang kini menjadi bagian dari koalisi yang berkuasa akan terdepak dari pemerintahan baru.WSJ

No comments:

Post a Comment