!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, April 23, 2015

Jangan percaya dukun (penyihir)

Perjalanan yang belum selesai (266)

(Bagian ke dua ratus enam puluh enam , Depok, Jawa Barat, Indonesia, 18 April 2015, 07.00 WIB)

Jangan percaya dukun (penyihir)

Indonesia adakah negara berkembang , yang sebagian besar penduduknya masih berpendidikan rendah (sebagian besar lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (SMP) jadi bisa dimaklumi pengetahuan ilmiah umum dan agama masih kurang, sehingga pola berpikirnya kadang tidak menggunakan dalil agama dan ilmiah. Oleh sebab itu ada sebagian mereka yang mencari solusi berbagai masalah pergi ke dukun (mengaku orang pintar/penyihir)
Para dukun ini banyak dimintai tolong karena mengaku dirinya mengetahui perkara ghaib.
Bagaimana mungkin mereka mengaku tahu perkara ghaib, Allah sendiri memberi tahu manusia bahwa Nabi Muhammad sendiri sebagai orang paling mulia disisi Allah tidak mengetahui perkara ghaib, kecuali diberi tahu Allah tentang hal ghaib baik secara langsung maupun melalui Malaikat Jibril.
Secara langsung melalui peristiwa Isra Mirad Nabi Muhammad diperlihatkan kondisi Neraka dan sorga, dan melalui malaikat Jibril dengan turunnya Al-Quran dan Al Hikmah (Hadist/Sunnah).

Surah Al An’am ayat 50 Allah berfirman: Katakanlah : Aku (Allah) tidak mengatakan kepadamu , bahwa perbendaharaan Allah ada padaku , dan aku tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah : Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? . Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?.

Ada beberapa firman Allah dan sabda Nabi Muhammad menegaskan hal ini, bahwa Nabi Muhammad seperti manusia biasa yang lainnya bahwa kapan dia meninggal pun dia tidak mengetahui.
Juga mengenai takdir lainnya, kecuali Nabi hanya memberitahu tanda-tandanya saja.
Jadi kesimpulannya para dukun itu telah menipu kliennya agar mendapatkan sejumlah uang.
Adapun ilmu sihir yang  dimiliki para dukun itu sehingga bisa meneluh (guna-guna) orang lain. Memang ilmu sihir itu adalah sebagian kecil ilmu yang dimiliki Malaikat Harut-Marut yang ketika turun ke bumi menemui Nabi Sulaiman dicuri oleh iblis yang kini ditularkan kepada tukang sihir (dukun) untuk menhancurkan manusia, antara lain menjadi penyebab bercerainya pasangan suami istri. Jadi sihir itu ilmu yang dimiliki iblis yang mencurinya dari dua malaikat. Itu sebabnya Allah memperingatkan manusia jangan dekati tukang sihir (dukun). Hukumnya jelas Haram , sekali konsultansi ke dukun, maka selama 40 hari sholat Anda tidak diterima pahalanya dari Allah, selain itu bisa menjerumuskan kita ke perbuatan syirik , karena kita akan bergantung pada dukun, bukan berdoa langsung pada Allah.

Allah dalam surah Al-Falaq 1) Katakanlah aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai Subuh ,2) Dari kejahatan mahluknya 3) Dan dari kejahatan malam apabila gelap gulita 4) Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul 5) Dan dari kehahatan orang yang dengki apabila dia dengki.

Maka saya heran masih ada calon Bupati/Gubernur/Walikota di Indonesia pergi ke orang pintar (dukun) minta pertolongan agar mereka terpilih jadi Bupati/Gubernur/Walikota. Katanya sih “orang pintar” ini bersih , jujur dan rajin beribadah sehingga dimintai doanya agar diijabah Allah. Padahal berdoa langsung pada Allah yang benar agar doa kita pasti diijabah (dikabulkan) Alah, sedangkan minta doa orang pintar karena doanya tidak ikhlas karena memungut bayaran, jadi menjual ayat Al Quran, doanya belum pasti diijabah.
Bahkan banyak orang Indonesia terperosok ke perbuatan syirik, mendatangai kuburan keramat, mengangap orang suci yag dikuburan itu bisa menolong, padahal manusia yang telah mati itu seperti kita juga mahluk lemah yang bisa mati dan sakit, dia menolong sendiri saja tidak bisa apalagi menolong orang lain. Hindarilah dukun (penyihir) kalau sudah pernah ke mereka, segera bertaubatlah. Termasuk para dukun dan penyihir itu juga bertaubatlah agar anda selamat dari siksaan Allah di Neraka.

Jauhilah Mendatangi Dukun Dan Paranormal Dalam Menyelesaikan Perkara

In the name of Allah, Most Beneficent, Most Merciful
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, kegiatan mendatangi dukun, paranormal, atau orang pintar adalah suatu hal yang memang diakui banyak terjadi di negri ini. Urusan yang dikehendakipun beraneka ragam; mulai dari menyembuhkan penyakit (ruqyah), mencari jodoh (pelet), meramal nasib, sampai berniat jahat terhadap orang (santet).
Rasulullah SAW bersabda: “Ruqyah (jampi-jampi), Tiwalah (Pelet), dan Tama’im (Jimat) adalah syirik” (Ahmad)
 Yang dikhawatirkan dari fenomena ini yaitu di mana orang awam mulai tertipu dengan penampilan paranormal yang dibungkus jubah ustad. Orang-orang pada umumnya tentu mengira bahwa metode pengobatan sang paranormal ini menggunakan cara islam, karena penampilannya memang terlihat islami. Apalagi jika jimat dan mantera yang digunakan ditulis berbahasa Arab, maka semakin mantaplah image positif dari sudut pandang masyarakat awam tentang hal ini.
Ketahuilah, klaim yang sering diungkapkan para orang pintar tersebut dalam kemampuannya melihat jin, berinteraksi dengan alam gaib, dsb. adalah tidak lebih sebagai suatu kebohongan semata. Sebagai orang yang beriman, kita diperintahkan untuk mengimani (yakin) terhadap adanya alam gaib yang tak kasat mata. Namun ada batasannya, mengimani bukan berarti harus sampai mendalami hal yang seperti itu hingga akhirnya memiliki kemampuan supranatural dalam bersinggungan dengan hal gaib.
Allah SWT berfirman: “Allah mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapapun tentang hal itu kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya.” (Al Jinn 26-27)
Ayat Al Qur’an di atas adalah dalil bahwa manusia ditakdirkan untuk tidak dapat melihat jin dan tidak diberi kemampuan untuk mengetahui hal yang sifatnya gaib kecuali hanya sekedar di imani saja. Ya!! Cukup diimani saja. Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah: “Kitab Al Qur’an ini tiada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk kepada mereka yang bertakwa,yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib” (Al Baqarah 2-3).
Allah SWT juga berfirman: “Sesungguhnya iblis dan pengikut-pengikutnya dapat melihat kamu dari tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Al A’raaf 27)
Imam Syafi’i mengatakan: “Barangsiapa mengatakan bahwa dia melihat jin, maka kami batalkan persaksiannya.” (Fathul Bari, 6/530)
 Baik surat Al A’raf  ayat 27 maupun pendapat imam Syafi’i merupakan persetujuan bahwa kodrat manusia adalah memang tidak bisa melihat hal gaib (jin). Namun hal ini dimaksudkan dalam pengertian manusia tidak bisa melihat jin dalam bentuk aslinya. Adapun jika jin tersebut dilihat oleh seseorang dalam bentuk binatang atau bentuk lain selain dari bentuk aslinya, maka hal itu tidak dipermasalahkan karena ada banyak hadist yang menceritakan tentang munculnya jin yang dilihat oleh para sahabat.
Ibnu Hajar berkata: “Orang yang mengklaim bahwa ia melihat sesuatu dari mereka setelah jin beralih kepada bentuk-bentuk yang lain berupa binatang, maka tidak disalahkan, karena telah datang banyak hadist perihal perubahan mereka dalam berbagai bentuk.” (Fathul Bari, 6/396)
Hendaklah sebagai muslim untuk membentengi diri dengan dzikir agar terhindar dari sihir dan keburukan-keburukan orang yang berniat jahat. Dan apabila tertimpa kesulitan, jangan sampai mengkonsultasikannya kepada para dukun dan tukang sihir. Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa mendatangi peramal, lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka shalatnya tak diterima selama 40 hari.” (Muslim)
Mayoritas kalangan mazhab Syafi’i mengatakan bahwa shalat orang tersebut tidak berpahala selama rentang waktu tersebut. (Syarah Shahih Muslim XIV/446)
Imam Nawawi berkata: “Sangat berlimpah hadist-hadist shahih yang melarang mendatangi dukun dan mempercayai ucapan mereka.” (Syarah Shahih Muslim V/25)
Mengapa Imam Nawawi melarang mendatangi dukun dan mempercayai ucapan mereka? Ini dikarenakan kemampuan gaib sang dukun hanya berasal dari bisikan setan (jin) semata. Rasulullah SAW bersabda: ”Mereka (para dukun) itu tidak ada apa-apanya.” Para sahabat berkata: ”Ya Nabi!!! Adakalanya mereka meramal sesuatu dan ternyata benar.” Rasulullah SAW bersabda: ”Itu adalah sesuatu yang didengar oleh jin kemudian dibisikannya kepada para walinya dan mereka mencampurnya dengan seratus kebohongan.” (Bukhari)
Dan ketahuilah satu hal penting… Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab mengkategorikan para dukun sebagai salah satu kafir thaghut. Berikut adalah kategorinya:
1.     Syetan yang menyeru agar beribadah kepada selain Allah SWT, dalilnya: ”Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Yassin: 60)
2.     Penguasa yang menrubah hukum Allah SWT, dalilnya: ”Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari thaghut.” (An Nisa: 60)
3.     Mereka yang berhukum selain dengan hukum Allah, dalilnya:”Barangsiapa tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Allah, mereka itulah orang-orang kafir.” (Al Maidah: 44)
4.     Mereka yang mengaku mengetahui perkara ghaib (dukun, paranormal), dalilnya: ”Allah mengetahui yang gaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada siapapun tentang yang gaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya.” (Al Jinn: 26-27)
5.     Orang yang diibadahi selain Allah dan dia ridha dengan hal itu, dalilnya: ”Barangsiapa di antara mereka mengatakan: ’Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain Allah,’ maka orang itu Kami berikan balasan berupa Jahannam.” (Al Anbiya: 29)
(Majmua’tut Tauhid, hal. 260)
Ibnu Quddamah Al Maqdisi berkata mengenai dukun atau orang yang memiliki kemampuan gaib: ”Mempelajari dan mengajarkan sihir adalah haram, kami tidak mengetahui ada perselisihan di kalangan ahlu ilmi tentang masalah ini.” (Al Mughni 8/151)
Penjelasan singkat di atas adalah himbauan kepada kaum muslimin agar mulai lebih teliti membedakan yang mana ustad ahli sihir dan yang mana ustad sejati. Tentunya bagi mereka yang berhati bersih bisa dengan jelas memahami betapa tidak baiknya meminta bantuan para dukun dalam menyelesaikan suatu perkara. Jikalau syeikh besar seperti Muhammad bin Abdul Wahhab menyatakan bahwa dukun itu adalah thaghut alias sudah pasti kafir, maka kenapa saudara-saudara kita meminta bantuan kepada para orang kafir (dukun)?



No comments:

Post a Comment