!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, April 16, 2014

.Dolar bervariasi di tengah data dan pernyataan Yellen

.Dolar bervariasi di tengah data dan pernyataan Yellen

Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah serangkaian data ekonomi AS dan komentar dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen.

Ketika berbicara di Economic Club of New York pada Rabu, Yellen menyerang nada "dovish" dengan mengatakan bahwa Fed memiliki "komitmen" melanjutkan dukungan pemulihan ekonomi.

Sementara itu, yen Jepang melemah terhadap sesama mata uang utama karena data pertumbuhan Tiongkok lebih baik dari perkiraan. Ekonomi Tiongkok tumbuh 7,4 persen pada kuartal pertama dari setahun sebelumnya, Biro Statistik Nasional melaporkan pada Rabu.

Data ekonomi AS datang bervariasi pada Rabu. Perumahan baru (housing starts) milik pribadi naik 2,8 persen pada Maret, sementara izin bangunan jatuh 2,4 persen, Departemen Perdagangan mengatakan Rabu. Kedua angka tersebut mengikuti ekspektasi para analis.

Produksi industri AS meningkat 0,7 persen pada Maret setelah maju 1,2 persen pada Februari, melebihi perkiraan para ekonom, Federal Reserve AS mengatakan Rabu.

Pada perdagangan hari sebelumnya, dolar AS menguat di seluruh papan karena data menunjukkan tingkat inflasi AS meningkat menjadi 0,2 persen pada Maret, lebih tinggi dari 0,1 persen pada Februari.

Analis percaya data menambah lebih banyak tanda-tanda permintaan konsumen yang lebih besar dan meredakan kekhawatiran bahwa laju inflasi terlalu jauh di bawah target Fed sebesar 2,0 persen.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,3821 dolar dari 1,3809 dolar pada sesi sebelumnya dan pound Inggris naik menjadi 1,6799 dolar dari 1,6703 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,9383 dolar dari 0,9355 dolar.

Dolar dibeli 102,26 yen Jepang, lebih tinggi dari 101,83 yen pada sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,8814 franc Swiss dari 0,8804 franc Swiss dan bergerak naik menjadi 1,1011 dolar Kanada dari 1,0981 pada sesi sebelumnya, demikian Xinhua.

No comments:

Post a Comment