!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, April 2, 2014

.Investor Cina Ubah Wajah Dubai

.Investor Cina Ubah Wajah Dubai

Terletak di tepian padang pasir lebih dari 24 km dari Burj Khalifa, perumahan dan bisnis ritel tumbuh di lingkungan yang lebih mirip Beijing ketimbang Dubai: Toko dan rumah makan bertanda aksara Cina, pusat perbelanjaan Dragon Mart berhiaskan patung naga raksasa.

Setelah menggelontorkan dana miliaran dolar ke kota-kota seperti London di Inggris, New York di Amerika Serikat, dan Sydney di Australia, para penanam modal dan pengembang individu dari Cina memperluas jangkauan ke Dubai.

Sekitar seribu investor individu Cina membelanjakan 1,3 miliar dirham Uni Emirat Arab, atau hampir Rp4 triliun pada lahan, tempat tinggal, dan perkantoran di Dubai tahun lalu, demikian data dari Departemen Pertanahan Dubai. Jumlah itu berlipat tiga kali lebih besar dari tahun sebelumnya oleh 288 investor Cina yang mencapai 486 juta dirham.

Secara keseluruhan, transaksi properti yang dilakukan oleh para individu di Uni Emirat Arab melonjak 53% pada 2013 menjadi 236 juta dirham dengan 114 juta dirham investasi asing pada tanah dan properti.

“Dubai semakin dikenal oleh [para investor] Cina,” ujar Wang Liao, 30 tahun, pemilik Atomic Properties, makelar real estate yang kebanyakan kliennya berasal dari Cina.

Para investor dan pengembang Cina belum terlalu aktif sebelum 2009 saat Dubai dihantam krisis real estate. Namun, para pemodal Cina itu kini memainkan peran besar, demikian keterangan para makelar, pengembang, dan analis.

Harga tempat tinggal naik sekitar 35% tahun lalu. Tapi, angka itu masih 20% lebih rendah dari puncak harga sebelumnya. Pasar properti komersil utama membidik usaha menengah hingga besar dengan harga yang diramalkan naik 10% pada 2014 setelah mengalami peningkatan 5%-7% tahun lalu, demikian Knight Frank, konsultan properti London.

Pada periode ledakan sebelumnya, India, Inggris, Pakistan, dan Saudi adalah pembeli asing terbesar. Namun, kini, para investor Cina menjadi salah satu segmen pembeli dengan pertumbuhan tercepat, demikian Departemen Pertanahan.

Banyak golongan kaya Cina berupaya melakukan diversifikasi investasi ke luar negeri. Mereka menganggap Dubai sebagai lokasi menarik karena percaya kota itu dapat memberikan imbal hasil 30% per tahun—persentase yang lebih baik dari Hong Kong, Shanghai, dan Beijing.

Hal lain yang menopang investasi Cina atas properti tempat tinggal adalah ikatan dagang lebih erat dengan Uni Emirat Arab, terutama real estate komersil. Para pengembang Cina—swasta maupun milik negara—melakukan ekspansi ke banyak negara demi mendapatkan imbal hasil lebih stabil dari yang bisa didapatkan di dalam negeri.

No comments:

Post a Comment