!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, April 1, 2014

.Wall Street Menguat, Emas dan Minyak Turun


.Wall Street Menguat, Emas dan Minyak Turun

.Pasar ekuitas dunia menambah kenaikan baru pada Selasa (Rabu pagi WIB) karena Wall Street mencapai rekor tertinggi setelah data produksi yang kuat, sementara angka manufaktur yang lembek di China memperkuat kemungkinan negara itu akan mengambil langkah-langkah stimulus.

Minyak mentah berjangka jatuh. Harga minyak mentah AS tertekan oleh persedian domestik, dan data China serta Eropa membebani harga Brent.

Emas spot mencapai level terendah tujuh minggu dan nilai investasi aman seperti Surat Utang AS dan yen juga jatuh.

Data pabrik-pabrik di seluruh Eropa kembali melemah pada Maret, sementara industri manufaktur besar China mengalami kontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut, memicu para pembuat kebijakan harus bertindak dalam beberapa bulan mendatang.

Di Amerika Serikat, bagaimanapun, pertumbuhan manufaktur dipercepat untuk bulan kedua berturut-turut pada Maret karena pemulihan produksi, mengurangi kekhawatiran bahwa ekonomi mengalami batu sandungan.

"Kami memulai kuartal kedua dengan tanda-tanda bahwa ekonomi mengalami pertumbuhan beralasan yang akan terus mendorong pasar (ekuitas)," kata Jim McDonald, kepala strategi investasi di Northern Trust Global Investment, Chicago.

Indeks S & P menyentuh level tertinggi harian 1.885,84, sesaat setelah data manufaktur dirilis, dan ditutup pada sesi tertinggi. Indaktor saham dunia MSCI naik 0,6 persen.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup naik 74,95 poin atau 0,46 persen pada 16.532,61. Indeks S & P 500 ditutup menguat 13,18 poin atau 0,70 persen menjadi 1.885,52. Indeks komposit Nasdaq naik 69,05 poin atau 1,64 persen menjadi 4.268,04.

Saham-saham Eropa terangkat oleh aktivitas merger serta data pabrik di Prancis yang kuat. Indeks FTSE ditutup naik 0,56 persen pada level tertinggi dalam tiga minggu. Nikkei berjangka dalam denominasi dolar AS menguat 0,5 persen.

Euro naik, emas turun

Harapan dukungan Fed membuat dolar AS kembali di bawah tekanan terhadap euro, tetapi greenback mencapai sesi tertinggi terhadap yen setelah keluarnya data manufaktur AS.

Kenaikan euro terhadap dolar tertahan oleh kemungkinan bank sentral Eropa (ECB), dalam pertemuan hari Kamis, akan menurunkan suku bunga untuk menjaga deflasi dalam kendali.

Euro naik 0,2 persen menjadi 1,3793 dolar.

Yen tergelincir ke level terendah empat minggu terhadap dolar AS, turun 0,4 persen menjadi 103,57 per dolar.

Di antara komoditas, minyak mentah Brent jatuh 2,4 persen menjadi 105,15 dolar per barel terpengaruh data China dan kemungkinan lonjakan pasokan dari Libya setelah pemberontak yang memblokir pelabuhan minyak timur mengisyaratkan kesepakatan dengan Tripoli.

Minyak mentah AS turun 2,2 persen menjadi 99,37 dolar per barel, tertekan oleh harapan untuk meningkatkan persediaan domestik.

Emas spot, satu yang berperforma bintang mengejutkan tahun ini setelah kemerosotan 2013, menyentuh level terendah tujuh-minggu 1.277,29 dolar per ounce. Itu kemudian hanya turun 0,3 persen pada 1.279,85 dolar. Dengan harga itu tetap naik 6 persen dari awal tahun, demikian mengutip Reuters.

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun untuk sesi kelima berturut-turut pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena para investor mempertimbangkan data ekonomi AS bervariasi untuk petunjuk prospek permintaan logam mulia.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun 3,8 dolar AS atau 0,30 persen menjadi 1.280,0 dolar AS per ounce. Emas jatuh total 2,5 persen dalam lima sesi perdagangan, penurunan terpanjang sejak November. Harga penutupan merupakan yang terendah untuk kontrak teraktif sejak 10 Februari, lapor Xinhua.

Emas turun 2,9 persen pada Maret, tetapi mengakhiri kuartal pertama dengan kenaikan 6,8 persen, data statistik menunjukkan. Menurut beberapa analis pasar, dengan kinerja emas yang kuat di kuartal pertama, tampaknya beberapa aksi ambil untung jangka pendek sedang berlangsung, yang menekan perdagangan pada hari-hari tersebut.

Pada Selasa, lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) mengatakan, indeks manufaktur AS naik menjadi 53,7 persen pada Maret dari 53,2 persen bulan sebelumnya. Laporan pekerjaan Maret, salah satu data ekonomi utama, akan dirilis pada Jumat (4/4).

Perak untuk pengiriman Mei turun 6,4 sen atau 0,32 persen menjadi 19,688 dolar AS per ounce.

Harga minyak dunia turun tajam pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah data manufaktur di Tiongkok yang naik tipis menambah kekhawatiran tentang pertumbuhan lambat di konsumen energi terbesar dunia itu.

Acuan kontrak berjangka AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei, mengakhiri perdagangan di New York Mercantile Exchange di 99,74 dolar AS per barel, turun 1,84 dolar AS atau 1,8 persen dari penutupan Senin, lapor AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei, merosot 2,14 dolar AS atau hampir 2,0 persen, menjadi menetap pada 105,62 dolar AS per barel di perdagangan London.

"Kekhawatiran tentang ekonomi Tiongkok membuat semua hal cukup bearish," kata Michael Lynch dari Strategic Energy and Economic Research.

Indeks pembelian manajer (PMI) resmi Tiongkok untuk sektor manufaktur naik tipis menjadi 50,3 pada Maret, dari tingkat terendah delapan bulan 50,2 pada Februari, sedikit di atas tingkat 50 yang menandakan terjadinya ekspansi.

Angka itu sedikit lebih baik dari yang diharapkan, tetapi masih terus menunjukkan pelemahan, menunjukkan ekonomi Tiongkok tumbuh pada kuartal pertama di bawah target pertumbuhan tahunan pemerintah sebesar 7,5 persen.

HSBC juga melaporkan PMI tersendiri untuk Tiongkok, turun menjadi 48,0 pada Maret, angka terendah dalam delapan bulan.

"Dari perspektif permintaan minyak Tiongkok, angka itu menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan minyak global secara keseluruhan ketika yang paling diharapkan bahwa permintaan akan didorong oleh Tiongkok," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

Juga membebani minyak, kata para analis, adalah ekspektasi bahwa laporan persediaan minyak mingguan pemerintah AS pada Rabu akan menunjukkan kenaikan lain dalam pasokan minyak mentah.

Tim Evans dari Citi Futures mengatakan ekspektasi konsensus adalah untuk penumpukan sekitar 2,5 juta barel dalam persediaan minyak mentah.

Selain itu, pasar berada di bawah tekanan oleh laporan bahwa Libya mungkin hampir mencapai kesepakatan dengan pemberontak yang telah memblokade terminal-terminal minyak sejak Juli, kata para analis.

Sumber-sumber pemerintah dan pemberontak mengatakan kesepakatan tampaknya menjadi kian dekat, ekspor yang berkurang menjadi 250.000 barel per hari dari 1,5 juta barel karena diblokade berpotensi untuk dibuka kembali.

No comments:

Post a Comment