!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, September 27, 2014

Perjalanan yang belum selesai (124)

AP Abubacker Musliya
Perjalanan yang belum selesai (124)

(Bagian ke seratus duapuluh empat, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 28 September 2014, 12.30 WIB)

Konvoi Jemaah Haji yang kini berkumpul di Madinah telah menuju ke kota Mekah. Dt tengah kekhusuan para Jemaah Haji ini dalam beribadah Ulama India mengimbau agar para Jemaah haji untuk serta berdoa bagi perdamaian dunia.


 Jemaah Haji diimbau  untuk berdoa bagi perdamaian dunia

Seorang pemimpin Muslim India terkemuka mengimbau para jemaah Haji  yang datang ke Arab Saudi untuk naik haji tahun ini untuk berdoa bagi perdamaian dan stabilitas global selama selama beribadah dan berdoa di Mekah maupun Madinah, yang tahun ini diperkirakan akan didatangi sekitar 2,5 juta jamaah.

"Kita harus berdoa kepada Allah SWT, pencipta alam semesta, agar kita bisa memecahkan masalah yang dihadapi orang di seluruh dunia untuk membantu mereka hidup dalam perdamaian dan stabilitas. Ini harus menjadi doa utama kami selama musim haji ini, "kata AP Abubacker Musliyar, sekretaris jenderal Asosiasi Ulama  Muslim India '.

Dia menekankan peran haji dalam memperkuat persatuan dan solidaritas di kalangan umat Islam.
"Semua jemaah memakai bentuk yang sama dari pakaian dan memanjatkan doa-doa yang sama. Mereka memuliakan Allah, mencari pengampunan dan berkat-Nya dan meremajakan iman mereka untuk menjalani hidup baru bagi kepentingan kemanusiaan. "

Dia memuji peran kepemimpinan Arab Saudi dalam memerangi terorisme, menekankan bahwa seluruh bangsa Muslim harus berdiri mendukung Kerajaan memerangi terorisme.

"Jadi yang disebut Negara Islam (IS) militan telah mengadopsi metode baru untuk merayu pemuda Muslim dan memimpin mereka kepada kebinasaan," katanya sambil mengecam kejahatan keji kelompok teroris.

Ditanya tentang alasan untuk tumbuh ekstremisme di kalangan masyarakat Muslim, Abubacker Musliyar, yang merupakan pemimpin agama berpengaruh di Kerala, mengatakan kebijakan yang menindas dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah telah memainkan peran besar dalam membuat pemuda Muslim untuk mengikuti jalan ekstrimis.

"Kita tidak bisa membenarkan terorisme dan pada saat yang sama, pemerintah harus memperhatikan fakta ini dan mengambil tindakan korektif untuk melindungi hak-hak Muslim jika mereka benar-benar ingin memberantas terorisme dari dunia," katanya sambil mengkritik sikap suam-suam kuku masyarakat internasional terhadap hak hukum Palestina.




Berdoa di Masjidil Haram Mekah


"Tidak ada ajaran Islam tunggal yang memungkinkan orang percaya untuk membunuh non-Muslim, kecuali untuk membela diri," kata Abubacker Musliyar sementara mengutuk pembunuhan IS terhadap  'non-Muslim.

"Daulah Islam militan tidak akan mendapatkan keuntungan di dunia dan akhirat karena tindakan mereka. Mereka akan terisolasi dan mereka tidak akan mampu menghadirkan aturan yang ideal berlawanan seluruh dunia. Kita harus mendidik generasi muda Muslim tentang dampak negatif dari kelompok ini dan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran –Islam yang sesungguhnya. "

Dia mencela langkah kelompok-kelompok ekstremis Hindu 'untuk menodai citra Islam dan Muslim dengan melakukan pemboman dan menyalahkan mereka pada umat Islam. Dia menegaskan bahwa pemerintah India harus melaksanakan tugas dalam penyegelan celah yang dapat digunakan oleh para ekstremis sebagai alasan untuk terorisme.

Abubacker Musliyar mendesak Perdana Menteri Narendra Modi untuk mengambil inisiatif melaksanakan laporan Komisi Sachar untuk mengangkat umat Islam.

"Pemerintah kongres, serta partai-partai kiri dan sayap kanan, sejauh ini gagal untuk menerapkannya, mengecewakan Muslim," katanya, sementara menekankan peran umat Islam yang berjasa dalam kemerdekaan India.

Dia mengatakan sekolah-sekolah Islam atau madrasah di seluruh India telah memainkan peran penting dalam mencegah ekstremisme di kalangan umat Islam. "Madrasah kami, masjid dan ceramah Islam telah memainkan peran besar dalam mencerahkan masyarakat Muslim dan mencegah mereka dari terorisme," jelasnya.

"Saya mengatakan kepada menteri dan rumah menteri Kerala selama Konferensi Sheikh Zayed Perdamaian yang kita tidak bisa mengharapkan perdamaian dan keamanan dengan hanya memiliki Kementerian Dalam Negeri. Sekitar 90 persen umat Islam mengikuti hukum negara karena ajaran Islam yang telah mereka peroleh dari madrasah dan masjid. Madrasah kami adalah pusat pengetahuan dan budaya yang berkontribusi terhadap menghilangkan ekstrimisme dan terorisme. "
Abubacker Musliyar diungkapkan rencana organisasinya untuk mengadakan kampanye nasional untuk mempromosikan kerukunan dan mendesak Perdana Menteri Modi untuk mendukung langkah tersebut.

"Kami telah melakukan dua program di Kerala dan berniat untuk terus lain di Karnataka dari 25 Oktober-2 November dengan partisipasi dari non-Muslim. Muslim ingin hidup damai dengan masyarakat lainnya sesuai dengan ajaran Islam, menyebabkan tidak membahayakan untuk teman-teman non-Muslim kita, "tambahnya.

Sementara itu konvoi para Jamaah Haji kini telah meninggalkan Madinah menuju Makkah di bawah pengawasan Madinah Gubernur Pangeran Faisal bin Salman setelah salat Jumat.

Instansi pemerintah telah meningkatkan upaya untuk memastikan penyelesaian yang efisien prosedur pada kedatangan dan keberangkatan poin dan untuk memastikan bahwa jamaah disediakan dengan layanan yang komprehensif.

Lebih dari 700.000 peziarah telah tiba di Madinah, termasuk sekitar 250.000 yang sudah siap menuju Mekkah.

Sampai Jumat pagi,  430.000 jemaah telah tiba di Pangeran Mohammad bin Abdulaziz Airport melalui penerbangan 1650. Kota ini juga telah menerima ratusan yang melekat berasal dari Yordania dan Palestina setiap hari.

Jumlah peziarah yang datang dari Eropa Timur telah menurun karena sedang berlangsung gejolak di Irak dan Suriah, yang sebelumnya titik koneksi utama mereka ke dalam Kerajaan.
Mohammed Al-Bijawi, kepala cabang Kementerian Haji di kawasan itu, mengatakan bahwa kementerian telah meningkatkan upaya keberangkatan dan kedatangan pusat, serta di sepanjang jalan raya Makkah-Madinah dan semua jalan yang mengarah ke Makkah dalam rangka untuk mengikuti dengan mengalir peziarah ke Kerajaan harian.

Ia mengatakan tim lapangan dengan teknisi ahli telah dilatih kedatangan cepat lengkap dan prosedur keberangkatan.

Al-Bijawi mengatakan komite pemantauan kementerian telah menyelesaikan kunjungan inspeksi ke stasiun, kantor pelayanan dan lokasi perumahan untuk memastikan kinerja keseluruhan adalah setara dengan rencana operasional tahun ini dan arahan. Dia mengatakan tim darurat telah menyelesaikan lebih dari 2.000 situs wisata di seluruh titik pengumpulan dan lokasi perumahan bagi para peziarah untuk memastikan bahwa prosedur keselamatan di tempat sesuai dengan arahan Pertahanan Sipil.

Tim keamanan jalan telah bekerja sepanjang waktu untuk memantau pergerakan jamaah haji, dengan tim lapangan dikerahkan di berbagai pos pemeriksaan kecepatan untuk menjamin keselamatan, keamanan dan bantuan.
Umum Syndicate Mobil di wilayah ini telah menyambut para peziarah di bandara Madinah dan langsung mengawasi perusahaan transportasi haji di Madinah berkoordinasi dengan organisasi lokal dan cabang pelayanan lokal.
Umum Direktorat Urusan Kesehatan, sementara itu, terus berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif di tujuh rumah sakit di Madinah, katanya.
Sebanyak 1.000 tempat tidur klinis, termasuk 135 tempat tidur untuk pelayanan perawatan intensif, tersedia untuk peziarah.
Selain itu, 20 pusat kesehatan telah didirikan di sekitar Masjid Nabawi, di lokasi perumahan, di pintu masuk dan keluar di Madinah, dan di sepanjang jalan raya utama ke dan dari kota, serta udara, darat dan laut pelabuhan.
"Angkatan kerja kesehatan keahlian medis, teknis dan administratif yang luas telah dilatih untuk memberikan layanan pencegahan kesehatan dan peziarah tiba di kota," tegas Al-Bijawi.
Pengobatan pencegahan telah disediakan untuk 64.038 peziarah sejauh ini.
Selain itu, 43.611 jamaah telah diberikan vaksinasi polio. (Arabnews)

MERAIH DOA MUSTAJAB


Doa, di dalam Islam memiliki kedudukan sangat agung. Doa merupakan ibadah yang sangat dicintai oleh Allah. Doa merupakan bukti ketergantungan seorang hamba kepada Rabb Subhanahu wa Ta’ala dalam meraih apa-apa yang bermanfaat dan menolak apa-apa yang membawa mudharat baginya. Doa merupakan bukti keterkaitan seorang manusia kepada Rabb-nya, dan kecondongannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwasannya tiada daya dan upaya melainkan dengan bantuan Allah Subhanahu wa Ta’ala .

PERBANYAKLAH DOA
Sebagian orang ada yang beranggapan, bahwa dirinya tidak selayaknya banyak meminta kepada Allah. Dia menganggapnya sebagai suatu aib. Menilainya sebagai sikap kurang bersyukur kapada Allah atau bertentangan dengan sifat qana’ah. Akhirnya ia menahan diri tidak meminta kepada Allah, kecuali dalam perkara-perkara yang dia anggap penting dan mendesak. Sedang dalam masalah-masalah yang dianggapnya ringan dan sepele, ia merasa enggan meminta kepada Allah.

Pemahaman seperti ini, jelas merupakan kekeliruan dan suatu kejahilan. Kerena doa termasuk jenis ibadah, dan Allah Azza wa Jalla marah jika seorang hamba enggan meminta kepadaNya.

Dalan sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ

Sesungguhnya doa adalah ibadah. [2]

Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabb-mu berfirman: "Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [al Mu`min/40 : 60].








Berdoa di Masjid Nabawi Madinah

Doa ini -dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala - sangat bermanfaat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

الدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ

Doa itu bermanfaat bagi apa-apa yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi. Hendaklah kalian memperbanyak berdoa, wahai hamba-hamba Allah.[3]

Seorang muslim, selayaknya banyak berdoa setiap waktu. Karena doa merupakan ibadah yang memiliki kedudukan sangat mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala , sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : "Tidak ada yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala daripada doa". [4]

DOA TIDAK PERNAH MEMBAWA KERUGIAN
Seseorang yang meninggalkan doa berarti ia merugi. Sebaliknya seseorang yang berdoa, ia tidak akan pernah merugi atas doa yang dipenjatkannya, selama ia tidak berdoa untuk suatu dosa atau memutuskan tali silaturrahmi. Karena doa yang dipanjatkannya, pasti disambut oleh Allah, baik dengan mewujudkan apa yang dia minta di dunia, atau mencegah darinya keburukan yang setara dengan yang ia minta, atau menyimpannya sebagai pahala yang lebih baik baginya di akhirat kelak. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ أَوْ كَفَّ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ

Tidak ada seseorang yang berdoa dengan suatu doa, kecuali Allah akan mengabulkan yang ia minta, atau Allah menahan keburukan dari dirinya yang semisal dengan yang ia minta, selama ia tidak berdoa untuk suatu perbuatan dosa atau untuk memutuskan tali silaturrahim. [5]

Oleh karena itu, janganlah seorang hamba merasa keberatan meminta kepada Rabb-nya dalam urusan-urusan dunianya, meskipun urusan tersebut dianggapnya sepele, terlebih lagi dalam urusan akhirat. Karena permintaan itu merupakan bukti ketergantungan yang sangat kepada Allah, dan kebutuhannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam semua urusan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengatakan :

إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلْهُ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

Sesungguhnya, barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan marah kepadanya.[6]

ADAB-ADAB YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERDOA
Dalam berdoa, ada beberapa perkara dan adab yang harus diperhatikan oleh seseorang, sehingga doanya mustajab.

Pertama : Memasang niat yang benar. Seseorang yang berdoa, hendaklah meniatkan dalam doanya tersebut untuk menegakkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menggantungkan kebutuhannya kepadaNya. Karena siapa saja yang mengggantungkan hajatnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , niscaya ia tidak akan rugi selama-lamanya.

Kedua : Berdoa dalam keadaan bersuci. Cara seperti ini lebih afdhal. Hanya saja, jika seseorang berdoa dalam kondisi tidak berwudhu’, maka hal itu tidak mengapa.

Ketiga : Meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menengadahkan telapak tangan.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

إِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ بِبُطُونِ أَكُفِّكُمْ وَلَا تَسْأَلُوهُ بِظُهُورِهَا

Jika engkau meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , maka mintalah dengan menengadahkan telapak tangan, dan janganlah engkau memintanya dengan menengadahkan punggung telapak tangan.[7]

Kaifiatnya adalah, dengan mengarahkan telapak tangan ke wajah sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam[8]. Atau dengan cara mengangkat tangan hingga nampak putih ketiaknya (bagian dalam ketiaknya). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْ عَبْدٍ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَتَّى يَبْدُوَ إِبِطُهُ يَسْأَلُ اللَّهَ مَسْأَلَةً إِلَّا آتَاهَا إِيَّاهُ

(Tidaklah seorang hamba mengangkat kedua tangannya hingga nampak ketiaknya dan memohon suatu permohonan, kecuali Allah mengabulkan permohonannya itu).[9] Cara seperti menunjukkan ketergantungan seorang hamba kepada Allah, kebutuhannya kepada Allah, dan permohonannya yang sangat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala .

Keempat : Memulai dengan mengucapkan hamdalah dan puji-pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Cara seperti ini menjadi sebab lebih dekat kepada terkabulnya doa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya dan dia tidak mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala , tidak bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang ini terburu-buru,” kemudian Rasulullah memanggilnya dan bersabda :

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ لْيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ

Jika salah seorang dari kalian shalat, hendaklah ia memulainya dengan mengucapkan hamdalah serta puja dan puji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , kemudian bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , setelah itu ia berdoa dengan apa yang ia inginkan.[10]

Kelima : Bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Jika ia meninggalkan shalawat atas Nabi, doanya bisa terhalang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Semua doa terhalang, sehingga diucapkan shalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam[11] .

Keenam : Memulai berdoa untuk diri sendiri terlebih dahulu. Demikian ini yang diisyaratkan dalam al Qur`an, seperti ayat:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ

Ya Rabb-ku! Ampunilah aku, dan ibu bapakku …… [Nuh/71 : 28].

Ketujuh : Bersungguh-sungguh dalam meminta. Janganlah seseorang ragu-ragu dalam doanya, atau ia mengucapkan pengecualian dengan mengucapkan "jika Engkau berkehendak ya Allah, berikanlah kepadaku ini dan ini". Doa seperti itu dilarang, karena tidak ada sesuatupun yang dapat memaksa kehendak Allah.

Kedelapan : Menghadirkan hati dalam berdoa. Seorang hamba, hendaklah menghadirkan hati, memusatkan pikiran, mentadaburi doa yang ia ucapkan, serta menampakkan kebutuhan dan ketergantungannya kepada Allah. Janganlah ia berdoa dengan lisannya, namun hatinya entah kemana. Karena doa tidak akan dikabulkan dengan cara seperti itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , sementara kalian yakin doa kalian dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan lengah. [12]

Kesembilan : Berdoa dengan kata-kata singkat dan padat, serta doa-doa yang ma’tsur. Tidak syak lagi, kata-kata yang paling padat dan paling singkat dan paling agung berkahnya adalah, doa-doa yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Doa-doa seperti itu banyak terdapat di dalam buku-buku As Sunnah.

Kesepuluh : Bertawasul dengan nama dan sifat-sifat Allah. Allah Ta'ala berfirman:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا

Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asma-ul husna itu … … [al A'raf/7 : 180].

Atau seseorang bertawasul dengan amal shalih yang telah dia lakukan, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang mashur tentang tiga orang yang terperangkap di dalam goa. Atau bertawasul dengan doa orang shalih yang mendoakan untuknya. Dalil-dalil yang menunjukkan hal ini banyak ditunjukkan di dalam al Qur`an maupun Sunnah Nabi.

Kesebelas : Memperbanyak ucapan “Yaa Dzal Jalaali wal Ikraam”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلِظُّوا بِيَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Ulang-ulangilah ucapan Yaa Dzal Jalaali Wal Ikraam. [13]

Yaitu selalu ucapkan dan perbanyaklah dalam doa-doa kalian. Karena hal itu merupakan kata-kata pujian yang sangat tinggi kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling agung. Dengan memperbanyak membacanya akan membantu terkabulnya doa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala .

Keduabelas : Mencari waktu-waktu yang mustajab dan tempat-tempat yang utama. Ada beberapa waktu dan tempat-tempat yang utama, sebagaimana telah disebutkan di dalam nash-nash. Orang yang berdoa, sebaiknya mencari waktu tersebut dan memperbanyak doa pada waktu-waktu tersebut. Di antara waktu-waktu yang utama dan mustajab adalah, waktu antara adzan dan iqamah, di dalam shalat, setelah selesai mengerjakan shalat-shalat fardhu, pada waktu sore hari, ketika berbuka puasa, di bagian akhir malam, dan sesaat pada hari Jumat -yaitu saat-saat terakhir pada hari Jumat- dan hari-hari di bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, pada hari ‘Arafah, pada waktu mengerjakan haji, di sisi Ka’bah, serta waktu-waktu dan tempat-tempat lainnya yang disebutkan di dalam atsar.

Ketigabelas : Memperbanyak doa pada saat-saat lapang. Upaya ini agar Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan permintaannya pada saat-saat sempit. Karena termasuk hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala mentakdirkan suatu bala (musibah), bahwasanya Allah menyukai mendengarkan rintihan hambaNya kepadaNya. Allah senang melihat para hamba kembali kepadaNya pada saat-saat sempit dan tercekam. Namun apabila seorang insan itu bertadharru’ pada saat-saat ia lapang, maka akan segera dikabulkan baginya permintaan-permintaannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengatakan :

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ

Barangsiapa yang suka Allah mengabulkan doanya pada saat-saat sempit dan kesulitan, maka hendaklah ia banyak-banyak berdoa pada saat-saat ia lapang.[14]

PERKARA-PERKARA YANG HARUS DIHINDARI BAGI ORANG YANG BERDOA










Berdoa di Masjid Al Aqsa Jerusalem

Untuk mendukung agar doa seseorang dikabulkan, seseorang harus menghindari beberapa perkara yang dapat menghalangi terkabulnya doa.

Pertama : Mengkonsumsi makanan yang haram. Karena ini termasuk perkara yang menghalangi terkabulnya doa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

Seorang laki-laki yang panjang perjalanannya, rambutnya acak-acakan dan berdebu, ia mengangkat tangannya ke langit dan mengatakan : "Ya Rabbi, ya Rabbi," sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dengan barang yang haram, bagaimana ia akan diterima doanya?[15]

Kedua : Terburu-buru dalam meminta dikabulkannya doa. Permintaan yang tergesa-gesa itu dilarang, dan dapat menghalangi terkabulnya doa. Seseorang yang berdoa juga tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala . Sikap terburu-buru bisa dikategorikan sebagai bentuk pendustaan terhadap janji Allah Subhanahu wa Ta’ala , padahal Allah telah berjanji mengabulkan doa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي

Akan dikabulkan doa salah seorang di antara kamu selama dia tidak terburu-buru; ia mengatakan “Aku sudah berdoa, namun tidak dikabulkan bagiku”.[16]

Ketiga : Berlebih-lebihan atau melampaui batas dalam berdoa. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Berdo'alah kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. [al A'raf/7 : 55].

Sa’ad Radhiyallahu anhu pernah melihat anak laki-lakinya berdoa, dan ia berkata dalam doanya : “Ya Allah, aku memohon kepadaMu surga, kenikmatannya, kemegahannya, begini dan begini. Dan aku berlindung kepadaMu dari api neraka, dari rantainya, belenggunya, begini dan begini”.

Mendengar doa anaknya tersebut, Sa’ad Radhiyallahu anhu berkata: Wahai anakku, sesunggunya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

سَيَكُونُ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الدُّعَاءِ فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ إِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَ الْجَنَّةَ أُعْطِيتَهَا وَمَا فِيهَا مِنَ الْخَيْرِ وَإِنْ أُعِذْتَ مِنَ النَّارِ أُعِذْتَ مِنْهَا وَمَا فِيهَا مِنَ الشَّرِّ

“Akan ada nanti kaum yang melampaui batas dalam berdoa. Jangan sampai engkau masuk ke dalam golongan mereka. Jika engkau diberikan surga, niscaya engkau akan diberikan semua apa yang ada di dalamnya. Jika engkau dihindarkan dari api neraka, niscaya engkau akan dihindarkan darinya dan seluruh keburukannya”.

Keempat : Meminta perkara-perkara yang mustahil. Seperti seseorang yang berdoa agar dapat melihat Nabi dalam keadaan terjaga, atau ia berdoa agar dijadikan sebagai malaikat, atau ia berdoa meminta kekuatan, yang dengan kekuatan itu ia dapat mengangkat gunung, atau meminta kepada Allah berupa an nubuwah (kenabian). Karena hal itu tidaklah mungkin. Bahkan kalau ia meyakini diturunkannya nubuwah setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka ia bisa kafir karena hal itu. Dan permintaan seperti itu juga termasuk bentuk berlebih-lebihan dalam berdoa. Allahu a’lam.

Demikian, mudah-mudahan Allah berkenan memberikan taufiq kepada kita untuk senantiasa berdoa kepadaNya, dan menjadikan doa-doa kita sebagai doa yang mustajab. Billahit taufiq. (Ummu Ihsan)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 00/Tahun XI/1428H/2007M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] (Bersambung)

_______

No comments:

Post a Comment