!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, April 15, 2014

Operasi Militer Merebut Kendali Kota-Kota di Ukraina Timur

Operasi Militer Merebut Kendali Kota-Kota di Ukraina Timur

Presiden sementara Ukraina, Oleksandr Turchynov, pada Selasa menyatakan operasi militer guna merebut kendali kota-kota di Ukraina timur dari cengkeraman milisi pro-Rusia telah dimulai.

Turchynov menyatakan operasi “antiteror” bermula Selasa dini hari di kawasan Donetsk. Mayoritas kota yang dikontrol pasukan pro-Rusia terletak di daerah tersebut.

“Sepanjang malam tadi, operasi antiteror dimulai di Donetsk. Namun, operasi akan bertahap, bertanggung jawab, dan seimbang. Tujuan dari tindakan ini, saya tegaskan lagi, adalah untuk melindungi warga Ukraina,” katanya di depan Parlemen Ukraina, seperti dikutip Interfax.

Pada hari itu juga, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan tindakan kekerasan oleh pemerintah Ukraina untuk memadamkan kerusuhan di timur negara itu bisa menggagalkan perundingan mendatang di Jenewa. Negosiasi dijadwalkan Kamis ini antara Amerika Serikat, Rusia, Ukraina, dan Uni Eropa..

Hari Minggu lalu, Turchynov mengancam bakal mengerahkan operasi skala penuh militer, sesudah protes meluas di kota-kota timur Ukraina. Namun pada Senin, ia menawarkan sikap yang sedikit melunak. Saat itu, ia mengaku tidak menentang referendum nasional demi memberikan otonomi lebih besar di beberapa kawasan—tuntutan kunci demonstran.

Kiev dan Barat menuding Moskow menghasut kerusuhan di Ukraina timur. Keterlibatan ini dianggap serupa dengan aksi yang sempat terjadi di semenanjung Crimea, yang berujung pada pencaplokan wilayah Ukraina itu oleh Rusia. Moskow secara konsisten menyanggah dugaan keterlibatan mereka. Namun, Rusia juga mengingatkan bahwa mereka siap melakukan intervensi guna melindungi kepentingan etnis Rusia di Ukraina.

Di Slovyansk, salah satu kota penting dalam kerusuhan Ukraina timur, belum terlihat tanda-tanda kemunculan militer Ukraina pada Selasa. Suasana kota masih tenang, meski banyak toko tutup. Seorang laki-laki yang menjaga barikade di luar kantor polisi kota, yang diambil alih milisi hari Minggu lalu, berkata demonstran siap menghadapi serangan apapun.

“Kalau mereka menyerang, kami akan melawan,” kata orang yang mengaku bernama Denis itu.

Angkatan darat Ukraina memiliki beberapa ribu tentara, yang kemungkinan belum terlatih dengan baik untuk menghadapi gerilya di jalanan. Kiev juga mengupayakan mobilisasi garda nasional, termasuk dengan mengerahkan demonstran pro-Eropa yang berperan penting dalam menggulingkan presiden sebelumnya, Viktor Yanukovych. Sementara itu, kubu pro-Rusia terdiri atas milisi bersenjata berat yang tidak diketahui jumlahnya. Mereka juga dibantu para pemuda yang mengusung pentungan dan tameng.WSJ

No comments:

Post a Comment