!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, November 30, 2014

PM Taiwan Mundur Setelah Partai Berkuasa Kalah Pemilu Lokal

Perdana Menteri Taiwan Jiang Yi-huah 
PM Taiwan Mundur Setelah Partai Berkuasa Kalah Pemilu Lokal


Perdana Menteri Taiwan Jiang Yi-huah mengumumkan pengunduran dirinya di Taipei (29/11)


Perdana Menteri Taiwan mengundurkan diri setelah partai berkuasa pimpinannya yang pro-China mengalami kekalahan lebih parah dari yang diperkirakan dalam pemilihan lokal.

PM Jiang Yi-huah mengatakan dalam jumpa pers Sabtu (29/11) ia bertanggung jawab atas kekalahan luar biasa Partai Nasionalis.

Partai itu, yang juga dikenal sebagai Kuomintang (KMT), kalah dalam pemilihan umum di delapan kota dan distrik termasuk Taipei, ibukota Taiwan yang lama menjadi andalan mereka. Sejumlah jajak pendapat pra-pemilu memperkirakan kekalahan hanya di tiga tempat.

Hasil pemilu itu menunjukkan para pemilih tidak puas dengan Presiden Ma Ying-jeou dan upayanya untuk memperkuat hubungan dengan China. Kekalahan ini akan memperkecil kemungkinan Partai Nasionalis mempertahankan jabatan presiden pada pemilu 2016.

Kekalahan itu juga dapat mengganggu negosiasi selama enam tahun dengan China yang telah menghasilkan 21 perjanjian perdagangan, transit dan investasi.

Namun bagi pihak oposisi yang pro-kemerdekaan, ini merupakan bentuk dukungan yang signifikan. Rakyat di negara pulau itu memilih untuk lebih dari 11.000 kursi jabatan – angka rekor dalam pemilu lokal di Taiwan.

Taiwan dan China terpecah pada 1949 seusai perang saudara, tetapi China masih mengklaim negara pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya dan memandangnya sebagai provinsi sempalan yang suatu hari akan kembali menyatukan diri.


Hasil pemilu itu menunjukkan para pemilih tidak puas dengan Presiden Ma Ying-jeou dan upayanya untuk memperkuat hubungan dengan China.

Perdana Menteri Taiwan Jiang Yi-huah mengumumkan pengunduran dirinya di Taipei (29/11).

Perdana Menteri Taiwan mengundurkan diri setelah partai berkuasa pimpinannya yang pro-China mengalami kekalahan lebih parah dari yang diperkirakan dalam pemilihan lokal.

PM Jiang Yi-huah mengatakan dalam jumpa pers Sabtu (29/11) ia bertanggung jawab atas kekalahan luar biasa Partai Nasionalis.

Partai itu, yang juga dikenal sebagai Kuomintang (KMT), kalah dalam pemilihan umum di delapan kota dan distrik termasuk Taipei, ibukota Taiwan yang lama menjadi andalan mereka. Sejumlah jajak pendapat pra-pemilu memperkirakan kekalahan hanya di tiga tempat.

Hasil pemilu itu menunjukkan para pemilih tidak puas dengan Presiden Ma Ying-jeou dan upayanya untuk memperkuat hubungan dengan China. Kekalahan ini akan memperkecil kemungkinan Partai Nasionalis mempertahankan jabatan presiden pada pemilu 2016.

Kekalahan itu juga dapat mengganggu negosiasi selama enam tahun dengan China yang telah menghasilkan 21 perjanjian perdagangan, transit dan investasi.

Namun bagi pihak oposisi yang pro-kemerdekaan, ini merupakan bentuk dukungan yang signifikan. Rakyat di negara pulau itu memilih untuk lebih dari 11.000 kursi jabatan – angka rekor dalam pemilu lokal di Taiwan.

Taiwan dan China terpecah pada 1949 seusai perang saudara, tetapi China masih mengklaim negara pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya dan memandangnya sebagai provinsi sempalan yang suatu hari akan kembali menyatukan diri. (VOA)

No comments:

Post a Comment