Kuntoro Mangkusubroto |
Perjalanan yang belum selesai (40)
(Bagian ke empat puluh, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 5
September 2014, 06.48 WIB)
Salah satu penyelamat Indonesia terhindar dari krisis
dunia, sehingga menjadi salah satu dari tujuh Negara di dunia yang selamat dan
terhindar dari krisis ekonomi dunia, selain Polandia, Swedia, Korea Selatan,
Turki, Mexico dan Kanada berkat ekspor komoditi Batubara dan timah, selain
Kelapa sawit tentunya (lihat Perjalanan yang belum selesai 39).
Khusus komoditas Batubara dan Timah peranan Perusahaan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Tambang Timah dan PT Tambang Batubara Bukit
Asam cukup besar. Restrukturisasi dan efiesensi kedua perusahaan ini terus
dilakukan, terutama sejak Direktur Utamanya dijabat Dr Kuntoro Mangkusubroto.
Di PT Tambang Timah Kuntoro bahkan melakukan perampingan dan restrukturisasi
perusahaan dari sebanyak 40.000 karyawan menjadi tinggal 8.000 orang sehingga
mengakibatkan biaya produksi perusahaan di tekan semakin berkurang sehingga PT
Tambang Timah memiliki daya saing yang tinggi sehingga menjadikan perusahaan
ini menjadi perusahaan pengekspor nomer satu di dunia. Biaya produksi yang
sangat rendah ini menyebabkan banyak perusahaan lain seperti di Thailand dan
Malaysia tutup karena kalah bersaing dengan PT Tambang Timah. Kini PT Tambang
Timah (selain PT Koba Tin) menjadi salah satu andalan di provinsi
Bangka-Belitung.
Batu bara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain, lihat Batubara (disambiguasi)
Contoh batu bara
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian
umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki
sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai
bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti
C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Batu bara secara umum[sunting | sunting sumber]
Umur batu bara[sunting | sunting sumber]
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu
dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman
Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu
bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal)
yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan
batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan
berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan
bumi lain.
Materi pembentuk batu bara[sunting | sunting sumber]
Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan.
Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981)
adalah sebagai berikut:
Peta Batubara |
Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan
bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan
turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi
utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan
tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga
Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal
pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti
gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti
di Australia, India dan Afrika.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis
tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga,
kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat
terawetkan.
Penambangan[sunting | sunting sumber]
Tambang batu bara di Bihar, India.
Penambangan batu bara adalah penambangan batu bara dari
bumi. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar. Batu bara juga dapat digunakan
untuk membuat coke untuk pembuatan baja.[1]
Tambang batu bara tertua terletak di Tower Colliery di
Inggris.
Kelas dan jenis batu bara[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol
oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas:
antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna
hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C)
dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan
berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang
di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air,
dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan
bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat
lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta
nilai kalori yang paling rendah.
Pembentukan batu bara[sunting | sunting sumber]
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga
batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas
ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat
material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan
dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan
biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi
material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan
dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Tambang batubara |
Batu bara di Indonesia
Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis
terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda
(termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara
ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau
sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau
sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu
geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim
purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya
tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada
iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada
kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam
sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan
menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen.
Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan
sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan
lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut
yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.[2]
Endapan batu bara Eosen[sunting | sunting sumber]
Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional
yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen
di Sumatera dan Kalimantan.
Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian
Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa
hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui
bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran
Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada
tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng
Indo-Australia.[3] Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu
non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.
Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu bara
terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni
Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian tengah, endapan fluvial
yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh endapan danau
(non-marin).[3] Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara
dimana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi
pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh
sedimen marin berumur Eosen Atas.[4]
Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi
pada cekungan berikut: Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur),
Barito (Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi
dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan (Kalimantan Timur), Ombilin (Sumatera
Barat) dan Sumatera Tengah (Riau).
Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa
endapan batu bara Eosen di Indonesia.
Tambang Cekungan Perusahaan Kadar
air total (%ar) Kadar air inheren (%ad) Kadar abu (%ad) Zat terbang (%ad) Belerang
(%ad) Nilai energi (kkal/kg)(ad)
Satui Asam-asam PT Arutmin Indonesia 10.00 7.00 8.00 41.50 0.80 6800
Senakin Pasir PT Arutmin Indonesia 9.00 4.00 15.00 39.50 0.70 6400
Petangis Pasir PT BHP Kendilo Coal 11.00 4.40 12.00 40.50 0.80 6700
Ombilin Ombilin PT Bukit Asam 12.00 6.50 <8.00 36.50 0.50 - 0.60 6900
Parambahan Ombilin PT Allied Indo Coal 4.00 - 10.00 (ar) 37.30 (ar) 0.50 (ar) 6900 (ar)
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian
Coal Mining Association, 1998
Endapan batu bara Miosen[sunting | sunting sumber]
Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah -
Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen hingga Awal Miosen
ini terjadi transgresi marin pada kawasan yang luas dimana terendapkan sedimen
marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen batugamping. Pengangkatan dan
kompresi adalah kenampakan yang umum pada tektonik Neogen di Kalimantan maupun
Sumatera. Endapan batu bara Miosen yang ekonomis terutama terdapat di Cekungan
Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan
Cekungan Sumatera bagian selatan. Batu bara Miosen juga secara ekonomis
ditambang di Cekungan Bengkulu.
Batu bara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan
fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut
saat ini di Sumatera bagian timur. Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan
belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batu bara Miosen ini
tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika
sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batu bara
Miosen di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan
Pinang dan Prima (PT KPC), endapan batu bara di sekitar hilir Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan Sumatera
bagian selatan.
Tabel dibawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari
beberapa endapan batu bara Miosen di Indonesia.
Tambang Cekungan Perusahaan Kadar
air total (%ar) Kadar air inheren (%ad) Kadar abu (%ad) Zat terbang (%ad) Belerang
(%ad) Nilai energi (kkal/kg)(ad)
Prima Kutai PT Kaltim Prima Coal 9.00 - 4.00 39.00 0.50 6800
(ar)
Pinang Kutai PT Kaltim Prima Coal 13.00 - 7.00 37.50 0.40 6200
(ar)
Roto South Pasir PT Kideco Jaya Agung 24.00 - 3.00 40.00 0.20 5200
(ar)
Binungan Tarakan PT Berau Coal 18.00 14.00 4.20 40.10 0.50 6100
(ad)
Lati Tarakan PT Berau Coal 24.60 16.00 4.30 37.80 0.90 5800
(ad)
Air Laya Sumatera
bagian selatan PT Bukit Asam 24.00 - 5.30 34.60 0.49 5300
(ad)
Paringin Barito PT Adaro 24.00 18.00 4.00 40.00 0.10 5950
(ad)
(ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian
Coal Mining Association, 1998
Sumberdaya batu bara[sunting | sunting sumber]
Pengisian batu bara ke dalam kapal tongkang.
Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat
melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah
lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat
ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan
Sulawesi.
Badan Geologi Nasional memperkirakan Indonesia masih
memiliki 160 miliar ton cadangan batu bara yang belum dieksplorasi. Cadangan
tersebut sebagian besar berada di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Namun
upaya eksplorasi batu bara kerap terkendala status lahan tambang. Daerah-daerah
tempat cadangan batu bara sebagian besar berada di kawasan hutan konservasi.[5]
Rata-rata produksi pertambangan batu bara di Indonesia mencapai 300 juta ton
per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 10 persen digunakan untuk kebutuhan energi
dalam negeri, dan sebagian besar sisanya (90 persen lebih) diekspor ke luar.
Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama
selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari
segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan
perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara
hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).
Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi
fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan
miliar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik
hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar
habis batu bara dan mengubahnya menjadi energis listrik melalui PLTU. Selain
mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, NOx dan CxHy cara ini dinilai
kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.
Batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih
bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan
petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan
dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan) dan gasifikasi (penyubliman) batu
bara.
Membakar batu bara secara langsung (direct burning) telah
dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai
efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: fixed
grate, chain grate, fluidized bed, pulverized, dan lain-lain, masing-masing
mempunyai kelebihan dan kelemahannya.
Gasifikasi batu bara[sunting | sunting sumber]
Coal gasification adalah sebuah proses untuk mengubah
batu bara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases),
setelah proses pemurnian gas-gas ini karbon monoksida (CO), karbon dioksida
(CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) – dapat digunakan sebagai
bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian
menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat
emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.
Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna.
Terikat di dalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar
kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia
ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang
jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan
asam" “acid rain”. Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran
yang umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak terbakar dan
membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini
juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap
yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil
setara dengan rambut manusia.
Bagaimana membuat batu bara bersih[sunting | sunting
sumber]
Ada beberapa cara untuk membersihkan batu bara. Contoh
sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batu bara, pada
beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan
eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara,
beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian
sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari
berat batu bara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sebelum
mencapai cerobong asap.
Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah dengan cara
mudah memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa
sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic
sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite,
selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batu bara.
Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan ke dalam
tangki besar yang terisi air , batu bara mengambang ke permukaan ketika kotoran
sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation
plants" yang membersihkan batu bara dari pengotor-pengotornya.
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini,
bagaimanapun sulfur pada batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan
molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan
pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk
mencampur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari
molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal,
ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua
fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan untuk mempunyai alat
khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu bara
sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah
"flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya
"scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari
asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.
Membuang NOx dari batu bara[sunting | sunting sumber]
Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar dari pada
udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara
normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan
kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000
F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini
sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx. NOx juga
dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak di dalam batu bara.
Di udara, NOx adalah polutan yang dapat menyebabkan kabut
coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota besar, juga sebagai
polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya
sesuatu yang disebut “ground level ozone”, tipe lain dari pada polusi yang
dapat membuat kotornya udara.
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah
menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar
batu bara di pemabakar dimana ada lebih banyak bahan bakar dari pada udara di
ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan oksigen
terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran
pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua dimana terdapat
proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar.
Konsep ini disebut "staged combustion" karena batu bara dibakar secara
bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah
dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara
lebih dari separuh. Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti
"scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler
batu bara. Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut
katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun
alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan
lebih dari 90% polusi Nox.
Cadangan batu bara dunia[sunting | sunting sumber]
Daerah batu bara di Amerika Serikat
Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu
exagram (1 × 1015 kg atau 1 trilyun ton) total batu bara yang dapat ditambang
menggunakan teknologi tambang saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batu
bara keras. Nilai energi dari semua batu bara dunia adalah 290 zettajoules.[6]
Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt,[7] terdapat cukup batu bara
untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun.
British Petroleum, pada Laporan Tahunan 2006,
memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batu bara
dunia yang terbukti (9,236 × 1014 kg), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke
rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti,
program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di
bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.
Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan
batu bara di Amerika Serikat sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 1014 kg), yang
setara dengan 4.786 BBOE (billion barrels of oil equivalent).[8]
Cadangan batu bara dunia pada akhir 2005 (dalam juta
ton)[9][10][11][12]
Negara Bituminus
(termasuk antrasit) Sub-bituminus Lignit TOTAL
Amerika Serikat 115.891 101.021 33.082 249.994
Rusia 49.088 97.472 10.450 157.010
Tiongkok 62.200 33.700 18.600 114.500
India 82.396 2.000 84.396
Australia 42.550 1.840 37.700 82.090
Jerman 23.000 43.000 66.000
Afrika Selatan 49.520 49.520
Ukraina 16.274 15.946 1.933 34.153
Kazakhstan 31.000 3.000 34.000
Polandia 20.300 1.860 22.160
Serbia dan Montenegro 64 1.460 14.732 16.256
Brasil 11.929 11.929
Kolombia 6.267 381 6.648
Kanada 3.471 871 2.236 6.578
Ceko 2.114 3.414 150 5.678
Indonesia 790 1.430 3.150 5.370
Botswana 4.300 4.300
Uzbekistan 1.000 3.000 4.000
Turki 278 761 2.650 3.689
Yunani 2.874 2.874
Bulgaria 13 233 2.465 2.711
Pakistan 2.265 2.265
Iran 1.710 1.710
Britania Raya 1.000 500 1.500
Rumania 1 35 1.421 1.457
Thailand 1.268 1.268
Meksiko 860 300 51 1.211
Chili 31 1.150 1.181
Hongaria 80 1.017 1.097
Peru 960 100 1060
Kirgizstan 812 812
Jepang 773 773
Spanyol 200 400 60 660
Korea Utara 300 300 600
Selandia Baru 33 206 333 572
Zimbabwe 502 502
Belanda 497 497
Venezuela 479 479
Argentina 430 430
Filipina 232 100 332
Slovenia 40 235 275
Mozambik 212 212
Swaziland 208 208
Tanzania 200 200
Nigeria 21 169 190
Greenland 183 183
Slowakia 172 172
Vietnam 150 150
Republik Kongo 88 88
Korea Selatan 78 78
Niger 70 70
Afganistan 66 66
Aljazair 40 40
Kroasia 6 33 39
Portugal 3 33 36
Perancis 22 14 36
Italia 27 7 34
Austria 25 25
Ekuador 24 24
Mesir 22 22
Irlandia 14 14
Zambia 10 10
Malaysia 4 4
Republik Afrika
Tengah 3 3
Myanmar 2 2
Malawi 2 2
Kaledonia Baru 2 2
Nepal 2 2
Bolivia 1 1
Norwegia 1 1
Taiwan 1 1
Swedia 1 1
Negara pengekspor batu bara utama[sunting | sunting
sumber]
Pengekspor batu bara berdasarkan negara dan tahun
(dalam juta ton)[13]
Negara 2003 2004
Australia 238,1 247,6
Amerika Serikat 43,0 48,0
Afrika Selatan 78,7 74,9
Uni Soviet 41,0 55,7
Polandia 16,4 16,3
Kanada 27,7 28,8
Tiongkok 103,4 95,5
Amerika Selatan 57,8 65,9
Indonesia 200,8 131,4
Total 713,9 764,0
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Timah
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Tin 50Sn
Sn-Alpha-Beta.jpg
sifat Umum
Nama, lambang timah, Sn
Pengucapan / tɪn /
timah
Penampilan keperakan (kiri, beta, β) atau abu-abu (kanan,
alpha, α)
Tin dalam tabel periodik
Hidrogen (diatomik bukan logam)
Helium (gas mulia)
Lithium (logam alkali)
Beryllium (logam alkali tanah)
Boron (metalloid)
Karbon (poliatomik bukan logam)
Nitrogen (diatomik bukan logam)
Oksigen (diatomik bukan logam)
Fluor (diatomik bukan logam)
Neon (gas mulia)
Sodium (logam alkali)
Magnesium (logam alkali tanah)
Aluminium (post-logam transisi)
Silicon (metalloid)
Fosfor (poliatomik bukan logam)
Sulfur (poliatomik bukan logam)
Klorin (diatomik bukan logam)
Argon (gas mulia)
Kalium (logam alkali)
Kalsium (logam alkali tanah)
Skandium (logam transisi)
Titanium (logam transisi)
Vanadium (logam transisi)
Chromium (logam transisi)
Mangan (logam transisi)
Besi (logam transisi)
Cobalt (logam transisi)
Nikel (logam transisi)
Tembaga (logam transisi)
Zinc (logam transisi)
Gallium (post-logam transisi)
Germanium (metalloid)
Arsenik (metalloid)
Selenium (poliatomik bukan logam)
Brom (diatomik bukan logam)
Krypton (gas mulia)
Rubidium (logam alkali)
Strontium (logam alkali tanah)
Yttrium (logam transisi)
Zirkonium (logam transisi)
Niobium (logam transisi)
Molibdenum (logam transisi)
Teknesium (logam transisi)
Ruthenium (logam transisi)
Rhodium (logam transisi)
Palladium (logam transisi)
Perak (logam transisi)
Kadmium (logam transisi)
Indium (logam pasca transisi)
Tin (post-logam transisi)
Antimony (metalloid)
Telurium (metalloid)
Yodium (diatomik bukan logam)
Xenon (gas mulia)
Cesium (logam alkali)
Barium (logam alkali tanah)
Lantanum (lantanida)
Cerium (lantanida)
Praseodymium (lantanida)
Neodymium (lantanida)
Promethium (lantanida)
Samarium (lantanida)
Europium (lantanida)
Gadolinium (lantanida)
Terbium (lantanida)
Dysprosium (lantanida)
Holmium (lantanida)
Erbium (lantanida)
Thulium (lantanida)
Ytterbium (lantanida)
Lutetium (lantanida)
Hafnium (logam transisi)
Tantalum (logam transisi)
Tungsten (logam transisi)
Renium (logam transisi)
Osmium (logam transisi)
Iridium (logam transisi)
Platinum (logam transisi)
Emas (logam transisi)
Mercury (logam transisi)
Thallium (post-logam transisi)
Timbal (post-logam transisi)
Bismut (logam pasca transisi)
Polonium (post-logam transisi)
Astatin (metalloid)
Radon (gas mulia)
Fransium (logam alkali)
Radium (logam alkali tanah)
Aktinium (aktinida)
Thorium (aktinida)
Terpapar (aktinida)
Uranium (aktinida)
Neptunium (aktinida)
Plutonium (aktinida)
Amerisium (aktinida)
Curium (aktinida)
Berkelium (aktinida)
Californium (aktinida)
Einsteinium (aktinida)
Fermium (aktinida)
Mendelevium (aktinida)
Nobelium (aktinida)
Lawrensium (aktinida)
Rutherfordium (logam transisi)
Dubnium (logam transisi)
Seaborgium (logam transisi)
Bohrium (logam transisi)
Hassium (logam transisi)
Meitnerium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Darmstadtium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Roentgenium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Copernicium (logam transisi)
Ununtrium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Flerovium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Ununpentium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Livermorium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Ununseptium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Ununoctium (sifat kimia yang tidak diketahui)
Ge
↑
Sn
↓
Pb
indium tin ← → antimon
Nomor atom 50
Standar atom berat 118,710 (7)
Kategori Elemen pasca-logam transisi
Group, periode, blok kelompok 14 (kelompok karbon),
periode 5, p-blok
Konfigurasi Elektron [Kr] 4d10 5s2 5p2
per shell: 2, 8, 18, 18, 4
sifat fisik
fase padat
Titik lebur 505,08 K (231,93 ° C, 449,47 ° F)
Titik didih 2875 K (2602 ° C, 4716 ° F)
Kepadatan (dekat rt) putih, β: 7,365 g · cm-3 (pada 0 °
C, 101,325 kPa)
abu-abu, α: 5,769 g · cm-3
Density cair pada m.p .: 6.99 g · cm-3
Panas fusi putih, β: 7.03 kJ · mol-1
Panas penguapan putih, β: 296,1 kJ · mol-1
Kapasitas panas molar putih, β: 27,112 J · mol-1 · K-1
tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k
di T (K) 1497 1657 1855 2107 2438 2893
sifat atom
Oksidasi 4, 3, [1] 2, 1, [2] -4 (oksida amfoter)
Elektronegativitas 1.96 (skala Pauling)
Energi ionisasi 1: 708,6 kJ · mol-1
2: 1411,8 kJ · mol-1
3: 2943,0 kJ · mol-1
Atom radius empiris: 140 pm
Kovalen radius 139 ± 16:00
Van der Waals radius 217 pm
Miscellanea
Struktur kristal struktur kristal tetragonal tetragonal
untuk timah
putih (β)
Kubik Berlian struktur kristal kubik kristal struktur
berlian untuk timah
abu-abu (α)
Kecepatan batang tipis suara: 2730 m · s-1 (di rt)
(digulung)
Ekspansi termal 22.0 m · m-1 · K-1 (pada 25 ° C)
Thermal konduktivitas 66,8 W · m-1 · K-1
Tahanan listrik pada 0 ° C: 115 nΩ · m
Magnetic pemesanan abu-abu: diamagnetik [3]
putih (β): paramagnetik
Young modulus 50 GPa
Shear modulus 18 GPa
Modulus bulk 58 GPa
Rasio Poisson 0.36
Mohs kekerasan 1.5
Brinell kekerasan ~ 350 MPa
CAS Nomor 7440-31-5
Sejarah
Penemuan sekitar 3500 SM
Kebanyakan isotop stabil
Artikel utama: Isotop timah
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
112Sn 0.97% - (β + β +) 1,9222 112Cd
114Sn 0.66% - (SF) <27,965
115Sn 0.34% - (SF) <26,791
116Sn 14.54% - (SF) <25,905
117Sn 7.68% - (SF) <25,334
118Sn 24.22% - (SF) <23,815
119Sn 8.59% - (SF) <23,140
120Sn 32.58% - (SF) <21,824
122Sn 4.63% - (β-β-) 0,3661 122Te
124Sn 5.79%> 1 × 1017 y (β-β-) 2,2870 124Te
126Sn melacak 2,3 × 105 y β- 0.380 + 126Sb
Mode peluruhan dalam tanda kurung diperkirakan, tetapi
belum diamati
lihat bicara sunting · referensi
Timah |
Tin adalah suatu unsur kimia dengan simbol Sn (Latin:
stannum) dan nomor atom 50 Ini adalah logam kelompok utama dalam kelompok 14
dari tabel periodik. Tin menunjukkan kesamaan kimia untuk kedua tetangga
kelompok-14 elemen, germanium dan timah, dan memiliki dua tingkat oksidasi
mungkin, +2 dan sedikit lebih stabil +4. Tin adalah 49 elemen yang paling
berlimpah dan memiliki, dengan 10 isotop stabil, jumlah terbesar dari isotop
stabil dalam tabel periodik. Tin diperoleh terutama dari kasiterit mineral, di
mana hal itu terjadi sebagai timah dioksida, SnO2.
Keperakan, ditempa logam lainnya ini tidak mudah
teroksidasi di udara dan digunakan untuk melapisi logam lain untuk mencegah
korosi. Paduan pertama, digunakan dalam skala besar sejak 3000 SM, adalah
perunggu, paduan timah dan tembaga. Setelah 600 SM timah logam murni
diproduksi. Pewter, yang merupakan paduan dari 85-90% timah dan sisanya umum
terdiri dari tembaga, antimony dan timah, digunakan untuk sendok garpu dari
Zaman Perunggu sampai abad ke-20. Di zaman modern timah digunakan di banyak
paduan, terutama timah / memimpin solder lunak, biasanya mengandung 60% atau
lebih dari timah. Aplikasi besar lain untuk timah tahan korosi timah plating
baja. Karena toksisitasnya yang rendah, logam berlapis timah juga digunakan untuk
kemasan makanan, memberikan nama untuk kaleng, yang sebagian besar terbuat dari
baja.
Isi [hide]
1 Karakteristik
1.1 Sifat fisik
1.2 Sifat kimia
1.3 Isotop
2 Etimologi
3 Sejarah
4 Senyawa kimia dan
4,1 senyawa anorganik
4.2 Hydride
4.3 Senyawa-senyawa organotin
5 Kejadian
6 Produksi
6.1 Pertambangan dan peleburan
6.2 Industri
7 Harga dan pertukaran
7.1 Harga Tin di USD sen per kg
8 Aplikasi
8.1 Solder
8.2 Tin plating
8.3 paduan Khusus
8.4 Aplikasi lain
8.5 Senyawa-senyawa organotin
8.5.1 stabilisator PVC
8.5.2 Biocides
8.5.3 Kimia organik
8.5.4 baterai Li-ion
9 Kewaspadaan
10 Lihat juga
11 Catatan
12 Referensi
13 Bibliografi
14 Pranala luar
Karakteristik [sunting]
Sifat fisik [sunting]
Droplet dari dipadatkan timah cair
Tin adalah lunak, ulet dan sangat kristal putih keperakan
logam. Ketika bar timah dibengkokkan, suara berderak yang dikenal sebagai timah
menangis dapat didengar karena kembaran dari kristal. [4] Tin meleleh pada suhu
rendah sekitar 232 ° C (450 ° F), yang selanjutnya dikurangi menjadi 177,3 ° C
(351,1 ° F) untuk partikel 11 nm. [5]
β-tin (bentuk logam, atau timah putih), yang stabil di
atas suhu kamar, mudah ditempa. Sebaliknya, α-tin (bentuk non logam, atau timah
abu-abu), yang stabil di bawah 13,2 ° C (55,8 ° F), rapuh. α-tin memiliki
struktur kristal kubik berlian, mirip dengan berlian, silikon atau germanium.
α-tin tidak memiliki sifat logam sama sekali karena atom yang membentuk
struktur kovalen di mana elektron tidak bisa bergerak bebas. Ini adalah bahan
tepung kusam abu-abu tanpa penggunaan umum, selain aplikasi beberapa
semikonduktor khusus. [4] Kedua alotrop, α-timah dan β-timah, yang lebih
dikenal sebagai timah abu-abu dan timah putih, masing-masing. Dua alotrop
lainnya, γ dan σ, ada pada suhu di atas 161 ° C (322 ° F) dan tekanan atas
beberapa GPa. [6] Dalam kondisi dingin, β-timah cenderung untuk mengubah secara
spontan menjadi α-timah, sebuah fenomena yang dikenal sebagai "timah hama
"[7] Meskipun suhu transformasi α-β adalah nominal 13,2 ° C (55,8 ° F),
kotoran (misalnya Al, Zn, dll) menurunkan suhu transisi di bawah 0 ° C (32 °
F),. dan setelah penambahan Sb atau Bi transformasi tidak mungkin terjadi sama
sekali, meningkatkan daya tahan kaleng. [8]
Mutu komersial timah (99,8%) menolak transformasi karena
efek menghambat dari sejumlah kecil bismut, antimon, timah dan perak hadir
sebagai kotoran. Paduan unsur-unsur seperti tembaga, antimony, bismuth, cadmium
dan perak meningkatkan kekerasannya. Tin cenderung lebih mudah untuk membentuk
keras, fase intermetalik rapuh, yang sering tidak diinginkan. Ini tidak
membentuk rentang larutan padat luas dalam logam lain pada umumnya, dan ada
beberapa elemen yang memiliki kelarutan padat yang cukup dalam kaleng. Sistem eutektik
sederhana, bagaimanapun, terjadi dengan bismuth, galium, timah, talium dan
seng. [8]
Tin menjadi superkonduktor di bawah 3,72 K. [9] Bahkan,
timah adalah salah satu superkonduktor pertama yang dipelajari; efek Meissner,
salah satu fitur karakteristik superkonduktor, pertama kali ditemukan pada
superkonduktor kristal timah. [10]
Sifat kimia [sunting]
Tin tahan korosi dari air tetapi dapat diserang oleh asam
dan basa. Tin dapat sangat dipoles dan digunakan sebagai lapisan pelindung
untuk logam lainnya. [4] Dalam hal ini pembentukan lapisan oksida pelindung
digunakan untuk mencegah oksidasi lebih lanjut. Lapisan oksida ini bentuk pada
timah dan timah paduan lainnya. [11] Tin bertindak sebagai katalis ketika
oksigen dalam larutan dan membantu mempercepat serangan kimia. [4]
Isotop [sunting]
Artikel utama: Isotop timah
Tin adalah unsur dengan jumlah terbesar dari isotop
stabil, sepuluh, menjadi orang-orang dengan massa atom 112, 114-120, 122 dan
124. Dari jumlah tersebut, yang paling banyak adalah 120Sn (hampir sepertiga
dari semua kaleng), 118Sn , dan 116Sn, sementara berlimpah satu kalah
pentingnya adalah 115Sn. Isotop memiliki bahkan nomor massa tidak memiliki spin
nuklir sedangkan yang aneh memiliki spin +1/2. Tin, dengan tiga isotop biasa,
116Sn, 118Sn dan 120Sn, adalah salah satu elemen yang paling mudah untuk
mendeteksi dan menganalisa dengan spektroskopi NMR, dan pergeseran kimia
direferensikan terhadap SnMe
4. [catatan 1] [12]
Sejumlah besar ini dari isotop stabil dianggap akibat
langsung dari timah memiliki nomor atom 50, yang merupakan "angka
ajaib" dalam fisika nuklir. Ada 28 isotop stabil tambahan yang dikenal,
meliputi semua yang tersisa dengan massa atom antara 99 dan 137 Selain 126Sn,
yang memiliki paruh 230.000 tahun, semua isotop radioaktif memiliki waktu paruh
kurang dari satu tahun. Radioaktif 100Sn adalah salah satu dari beberapa
nuklida yang memiliki "ganda sihir" inti dan ditemukan relatif baru,
pada tahun 1994 [13] Lain 30 isomer metastabil telah ditandai untuk isotop
antara 111 dan 131, yang paling stabil yang menjadi 121mSn, dengan paruh 43.9
tahun.
Etimologi
Kata timah dibagi di antara bahasa-bahasa Jermanik dan
dapat ditelusuri kembali ke direkonstruksi Proto-Jermanik * tin-om; sanak
termasuk Jerman Zinn, tenn Swedia dan timah Belanda. Hal ini tidak ditemukan di
cabang lain dari Indo-Eropa, kecuali dengan meminjam dari Jerman (misalnya
tinne Irlandia dari Inggris). [14] [15]
souvenir timah |
The Latin Nama stannum aslinya berarti paduan perak dan
timah, dan datang berarti 'kaleng' pada abad ke-4 SM [16] -the kata Latin
sebelumnya untuk itu timbal candidum 'timah putih'. Stannum tampaknya datang
dari stāgnum sebelumnya (yang berarti substansi yang sama), [14] asal Romantis
dan Celtic istilah untuk 'tin' [14] [17] Asal stannum / stāgnum tidak
diketahui.; mungkin pra-Indo-Eropa. [18] Meyers Konversationslexikon
berspekulasi sebaliknya yang Stannum berasal dari (nenek moyang) stean Cornish,
dan adalah bukti bahwa Cornwall di abad pertama Masehi adalah sumber utama
timah.
Sejarah [sunting]
Artikel utama: sumber Tin dan perdagangan di zaman kuno
Dirk perunggu raksasa seremonial jenis
Plougrescant-Ommerschans, Plougrescant, Prancis, 1500-1300 SM.
Ekstraksi timah dan penggunaan dapat tanggal ke awal
Zaman Perunggu sekitar 3000 SM, ketika ia mengamati bahwa benda tembaga
terbentuk bijih polimetalik dengan kandungan logam yang berbeda memiliki sifat
fisik yang berbeda. [19] benda-benda perunggu awal memiliki timah atau
kandungan arsenik kurang dari 2% dan karena itu diyakini sebagai hasil dari
paduan disengaja karena untuk melacak kandungan logam dalam bijih tembaga. [20]
penambahan logam kedua untuk tembaga meningkatkan kekerasannya, menurunkan suhu
leleh, dan meningkatkan casting proses dengan memproduksi lelehan lebih cair
yang mendingin ke padat, logam yang kurang kenyal. [20] ini adalah sebuah
inovasi penting yang memungkinkan untuk bentuk jauh lebih kompleks dilemparkan
dalam cetakan tertutup dari Zaman Perunggu. Benda-benda perunggu akibat arsenik
muncul pertama di Timur Dekat di mana arsenik umumnya ditemukan dalam hubungan
dengan bijih tembaga, tetapi risiko kesehatan yang cepat menyadari dan
pencarian sumber-sumber yang banyak kurang berbahaya bijih timah dimulai pada
awal Zaman Perunggu. [21] Ini menciptakan permintaan untuk logam timah langka
dan membentuk jaringan perdagangan yang menghubungkan sumber-sumber yang jauh
dari timah ke pasar budaya Zaman Perunggu. [rujukan?]
Cassiterite (SnO2), bentuk oksida timah timah,
kemungkinan besar sumber asli timah di zaman kuno. Bentuk lain dari bijih timah
yang sulfida kurang melimpah seperti stannite yang memerlukan proses peleburan
lebih terlibat. Cassiterite sering terakumulasi di saluran aluvial sebagai
deposito placer karena fakta bahwa lebih sulit, lebih berat, dan lebih tahan
kimia daripada granit yang biasanya bentuk [22] deposito ini dapat dengan mudah
dilihat dalam sungai. Sebagai kasiterit biasanya hitam , ungu atau warna gelap,
fitur dimanfaatkan oleh prospectors awal Zaman Perunggu. Sangat mungkin bahwa
deposito awal yang aluvial di alam, dan mungkin dieksploitasi dengan metode
yang sama yang digunakan untuk panning emas di deposito placer. [Rujukan?]
Senyawa kimia dan [sunting]
Lihat juga Kategori: senyawa Tin.
Dalam sebagian besar senyawanya, timah memiliki tingkat
oksidasi II atau IV.
Senyawa anorganik [sunting]
Senyawa halida dikenal untuk kedua oksidasi. Untuk Sn
(IV), keempat halida yang terkenal: SnF4, SnCl4, SnBr4, dan SnI4. Tiga anggota
berat adalah senyawa molekul yang mudah menguap, sedangkan tetrafluoride adalah
polimer. Keempat halida dikenal karena Sn (II) juga: SnF2, SnCl2, SnBr2, dan
SnI2. Semua adalah padatan polimer. Dari delapan senyawa ini, hanya iodida
berwarna. [23]
Tin (II) klorida (juga dikenal sebagai stannous klorida)
adalah halida timah yang paling penting dalam arti komersial. Menggambarkan
rute untuk senyawa tersebut, klorin bereaksi dengan logam timah untuk
memberikan SnCl4 sedangkan reaksi asam klorida dan timah memberikan SnCl2 dan
gas hidrogen. Atau SnCl4 dan Sn bergabung untuk stannous klorida melalui proses
yang disebut comproportionation: [24]
SnCl4 + Sn → 2 SnCl2
Tin dapat membentuk banyak oksida, sulfida, dan turunan
chalcogenide lainnya. The dioksida SnO2 (kasiterit) bentuk ketika timah
dipanaskan dengan adanya udara. [23] SnO2 adalah amfoter, yang berarti bahwa
larut dalam kedua solusi asam dan basa. [25] Ada juga stannates dengan struktur
[Sn (OH ) 6] 2, seperti K2 [Sn (OH) 6], meskipun H2 gratis stannic acid [Sn
(OH) 6] tidak diketahui. Sulfida timah ada di kedua +2 dan +4 oksidasi: timah
(II) sulfida dan timah (IV) sulfida (emas mosaik).
Bola-dan-tongkat model struktur padat klorida stannous
(SnCl2). [26]
Hidrida [sunting]
Stannane (SnH4), di mana timah dalam keadaan +4 oksidasi,
tidak stabil. Organo timah hidrida yang namun dikenal, mis tributiltin hidrida
(Sn (C4H9) 3H). [4] rilis senyawa radikal sementara ini tributil timah, contoh
langka senyawa timah (III). [27]
Senyawa organotin [sunting]
Senyawa organotin, kadang-kadang disebut stannanes,
adalah senyawa kimia dengan ikatan timah karbon. [28] Dari senyawa timah,
derivatif organik adalah komersial yang paling berguna. [29] Beberapa senyawa
organotin sangat beracun dan telah digunakan sebagai biosida. Senyawa organotin
pertama yang dilaporkan adalah diiodide diethyltin ((C2H5) 2SnI2), dilaporkan
oleh Edward Frankland pada tahun 1849. [30]
Sebagian besar senyawa organotin adalah cairan tidak
berwarna atau padatan yang stabil terhadap udara dan air. Mereka mengadopsi
geometri tetrahedral. Senyawa Tetraalkyl- dan tetraaryltin dapat dibuat dengan
menggunakan pereaksi Grignard: [29]
SnCl
4 + 4 RMgBr → R
4SN + 4 MgBrCl
Campuran halida-alkil, yang lebih umum dan lebih penting
secara komersial daripada derivatif tetraorgano, disusun oleh reaksi
redistribusi:
SnCl
4 + R
4SN → 2 SnCl2R2
Senyawa divalen organotin jarang terjadi, meskipun lebih
umum daripada divalen organogermanium dan organosilicon senyawa terkait.
Semakin besar stabilisasi dinikmati oleh Sn (II) dikaitkan dengan "efek
pasangan inert". Organotin (II) senyawa mencakup stannylenes (rumus: R2Sn,
seperti yang terlihat untuk carbenes singlet) dan distannylenes (R4Sn2), yang
kira-kira setara dengan alkena. Kedua kelas menunjukkan reaksi yang tidak
biasa. [31]
Kejadian [sunting]
Lihat juga Kategori: Tin mineral.
Contoh kasiterit, bijih timah utama.
Potongan granular kasiterit, yang dikumpulkan oleh
pertambangan placer
Tin dihasilkan melalui S-proses yang panjang di bintang
bermassa rendah sampai menengah (dengan massa 0,6-10 kali dari Sun). Hal ini
muncul melalui peluruhan beta isotop berat indium. [32]
Tin adalah 49 elemen yang paling melimpah di kerak bumi,
yang mewakili 2 ppm dibandingkan dengan 75 ppm untuk zinc, 50 ppm untuk
tembaga, dan 14 ppm untuk timbal. [33]
Tin tidak terjadi sebagai elemen asli tapi harus
diekstrak dari berbagai bijih. Kasiterit (SnO2) adalah satu-satunya sumber
penting secara komersial timah, meskipun dalam jumlah kecil timah pulih dari
sulfida kompleks seperti stannite, cylindrite, franckeite, canfieldite, dan
teallite. Mineral dengan timah hampir selalu dikaitkan dengan batu granit,
biasanya pada tingkat 1% kadar timah oksida. [34]
Karena berat jenis lebih tinggi dari timah dioksida,
sekitar 80% dari ditambang timah dari deposit sekunder ditemukan hilir dari
lodes primer. Tin sering pulih dari butiran dicuci hilir di masa lalu dan
disimpan di lembah atau di bawah laut. Cara yang paling ekonomis dari
pertambangan timah adalah melalui pengerukan, metode hidrolik atau pertambangan
terbuka cor. Sebagian besar timah dunia dihasilkan dari deposito placer, yang
mungkin berisi sesedikit 0.015% timah. [35]
Cadangan tambang timah dunia (ton, 2011) [36]
Negara Cadangan
Cina 1,500,000
Malaysia 250.000
Peru 310000
Indonesia 800.000
Brasil 590.000
Bolivia 400.000
Rusia 350.000
Thailand 170.000
Australia 180.000
lainnya 180.000
Jumlah 4.800.000
Tentang 253.000 ton timah telah ditambang pada tahun
2011, sebagian besar di Cina (110.000 t), Indonesia (51.000 t), Peru (34,600
t), Bolivia (20,700 t) dan Brasil (12.000 t). [36] Perkiraan produksi timah
secara historis bervariasi dengan dinamika kelayakan ekonomi dan pengembangan
teknologi pertambangan, namun diperkirakan bahwa, pada tingkat konsumsi saat
ini dan teknologi, Bumi akan kehabisan timah yang dapat ditambang dalam 40
tahun. [37] namun Lester Brown telah menyarankan timah bisa habis dalam waktu
20 tahun berdasarkan pada ekstrapolasi sangat konservatif pertumbuhan 2% per
tahun. [38]
Cadangan timah ekonomis dapat diperoleh [34]
Tahun Juta ton
1965 4265
1970 3930
1975 9060
1980 9100
1985 3060
1990 7100
2000 7100 [36]
2010 5200 [36]
Sekunder, atau memo, timah juga merupakan sumber penting
dari logam. Pemulihan timah melalui produksi sekunder, atau daur ulang skrap
timah, meningkat dengan cepat. Sedangkan Amerika Serikat telah tidak ditambang
sejak tahun 1993 atau dilebur timah sejak tahun 1989, itu adalah produsen
terbesar kedua, daur ulang hampir 14.000 ton pada tahun 2006 [36]
Deposito baru dilaporkan di Mongolia selatan, [39] dan
pada tahun 2009, deposito baru timah ditemukan di Kolombia, oleh Seminole Grup
Kolombia CI, SAS. [40]
Produksi [sunting]
Tin diproduksi oleh reduksi carbothermic dari bijih
oksida dengan karbon atau arang. Kedua tungku reverberatory dan tanur listrik
dapat digunakan. [41] [42] [43]
Pertambangan dan peleburan [sunting]
Artikel utama: Tin mining
Industri [sunting]
Candlestick yang terbuat dari timah
Sepuluh perusahaan terbesar diproduksi sebagian besar
timah dunia pada tahun 2007 Tidak jelas mana perusahaan-perusahaan ini termasuk
timah dilebur dari tambang di Bisie, Republik Demokratik Kongo, yang
dikendalikan oleh milisi pemberontak dan menghasilkan 15.000 ton. Sebagian
besar timah dunia yang diperdagangkan di London Metal Exchange (LME), dari 8
negara, di bawah 17 merek. [44]
Terbesar timah memproduksi perusahaan (ton) [45]
Perusahaan Polity 2006 2007% Perubahan
Yunnan Tin Cina 52.339 61.129 16,7
PT Timah Indonesia 44.689 58.325 30,5
Minsur Peru 40.977 35.940 -12,3
Melayu Cina 52.339 61.129 16,7
Malaysia Smelting Corp Malaysia 22.850 25.471 11,5
Thaisarco Thailand 27828 19826 -28,8
Yunnan Chengfeng Cina 21.765 18.000 -17,8
Liuzhou China Tin Cina 13.499 13.193 -2.3
EM Vinto Bolivia 11,804 9,448 -20,0
Emas Bell Group Cina 4696 8.000 70.9
Harga dan pertukaran [sunting]
Produksi dunia dan harga (nilai tukar US) timah.
Tin adalah unik di antara komoditas mineral lain oleh
kompleks "kesepakatan" antara negara-negara produsen dan negara
konsumen dating kembali ke 1921 Perjanjian sebelumnya cenderung agak informal
dan sporadis; mereka menyebabkan "Pertama Perjanjian Tin
International" pada tahun 1956, yang pertama dari serangkaian terus nomor
yang intinya runtuh pada 1985 Melalui rangkaian perjanjian, International Tin
Council (ITC) memiliki pengaruh yang besar pada harga timah. ITC mendukung
harga timah selama periode harga rendah dengan membeli timah untuk penyangga
persediaan dan mampu menahan harga selama periode harga tinggi dengan menjual
timah dari stockpile. Ini adalah pendekatan anti-pasar bebas, yang dirancang
untuk menjamin aliran yang cukup timah ke negara-negara konsumen dan keuntungan
yang layak bagi negara-negara produsen. Namun, persediaan cadangan tidak cukup
besar, dan selama sebagian besar dari mereka 29 tahun harga timah naik,
kadang-kadang tajam, terutama dari tahun 1973 sampai 1980 ketika inflasi
merajalela melanda banyak negara di dunia. [46]
Selama akhir 1970-an dan awal 1980-an, stockpile timah
Pemerintah AS dalam modus penjualan yang agresif, sebagian untuk mengambil
keuntungan dari harga timah historis tinggi. Resesi tajam 1981-1982 terbukti
cukup keras pada industri timah. Konsumsi logam timah menurun secara dramatis.
ITC mampu menghindari penurunan yang benar-benar curam dengan membeli
dipercepat untuk penyangga persediaan tersebut; kegiatan ini diperlukan ITC
untuk meminjam ekstensif dari bank dan perusahaan perdagangan logam untuk
meningkatkan sumber dayanya. ITC terus meminjam sampai akhir 1985, ketika
mencapai batas kreditnya. Segera, utama "krisis kaleng" diikuti -
timah delisting dari diperdagangkan di London Metal Exchange untuk sekitar 3
tahun, ITC dibubarkan segera sesudahnya, dan harga timah, kini dalam lingkungan
pasar bebas, anjlok tajam menjadi $ 4 per pon dan tetap sekitar level ini
melalui tahun 1990-an. [46] ini meningkat lagi tahun 2010 karena untuk rebound
konsumsi setelah krisis ekonomi 2008-09 dunia, restocking dan pertumbuhan
lanjutan di konsumsi di negara-negara berkembang di dunia. [36]
London Metal Exchange (LME) adalah situs perdagangan
utama untuk timah. [36] Lain pasar kontrak timah Kuala Lumpur Tin Market (KLTM)
dan Indonesia Tin Exchange (INATIN). [47]
Harga Tin di USD sen per kg [sunting]
Tin (USD sen per kg)
2008 2009 2010 2011 2012
Harga 1.851 1.357 2.041 2.605 2.113
Sumber: Helgi Perpustakaan [48]
Aplikasi [sunting]
Dunia konsumsi logam timah dengan menggunakan akhir 2006
Pada tahun 2006, sekitar setengah dari timah yang
dihasilkan digunakan dalam solder. Sisanya dibagi antara timah plating, kimia
timah, kuningan dan perunggu, dan ceruk menggunakan. [49]
Solder [sunting]
Sebuah kumparan bebas timah kawat solder
Tin telah lama digunakan sebagai solder dalam bentuk
paduan dengan timah, timah akuntansi selama 5 sampai 70% b / b. Tin membentuk
campuran eutektik dengan timbal yang mengandung 63% timah dan 37% timah. Solder
tersebut terutama digunakan untuk solder untuk bergabung pipa atau sirkuit
listrik. Sejak Uni Eropa Waste Electrical and Electronic Equipment Directive
(WEEE Directive) dan Pembatasan Hazardous Substances Directive mulai berlaku
pada tanggal 1 Juli 2006, penggunaan timbal dalam paduan tersebut mengalami
penurunan. Mengganti timbal memiliki banyak masalah, termasuk titik lebur yang
lebih tinggi, dan pembentukan kumis timah menyebabkan masalah listrik. Tin hama
dapat terjadi pada solder bebas timah, yang menyebabkan hilangnya sambungan
solder. Paduan Penggantian dengan cepat ditemukan, meskipun masalah integritas
sendi tetap. [50]
Manfaat Timah
Obligasi Tin mudah untuk besi dan digunakan untuk lapisan
timah atau seng dan baja untuk mencegah korosi. Kontainer baja berlapis timah
secara luas digunakan untuk pengawetan makanan, dan ini membentuk sebagian
besar dari pasar timah logam. Sebuah tabung tinplate untuk melestarikan makanan
pertama kali diproduksi di London pada tahun 1812 [51] Speaker British English
menyebut mereka "kaleng", sementara penutur bahasa Inggris Amerika
menyebut mereka "kaleng" atau "kaleng". Salah satu
penggunaan demikian diturunkan dari istilah slang "tinnie" atau
"nyaring" berarti "kaleng bir". The peluit dinamakan
demikian karena itu adalah pertama yang diproduksi secara massal dalam baja
berlapis timah. [52] [53]
Paduan khusus [sunting]
plate timah
Tin dalam kombinasi dengan unsur-unsur lain membentuk
berbagai paduan berguna. Tin ini paling sering paduan dengan tembaga. Pewter
adalah 85-99% timah, [54] Bantalan logam memiliki persentase yang tinggi dari
timah juga [55] [56] Bronze sebagian besar tembaga (12% timah), sementara
penambahan fosfor memberikan fosfor perunggu.. Metal Bell juga merupakan paduan
tembaga-timah, yang mengandung 22% timah. Tin juga kadang-kadang digunakan
dalam mata uang; misalnya, sekali membentuk satu digit angka persentase
(biasanya lima persen atau kurang) dari American [57] dan Kanada [58] uang.
Karena tembaga sering logam utama dalam koin tersebut, dan seng kadang-kadang
hadir juga, ini bisa secara teknis disebut perunggu dan / atau paduan kuningan.
Tin berlapis logam dari kaleng
Artisan Alfonso Santiago Leyva dan anak bekerja lembaran
timah nya
The niobium-timah senyawa Nb3Sn secara komersial
digunakan sebagai kabel untuk magnet superkonduktor, karena suhu material
tinggi kritis (18 K) dan medan magnet kritis (25 T). Sebuah magnet
superkonduktor berat sesedikit dua kilogram mampu menghasilkan medan magnet
sebanding dengan elektromagnet konvensional seberat ton. [59]
Penambahan beberapa persen timah umumnya digunakan dalam
paduan zirkonium untuk kelongsong bahan bakar nuklir. [60]
Sebagian pipa logam dalam organ pipa terbuat dari jumlah
yang bervariasi dari paduan timah / timbal, dengan 50% / 50% yang paling umum.
Jumlah timah dalam pipa mendefinisikan nada pipa, karena timah adalah yang
paling tonally resonan dari semua logam [meragukan - mendiskusikan]. Ketika
paduan timah / timbal mendingin, memimpin mendinginkan sedikit lebih cepat dan
menghasilkan efek berbintik-bintik atau melihat. Paduan logam ini disebut logam
sebagai tutul. Keuntungan utama menggunakan timah untuk pipa termasuk
penampilan, kemampuan kerja, serta ketahanan terhadap korosi. [61] [62]
Aplikasi lain [sunting]
Sebuah abad ke-21 reproduksi gudang lentera yang terbuat
dari timah menekan.
Punched tin- berlapis baja, juga disebut timah ditindik,
adalah teknik tukang yang berasal dari Eropa Tengah untuk menciptakan peralatan
rumah tangga yang baik fungsional dan dekoratif. Desain menusuk Dekorasi ada di
berbagai, berdasarkan geografi atau kreasi pribadi pengrajin. Menekan lentera
timah adalah aplikasi yang paling umum dari teknik tukang ini. Cahaya lilin
yang bersinar melalui desain ditindik menciptakan pola lampu hias di ruang di
mana ia duduk. Menekan lentera timah dan lainnya artikel timah menekan
diciptakan di Dunia Baru dari pemukiman Eropa awal. Sebuah contoh yang terkenal
adalah Revere jenis lentera, dinamai Paul Revere. [63]
Sebelum era modern, di beberapa daerah pegunungan Alpen,
kambing atau domba tanduk akan diasah dan panel timah akan menekan menggunakan
alfabet dan angka 1-9. Alat pembelajaran ini dikenal tepat sebagai
"tanduk". Reproduksi modern yang dihiasi dengan motif seperti hati
dan tulip.
Di Amerika, brankas pie dan brankas makanan mulai dipakai
pada hari-hari sebelum pendinginan. Ini adalah lemari kayu dari berbagai gaya
dan ukuran - baik lantai berdiri atau menggantung lemari dimaksudkan untuk
mencegah hama dan serangga dan untuk menjaga debu dari bahan makanan yang mudah
rusak. Lemari ini memiliki sisipan tinplate di pintu dan kadang-kadang di sisi,
menekan oleh pemilik rumah, pembuat lemari atau tukang pateri dalam berbagai
desain untuk memungkinkan sirkulasi udara. Reproduksi Modern artikel ini tetap
populer di Amerika Utara. [64]
Jendela kaca yang paling sering dibuat oleh mengambang
gelas cair di atas timah cair (menciptakan kaca float) untuk menghasilkan
permukaan yang datar. Ini disebut "proses Pilkington". [65]
Tin juga digunakan sebagai elektroda negatif dalam
baterai Li-ion canggih. Penerapannya agak dibatasi oleh fakta bahwa beberapa
permukaan timah [yang?] Mengkatalisasi dekomposisi elektrolit berbasis karbonat
yang digunakan dalam baterai Li-ion. [66]
Tin (II) fluoride ditambahkan ke beberapa produk
perawatan gigi [67] sebagai fluoride stannous (SnF2). Tin (II) fluoride dapat
dicampur dengan abrasive kalsium sementara lebih umum sodium fluoride secara
bertahap menjadi biologis aktif dikombinasikan dengan senyawa kalsium. [68] Hal
ini juga telah terbukti lebih efektif daripada sodium fluoride dalam
mengendalikan gingivitis. [69]
Senyawa organotin [sunting]
Artikel utama: kimia organotin
Dari semua senyawa kimia timah, senyawa organotin yang
paling banyak digunakan. Produksi industri di seluruh dunia mungkin melebihi
50.000 ton. [70]
Stabilisator PVC [sunting]
Aplikasi komersial utama senyawa organotin dalam
stabilisasi plastik PVC. Dengan tidak adanya stabilisator seperti, PVC akan
dinyatakan cepat menurun dalam panas, cahaya, dan oksigen atmosfer, untuk
memberikan berubah warna, produk rapuh. Tin scavenges ion klorida labil (Cl),
yang dinyatakan akan memulai hilangnya HCl dari bahan plastik. [71] senyawa
timah tipikal adalah turunan asam karboksilat dari dibutiltin diklorida,
seperti dilaurate tersebut. [72]
Biocides [sunting]
Senyawa organotin dapat memiliki toksisitas relatif
tinggi, yang baik menguntungkan dan bermasalah. Mereka telah digunakan untuk
efek biosidal dalam / sebagai fungisida, pestisida, algaecides, pengawet kayu,
dan agen antifouling [71] Tributyltin oksida digunakan sebagai pengawet kayu..
[73] Tributyltin digunakan sebagai aditif untuk cat kapal untuk mencegah
pertumbuhan organisme laut pada kapal, dengan menggunakan menurun setelah
senyawa organotin diakui sebagai pencemar organik yang persisten dengan
toksisitas yang sangat tinggi untuk beberapa organisme laut, misalnya jerawat
anjing. [74] Uni Eropa melarang penggunaan senyawa organotin pada tahun 2003,
[75 ] sementara kekhawatiran atas toksisitas senyawa ini bagi kehidupan laut
dan pengaruhnya terhadap reproduksi dan pertumbuhan beberapa spesies laut, [71]
(beberapa laporan menjelaskan efek biologis bagi kehidupan laut pada
konsentrasi 1 nanogram per liter) telah menyebabkan larangan di seluruh dunia
oleh Organisasi Maritim Internasional. [76] Banyak negara sekarang membatasi
penggunaan senyawa organotin untuk kapal lebih dari 25 meter panjang. [71]
Kimia organik [sunting]
Beberapa reagen timah berguna dalam kimia organik. Dalam
aplikasi terbesar, stannous klorida adalah agen mengurangi umum untuk konversi
nitro dan oxime kelompok untuk amina. The Stille reaksi pasangan organo senyawa
dengan halida organik atau pseudohalides. [77]
Li-ion baterai [sunting]
Bentuk Tin beberapa fase antar-logam dengan logam Lithium
dan itu membuat materi yang berpotensi menarik. Ekspansi volumetrik besar timah
pada paduan dengan Lithium dan ketidakstabilan antarmuka elektrolit Tin-organik
pada potensial elektrokimia rendah adalah tantangan terbesar dalam
mempekerjakan dalam sel komersial. Masalahnya sebagian diselesaikan oleh Sony.
Tin senyawa antar logam dengan Cobalt, dicampur dengan karbon, telah
dilaksanakan oleh Sony dalam sel Nexelion yang dirilis pada akhir 2000-an. Komposisi
bahan aktif dekat dengan Sn0.3Co0.4C0.3. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
hanya beberapa aspek kristal tetragonal (beta) Sn bertanggung jawab untuk
aktivitas elektrokimia yang tidak diinginkan. [78]
Kewaspadaan
Kuntoro Mangkusubroto
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum
Diperiksa
Dr. Ir
Kuntoro Mangkusubroto
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia ke-10
Masa jabatan
16 Maret 1998 – 21 Mei 1998
Presiden Soeharto
Didahului oleh Ida
Bagus Sudjana
Masa jabatan
21 Mei 1998 – 26 Oktober 1999
Presiden Baharuddin
Jusuf Habibie
Digantikan oleh Susilo
Bambang Yudhoyono
Direktur Utama PLN
Masa jabatan
2000 – 2001
Presiden Abdurahman
Wahid
Didahului oleh Adi
Satria
Digantikan oleh Eddie
Widiono
Informasi pribadi
Lahir 14 Maret 1947
(umur 67)
Bendera Indonesia Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto (lahir di Purwokerto, Jawa
Tengah, 14 Maret 1947; umur 67 tahun) adalah Kepala Unit Kerja Presiden Bidang
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP, atau lebih familiar disebut
UKP4) sejak 22 Oktober 2009. Ia adalah mantan Menteri Pertambangan dan Energi
Indonesia di era Kabinet Reformasi Pembangunan dan juga mantan Direktur Utama
PLN tahun 2000 - 2001. Ia pernah menjabat juga sebagai Kepala Badan Pelaksana -
BRR Aceh-Nias yang bertugas melakukan pemulihan kawasan Aceh dan Nias pasca
tsunami dahsyat 26 Desember 2004. Saat ini ia juga menjabat sebagai salah satu
anggota Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.[1]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Pendidikan
2 Karier
3 Kegiatan Lain
4 Catatan kaki
5 Pranala luar
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
S1 - Teknik Industri ITB (1972)
Northeastern University
Stanford University, Industrial Engineer (1976)
S2 - Stanford University, Civil Engineer (1977)
S3 - ITB, Ilmu Teknik bidang Ilmu Keputusan (1982)
Karier[sunting | sunting sumber]
Dosen Jurusan Teknik Industri, ITB (1972-sekarang)
Staf Ahli Menteri Muda UP3DN (1983-1988)
Pembantu Asisten Administrasi Menteri Sekretaris Negara
RI (1984)
Direktur Utama PT Tambang Batubara Bukit Asam (1988-1989)
Direktur Utama PT Tambang Timah (1989-1994)
Direktur Jenderal Pertambangan Umum, Departemen
Pertambangan dan Energi (1993-1997)
Deputi Bidang Perencanaan, Badan Kordinasi Penanaman
Modal (1997-1998)
Menteri Pertambangan Kabinet Pembangunan VII (1998)
Menteri Pertambangan Kabinet Reformasi Pembangunan
(1998-1999)
Direktur Utama PLN (2000)
Kepala Badan Pelaksana - Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Aceh-Nias (2005)
Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan di Kabinet Indonesia Bersatu II (Bersambung)
No comments:
Post a Comment