!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, July 3, 2013

gempa di Aceh. menelan korban jiwa 28 orang tewas , dan menghancurkan sekitar 1500 rumah dan melukai ratusan orang.


gempa di Aceh. menelan korban jiwa 28 orang tewas , dan menghancurkan sekitar 1500 rumah dan melukai ratusan orang.


Pemerintah menyiapkan dana Rp 40 miliar untuk penanganan gempa di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh. yang kini telah menelan korban jiwa 28 orang tewas , dan menghancurkan sekitar 1500 rumah dan melukai ratusan orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dana tersebut merupakan bagian dari dana Rp 200 milyar yang telah disetujui oleh DPR dan Kementerian Keuangan. Adapun total dana keseluruhan yang diajukan berjumlah Rp 1 trilyun.

"Rp 70 miliar sudah untuk penanganan asap di Riau. Untuk gempa disiapkan Rp 40 miliar yang disesuaikan dengan kondisi lapangan," jelas Sutopo di Jakarta, Rabu (3/7/2013).

Sutopo menerangkan, pihak BNPB sudah mengirimkan satu unit helikopter milik TNI AU dari Riau ke Aceh untuk penanganan penyelamatan dan pencarian korban, khususnya yang berada di perbatasan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Selain itu, lanjut Sutopo, dikirim pula satu unit pesawat CN 235 untuk melakukan foto udara dan mengkaji secara cepat dampak gempa.

"Sebanyak 1524 personel gabungan TNI/Polri siap dikerahkan ke Aceh. Saat ini pasukan masih berada di Riau untuk penanganan bencana asap," kata Sutopo.

Sampai saat ini, belum diperoleh data kerugian materi mengenai dampak gempa. Menurut Sutopo, seluruh jajaran terkait saat ini masih fokus pada upaya pencarian dan penyelamatan korban.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan, gempa berkekuatan 6,2 skala Richter (SR) di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, Selasa (2/7/2013), berasal dari sesar aktif di daratan yang dikenal sebagai sesar Sumatera atau sesar Semangko.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sesar Semangko memiliki 19 segmen dan membentang sejauh 1.900 km dari Aceh hingga Lampung, melewati Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.

"Gempa segmen Aceh 6,2 SR kemarin tentu bisa memengaruhi segmen lain yang berdekatan. Dalam hal ini, kami terus pantau," ungkap Sutopo, Rabu (3/7/2013), di Jakarta.

Namun, Sutopo tetap menegaskan agar masyarakat tidak panik karena saat ini sistem peringatan dini jika terjadi gempa sudah terpasang. Pihak BMKG juga sudah memasang alat monitor dan seismograf yang siap melaporkan jika terjadi gempa dan dampaknya, lima menit setelah terjadinya gempa.

"Namun, tetap gempa tidak dapat diprediksi. Jadi, kita hanya membicarakan potensi-potensi. Kemampuan alat, lima menit setelah gempa dan akan diketahui koordinat, kedalaman dan besarnya, kemudian baru diputuskan apakah berpotensi tsunami atau tidak," ujar Sutopo.

Sutopo juga menegaskan bahwa gempa yang terjadi di daratan tidak akan menimbulkan tsunami.

Pemerintah menetapkan masa tanggap darurat untuk penanganan gempa Aceh berlangsung selama 1 minggu, dimulai Rabu (3/7/2013) hingga Selasa (9/7/2014) pekan depan. Selanjutnya akan dievaluasi sesuai kondisi di lapangan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan tim BNPB Pusat, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pekerjaan Umum sudah bertolak ke Bener Meriah, Aceh, pada Selasa (2/7/2013) malam untuk melakukan koordinasi dengan bupati setempat.

Tim gabungan berangkat dengan pesawat carteran Susie Air. "BPBA, TNI, Polri, SKPD, dan PMI saat ini sudah melakukan upaya penyelamatan, pencarian, dan distribusi bantuan," kata Sutopo, Rabu (3/7/2013) di Jakarta.

Sutopo menerangkan, pada Rabu (3/7/2013) sekitar pukul 10.00 WIB, Menko Kesra Agung Laksono dan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri telah bertolak ke Aceh.

"Untuk potensi nasional di BNPB, logistik yang dikirim saat ini mencukupi untuk penanganan gempa. Jika kurang akan dikirim lagi, tadi tiga truk dikirim ke lokasi pengungsian meliputi beras, minyak, tenda dan sebagainya," jelas Sutopo.

Saat ini terdapat 15 titik pengungsian. Lima di antaranya berada di Bener Meriah dan 10 lainnya di Aceh Tengah. "Untuk data pengungsi secara keseluruhan belum ada, namun salah satu titik saat ini diisi 700 orang," ungkap Sutopo.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengunjungi lokasi gempa terparah, yakni di Masjid Babusalihin, Kampung Blang Mancang, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah. Di daerah itu, 90 persen bangunan rusak total akibat diguncang gempa 6,2 SR.

Gubernur didampingi Kapolda Aceh mengunjungi korban luka-luka maupun pengungsi yang terdapat di sejumlah titik di Kecamatan ketol.

Camat Ketol Saleh, mengatakan, kunjungan gubernur pertama kali ingin menyaksikan reruntuhan bangunan Masjid Shalihin yang dikabarkan menimpa anak-anak yang tengah mengaji dan bermain-main di sekitar masjid.

“Gubernur juga ingin mengetahui jumlah berapa anak yang dilaporkan tewas dan tertimbun di dalam masjid,” ujar Saleh melalui telepon selularnya, Rabu (7/3/2013).

Menurutnya, hingga tadi malam 3 anak ditemukan selamat dari dalam reruntuhan masjid. Sedangkan lima lainnya meninggal dunia.

No comments:

Post a Comment