!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, February 22, 2014

Lima Tips Menghindari Peretas

Lima Tips Menghindari Peretas

Penyelidikan kebocoran data di Verizon, perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat, memperlihatkan sebanyak 76% peretasan berawal dari password yang lemah atau dicuri orang.

Meski serangan cyber kini kian canggih, mayoritas peretasan bisa dicegah dengan langkah keamanan sederhana. Dua ahli keamanan internet, yakni chief security officer Blue Coat Hugh Thompson dan CEO Backblaze Gleb Budman membagi lima tips agar kita terhindar dari peretas.

1.            Jangan menggunakan jawaban sebenarnya untuk pertanyaan soal keamanan.

Sebagai cara konfirmasi identitas, sejumlah layanan Internet meminta pengguna menjawab beberapa pertanyaan seperti nama tengah ibu, tempat kelahiran, warna favorit. Semua itu gampang dicari tahu oleh orang yang mau sedikit berusaha. Pakai saja yang dibuat-buat dan tidak bisa ditelusuri secara online.

2.            Pikir ulang tentang apa yang Anda share di Internet.

Mari kita berangan-angan menjadi peretas untuk beberapa saat. Bayangkan kita ingin menipu seseorang, lalu kita mencari tahu susunan post terbaru orang itu di media sosial. Informasi yang Anda bagikan di media sosial memungkinkan peretas menulis e-mail atau membuat panggilan telepon yang khusus dirancang sesuai kondisi Anda. Berpikirlah dua kali sebelum mengeposkan sesuatu di media sosial.

3.            Gunakan password berbeda untuk setiap akun.

Salah satu metode peretasan yang kerap terjadi diawali dengan membobol tempat yang gampang dibajak. Lantas, peretas memakai password yang didapat untuk membuka akun-akun lain. Biasanya, orang-orang akan memilih kata kunci yang sama untuk situs dan bahkan akun Internet banking. Gunakan manajer password seperti 1Password. Jadi, Anda hanya akan perlu mengingat satu kata kunci yang bisa mengingatkan semua password di akun lain Anda. Dengan demikian, Anda pun bisa membuat password yang rumit.

4.            Waspadai link untuk mempersingkat post.

Link pendek semacam itu mulai bermunculan di Facebook dan Twitter. Kadang tak jelas, ke mana link itu akan membawa Anda. Beberapa post dan pesan sengaja dibuat untuk mengajak pengguna mengklik link itu, yang akhirnya membuka situs berbahaya. Dan, sering kali link berasal dari orang-orang yang Anda percaya.

5.            Berhati-hati saat memasukkan password.

Peretas tidak selalu membutuhkan teknologi mutakhir untuk mengetahui password seseorang. Di kafe, sekolah, atau ruang pertemuan besar, orang-orang kerap mengetik password tanpa mencermati lingkungan sekitar. Berusahalah selalu peka akan hal-hal di sekitar Anda.|ASWJ

No comments:

Post a Comment