!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, January 13, 2015

Basarnas Bantah Telah Temukan Rekaman Kokpit AirAsia, kotak hitam kedua diangkat

Basarnas Bantah Telah Temukan Rekaman Kokpit AirAsia, kotak hitam kedua diangkat

Basarnas memastikan belum menemukan kotak hitam berisi perekam suara kokpit, dalam pencarian yang memasuki hari ke 17.

Kepala Basarnas Bambang Sulistyo (tengah) saat melakukan jumpa pers di Polda Jatim, Surabaya hari Selasa 13/1 (foto: VOA/Petrus).
Kepala Basarnas Bambang Sulistyo (tengah) saat melakukan jumpa pers di Polda Jatim, Surabaya hari Selasa 13/1 (foto: VOA/Petrus).

SURABAYA—
Kepada keluarga korban yang ditemui di posko Polda Jawa Timur, Badan SAR Nasional (Basarnas)  menegaskan akan tetap melakukan pencarian meski tidak lagi dalam bentuk operasi gabungan.

Basarnas mengklarifikasi berita penemuan bagian black box atau kotak hitam yang disebut cockpit voice recorder (CVR), yang hingga kini belum berhasil ditemukan oleh tim Basarnas.

Kepala Basarnas Bambang Sulistyo usai bertemu keluarga korban jatuhnya pesawar AirAsia QZ8501 di Surabaya, Selasa (13/1) mengatakan, penemuan hari ini hanya mendapatkan serpihan bagian pesawat yang berukuran kecil. Selain itu Bambang Sulistyo juga menyatakan belum menemukan badan pesawat AirAsia.

“Hari ini saya sduah mendapatkan hasil bahwa cockpit voice recorder itu belum ditemukan, kemudian belum ada deteksi yang disebut dengan badan pesawat. Jadi saya berharap hari ini di obyek nomor 15 yang ada di planning, perencanaan operasi kita, yang ditemukan adalah serpihan bagian pesawat yang ukurannya kecil-kecil, itu sudah diconfirm,” ujar Bambang Sulistyo.

Terkait pemberitaan media yang banyak menyorot upaya pencarian badan pesawat dan kotak hitam, Bambang Sulistyo menegaskan bahwa usaha pencarian terhadap korban mulai awal jatuhnya pesawat hingga kini masih terus dilakukan.

Bambang mengatakan bahwa upaya pencarian black box tidak akan mengurangi kerja keras tim, yang melakukan pekerjaan utama SAR yaitu mencari korban.

“Saya tegaskan kepada keluarga, bahwa selama itu juga sebenarnya tim SAR gabungan masih melakukan tugas pokok, tugas utamanya, yaitu mencari sebanyak-banyaknya keluarga kita yang menjadi korban,” ungkapnya.

Bambang Sulistyo menambahkan bahwa operasi gabungan yang selama ini sudah dilakukan memiliki batas waktu yang telah diatur dalam Undang-Undang, namun pihaknya meyakinkan operasi pencarian akan terus dilakukan dalam waktu tak terbatas dalam bentuk operasi harian.

“Bahwa ada operasi harian yang kemudian bisa kita tujukan obyek atau sasarannya adalah untuk kegiatan kita ini. Saya gambarkan kepada mereka operasi pokok ditutup bukan berarti pencarian berhenti, hanya kulitnya saja yang berbeda. Kalau ini adalah operasi gabungan, maka kemudian nanti ada operasi harian oleh Basarnas, masih pada posisi yang optimis kita untuk melakukan tugas-tugas berikutnya,” jelas Bambang Sulistyo.

Kotak Hitam Kedua Pesawat AirAsia Berhasil Diangkat
Perekam suara kokpit dilepaskan dari bawah puing-puing sayap pesawat dari kedalaman sekitar 30 meter, sehari setelah perekam data penerbangan pesawat itu diangkat.

Para penyelam memegang alat perekam data penerbangan AirAsia QZ8501 di atas kapal angkatan laut KRI Banda Aceh, di Laut Jawa (12/1). (AP/Adek Berry)
Para penyelam memegang alat perekam data penerbangan AirAsia QZ8501 di atas kapal angkatan laut KRI Banda Aceh, di Laut Jawa (12/1). (AP/Adek Berry)

PANGKALAN BUN—
Para penyelam mengangkat kotak hitam kedua pesawat AirAsia yang jatuh dari dasar Laut Jawa, Selasa (13/1), memberikan alat-alat penting bagi para ahli untuk menentukan apa yang menyebabkan jatuhnya jet bernomor penerbangan 8501 itu.

Perekam suara kokpit dilepaskan dari bawah puing-puing yang berat dari sebuah sayap pesawat pada pagi hari dari kedalaman sekitar 30 meter, sehari setelah perekam data penerbangan pesawat itu diangkat, ujar Tonny Budiono, direktur navigasi laut di Kementerian Perhubungan.

Peralatan itu akan diterbangkan ke Jakarta untuk diunduh dan dianalisa dengan kotak yang satu lagi. Karena alat itu merekam dalam siklus dua jam, semua diskusi antara kapten dan ko-pilot seharusnya tersedia.

Pesawat itu menghilang dari radar 42 menit sejak terbang dari Surabaya ke Singapura pada 28 Desember. Ke-162 orang di dalamnya tewas, namun sejauh ini baru 48 jenazah yang ditemukan.

Perekam suara menangkap semua pembicaraan antara para pilot dan pengontrol lalu lintas udara, termasuk semua bunyi yang terdengar di kokpit, termasuk kemungkinan adanya bunyi alarm atau ledakan. Perekam data penerbangan menyimpan informasi mengenai posisi dan kondisi dari hampir semua bagian utama pesawat, termasuk ketinggian, kecepatan udara, arah, lontaran mesin, tingkat naik atau turunnya pesawat dan arah sudut pesawat.

"Ada sekitar 200 lebih parameter yang direkam. Hal itu akan memberi begitu banyak materi," ujar ahli penerbangan John Goglia, mantan anggota Badan Keselamatan Transportasi Nasional.

Para pencari juga sedang mencoba mencari bagian utama kabin pesawat, tempat banyak korban diperkirakan masih terperangkap di dalamnya.

Dekomposisi membuat identifikasi lebih sulit bagi para keluarga untuk menguburkan kerabat mereka.


"Saya masih yakin banyak korban yang terperangkap di sana, dan kita harus menemukannya," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko. (AP) (VOA)

No comments:

Post a Comment