Basarnas Bantah Telah Temukan Rekaman Kokpit AirAsia,
kotak hitam kedua diangkat
Basarnas memastikan belum menemukan kotak hitam berisi
perekam suara kokpit, dalam pencarian yang memasuki hari ke 17.
Kepala Basarnas Bambang Sulistyo (tengah) saat melakukan
jumpa pers di Polda Jatim, Surabaya hari Selasa 13/1 (foto: VOA/Petrus).
Kepala Basarnas Bambang Sulistyo (tengah) saat melakukan
jumpa pers di Polda Jatim, Surabaya hari Selasa 13/1 (foto: VOA/Petrus).
SURABAYA—
Kepada keluarga korban yang ditemui di posko Polda Jawa
Timur, Badan SAR Nasional (Basarnas)
menegaskan akan tetap melakukan pencarian meski tidak lagi dalam bentuk
operasi gabungan.
Basarnas mengklarifikasi berita penemuan bagian black box
atau kotak hitam yang disebut cockpit voice recorder (CVR), yang hingga kini
belum berhasil ditemukan oleh tim Basarnas.
Kepala Basarnas Bambang Sulistyo usai bertemu keluarga
korban jatuhnya pesawar AirAsia QZ8501 di Surabaya, Selasa (13/1) mengatakan,
penemuan hari ini hanya mendapatkan serpihan bagian pesawat yang berukuran
kecil. Selain itu Bambang Sulistyo juga menyatakan belum menemukan badan
pesawat AirAsia.
“Hari ini saya sduah mendapatkan hasil bahwa cockpit
voice recorder itu belum ditemukan, kemudian belum ada deteksi yang disebut
dengan badan pesawat. Jadi saya berharap hari ini di obyek nomor 15 yang ada di
planning, perencanaan operasi kita, yang ditemukan adalah serpihan bagian
pesawat yang ukurannya kecil-kecil, itu sudah diconfirm,” ujar Bambang
Sulistyo.
Terkait pemberitaan media yang banyak menyorot upaya
pencarian badan pesawat dan kotak hitam, Bambang Sulistyo menegaskan bahwa
usaha pencarian terhadap korban mulai awal jatuhnya pesawat hingga kini masih
terus dilakukan.
Bambang mengatakan bahwa upaya pencarian black box tidak
akan mengurangi kerja keras tim, yang melakukan pekerjaan utama SAR yaitu
mencari korban.
“Saya tegaskan kepada keluarga, bahwa selama itu juga
sebenarnya tim SAR gabungan masih melakukan tugas pokok, tugas utamanya, yaitu
mencari sebanyak-banyaknya keluarga kita yang menjadi korban,” ungkapnya.
Bambang Sulistyo menambahkan bahwa operasi gabungan yang
selama ini sudah dilakukan memiliki batas waktu yang telah diatur dalam
Undang-Undang, namun pihaknya meyakinkan operasi pencarian akan terus dilakukan
dalam waktu tak terbatas dalam bentuk operasi harian.
“Bahwa ada operasi harian yang kemudian bisa kita tujukan
obyek atau sasarannya adalah untuk kegiatan kita ini. Saya gambarkan kepada
mereka operasi pokok ditutup bukan berarti pencarian berhenti, hanya kulitnya
saja yang berbeda. Kalau ini adalah operasi gabungan, maka kemudian nanti ada operasi
harian oleh Basarnas, masih pada posisi yang optimis kita untuk melakukan
tugas-tugas berikutnya,” jelas Bambang Sulistyo.
Kotak Hitam Kedua Pesawat AirAsia Berhasil Diangkat
Perekam suara kokpit dilepaskan dari bawah puing-puing
sayap pesawat dari kedalaman sekitar 30 meter, sehari setelah perekam data
penerbangan pesawat itu diangkat.
Para penyelam memegang alat perekam data penerbangan
AirAsia QZ8501 di atas kapal angkatan laut KRI Banda Aceh, di Laut Jawa (12/1).
(AP/Adek Berry)
Para penyelam memegang alat perekam data penerbangan
AirAsia QZ8501 di atas kapal angkatan laut KRI Banda Aceh, di Laut Jawa (12/1).
(AP/Adek Berry)
PANGKALAN BUN—
Para penyelam mengangkat kotak hitam kedua pesawat
AirAsia yang jatuh dari dasar Laut Jawa, Selasa (13/1), memberikan alat-alat
penting bagi para ahli untuk menentukan apa yang menyebabkan jatuhnya jet
bernomor penerbangan 8501 itu.
Perekam suara kokpit dilepaskan dari bawah puing-puing
yang berat dari sebuah sayap pesawat pada pagi hari dari kedalaman sekitar 30
meter, sehari setelah perekam data penerbangan pesawat itu diangkat, ujar Tonny
Budiono, direktur navigasi laut di Kementerian Perhubungan.
Peralatan itu akan diterbangkan ke Jakarta untuk diunduh
dan dianalisa dengan kotak yang satu lagi. Karena alat itu merekam dalam siklus
dua jam, semua diskusi antara kapten dan ko-pilot seharusnya tersedia.
Pesawat itu menghilang dari radar 42 menit sejak terbang
dari Surabaya ke Singapura pada 28 Desember. Ke-162 orang di dalamnya tewas,
namun sejauh ini baru 48 jenazah yang ditemukan.
Perekam suara menangkap semua pembicaraan antara para
pilot dan pengontrol lalu lintas udara, termasuk semua bunyi yang terdengar di
kokpit, termasuk kemungkinan adanya bunyi alarm atau ledakan. Perekam data
penerbangan menyimpan informasi mengenai posisi dan kondisi dari hampir semua
bagian utama pesawat, termasuk ketinggian, kecepatan udara, arah, lontaran
mesin, tingkat naik atau turunnya pesawat dan arah sudut pesawat.
"Ada sekitar 200 lebih parameter yang direkam. Hal
itu akan memberi begitu banyak materi," ujar ahli penerbangan John Goglia,
mantan anggota Badan Keselamatan Transportasi Nasional.
Para pencari juga sedang mencoba mencari bagian utama
kabin pesawat, tempat banyak korban diperkirakan masih terperangkap di
dalamnya.
Dekomposisi membuat identifikasi lebih sulit bagi para
keluarga untuk menguburkan kerabat mereka.
"Saya masih yakin banyak korban yang terperangkap di
sana, dan kita harus menemukannya," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
(AP) (VOA)
No comments:
Post a Comment