!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, January 1, 2015

Setiap hari (pagi/subuh) turun ke bumi dua golongan malaikat

Perjalanan yang belum selesai (173)

Setiap hari (pagi/subuh) turun ke bumi dua golongan malaikat

(Bagian ke seratus tujuh puluh tiga, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 1 Januari 2915, 16.15 WIB)

Ustad Badrussalam dalam ceramah di Masjid Al Barkah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, yang dipancarkan oleh Radio Rodja, bercerita dalam daurahnya (nasehat):

Nabi Muhammad SAW ketika Isra Mirad (perjalanan dari Masjid Haram (Mekah) ke Masjid Aqsho (Jeusalem) lalu ke langit ketujuh selain bertemu dengan para nabi seperti nabi Musa dan Nabi Isa, juga diperlihatkan Allah dengan keadaan sorga dan neraka.

Nabi Muhammad melihat sebagian besar neraka di huni kaum perempuan, sedangkan penghuni sorga kebanyakan dihuni orang miskin.

Kenapa sebagian besar kaum perempuan masuk neraka diantaranya karena mereka tidak patuh pada suami, lalai dalam sholatnya, lalai dalam puasa bulan Ramadhan, tidak bisa menjaga kemaluannya dan tidah patuh sama suami.
Tidak bisa menjaga kemaluannya, antara lain selingkuh (berzinah ) dengan lelaki lain (bukan suami) karena alasan apapun juga. Seperti tidak sabar menhadapi suami yang sedang sakit sehingga tidak sabar karena suami terlalu lama tidak member nafkah batin (sex), karena suami sedang sakit.

 Padahal sabar itu tidak ada batasnya, hanya kematian lah batas kesabaran itu. Padahal Allah bersama orang-orang yang bersabar, baik dia sabar karena menderita musibah berupa sakit, kemiskinan atau musibah (ujian) lainnya.
Nabi melihat Sorga, sebagian dihuni kaum miskin, karena nanti di akherat tidak banyak harta benda yang mereka miliki yang perlu dipertanggungjawabkan kepada Allah.

Sedangkan orang kayak arena kaya, maka setap sen yang dimilikinya ditanya Allah dari mana uang itu berasal, apakah diperoleh secara halal atau haram, apakah diperoleh dengan gaji buta (biasanya pegawai negeri) yang jarang masuk kantor (bolos/absen) , tetapi tetap dapat gaji bulanan, atau korupsi, atau makan uang riba (bunga).

Biar kita naik haji ONH-Plus ke Mekah tiap tahun, bila uang hasil korupsi, maka haram hukumnya.

Kita juga pelit (sulit) mengeluarkan ifaq (sedekah) pada orang fakir miskin, atau pada saudara yang menderita kesulitan (kesusahan), padahal setap pagi turun dua golongan malaikat, satu Malaikat selalu mendoakan agar Allah mengganti orang yang berinfaq (sedekah/give charity to the needy), dan satu golongan lagi meminta pada Allah agar membinasakan (mengambil kembali) harta orang yang pelit.

Kadang orang kaya, kata banyak orang semakin pelit mengeluarkan hartanya, sedangkan orang miskin (pas-pasan) semakin dermawan.
Itu tidak lain dari keinginan syaitan agar orang kaya itu nantinya masuk neraka menemani syaitan.

Lihat saja, banyak orang kaya yang dengan mudah boros, mengeluarkan banyak uang hanya untuk pesta perkawinan, mobil mewah, liburan dan tinggal di hotel mewah dan makanan mewah di restaurant, setiap hari beli baju baru, sepatu baru, setap tahun ganti kompor baru, padahal sudah ada barang serupa yang mereka miliki.

Coba seandainya sebagian uang itu ditabung untuk akherat, melalui Infaq (charity).

Tapi, kalau uang (harta) sudah di tangan berkat tipu daya syaitan, kita akan lupa akan kehidupan yang lebih hakiki yaitu akherat. Begitu kita ditimpa musibah, berupa sakit, kemiskinan, dan musibah lainnya baru kita ingat Pada Allah maha kuasa. Tapi tidak mengapa semua musibah yang menimpa kita itu karena Allah sayang sama kita, agar di akhir hayat kita bisa bertaubat Nasuha (agar semua dosa diampuni Allah.)





Perempuan mudah masuk syurga tapi ramai di neraka

Bagi isteri hanya 4 syarat untuk mereka ke syurga “Apabila seorang isteri mengerjakan solat 5 waktu, mengerjakan puasa sebulan, memelihara kehormatannya (aurat) serta mentaati suaminya, nescaya dia akan masuk syurga”. (Riwayat Imam Bazzar melalui Anas r.a)

Daripada Anas, Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: “Apabila seorang perempuan mendirikan sembahyang lima waktu, berpuasa sebulan (Ramadhan), menjaga kehormatan dan taat kepada suami, dia akan disuruh memasuki syurga melalui mana-mana pintu yang dia sukai.” (Hadis Riwayat Ahmad)

Perempuan tidak perlu keluar berjihad atau berperang, cukup sekadar mengerjakan haji atau umrah bagi yang cukup syaratnya.

Daripada Aishah r.a. katanya, aku berkata, “Ya Rasulullah, kita mengetahui bahawa jihad adalah sebaik-baik amalan. Oleh itu apakah kami kaum wanita tidak boleh ikut berjihad?” Baginda terus menjawab: “Bagi kamu semua (kaum wanita) jihad yang paling baik ialah mengerjakan haji dan mendapatkan haji mabrur.

Rasulullah SAW bersabda: ” Jihad orang yang tua, lemah dan wanita ialah menunaikan haji” (an-Nasa’i)”

Pernah Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Jikalau sekiranya ada perintah dari Allah SWT untuk menyuruh manusia sujud kepada manusia nescaya aku suruh isteri sujud kepada suaminya.”

Namun perempuan lebih ramai di neraka

Dari Abdullah bin Umar r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: “Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar iaitu memohon ampun. Kerana aku melihat kaum wanitalah yang lebih ramai menjadi penghuni Neraka.” Seorang wanita yang cukup pintar di antara mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kami kaum wanita yang lebih ramai menjadi penghuni Neraka?” Rasulullah S.A.W bersabda: “Kamu banyak mengutuk dan mengingkari suami. Aku tidak melihat mereka yang kekurangan akal dan agama yang lebih menguasai pemilik akal, daripada golongan kamu. Wanita itu bertanya lagi: “Wahai Rasulullah! Apakah maksud kekurangan akal dan agama itu? “Rasulullah s.a.w bersabda: “Maksud kekurangan akal ialah penyaksian dua orang wanita sama dengan penyaksian seorang lelaki. Inilah yang dikatakan kekurangan akal. Begitu juga wanita tidak mendirikan sembahyang pada malam-malam yang dilaluinya kemudian berbuka pada bulan Ramadhan kerana haid. Maka inilah yang dikatakan kekurangan agama”


Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk berinfaq. Anjuran yang bahkan pada bagian awal surah Al-Baqarah telah disebutkan oleh Allah subhaanahu wa ta’aala menggambarkan salah satu karakter utama orang bertaqwa.

“Alif Laam Miim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan meng-infaq-kan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
(QS Al-Baqarah ayat 1-3)

Dalam ayat di atas Allah ta’aala menyebutkan karakter muttaqin yang biasa berinfaq bersama karakternya yang rajin menegakkan sholat. Di dalam Al-Qur’an hampir selalu karakter menegakkan sholat dan mengeluarkan infaq disebutkan dalam suatu rangkaian berpasangan. Hal ini mudah dimengerti sebab ajaran Islam selalu menekankan keseimbangan dalam segala sesuatu. Islam bukan semata ajaran yang mewujudkan hubungan antara hamba dengan rabbnya atau hablum minAllah, tetapi juga hubungan antara hamba dengan sesama hamba atau hablum minan-naas.

Uniknya lagi, di dalam ajaran Islam bila suatu perintah Allah ta’aala dilaksanakan, maka bukan saja hal itu menunjukkan kepatuhan seorang hamba akan rabbnya, melainkan dijamin bakal mendatangkan manfaat bagi si hamba. Ini yang disebut dengan fadhilah atau keutamaan suatu ’amal-perbuatan. Misalnya sholat malam atau tahajjud. Allah ta’aala menjanjikan bagi pelakunya bakal memperoleh kekuatan daya pengaruh ketika berbicara.

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.” (QS AlMuzzammil ayat 1-5)

Contoh lainnya bila seseorang meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’aala maka di antara fadhilah yang akan ia peroleh adalah penambahan ilmu dari Allah ta’aala, jalan keluar kesulitan hidupnya serta rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.

”Dan bertakwalah kepada Allah; Allah (akan) mengajarmu.” (QS AlBaqarah ayat 282)
”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq ayat 2-3)

Demikian pula dengan berinfaq. Allah ta’aala menjanjikan fadhilah di balik kedermawanan seseorang yang rajin berinfaq.

“Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’ ayat 39)

Bahkan dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keuntungan yang bakal diraih seseorang yang rajin berinfaq di pagi hari sekaligus kerugian yang bakal dideritanya bilamana ia tidak peduli berinfaq di pagi hari

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR Bukhary 5/270)

Pembaca yang budiman, marilah kita galakkan berinfaq di pagi hari agar malaikat mendoakan kelapangan rizqi yang memang sangat kita perlukan untuk memperlancar ibadah, amal sholeh, da’wah dan jihad kita di dunia. Dan jangan biarkan ada satu pagipun yang berlalu tanpa berinfaq sebab itu sama saja kita mengundang kerusakan dalam hidup sebagaimana doa malaikat yang satunya di setiap pagi hari.

Ketahuilah, bukan banyaknya jumlah infaq yang penting melainkan kontinuitas-nya. Lebih baik berinfaq sedikit namun konstan terus-menerus daripada berinfaq dalam jumlah besar namun hanya sekali setahun atau seumur hidup. Orang yang konstan berinfaq tidak bakal dipengaruhi oleh musim. Dalam masa paceklik tetap berinfaq, dalam masa panen tentu lebih pasti.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.”
(QS Ali Imran ayat 133-134)

No comments:

Post a Comment