!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Friday, March 27, 2015

Arab Saudi lancarkan serangan militer di Yaman, dibantu negara Dewan Kerjasama teluk, Mesir dan Pakistan

Arab Saudi lancarkan serangan militer di Yaman, dibantu negara Dewan Kerjasama teluk, Mesir dan Pakistan


Arab Saudi menuding pemberontak Houthi disokong Iran yang juga beraliran Syiah.
Militer Arab Saudi tengah melancarkan operasi serangan terhadap pemberontak Houthi di Yaman, kata Dubes Saudi untuk Amerika Serikat.
Dubes Saudi untuk AS, Adel al-Jubeir, mengatakan negaranya beraksi demi ‘membela pemerintahan sah’ yang dipimpin Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi.
Operasi militer yang melibatkan serangan udara itu, menurut Al-Jubeir, dimulai Kamis (26/03) pukul 23.00 GMT atau pukul 06.00 WIB.
Dia mengatakan operasi tersebut juga disokong sejumlah negara Teluk.
Serangan Arab Saudi terjadi hanya dua hari setelah Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassin memohon Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) untuk melakukan intervensi militer. Permohonan Yassin dikutip surat kabar Arab Saudi, Asharq al-Awsat.

Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi berusaha mempertahankan kekuasaannya dengan mengungsi ke Aden.
Konflik di Yaman terjadi setelah kubu pemberontak Houthi melengserkan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Hadi kemudian berupaya mempertahankan kekuasaannya dengan mengungsi dari Ibu Kota Sanaa dan mendirikan pusat pemerintahan di Kota Aden.
Sepak terjang kaum Houthi telah membangkitkan dugaan Arab Saudi bahwa aksi mereka disokong oleh pemerintah Iran, yang juga beraliran Syiah. Namun, baik kaum Houthi dan Iran menepis dugaan tersebut.
Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa operasi militer Saudi akan memicu konflik baru yang menyeret Iran. BBC

KONFLIK ANTARA SYIAH YAMAN DENGAN SALAFI YAMAN
Salah satu media lokal di Yaman, Al Baidha’ News (23/10/2011) menyebutkan bahwa konflik pemberontak Syiah Al Khautsiyin dengan pihak Dar Al Hadits Dammaj sudah berlangsung beberapa bulan. Kelompok Syiah telah menghalang-halangi komunitas Muslim Yaman yang menyatakan diri sebagai Salafi ini untuk memenuhi aktivitas harian mereka.

Pada bulan Ramadhan lalu salah satu tokoh lembaga ini, Yusuf Shan’ani juga dibunuh saat menuju pasar di kota Sa’dah. Pada bulan April lalu, beberapa kompleks yang dekat dengan pusat kajian Salafi Dammaj ini juga dikuasai oleh pihak Khautsiyin dan mengusir para penjaganya, tanpa ada pertempuran.

Jama’ah Khautsiyin sendiri telah menyebarkan selebaran yang menyebutkan bahwa Yahya Al Hajjurri, tokoh sentral di lembaga pendidikan itu, telah meminta kepada para ulama Saudi untuk memberi masukan kepada pihak pemerintah Saudi agar menyerang Syi’ah Yaman.

Dalam selebaran itu juga disebutkan bahwa Al Hajjurri mengajak penduduk Dammaj agar membatalkan perjanjian damai dengan pihak Syi’ah. Al Hajjury sendiri membantah bahwa apa yang disebutkan dalam selebaran itu merupakan pernyataannya.

Sedangkan Naba’ News (5/11/2011) yang juga media lokal Yaman menyebutkan bahwa Syeikh Muqbil Al Wadi’i tidak membuka lembaga pendidikan tersebut kecuali setelah menandatangani kesepakatan dengan Sayyid Majduddin Al Mua’yyidi, tokoh utama Syi’ah Zaidiyah, yang tempat itu menjadi pusat kajian ilmu yang tidak membahayakan satu sama lain.

Kronologis Penyerangan

Sebuah blog Salafi yang berbahasa Indonesia, kaahil.worpress.com,  merilis kronologi penyerangan tersebut.

Kelompok Syiah yang menguasai beberapa wilayah pegunungan di sekitar Darul Hadits sejak dua tahun lalu memblokade area pendidikan Salafi tersebut. Gubernur Sha’dah berusaha menengahi pertikaian antara Syiah dan Salafi, namun hasilnya nihil. Penyebabnya karena Syiah meminta daerah itu dikosongkan dari kaum Salafi. Terang saja Salafi menolak dan akan mempertahankan sampai mati.

Beberapa hari kemudian, setelah blokade tidak segera dibuka, Salafi di Darul Hadits mulai kekurangan makanan. Syaikh Yahya pun mulai membaca Qunut Nazilah agar Allah menghancurkan kelompok Syiah yang mengepung mereka. Sementara itu kedua belah pihak tegang dan saling menunggu untuk memulai tembakan.

Syaikh Muhammad Mani di Shana’a yang juga Salafi menyatakan kesiapannya membantu Darul Hadits dengan mengerahkan para pelajar. Para pendukung Salafi pun mulai terkonsentrasi di kota Hasyid, Harodh, Ataq,  dan lain-lain untuk membantu Salafi Darul Hadits. Namun, karena sedang ada genjatan senjata oleh Presiden Yaman di Shana’a, mereka masih menunggu instruksi pimpinan mereka. Namun, kelompok Syiah memprovokasi Darul Hadits dengan menangkap salah seorang pelajar Salafi.

Tanggal 7 Dzulhijjah waktu Zhuhur, Kamis 3 November, Syiah mulai menembaki Markas Darul Hadits. Namun, korban baru jatuh pada Jumat esok harinya dari pihak Salafi. Seorang pelajar bernama Mu’adz Al Abyani tewas diterjang peluru sniper Syiah. Sementara itu dikabarkan 7 orang Syiah dikabarkan tertembak dan tewas.

Sabtunya, Hari Arafah, Gubernur Sho’dah meminta diadakannya gencatan senjata. Namun, genjatan hanya berlangsung beberapa jam. Empat orang Syiah tewas tertembak. Sedangkan dari piihak Salafi tidak ada.

Hari Ahad, 6 November, Hari Raya Idul Adha, pemerintahan Sho’dah mulai tegas terhadap kelompok Syiah. Mereka membombardir kelompok tersebut dan dikabarkan 30 orang angggotanya tewas. Mereka sedang bergerombol dan dibom.



No comments:

Post a Comment