!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, March 1, 2015

Tanpa Wilayah Baru Dana ISIS akan Berkurang

Tanpa Wilayah Baru Dana ISIS akan Berkurang

Sumber-sumber dana Negara Islam atau ISIS akan berkurang jika kelompok Negara Islam Irak suriah dan Syam (ISIL) itu tidak mampu merebut wilayah baru.

Peta wilayah kekuasaan ISIS per 15 Januari 2015 seperti dilaporkan Institute for the Study of War, sementara Organisasi Financial Action Task Force melaporkan sumber pendanaan ISIS akan berkurang jika ISIS tidak bisa mengembangkan wilayahnya.
Peta wilayah kekuasaan ISIS per 15 Januari 2015 seperti dilaporkan Institute for the Study of War, sementara Organisasi Financial Action Task Force melaporkan sumber pendanaan ISIS akan berkurang jika ISIS tidak bisa mengembangkan wilayahnya.


Menurut sebuah laporan baru oleh sebuah kelompok di Perancis yang mempelajari pendanaan terorisme, sumber-sumber dana Negara Islam atau ISIS akan berkurang jika kelompok ekstremis itu tidak mampu merebut wilayah baru.

Laporan oleh Financial Action Task Force itu juga memperingatkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan secara global untuk memotong aliran keuangan ISIS saat ini, yang menguasai wilayah yang luas di Irak dan Suriah.

Kelompok ekstremis Muslim Sunni itu “memperoleh sebagian besar pendapatannya melalui kegiatan kriminal dan pemerasan di wilayah di mana kelompok itu beroperasi,” menurut laporan yang dirilis hari Jumat itu.

Kelompok ekstrimis itu telah mendanai kegiatan-kegiatan brutalnya dengan merebut ladang minyak, merampok bank, memeras uang dari para petani, melakukan penculikan untuk uang tebusan, dan menerima sumbangan dari orang asing.

ISIS Serang Desa Kristen di Suriah, Culik 220 Orang
Sedikitnya 220 orang Kristen etnis Asiria diculik dalam beberapa hari ini di Suriah timurlaut, menurut sebuah organisasi HAM di Inggris, menyusul belasan serangan oleh kelompok militan ISIS.

Sebuah gereja di Desa Abu Tina, Suriah utara yang baru saja direbut oleh kelompok militan ISIS (25/2).
Sebuah gereja di Desa Abu Tina, Suriah utara yang baru saja direbut oleh kelompok militan ISIS (25/2).


Rami Abdurrahman, direktur Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan kepada VOA militan ISIS telah menyerang 11 desa etnis Asiria di propinsi al-Hasakah dan menculik 220 orang. Ia mengatakan orang-orang itu dibawa dan disandera di pegunungan Abd al-Asiz.

Erica Hunter, pakar tentang Kristen di Timur Tengah pada Universitas London, mengatakan ia tidak optimistis tentang nasib ratusan orang itu.

“Saya yakin ISIS akan membunuh para pemuda itu, seperti yang sudah-sudah, terutama jika para pemuda itu pernah terlibat dalam milisi. Sudah banyak orang Kristen yang bergabung dengan pasukan Kurdi. Sementara para perempuannya akan bernasib seperti pada masa kekaisaran Roma yaitu diperdagangkan sebagai selir,” katanya.

Bulan lalu, 20 orang warga Kristen Koptik yang minoritas dari Mesir dibunuh oleh ISIS di Libya.

Pejuang Kristen melakukan penjagaan di Tel Tamr, Suriah (foto: dok). Sebagian warga Asiria bergabung dengan milisi Kurdi melawan ISIS.
Pejuang Kristen melakukan penjagaan di Tel Tamr, Suriah (foto: dok). Sebagian warga Asiria bergabung dengan milisi Kurdi melawan ISIS.
Hunter mengatakan sebagian orang etnis Asiria telah bergabung dengan milisi Kurdi, mengangkat senjata demi mempertahankan wilayah mereka dari ISIS.

“Tidak semua orang Asiria telah bergabung dengan Kurdi, tapi ada sejumlah kelompok yang telah bergabung karena mereka melihat orang etnis Kurdi tidak melakukan serangan dan pembersihan etnis seperti yang dilakukan ISIS saat ini, sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan pada skala yang sangat besar,” tambah Hunter.

Sebelum perang pecah di Suriah, umat Kristen merupakan sekitar 10 persen populasi penduduk negara itu. Kristen Asiria, yang berjumlah kira-kira 40.000, menganggap diri sebagai kelompok pribumi terakhir yang ada di Suriah dan Irak.

Madawi Al-Rasheed, profesor isu Timur Tengah pada Universitas London School of Economics, mengatakan warga Kristen Asiria telah lama ditindas. Katanya, orang-orang itu tidak bisa melindungi diri mereka.

Ia menambahkan militan ISIS selama ini sering menarget kelompok minoritas di Irak dan Suriah, tetapi seringkali membiarkan umat Kristen.

“ISIS memiliki program pembersihan etnis untuk menghilangkan keragaman sehingga semuanya homogen. Dengan demikian, kaum minoritas terusir dari wilayah-wilayah kekuasaan ISIS,” kata Madawi.

Sekitar 1.000 keluarga Asiria lokal diperkirakan telah mengungsi menyusul penculikan minggu ini tersebut. VOA



No comments:

Post a Comment