!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, March 10, 2015

Pertempuran di Tikrit Masuki Minggu Kedua, Pembom AS hantam Kilang minyak ISIS, 30 Tewas

Pertempuran di Tikrit Masuki Minggu Kedua, Pembom AS hantam Kilang minyak ISIS, 30 Tewas

Bentrokan pasukan Irak yang dibantu milisi Syiah dengan kelompok militan ISIS memasuki minggu kedua di pinggiran kota Tikrit, Irak utara.

Setelah melancarkan kampanye darat ke Tikrit, pasukan Irak dan milisi sekutu Syiah masih terus bentrok dengan kelompok militan ISIS di pinggiran kota tersebut.

Koalisi itu berjuang memperebutkan kota Al Dour dan Albu Ajil di mana beberapa penembak jitu ISIS menyulitkan upaya mengusir seluruh ekstrimis itu.

Ribuan tentara melancarkan ofensif anti-ISIS terbesar di Irak hari Minggu lalu (1/3) untuk merebut kembali Tikrit, kubu strategis yang terletak diantara ibukota Baghdad di bagian selatan – yang dikuasai pemerintah – dan Mosul di bagian utara – yang dikuasai ISIS.

Pasukan Irak dengan bantuan taktis dari Iran melancarkan operasi itu tanpa intervensi dari koalisi pimpinan Amerika, yang pada hari Minggu (8/3) masih terus membom target-target ISIS di Irak dan Suriah.

Serangan Udara Koalisi AS Fokus di Kobani dan Fallujah

Juru bicara Pentagon Kolonel Steve Warren mengatakan Senin bahwa Amerika Serikat dan mitra-mitranya telah melakukan hampir 2.800 serangan udara sejak permulaan serangan Agustus lalu.


Sementara pasukan Irak maju sedikit demi sedikit dalam pertempuran untuk merebut kembali Tikrit dari kelompok Negara Islam (ISIS), koalisi yang dipimpin Amerika meneruskan serangan udaranya terhadap militan di Suriah dan Irak, Senin (9/3) dengan 13 serangan udara yang sebagian besar terpusat dekat Kobani dan Fallujah.

Juru bicara Pentagon Kolonel Steve Warren mengatakan Senin bahwa Amerika Serikat dan mitra-mitranya telah melakukan hampir 2.800 serangan udara sejak permulaan serangan Agustus lalu.

Dengan menyertai pasukan Kurdi Peshmerga yang berusaha memukul mundur militan ISIS di Irak timur laut, wartawan siaran bahasa Kurdi VOA, Dishad Anwar, menyaksikan tanda serangan udara berat di daerah Kirkuk, yang kata pejabat pertahanan Amerika diserang dua kali oleh koalisi pada hari terakhir.

Tetapi, Amerika tidak bergabung dengan serangan yang sudah seminggu oleh pasukan Irak dan milisi Syiah sementara mereka maju ke Tikrit, satu basis antara Baghdad di selatan yang dikuasai pemerintah dan Mosul di utara yang dikuasai ISIS.

Pada front kedua pertempuran melawan kelompok ISIS, para pejabat mengatakan Senin bahwa seorang perempuan Jerman tewas di Suriah ketika dia bertempur bersama anggota milisi Kurdi.

Dalam insiden lain di Suriah, para aktivis mengatakan serangan udara koalisi yang dipimpin Amerika mengenai satu penyulingan minyak Minggu, yang menewaskan 30 orang.

Serangan Udara AS Hantam Kilang Minyak ISIS, 30 Tewas
Serangan terhadap kilang yang dioperasikan ISIS itu menewaskan 30 orang, mencakup militan dan pekerja.

Para aktivis Suriah mengatakan serangan udara koalisi yang dipimpin Amerika Serikat mengenai satu kilang minyak di Suriah utara, Minggu (8/3), menewaskan 30 orang.

Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, yang menggunakan jaringan sumber di seluruh Suriah untuk melacak kekerasan di sana, mengatakan kelompok Negara Islam (ISIS) mengoperasikan kilang itu, dan korban yang tewas mencakup militan dan pekerja.

Koalisi pesawat tempur yang mendukung militer Irak dalam serangannya untuk merebut kembali wilayah itu dari pasukan ISIS, telah melakukan lebih dari 2.300 serangan udara di Irak dan Suriah sejak Agustus, menurut data dari Departemen Pertahanan Amerika.

Serangan-serangan tersebut mencakup satu serangan baru-baru ini untuk menanggapi permohonan pemerintah Irak akan pertolongan untuk melindungi tempat-tempat purbakala negara itu, yang telah menjadi sasaran penghancuran oleh militan dalam beberapa minggu ini.


Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan dalam pernyataan hari Minggu ia sangat marah oleh penghancuran tempat-tempat kebudayaan, termasuk tempat Warisan Dunia UNESCO di Hatra, Irak utara. VOA

No comments:

Post a Comment