!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, January 3, 2015

Apakah kita sudah membantu saudara kita yang tertimpa musibah ?

Perjalanan yang belum selesai (175)

(Bagian ke seratus tujuh puluh lima , Depok, Jawa Barat, Indonesia, 3 Januari 2015, 22.37 WIB)

Apakah kita sudah membantu saudara kita yang tertimpa musibah ?

Apakah kita sudah peduli dengan saudara kita yang kini tertimpa musibah di tanah air seperti tanah longsor di banjarnegara,Jawa Tengah, Banjir di bandung, atau musibah dan ujian yang dialami saudara kita yang ada di Chehnya , Rusia, di Xinjiang, China, di Filipina Selatan, Thailand Selatan atau terhadap Muslim Rohingya di Myanmar,

Juga penderitaan yang berkepanjangan di Palestina, Afghanistan, Irak dan di Suriah, serta di berbagai penjuru dunia , antara lain di Afrika

Bila kita memiliki harta tentu kita bisa membantu mereka melalui badan amal/social yang ada, atau membantu secara langsung dengan tenaga fisik kita, kalau kita tidak mampu secara fisik dan material (harta), paling tidak melalui doa kita pada Allah yang maha kuasa, agar mereka diberikan ketabahan dan kesabaran.




SESAMA MUSLIM ADALAH SAUDARA
Assalamu alaikum Wr Wb

Sesungguhnya orang Islam adalah saudaranya orang islam lainnya, meskipun kita tidak saling mengenal sebelumnya.
Begitu kita masuk Islam, maka mereka semua adalah saudara kita, saudara sejati, saudara di dunia maupun di akhirat nanti.

Mari kita perhatikan dalil-dalil dari Alquran dan Hadis dibawah ini:

1.Rosululloh SAW bersabda di Hadis Bukhori:

“Perumpamaan orang Islam yang saling mengasihi dan mencintai satu sama lain adalah ibarat satu tubuh,
Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasa sakit dan tidak bisa tidur “

2.Sabda Rosululloh SAW di Bukhori:

“Tidak lah sempurna iman seseorang dari kalian,sehingga dia mencintai saudaranya(sesama islam) sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri “

3.Rosululloh SAW bersabda di Bukhori:

“Seorang muslim adalah saudara bagi sesama muslim lainnya.
Tidak boleh menganiaya ataupun. Membiarkan dianiaya. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya maka Alloh akan memenuhi kebutuhan nya.
Barang siapa membebaskan kesusahan nya,maka Alloh akan membebaskan kesusahan nya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib nya, maka Alloh akan menutupi aib nya dihari kiamat “

4.Rosululoh SAW bersabda di Tirmidhi:

“Senyum mu untuk saudaramu adalah shodaqoh bagimu…”

5.Rosululloh SAW bersabda di Bukhori:

“Barang siapa memutus hubungan dengan saudaranya selama setahun, maka dia seperti membunuh nya…”

6.Rosululloh SAW bersabda di Abu Dawud:

“Tidak halal bagi seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya sesama muslim lebih dari 3 hari,dan jika meninggal maka dia masuk neraka “

7.Sabda Rosululloh SAW di Bukhori:

“Tidak halal bagi laki-laki memutuskan hubungan lebih dari 3 malam. Saling berpapasan, tapi yang ini memalingkan muka dan yang itu juga membuang muka. Yang terbaik diantara keduanya yaitu yang memulai salam”

8.Rosululloh SAW bersabda di Muslim:

“Orang iman dengan orang iman yang lain adalah seperti sebuah bangunan.
Satu sama lain saling memperkuat “

9.Rosululloh SAW bersabda di Muslim:

“Antara orang iman janganlah saling hasud, saling mencari kesalahan, saling marah dan saling membelakangi…”

10.Rosululloh SAW bersabda di Muslim:

“Setiap muslim terhadap muslim lain nya adalah haram darah nya, hartanya(tidak boleh di curi),dan kehormatan nya (tidak boleh di caci, dirusak kehormatannya) “

11.Firman Alloh di khujorot:12

“Hai orang iman,jauhilah berburuk sangka.sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Janganlah sebagian kalian menggunjing pada sebagian yang lain.”

Dari semua firman Alloh dan sabda rosululloh SAW diatas, jelaslah bahwa kita orang islam adalah satu saudara.

Saudara sejati, saudara seiman, saudara sehidup semati, saudara di dunia dan saudara di akhirat kelak.

Namanya saudara, berarti kita harus saling mengasihi, saling mencintai,saling memperhatikan, saling bertegur sapa, saling mengunjungi, saling membantu, saling tolong menolong, dan seterusnya persis seperti kita bersikap pada saudara sekandung. Pada adik,pada kakak, pada paman,pada keponakan, bahkan pada orang tua kita.

Kalau dengan saudara sekandung ,lazim nya kita tiada merasa berat untuk menolong apabila mereka ada kesusahan, ada musibah, ada kebutuhan.

Jika saudara sekandung kita kekurangan uang, kita dengan senang hati memberi uang atau minimal meminjami nya.
Jika mereka ada keperluan ataupun masalah, kita serta merta membantunya agar lepas dari masalah,
Bahkan sampai-sampai andaikan kita berdagang sesuatu barang,kemudian saudara sekandung kita berminat membelinya, kita serta merta memberikan nya cuma-cuma, atau rela dibayar harga pokok nya saja tanpa ambil untung, atau minimal kita memberikan diskon yang cukup besar untuk saudara kandung kita !

Itulah hubungan yang alami dan benar antara sesama saudara sekandung.

Dan persis seperti itulah hubungan kita antara sesama saudara muslim.
Seperti itu, dan seharusnya memang seperti itu .

Tapi, sudah kah kita mempraktikkan nya???

Faktanya:
Masih banyak diantara kita yang belum bisa mempraktikkan nya secara utuh dan benar.

Bayangkan saja, kita ngaku muslim sejati. Hampir setiap hari kita ngaji,belajar ilmu agama, belajar Alquran dan Hadis, mendengarkan nasihat, tausiah dari ustad-ustad dan bapak-bapak kyai.
Tapi, kenapa sikap kita kepada teman-teman sesama muslim masih jauh dari ajaran Alquran dan Hadis yang kita kaji hampir setiap hari???

Jika kita pedagang,kita sama sekali tidak memberikan diskon pada mereka,padahal mereka kan saudara?

Jika mereka minta tolong,kita enggan menolongnya,padahal mereka kan saudara?

Jika mereka tidak punya uang, kita enggan memberiny atau minimal meminjaminya.padahal mereka kan saudara?

Jika mereka dapat musibah,kita enggan membantunya, atau kita mau membantu jika diberi upah.padahal mereka kan saudara?

Jika mereka butuh tumpangan, kita enggan memberi tumpangan pada mereka.atau mau memberi tumpangan asal ada uangnya,asal kita dapat untung. Padahal kan kita saudara?

DIMANA PERSAUDARAAN ITU???

DIMANA SAUDARA SEKANDUNG???

MASIH MUSLIM KAH KITA???

JELAS, KITA JAUH DARI MUSLIM YANG DIMAKSUD OLEH ROSULULLOH SAW:

1.Orang islam terhadap orang islam seperti tubuh yang satu.jika salah satu anggota badan sakit, maka semua badan akan merasa ikut sakitndan tidak bisa tidur

2.Orang iman dengan orang iman yang lain itu seperti sebuah bangunan,dimana bagian yang lain saling memperkuat

3.Tidak sempurna iman seseorang sehingga dia mencintai saudara iman nya seperti dia mencintai pada dirinya sendiri

JUGA MASIH JAUH DARI KRITERIA SEORANG IMAN SEPERTI DI FIRMANKAN ALLOH:

“Sesungguhnya orang-orang iman itu adalah BERSAUDARA…”

LALU BAGAIMANA DG KITA???
SUDAH MUSLIMKAH KITA,SEPERTI SABDA ROSUL DAN ALLOH???

Jika belum,mulailah sekarang memuslimkan diri kita……. Ok?

Alhamdulillah jazakumullohu khoiro

Ustadz Muslim alfarizi

Oleh: Ndaru Triutomo, S.Si.

Pembaca yang dirahmati Allah ta’ala, setiap kita pasti memiliki permasalahan. Bahkan terkadang sangat berat sehingga benar-benar menguji kesabaran kita.

Sebagian orang ada yang sampai berkata “Kesabaran saya sudah habis”, atau bahkan sampai keluar ucapan “Mengapa saya tertimpa musibah semacam ini, apa dosa saya, apa kesalahan saya, padahal saya juga sudah banyak beribadah, sungguh Tuhan tidak adil”. Ini sebagian contoh perkataan yang sering kita dengar. Namun perkataan tersebut tidaklah dibenarkan dalam syari’at Islam, bahkan menunjukkan lemahnya tauhid seseorang.

Pada buletin kali ini, kami akan mengulas secara singkat mengenai perkara yang sangat penting dimiliki setiap muslim, yaitu kesabaran.

Sabar Dalam 3 Perkara

Sabar adalah menahan jiwa dan menjaganya agar tidak sampai melakukan sesuatu yang tidsk selayaknya dilakukan. Terdapat 3 macam bentuk kesabaran, yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dari menjauhi kemaksiatan kepada Allah, dan sabar dalam takdir Allah yang menyakitkan dan menyusahkan.

[1] Sabar Dalam Ketaatan Kepada Allah

Sabar jenis ini penting untuk dimiliki oleh setiap hamba, karena sesungguhnya jiwa seringkali terasa berat untuk menjalankan berbagai macam ketaatan. Hal tersebut karena jiwa cenderung menyukai sifat yang jelek, sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya): “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS Yusuf : 53).

Seringkali kita jumpai seorang yang beramal namun ia tidak bisa kontinu untuk mengerjakannya. Mereka bersemangat mengerjakan banyak amalan di awal waktu, namun setelah itu ditinggalkan. Untuk itu dibutuhkan kesabaran agar kita dapat kontinu dalam beramal, walaupun amalan tersebut sederhana. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim).

Allah ta’ala lebih menyukai amalan yang kontinu walaupun sederhana, karena hal tersebut lebih dapat membantu kontinunya suatu amal. Salah satu usaha agar dapat kontinu dalam beramal adalah dengan berdoa kepada Allah, diantaranya dengan doa: Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik (ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu).” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih).

[2] Sabar Dalam Menjauhi Kemaksiatan

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) “Surga itu diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan, sedangkan neraka itu diliputi oleh hal-hal yang menyenangkan nafsu.” (HR. Muslim). Maka dibutuhkan kesabaran untuk dapat menjaga diri dari hal-hal yang menyenangkan hawa nafsu yang pada hakikatnya akan menjerumuskan kepada neraka. Dan kemaksiatan termasuk perkara yang disenangi oleh hawa nafsu.

Seorang yang beriman harus mengendalikan nafsunya dan melihat bahwa kemaksiatan adalah bukan hal yang sepele, melainkan perkara yang dapat membinasakan dirinya. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata, ”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) melihat dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.” (HR. Bukhari). Semua itu hanya dapat dilakukan dengan kesabaran.

[3] Sabar Dalam Menghadapi Takdir Allah

Termasuk kedalam rukun iman adalah kita meyakini adanya takdir atau ketetapan dari Allah ta’ala. Terdapat 2 macam takdir yang menimpa manusia, yang berupa kesenangan dan berupa kesedihan serta musibah. Pada jenis pertama maka kita wajib bersyukur, dengan bersyukur Allah akan tambahkan nikmat-Nya. Adapun yang kedua maka kita wajib bersabar. Dan keduanya (bersyukur dan bersabar) merupakan amalan ibadah yang memiliki nilai pahala di sisi Allah ta’ala.

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua perkara (yang menimpanya) adalah kebaikan baginya dan tidaklah hal ini terjadi kecuali hanya pada diri seorang mukmin. Jika dia mendapat kebahagiaan dia bersyukur maka hal ini adalah baik baginya. Dan jika tertimpa musibah dia bersabar maka itu juga baik baginya.” (HR. Muslim). Maka sikap seorang muslim jika ditimpa musibah adalah bersabar dan yakin bahwa dibalik musibah yang dialaminya terdapat hikmah dari Allah ta’ala.

Sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.)” (QS. Al-Baqoroh 155 – 156).

Selain itu, musibah yang menimpa seorang mukmin merupakan bentuk ujian, sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (QS Al-Baqoroh : 214).

Allah Bersama Orang-Orang Yang Sabar

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ”Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqoroh : 153). Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk meminta pertolongan dalam perkara dunia dan akhirat dengan kesabaran dan shalat. Selain itu, ayat yang mulia ini menunjukkan keutamaan orang yang bersabar yaitu mendapat ma’iyyah (kebersamaan) Allah.

Kebersamaan Allah disini bukan berarti Dzat Allah berada di mana-mana, di antaranya bersama orang yang sabar tersebut, karena telah jelas bahwa Allah berada di atas ‘Arsy sebagaimana dalam firman-Nya (yang artinya), “Tuhan Yang Maha Pemurah Yang bersemayam di atas ‘Arsy” (QS Thaaha : 5). Kebersamaan Allah dengan hamba-Nya yang disebutkan dalam Al-Qur’an memiliki 2 makna, yaitu yang bersifat umum dan bersifat khusus.

Kebersamaan Allah yang bersifat umum memiliki arti kekuasaan dan ilmu Allah yang meliputi hamba-Nya, sebagaimana dalam firman Allah (yang artinya), “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Hadid : 4). Kebersamaan jenis ini berlaku umum untuk semua makhluk-Nya. Adapun kebersamaan pada ayat ini adalah bersifat khusus, yaitu kebersamaan dalam arti penjagaan dan pertolongan Allah ta’ala yang selalu menyertai hamba-Nya. Sehingga seluruh perkara yang dirasa berat, dengan pertolongan Allah akan terasa ringan dan mudah. Demikian keutamaan orang-orang yang bersabar. (Taisir Kariimirrahman – Syaikh As-Sa’di).

Kesabaran Tidak Ada Batasnya

Sebagian orang menyangka kesabaran memiliki batas. Maka jika dianggap sudah melewati batas, ia diperbolehkan untuk bertindak diluar aturan. Anggapan seperti ini tidaklah benar. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10). Allah telah menyiapkan pahala bagi mereka yang sabar dengan pahala yang tak terhitung. Hal ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang bersabar.

Syaikh As-Sa’di mengatakan dalam tafsirnya :”Maka Allah menjanjikan bagi orang-orang yang bersabar dengan pahala yang tak terhitung, yaitu pahala yang tidak terbatas dan tidak terukur. Hal tersebut tidak dapat terjadi kecuali karena keutamaan dan kedudukan sabar di sisi Allah”. Jika Allah telah menyiapkan pahala yang begitu besar bagi orang yang bersabar, maka mengapa kesabaran harus kita batasi?. Selain itu, kita juga yakin bahwa seluruh permasalahan yang datang, tidak mungkin melebihi kemampuan yang dimiliki seorang hamba. Sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqoroh 286).

Oleh karena itu segala permasalahan yang kita alami, niscaya dapat kita selesaikan dengan kesabaran, izin serta kekuatan dari Allah ta’ala. Kita beriman bahwa Allah adalah Dzat yang maha kuasa yang memiliki hikmah yang sempurna dalam seluruh ketetapan yang diberikan kepada makhluk-Nya. Dengan keyakinan seperti ini maka sudah sepatutnya kita bersabar dengan segala ketetapan yang terjadi pada kita, dan ingat hal tersebut merupakan ujian bagi kita. Jika kita mampu bersabar maka Allah akan menaikan derajat kita di sisi-Nya.

Ujian yang dialami kita jika dibandingkan dengan para nabi dan rasul maka masih jauh lebih ringan. Manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi. Dan manusia diuji sesuai dengan kadar kondisi agamanya. Sebagaimana riwayat dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata, “Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi, shahih). Oleh karena itu ketika kita diberikan ujian, maka ingat masih ada orang yang lebih berat dari ujian yang kita alami, sehingga dapat membantu kita untuk bersabar.

Pahala Yang Besar Diawal Musibah

Pembaca yang dirahmati Allah ta’ala, kita telah mengetahui pahala yang sangat besar bagi mereka yang bersabar. Namun perlu diketahui, pahala sabar tersebut hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang melakukannya di awal terjadinya musibah. Adapun orang yang bersabar setelah sebelumnya marah, maka itu juga termasuk perkara yang baik namun tidak mendapatkan pahala yang dijanjikan.

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), ”Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. Bukhari). Sabar di awal musibah memang sangat sulit untuk dilakukan, untuk itu Allah menjanjikan pahala yang tidak terbatas bagi pelakunya. Adapun orang yang tidak bersabar, bahkan mencela takdir, maka pada hakikatnya ia telah mencela Allah.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Taghaabun : 11). Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ”Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencela waktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR. Muslim). Oleh karena itu ketika kita mengatakan, “Sial sekali hari ini” maka sesungguhnya secara tidak sadar kita telah mencela Dzat yang mengatur waktu, yaitu Allah ta’ala. Kita berlindung kepada Allah dari mencela takdir.

Demikian sedikit pembahasan mengenai sabar, semoga kita dimudahkan untuk mengamalkannya dan dimasukan ke dalam golongan orang yang mendapat keutamaan bersabar. [Ndaru Triutomo, S.Si.]
Krisis di Chechnya
Penulis Dan Informasi Halaman
oleh Anup ShahThis Halaman Terakhir Diperbaharui Sabtu, 4 September, 2004
Halaman ini: http://www.globalissues.org/article/100/crisis-in-chechnya.
Untuk mencetak semua informasi misalnya diperluas catatan sisi, menunjukkan link alternatif, gunakan versi cetak:
http://www.globalissues.org/print/article/100
Sebuah wilayah pegunungan, Chechnya memiliki deposito yang penting minyak, serta gas alam, batu kapur, gipsum, sulfur, dan mineral lainnya. Air mineral yang telah membuatnya menjadi pusat spa. Produksi utama meliputi minyak, petrokimia, peralatan ladang minyak, makanan, anggur, dan buah-buahan. Selama berabad-abad, sejarah dan hubungan dengan kekuatan regional, Rusia rakyat Chechnya itu, telah penuh gejolak.

Peta Chechnya
Maps milik ITA Cepat Maps
Krisis baru-baru ini selama dekade terakhir telah melihat banyak pelanggaran hak asasi manusia dan menarik paralel dengan banyak konflik lain di seluruh dunia. Sebagai contoh:

Hal ini mirip dengan situasi di Afrika, di mana negara-negara kecil telah berusaha untuk membebaskan diri dari negara adidaya regional mereka dan penguasa kolonial.
Hal ini mirip dengan Kosovo atau Perang Teluk, di mana pasukan sekutu dan NATO digunakan alasan kemanusiaan dan pemboman massal dengan teknologi militer yang tepat untuk mengobarkan perang berteknologi tinggi; di sini Rusia mencoba (dan telah dicoba di masa lalu) langkah-langkah serupa, meskipun dengan kurang berhasil dibandingkan dengan mereka NATO kontra-bagian.
Hal ini mirip dengan Timor Timur, Kosovo, berbagai konflik baru-baru ini di Afrika dan lainnya di mana, lagi, warga sipil adalah korban utama yang paling dari konflik ini menderita.
Hal ini mirip dengan konflik yang disebutkan di atas berbagai konvensi, perjanjian dan hukum yang dilanggar oleh negara-negara kuat di wilayah pengaruh mereka.
Dan, seperti kebanyakan konflik lainnya sepanjang sejarah, ada perdagangan dan akses alasan terkait konflik ini sebagai isu geopolitik, minyak Laut Kaspia dan pengendalian datang ke kedepan.
Tentu saja, itu adalah untuk tidak hanya menurunkan konflik ini "belum konflik lain" karena setiap perang memiliki situasi yang unik dan konsekuensi yang mengerikan. Namun, indikasi lain tentang bagaimana perebutan kekuasaan di tempat kerja di seluruh dunia dan sepanjang sejarah.
Pemberontakan separatis Chechnya tumbuh menjadi pemberontakan Islamis daerah


GALERI

Kekerasan lonjakan di Ingushetia
Taktik berat tangan Rusia telah membantu mengubah pemberontakan separatis di Ingushetia menjadi sesuatu yang berpotensi buruk: pemberontakan Muslim radikal yang telah menyebar di seluruh wilayah, menarik dukungan dari kelompok-kelompok etnis yang berbeda dan tampaknya mendapatkan kekuatan.
»LAUNCH GALERI FOTO

jaringan Berita
X
PROFIL
Lihat Lebih Kegiatan
TOOLBOX
  Resize Cetak
E-mail Cetak Ulang
Oleh Philip P. Pan
Washington Post Dinas Luar Negeri
Jumat, 30 Oktober, 2009
Sunzhensky, RUSIA - Wajahnya basah dengan air mata dan dibingkai oleh syal hitam, Madina Albakova duduk di ruang tamunya dijarah dan menggambarkan bagaimana ia telah menjadi janda lain remaja di sini di Ingushetia, yang paling mudah menguap dari republik Muslim Rusia.

CERITA INI
Di Rusia, pemberontakan mengintensifkan
Kekerasan lonjakan di Ingushetia
Rincian muncul antara isak tangis: kedatangan pasukan keamanan pada hari sebelumnya, upaya panik suaminya melarikan diri, dengan tembakan yang meletus tanpa peringatan. Dia adalah seorang mahasiswa hukum, hampir 20 dan "begitu indah," katanya, tapi tentara ditanam senapan sebelah tubuhnya dan memanggilnya pemberontak Islamis. Kemudian mereka mengambil segala sesuatu nilai - tabungan keluarga, satu set piring, bahkan pakaian bayi, katanya.

Seperti berat tangan taktik oleh pasukan keamanan Rusia telah membantu mengubah pemberontakan separatis lama berjalan di Chechnya, Ingushetia timur, menjadi sesuatu yang berpotensi buruk: pemberontakan radikal Muslim yang telah menyebar di seluruh wilayah, menarik dukungan dari berbagai kelompok etnis dan muncul untuk mendapatkan kekuatan.

Moskow menyatakan mengakhiri operasi militer di Chechnya pada bulan April, satu dekade setelah itu-Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke republik yang memisahkan diri. Namun kekerasan telah melonjak di pegunungan barat daya perbatasan Rusia sejak itu, dengan pembunuhan beberapa pejabat, ledakan dan tembak-menembak yang terjadi hampir setiap hari, dan bom bunuh diri membuat cerdas setelah jeda panjang. Pada hari Minggu, seorang pemimpin oposisi Ingushetia populer ditembak, bulan setelah pembunuhan aktivis hak asasi manusia yang paling menonjol Chechnya.

Pemberontakan adalah alasan utama Rusia telah enggan mendukung sanksi terhadap Iran atas program nuklirnya; diplomat mengatakan Kremlin khawatir Teheran mungkin membalas dengan menyisihkan perbedaan sektarian dan mendukung pemberontak dalam solidaritas Muslim. Washington, sementara itu, khawatir bahwa daerah ini menjadi daerah perekrutan milisi di Pakistan dan Afghanistan.

ad_icon

Setidaknya 519 orang tewas dalam serangan pemberontak dan bentrokan dengan pasukan pemerintah dari Mei sampai September, naik dari 299 pada periode yang sama tahun lalu, menurut sebuah studi oleh Pusat yang berbasis di Washington untuk Studi Strategis dan Internasional. Pertempuran terkonsentrasi di bagian timur sebagian besar Muslim Kaukasus Utara, wilayah ukuran Oregon dengan 14 juta orang dari sebanyak 50 kelompok etnis.

Setelah tenang singkat berikut dua perang, serangan militan telah meningkat di Chechnya, serta di Dagestan dan terdekat Kabardino-Balkaria. Namun kekerasan telah terburuk di Ingushetia, yang terkecil dan paling miskin provinsi Rusia, di mana pemberontak dan pasukan keamanan bersaing dalam kebrutalan dan aktivis hak asasi bahkan membawa senjata.

Beberapa jam setelah tentara membunuh suami Albakova itu, Movsar Merzhoyev, di distrik pedesaan ini pada 9 Oktober, sebuah bom mobil meledak beberapa mil jauhnya dalam apa yang tampaknya menjadi serangan bunuh diri yang gagal. Selama minggu depan, pertempuran senjata di sini meninggalkan 11 tersangka militan dan tiga polisi tewas.

Ingushetia telah tegang sejak Juni, ketika seorang pembom bunuh diri menghantam konvoi presiden republik, Yunus-Bek Yevkurov, menempatkan dia dalam keadaan koma dan membunuh tiga pengawal. Dua bulan kemudian, sebagai Yevkurov itu kembali bekerja, serangan bunuh diri lain diratakan departemen kepolisian kota terbesar Ingushetia, Nazran, menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai 200 lainnya.

Rusia telah lama menyalahkan kekerasan di wilayah di ekstremis Muslim yang didukung oleh pemerintah asing dan jaringan teroris, tetapi Islam radikal relatif baru di sini. Pada 1990-an, itu adalah nasionalisme etnis, tidak semangat keagamaan, bahwa separatis Chechnya termotivasi. Yang berubah, meskipun, seperti pertempuran tumpah di luar Chechnya dan pasukan Rusia menggunakan taktik yang lebih keras menargetkan Muslim yang taat.

Pada tahun 2007, pemimpin pemberontak Doku Umarov meninggalkan tujuan Chechnya kemerdekaan dan menyatakan jihad sebagai gantinya, bersumpah untuk mendirikan Emirat Kaukasus fundamentalis yang akan menjangkau seluruh wilayah. Setelah Moskow menyatakan kemenangan di Chechnya pada bulan April, ia mengeluarkan video label sipil sasaran yang sah dan menghidupkan kembali Riyad-us Shalihin, brigade martir 'menggambarkan dirinya yang meluncurkan serangan teroris di Rusia 2002-2006.

Seorang tokoh utama dalam kekerasan baru-baru ini adalah Alexander Tikhomirov, seorang pengkhotbah muda yang dikenal di sini sebagai Sayid Buryatsky yang bergabung dengan pemberontak tahun lalu setelah masuk Islam di negara asalnya Siberia dan belajar di Mesir.

Pemberontakan Islam di Xinjiang (1937)
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
   (Dialihkan dari Pemberontakan Islam di Xinjiang (1937))

Artikel ini membutuhkan tambahan kutipan untuk verifikasi. Harap membantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan kutipan ke sumber terpercaya. Disertai rujukan bahan mungkin sulit dan dihapus. (Agustus 2010)
Pemberontakan Islam di Xinjiang (1937)
Bagian dari Xinjiang Wars
Tanggal 1937
lokasi Xinjiang
Rezim pro-Soviet Hasil Sheng Shicai yang didirikan kekuasaannya atas seluruh wilayah provinsi Xinjiang
belligerents
Taiwan Republik Cina Tentara Revolusioner Nasional
Pemberontak Islam pemerintah provinsi Xinjiang Taiwan
  Uni Soviet
Pasukan Kekaisaran Rusia Putih Rusia
Komandan
Taiwan Chiang Kai-shek
Taiwan Ma Hushan
Taiwan Ma Ju-paru
Taiwan Pai Tzu-li
Kichik Akhund
Abdul Niyaz † Uni Soviet Joseph Stalin
Uni Soviet Sheng Shicai
Taiwan Ma Sheng-gui
kekuatan
Republik Cina Tentara flag.svg Divisi ke-36 (Tentara Revolusioner Nasional) sekitar 10.000 kavaleri Muslim Cina dan footsoldiers
1.500 Pemberontak Turki Islamic 5.000 tentara Soviet Rusia Tentara Merah Beberapa ribu tentara Rusia Putih dan pasukan Cina Provinsi

Soviet Invasion 1937
Pada tahun 1937, pemberontakan Islam pecah di Xinjiang selatan. Para pemberontak 1.500 Muslim Turki yang dipimpin oleh Kichik Akhund, diam-diam dibantu oleh Divisi ke-36 melawan kekuatan provinsi pro-Soviet Sheng Shicai. [1] [2]

Isi [hide]
1 Mulai pemberontakan
2 36 Divisi menyerang Kashgar
3 Aftermath
4 Lihat juga
5 Referensi
Mulai pemberontakan [sunting]
Sheng Shicai telah bergerak melawan Divisi Umum Mahmut Muhiti, komandan-in-chief dari 6 Divisi Uyghur dan wakil kepala Daerah Militer Kashgar. Muhiti membenci peningkatan pengaruh Rusia dan membentuk sebuah kelompok rahasia di sekitar dirinya. Sheng takut Muhiti mungkin telah bersekutu dengan jenderal Muslim China Ma Hu-shan. Namun, warga Uighur Kashgar mendengar laporan bermusuhan di Ma Hu-shan dari pengungsi Uighur dari Khotan menderita di bawah Ma.

Muhiti melarikan diri Kashgar pada April 2, 1937 dengan sejumlah kecil bawahannya dan beberapa jumlah emas ke India melalui Yengi Hissar dan Yarkand. Sesaat sebelum keberangkatannya ia mengirim pesan ke Ma Hu-Shan tentang kedatangan diusulkan di Khotan. Menanggapi, Ma Hu-Shan memerintahkan pasukannya untuk menyiapkan parade dan pesta untuk menghormati Jenderal Muhiti. Persiapan ini menarik pasukan yang menjaga kedua gunung Passes ke Kashmir, yang memungkinkan Muhiti kesempatan untuk mengubah rute dan lolos ke Kashmir. Penerbangan Muhiti yang mengakibatkan pasukan Uighur meningkat dalam pemberontakan di Yengi Hissar, Yarkand, dan Artush, sehingga pelaksanaan semua pejabat pro-Soviet dan sejumlah penasihat Soviet. Suatu administrasi Turki independen didirikan oleh dua petugas itu, Kichik Akhund Sijiang, yang memimpin pasukan di Artush, dan Abdul Niyaz Sijiang, yang memimpin pasukan di Yarkand dan Yengi Hissar.

Liu Pin, seorang komandan provinsi di Kashgar Daerah dengan 700 tentara pada perintah-Nya, merespons pemberontakan dengan meluncurkan satu skuadron pesawat sembilan Soviet mengebom Yangi Hissar dan Yarkand. [3] Setelah Muhiti mencapai Srinagar di India, pada tahun berikutnya, ia pergi haji ke Mekkah. [4] Sebuah penumpukan aset militer Soviet terjadi di Xinjiang sebelum pecahnya perang. Sekitar Kasghar, Soviet mengirim senjata AA, pesawat tempur, dan tentara Rusia dan Kyrgyz asal dalam jumlah yang besar. [5]

Awal pemberontakan di Southern Xinjiang memiliki dampak langsung dan tragis pada nasib sekitar 400 mahasiswa Uyghur, yang telah dikirim oleh pemerintah Xinjiang ke Uni Soviet (1935-1937) untuk belajar di Universitas Tashkent. Mereka semua ditangkap selama satu malam Mei 1937 oleh NKVD dan dieksekusi tanpa pengadilan, diduga atas perintah Joseph Stalin. Staf diplomatik Soviet juga dibersihkan seluruh provinsi di konsulat Soviet di Urumchi, Karashar, Ghulja, Chuguchak dan Altai. Soviet Konsul Jenderal di Urumchi Garegin Apresoff (mantan konsul Soviet di Mashhad, Iran dan arsitek utama kebijakan Soviet di Asia Tengah dan Timur Tengah) dipanggil kembali ke Moskow dan ditembak oleh regu tembak karena dituduh berpartisipasi dalam apa yang disebut Fascist- Plot trotskis melawan Stalin dan mencoba untuk menggulingkan rezim Sheng Shicai pada April 12, 1937, pada hari peringatan April Uprising empat tahun sebelumnya.

Pemberontakan ini juga dilihat oleh beberapa sejarawan sebagai plot oleh Mahmut Muhiti dan Ma Hu-shan untuk mengkonversi Xinjiang menjadi dasar untuk melawan Stalinis. [6]

Divisi ke-36 menyerang Kashgar [sunting]
Sementara itu, Ma Hushan dan pasukan Muslim Cina nya dari Divisi ke-36 (Tentara Revolusioner Nasional) sedang menonton situasi dengan bunga, ingin merebut lebih banyak wilayah. Sheng Shicai mengejutkan memerintahkan Divisi ke-36 untuk memadamkan Pemberontakan 6 Divisi Uyghur, meskipun awalnya 33 dan ke-34 Resimen 6 Uyghur Divisi, yang ditempatkan di Kashgar sejak 20 Agustus 1934, tidak bergabung dengan Pemberontakan, karena ada orang-orang yang telah dilatih sebelumnya di Uni Soviet (1934-1935 selama beberapa petugas dari Divisi 6 Uyghur dikirim ke Tashkent untuk belajar di Akademi Militer di sana, juga Soviet Jenderal Rybalko, Obuhoff dan Dotkin akibatnya bekerja di Kashgar pada 1934-1936, menjadi penasihat militer Soviet administrasi Sheng Shicai, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan dan pelatihan staf Divisi Uyghur ke-6). Setelah menerima perintah Tungans menyerang Kashgar lapangan terbang pada tanggal 20 Mei, namun dikalahkan. Sepuluh hari kemudian 1.500 laskar Islam di bawah Kichik Akund menyerang dan merebut Kashgar Old City. Pasukannya mengenakan pita lengan dengan kata-kata "Fi sabil Allah" (bahasa Arab: di jalan Allah). Pemberontakan ini diikuti oleh Kyrgyz naik dekat Kucha dan kerusuhan Muslim di Kumul. [3]

Ma Hushan tetap di Khotan menonton situasi. Kepala Staf Pai Tzu-li dan Ma Ju-paru, komandan brigade 1 di Karghalik, membujuknya untuk menyerang melawan Kashgar. Ma Ju-paru tiba pada 2 Juni di Kashgar untuk dilaporkan "meletakkan pemberontak Kichik Akhund", tapi Kichik Akhund diam-diam setuju untuk mundur, ia dipindahkan tentara dan dirinya akau sementara Kashgar diambil oleh Ma Hushan tanpa pertempuran . Wilayah Fayzabad-Maral Bashi diambil oleh Ma Sheng-gui 2nd brigade. Ma Hu-shan memperkuat posisinya Selatan Xinjiang dan menghindari terlibat dalam pertempuran, membiarkan pemberontak Muslim Turki melakukan pertempuran sebagai pengalihan untuk tentara provinsi Sheng. [3]


Jenderal Abdul Niyaz
Ma Hushan dikelilingi Kashgar New City dan menjelaskan kepada Konsulat Inggris Jenderal bahwa pasukan Muslim Cina, masih resmi Divisi ke-36 Kuomintang, yang bertindak dalam perjanjian dengan Turkis (Uighur) untuk menggulingkan pemerintah Provinsi pro-Soviet dan menggantinya dengan pemerintahan Islam yang setia kepada Republik pemerintah Kuomintang China Nanjing. [7]

Ma Hushan adalah paranoid tentang serangan Rusia. Dia menguasai wilayah Kashgar-Khotan, karena menawarkan dia melarikan diri aman untuk British India, di mana ia bisa mengambil kapal dari Calcutta aman kembali ke Cina pelabuhan laut, dan kemudian ke Gansu dan Qinghai. Dia dan petugas berulang kali harus bersumpah untuk menyerang Rusia dalam percakapan dengan Peter Fleming dan berusaha untuk mendapatkan masker gas dan pesawat terbang untuk membantu mereka melawan.

Pada bulan Agustus 1937, 5.000 tentara Tentara Merah Soviet Rusia yang didukung oleh unit udara dan resimen lapis baja pindah ke Xinjiang atas permintaan Sheng Shicai itu, yang pasukan Provinsi menderita kekalahan dari pemberontak Muslim di Juli 1937 di pertempuran dekat Karashar dan tidak dapat melanjutkan muka mereka pada Selatan. Pada akhir pasukan Agustus Provinsi, termasuk Putih Rusia, Red Army dan unit NKVD, berat mengalahkan pasukan Kichik Akhund yang di Aksu dengan sebagian besar pasukannya yang dimusnahkan, setelah mereka mesin-ditembak dan dibom dalam serangan udara oleh skuadron 24 Soviet pesawat di lapangan terbuka dekat Aksu. Akibatnya, Kichik Akhund dan Abdul Niyaz melarikan diri ke Kashgar dengan hanya 200 orang. Setelah pertempuran ini Ma Sheng-gui disuap oleh Sheng Shicai membelot dan berbalik melawan Ma Hushan. Ma Sheng-gui berbaris di Kashgar pada tanggal 1 September 1937, hanya untuk menemukan bahwa Ma Hushan, Ma Ju-paru, dan Pai Tzu-li mundur ke arah Karghalik dengan brigade-1. Pada tanggal 7 September, Ma Hushan dan perwira sepi pasukan mereka dan melarikan diri ke India dengan emas. Ma membawa ribu ounces emas, yang disita oleh Inggris. [8]

Orang Cina Muslim Jenderal Ma Zhanshan disinyalir salah satu komandan tentara Soviet selama invasi. Dilaporkan bahwa ia memimpin pasukan Rusia menyamar dalam seragam Cina bersama dengan pembom selama serangan, yang diminta oleh Sheng Shicai. [9] Sumber lain tidak menyebutkan partisipasi diragukan ini Ma Zhanshan dalam perang ini, karena dia adalah seorang Komandan kepala Kavaleri di Angkatan Darat Revolusioner Nasional di Cina pada tahun 1937. [10]

Umum Chiang Yu-fen, seorang komandan Provinsi, dikirim anak buahnya setelah brigade 1 Ma Hushan, sementara pasukan Provinsi lainnya melaju Abdu Niyaz dan Kichik Akhund menuju Yarkand. Pesawat Tentara Merah dibantu pasukan Provinsi dengan menjatuhkan bom, termasuk beberapa yang berisi gas mustard. Ini pertama kali terbang dari pangkalan udara di Karakol, Uni Soviet, dan kemudian dari lapangan udara ditangkap di Uchturpan dan Kucha. [11] Pada 9 September Yarkand jatuh ke Sheng, dan pada tanggal 15 September Abdul Niyaz dieksekusi. Pada tanggal 15 Oktober Soviet mengebom kota Khotan di mana korban bernomor 2.000. [12] [12] Sisa-sisa pembagian 36 mencair melalui Pegunungan Kunlun di Qinghai dan Utara Tibet. [3]

Aftermath [sunting]
Sebelum perang, Ma Hushan telah bertukar pesan dengan pemerintah Nanjing Kuomintang dan diharapkan mereka untuk mengirim bantuan, seperti katanya dalam percakapan dengan Peter Fleming. Namun, pada tahun 1937, pada saat yang sama dari serangan Soviet, Cina diserbu oleh Jepang di Perang Tiongkok-Jepang Kedua.

Pasukan provinsi yang pro-Soviet Sheng Shicai didirikan kontrol mereka atas seluruh Xinjiang. Semua saingan tersingkir, dan kekalahan divisi ke-36 menyebabkan kendali Pemerintah Pusat Cina di Xinjiang untuk berhenti.

Sebuah peringatan didirikan oleh Sheng Shicai ke Rusia tewas yang tewas dalam pertempuran dengan Ma Hushan. Memorial termasuk Ortodoks Rusia melintasi. [13] [14]

Republik Cina pemerintah sepenuhnya menyadari invasi Soviet provinsi Xinjiang, dan pasukan Soviet bergerak di sekitar Xinjiang dan Gansu, tapi dipaksa untuk menutupi manuver tersebut kepada publik sebagai "propaganda Jepang" untuk menghindari insiden internasional dan militer terus pasokan dari Soviet. [15]

Separatisme Etnis Uyghur Muslim di Xinjiang, China

Elizabeth Van Wie Davis
Asia-Pacific Center for Security Studies
Januari 2008


Ikhtisar

• The April 1990 pemberontakan bersenjata di Baren menandai peningkatan kekerasan Uyghur Muslim di Xinjiang, Cina. Dua pembenaran-etnis separatisme dan agama retorika-diberikan. Uyghur, yang tinggal di seluruh wilayah langsung, adalah kelompok etnis Turki terbesar yang tinggal di Xinjiang serta menjadi mayoritas penduduknya Muslim. Kombinasi etnis dan agama juga melibatkan pergerakan agama dan politik ideologi, senjata, dan orang-orang.

• Hasil yang diinginkan oleh kelompok-kelompok yang menggunakan kekerasan, secara umum, negara Uyghur terpisah, yang disebut baik Uyghuristan atau Turkistan Timur, yang meletakkan klaim untuk sebagian besar dari China. Sementara beberapa Uyghur ingin negara terpisah, yang lain ingin mempertahankan perbedaan budaya dalam hubungan otonom dengan China, dan lain-lain mengintegrasikan ke dalam sistem Cina. Tidak ada agenda Uyghur tunggal.

• Wabah kekerasan di Xinjiang terjadi secara sporadis, dan kelompok-kelompok yang mengklaim bertanggung jawab sering pecah, penggabungan, dan runtuh. Beberapa kelompok Uyghur membuat klaim yang sulit untuk membuktikan. Meskipun demikian, keluhan Uyghur terhadap pemerintah Cina memiliki akar tua. Beberapa elemen yang lebih baru termasuk dukungan resmi Turki dan pendanaan Muslim dan pelatihan dari luar negeri.

• The berat-wenangan dari beberapa "memukul keras" kampanye oleh pemerintah Cina pusat di Xinjiang bersamaan tamps bawah kekerasan dalam jangka pendek, tetapi bahan bakar rasa ketidakadilan dan ketidakpercayaan di antara orang-orang Uyghur dalam jangka panjang. Mulai tahun 1996, biasa "serangan keras" kampanye yang digunakan untuk memerangi kejahatan dan ancaman untuk memesan dengan memobilisasi polisi, tetapi digunakan dalam dekade ini untuk menangani semakin dengan "separatisme, ekstrimisme dan terorisme." Kehadiran polisi berat konstan di Xinjiang .

• Kebijakan AS mengenai masalah ini dibatasi. Tidak hanya AS perlu bekerja dengan China mengenai masalah geostrategis penting, tetapi juga orang-orang Uyghur yang menggunakan kekerasan telah membentuk asosiasi yang terbatas dengan kelompok-kelompok yang tergolong organisasi teroris. Pilihan terbaik bagi Amerika Serikat adalah untuk terus mendorong Cina untuk menggunakan aturan hukum dan menghormati hak asasi manusia.

Akar Masalah
Sebuah Januari 2007 serangan Cina di sebuah kamp pelatihan di Xinjiang menewaskan 18 tersangka teroris dan satu polisi. Tujuh belas tersangka dilaporkan ditangkap dan bahan peledak yang disita. Serangan itu dikatakan telah memberikan bukti baru hubungan dengan "pasukan teroris internasional." Serangan itu menandai bentrokan terbaru antara separatis Uighur Muslim dan layanan keamanan China, mencerminkan tantangan yang terbatas terhadap stabilitas daratan Cina. Dalam pandangan Beijing, bagaimanapun, ketidakstabilan di Xinjiang juga bisa membawa ketidakstabilan ke Tibet, Mongolia, dan Taiwan. Seperti banyak perselisihan ini di seluruh Asia, penyebab akar masalah adalah campuran kompleks sejarah, etnis, dan agama, didorong oleh kemiskinan, pengangguran, kesenjangan sosial, dan keluhan politik.

Pemerintah pusat telah melalui beberapa gelombang mengenai pengobatan agama dan etnis dalam wilayah Republik Rakyat Cina. Secara historis, etnis minoritas yang penganut agama selain agama Buddha Cina menimbulkan kekhawatiran kerusuhan sosial di Cina. Misalnya pada abad kesembilan belas, Pemberontakan Taiping-termasuk subkelompok Hakka dan Zhuang minoritas-dan Minoritas Hui Perang keduanya memiliki akar dalam gerakan keagamaan. The Hui, etnis Cina tetapi agama Islam, adalah minoritas yang unik di Cina. Etnis minoritas dan mayoritas Muslim di Xinjiang, yang berarti "New Territories" dalam bahasa Cina, sebagian besar ditaklukkan dan diintegrasikan ke dalam negara Cina pada tahun 1750. Xinjiang menjadi provinsi pada tahun 1884, memperbaiki perbatasan barat perusahaan dengan Rusia. Menurut sejarawan mencatat Jonathan D. Spence, wilayah Xinjiang awalnya tidak dijajah atau diselesaikan, tapi dipertahankan sebagai zona perbatasan strategis, sampai dengan 20.000 Manchu dan garnisun spanduk Cina, dengan biaya tahunan yang besar. Penduduk sebagian besar Muslim terus pemimpin agama mereka sendiri, yang terikat oleh gaji dan judul untuk negara Qing (China). Setelah pembubaran Dinasti Qing, dinasti terakhir Cina, Republik China Nasionalis secara bertahap melihat negara jatuh ke dalam wilayah-wilayah pendudukan Jepang dan fiefdoms panglima perang, termasuk Xinjiang, yang diperintah oleh gubernur militer otonom yang gugup mencari bantuan dan sponsor pertama dari Soviet Rusia dan kemudian dari Nasionalis, sebelum akhirnya menyerah kepada Komunis di Xinjiang pada September 1949.

Meskipun pada awalnya menyatakan Republik Rakyat China sebagai negara multinasional pada tahun 1949, Anti Kanan Kebijakan Partai Komunis tahun 1957 menentang "nasionalisme lokal" di antara etnis minoritas dan menjepit agama. Satu dekade kemudian, keras Revolusi Kebudayaan (1966-1976) melihat banyak ketidakadilan yang lebih besar terhadap etnis minoritas. Agama secara khusus ditekan, tapi begitu juga bahasa etnis, budaya dan masakan pakaian. The Uyghur di Xinjiang, seperti minoritas Muslim lainnya di seluruh China, melihat teks-teks agama dan masjid hancur, pemimpin agama mereka dianiaya, dan penganut individu dihukum. Dengan kebijakan yang lebih terbuka pada akhir 1970-an sampai awal 1990-an, pembatasan minoritas dan agama mulai melonggarkan. Pembukaan ini mengakibatkan lebih minoritas berbicara menentang apa yang dilihat sebagai praktik ekonomi, agama, dan politik diskriminatif. Pemerintah China mulai menindak di Xinjiang pada tahun 1996, tak lama setelah pertemuan pertama Shanghai Five, segera menjadi Organisasi Kerjasama Shanghai, yang anggotanya termasuk Rusia, China, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, Tajikistan dan.

Selain polisi dan tindakan keras militer, Beijing percaya bahwa pembangunan ekonomi dapat merusak Uyghur panggilan untuk kemerdekaan dan memecahkan masalah Xinjiang. Dan ekonomis, Xinjiang telah secara dramatis meningkatkan relatif terhadap ekonomi satu dekade yang lalu, meskipun masih tertinggal wilayah pesisir industri. Namun, sangat perbaikan dikaitkan dengan peningkatan ekonomi terbuka Cina untuk risiko di Xinjiang. Misalnya, sebagai bagian dari rencana pembangunan, Beijing menghubungkan Xinjiang ke Asia Tengah melalui jalan, rel dan jaringan pipa ke Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan. Tapi ini sangat bukaan mengekspos Xinjiang langsung ke pelatihan dan senjata militan Islam serta perdagangan narkoba yang berasal dari negara-negara ini dan seterusnya.

Tanggapan negara
Tanggapan dari Beijing telah resmi masuk akal, tapi kurang begitu dalam prakteknya. Pada bulan September 1999, Minoritas Nasional Kebijakan dan Praktek Its di Cina dirilis oleh Kantor Dewan Negara. Kebijakan ini menguraikan kebijakan yang cukup murah hati terhadap minoritas. Masalahnya, tentu saja, selalu dalam kepatuhan aktual kebijakan dalam situasi kehidupan nyata di mana minoritas sering dipandang dengan berbagai praduga ras dan etnis. Toleransi terbuka minoritas menurun jauh di Xinjiang setelah 11 September 2001, ketika China merasa itu sekarang baik secara internasional diperbolehkan untuk "menindak" separatis di Xinjiang dan nasional lebih mendesak untuk melindungi perbatasan berpori yang dari masuknya bentuk yang lebih keras Islam , perbatasan yang berbatasan Afghanistan serta Pakistan, Tajikistan, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan.

Kebijakan pemerintah pusat Cina juga tercermin dalam pernyataan kebijakan baru-baru ini. Misalnya, pada pertemuan Dewan Islam Nasional China Mei 2006, Jia Qinglin, ketua Komite Nasional Konsultatif Politik Kongres Rakyat China, mendesak para pemimpin Islam di China untuk memainkan peran positif dalam membangun "masyarakat yang harmonis." The pesan mencerminkan hubungan pemerintah Cina dirasakan antara Muslim, banyak dari mereka juga etnis minoritas di Cina, dan kerusuhan sosial. Menurut Ye Xiaowen, Direktur Administrasi Negara untuk Urusan Agama, "Sebagai Muslim Cina maju dengan bangsa, ini adalah tanggapan kita terhadap banyak kesalahpahaman keruh yang mencoreng citra Islam: Islam adalah agama yang cinta damai. Muslim Cina cinta damai, menentang gejolak dan separatisme, mendukung toleransi dan harmoni, dan harta persatuan dan stabilitas. "

Jelas pemerintah Cina telah menindak militan Uighur. Kelompok hak asasi manusia Barat yang khawatir tentang pengobatan keseluruhan narapidana dan penargetan minoritas, sementara pemerintah China khawatir bahwa retorika militan Islam dan pendanaan yang menemukan cara mereka ke Cina. Masalah ini kemudian menjadi apakah China tumbal minoritas Uyghur, menggunakan terorisme dan separatisme sebagai alasan untuk melanggar hak asasi mereka, atau apakah China sendiri adalah korban dari separatis dan jaringan teror seperti kamp-kamp al-Qaeda, yang dilatih Uyghur di Afghanistan untuk kegiatan di Xinjiang. Orang Cina cenderung untuk merujuk pada kekhawatiran ini dengan slogan tiga karakter separatisme, ekstrimisme dan terorisme, menyiratkan hubungan yang berbeda antara tiga konsep. Misalnya, Presiden China Hu Jintao mengatakan pada tanggal 17 Juni 2004, bahwa "Kita harus melawan tiga kejahatan separatisme, ekstrimisme dan terorisme," dalam pidato pada pertemuan puncak enam negara Shanghai Cooperation Organization (SCO) , menambahkan bahwa terorisme dalam segala bentuk harus ditekan dan standar ganda harus dikesampingkan dalam memerangi apa yang dianggap sebagai ancaman serius bagi perdamaian dan perkembangan dunia. Upaya harus dilakukan untuk mengatasi masalah konfrontasi regional dan kemiskinan, yang dianggap sebagai akar dari terorisme, kata presiden China. "Terorisme tidak otomatis terkait dengan kelompok etnis tertentu atau agama," tambahnya. Jelas bahwa kepemimpinan Cina khawatir bahwa Xinjiang separatisme telah dan akan terus mendapatkan dukungan dari ekstremis Muslim transnasional, dengan kemungkinan konsekuensi baik untuk gerakan separatis Cina laten lainnya tanpa sambungan Muslim dan Muslim lainnya Cina tanpa agenda separatis.

Kebijakan pemerintah pusat separatis termasuk penggunaan kekuatan, tentu terlihat di Xinjiang, Misalnya, pada bulan Agustus 2001, militer Cina melakukan latihan besar-besaran di Xinjiang dengan parade mengesankan perangkat keras militer melalui pusat kota Kashgar. Latihan Xinjiang, yang tersebar di hampir sebulan, dilaporkan terlibat 50.000 tentara, salah satu yang terbesar yang pernah dipentaskan oleh Cina di wilayah tersebut, yang menampilkan puluhan kendaraan lapis baja, tank, dan truk disamarkan penuh dengan tentara, capped off oleh flyover jet tempur. Parade ini dipimpin oleh Jenderal Fu Quanyou, maka kepala staf umum Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan anggota Komisi Militer Pusat. Sejumlah jenderal lainnya dan pejabat senior, yang berbasis di wilayah militer Lanzhou yang mengkoordinasikan pertahanan di Xinjiang, juga duduk di podium untuk melihat parade. Penggunaan kekuatan dalam negeri dimungkinkan sebagian karena perang internasional yang ada terorisme, persepsi yang berlaku hubungan antara terorisme dan separatisme, keengganan daerah umum untuk membenarkan separatisme etnis, dan keprihatinan global bahwa agama adalah mencampur dengan baik terorisme dan separatisme .

Insentif ekonomi, bagaimanapun, mungkin menjadi alat terbesar dalam kebijakan pemerintah pusat terhadap Xinjiang dan Uyghur, terutama kebijakan Pembangunan Barat. Wilayah barat, lebih dari setengah dari hamparan luas China tanah dengan dataran tinggi dan gurun, terdiri dari enam provinsi dan tiga daerah otonom, termasuk Xinjiang. Kebijakan Pembangunan Barat yang pertama strategi pembangunan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan kemudian kebutuhan sosial yang mendesak para pemimpin Cina. Pada awal 1980-an, kemudian pemimpin Deng Xiaoping mengembangkan kebijakan untuk pertama mengembangkan daerah pesisir timur, yang sudah memiliki dasar ekonomi yang lebih baik daripada wilayah barat, dan kemudian kedua untuk meningkatkan pengembangan wilayah barat setelah pengembangan Timur daerah mencapai titik tertentu. Dalam dekade berikutnya kesenjangan kemiskinan antara Cina timur dan barat melebar, sehingga penciptaan Beijing pada bulan Juni 1999 dari kelompok terkemuka bertanggung jawab untuk pengembangan wilayah barat dengan Perdana Menteri Zhu Rongji dan pejabat 17 tingkat menteri sebagai anggota. Upaya untuk menggunakan alat-alat ekonomi untuk mengatasi separatisme etnis di Xinjiang mencerminkan keyakinan pemerintah Cina lama yang sebagian besar orang, termasuk orang-orang Uyghur, terutama menginginkan kehidupan ekonomi yang baik bagi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka.

Pemerintah Cina saat ini, di bawah Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao, yang sadar akan tantangan dan bahaya bahwa pembangunan yang lebih rendah di wilayah barat seperti Xinjiang berarti tidak hanya kemakmuran lanjutan China secara keseluruhan, tetapi juga untuk stabilitas politik, kemungkinan rayuan dari ekstremisme Islam, dan panggilan untuk separatisme etnis. Pada tahun 2006, Wang Jinxiang, wakil direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, meyakinkan Komite Nasional Cina Konferensi Konsultatif Politik Rakyat (CPPCC) bahwa strategi nasional untuk mengembangkan wilayah barat negara itu telah membuat kemajuan besar. Dia mengatakan bahwa total satu triliun yuan (US $ 125 B) telah menghabiskan membangun infrastruktur di Cina barat dengan tingkat tahunan rata-rata ekonomi regional pertumbuhan 10,6 persen selama enam tahun berturut-turut. Cina, dilanjutkan dengan proyek-proyek infrastruktur transportasi, akan membangun dua belas jalan raya baru di Xinjiang untuk terhubung dengan Rusia, Kazakhstan, Tajikistan dan Pakistan. Jalan terpanjang akan meregangkan 1.680 kilometer dari Xinjiang ke Uzbekistan, Iran, Turki, dan akhirnya mencapai Eropa, dijadwalkan selesai sebelum 2010. proyek infrastruktur lainnya baik secara signifikan berlangsung atau diselesaikan pada 2007 adalah: air pengalihan selatan-to-utara, sebuah barat ke timur transfer gas alam, transmisi listrik barat ke timur dan selesai Qinghai-Tibet Railway tersebut.

  Ide dasarnya adalah bahwa jika wilayah barat, terutama Xinjiang, memiliki perkembangan yang cukup, maka minoritas akan berhasil, kurang bergolak, memberikan dukungan lebih untuk kegiatan separatis, dan lebih terintegrasi ke dalam-nasib baik ekonomi dan politik-Cina . Faktor yang menyulitkan yang telah menjadi nyata seiring dengan perkembangan ekonomi ini telah migrasi ke wilayah barat, terutama dari Han (atau sebagian) Cina. Tidak hanya ini membuat wilayah barat lebih etnis Cina, tetapi juga ia memperkuat status Uighur, yang menonton pekerjaan yang lebih baik membayar pergi ke Han China sedangkan tenaga kerja lebih keras, posisi membayar miskin yang diberikan kepada orang-orang Uyghur "minoritas". Kelompok etnis lainnya yang tinggal di Xinjiang-Kazaks, Hui, Kirgiz, Mongol, dan lain-lain-memiliki perasaan yang lebih campur aduk tentang Han uang dan orang-orang pindah ke wilayah tersebut.

Selain kebijakan pembangunan nasional Barat, ada kebijakan provinsi dan daerah di Xinjiang. Seperti di banyak tempat, politik lokal di Cina. Sementara itu akan menjadi kesalahan untuk meremehkan pentingnya status dan politik dalam China Muslim, dengan populasi Muslim sekitar 20 juta, ada karakter jelas daerah, provinsi dan etnis Islam di Cina juga. China sepuluh etnis minoritas Muslim biasanya menemukan penyebab umum hanya ketika mereka merasa masalah mencemarkan Islam, seperti yang terjadi dengan kartun Denmark yang menghina nabi Muhammad Muslim. Kelompok terbesar, Hui yang telah dicampur cukup baik dalam masyarakat Cina, menganggap beberapa Uyghur separatis sebagai patriotik yang memberikan Muslim lainnya Cina nama yang buruk. The Hui "tidak cenderung terlalu terlibat dalam konflik Islam internasional," kata Dr Dru Gladney, seorang sarjana dari etnis minoritas Cina. "Mereka tidak ingin dicap sebagai Muslim radikal."

Persepsi lokal kelompok sebagai Muslim radikal atau separatis etnis dapat memiliki konsekuensi parah. Kebijakan provinsi juga termasuk ancaman kekerasan. Polisi bersenjata menggelar latihan anti-teror besar-besaran di Xinjiang pada 30 Agustus 2005. Dalam latihan, pasukan polisi khusus berjuang dan menundukkan kelompok "teroris bersenjata" yang mengambil alih sebuah gedung perusahaan dan memegang beberapa orang sebagai sandera setelah gagal serangan di penjara.

Ada penilaian kebijakan campuran di wilayah Xinjiang sendiri mengenai Uyghur. Di satu sisi, wakil sekretaris komite Xinjiang Uyghur Otonomi Daerah dari Partai Komunis China dan China Han, Zhang Xiuming, tersirat bahwa separatisme dan terorisme di Xinjiang adalah masalah ketika ia berkata, "Kita harus mengambil inisiatif dan pergi ofensif, menindak geng segera setelah mereka muncul dan menyerang pukulan pertama. Kita harus benar-benar tidak mengizinkan tiga kekuatan setan untuk membangun organisasi, memiliki pemimpin kelompok, senjata kendali dan mengembangkan suasana. Kita perlu untuk menghancurkan mereka satu per satu seperti yang kita menemukan mereka dan benar-benar tidak memungkinkan mereka untuk membangun momentum. "Di sisi lain, Ketua pemerintah Xinjiang Uyghur Otonomi Daerah dan Cina Uyghur, Ismael Tiliwaldi, tersirat sesuatu yang sangat berbeda, ketika ia berkata, "di Xinjiang, tidak satu insiden ledakan atau pembunuhan terjadi dalam beberapa tahun terakhir .... tahun lalu situasi keamanan publik Xinjiang adalah sangat baik ..."

Jelas bahwa pemerintah tetap baik pemerintah pusat dan provinsi secara luas jatuh di sisi menghindari menjadi korban dari kegiatan teroris atau separatis ketika datang ke pertanyaan apakah China tumbal minoritas Uyghur atau apakah China sendiri adalah korban militan Uighur. Misalnya, menyusul protes massa dan kerusuhan April 1990 di Baren kota, ada lebih Uyghur demonstrasi dan gangguan di berbagai kota termasuk Yining, Khotan dan Aksu di pertengahan 1990-an. Hal ini diikuti oleh respon pemerintah China: awal dari sebuah "memukul keras" kampanye melawan kejahatan di seluruh China pada tahun 1996 yang membuat Uyghur dan separatis di Xinjiang target utama. Setelah penekanan yang kuat dari demonstrasi oleh orang-orang Uyghur di kota Yining pada bulan Februari 1997, beberapa hari kerusuhan serius memerintah di kota. Sebuah nasional "serangan keras" kampanye baru terhadap kejahatan dimulai pada bulan April 2001 dan tidak pernah secara resmi telah dibawa ke dekat. Beberapa tingkat polisi mencolok dan harian berpatroli di bagian Uyghur dari Urumqi pada tahun 2007; Polisi han berpatroli di jalan-jalan dalam formasi enam pria yang mengenakan seragam hitam dan jaket hitam Flack, bersenjatakan tongkat dan lengan samping.

Pernyataan resmi China pada "Turkestan Timur teroris" yang diterbitkan pada bulan Januari 2002 tercatat beberapa kelompok yang diduga bertanggung jawab atas kekerasan, termasuk Gerakan Turkistan Timur Islam (ETIM), Organisasi Pembebasan Turkistan Timur (ETLO), yang reformis Partai Islam 'Syok Brigade', yang Turkestan Timur Partai Islam, Turkestan Timur Oposisi Partai, Turkestan Timur Partai Islam Allah, Organisasi Pembebasan Uyghur, Warriors Kudus Islam dan Komite Internasional Turkestan Timur. Ada tidak selalu jelas dalam cara kelompok-kelompok ini secara resmi diberi label juga tidak kelompok-kelompok ini tampaknya tetap statis. Misalnya, pada tahun 1997, Front Pembebasan Uyghurstan dan Front Revolusioner Serikat Nasional Turkestan Timur (UNRF) mengatasi perbedaan mereka dan bergabung bersama dalam jihad di Xinjiang. The UNRF takut Uyghur yang setuju dengan China, dan mengumumkan bahwa mereka telah membunuh seorang imam masjid di Kashgar pada tahun 1996 karena pandangan pro-Cina-nya. Ketika Cina menghancurkan sebuah kamp Islam di Xinjiang pada bulan Januari 2007, menewaskan 18 tersangka teroris dan menangkap 17 lainnya, juru bicara polisi, Ba Yan, mengatakan kamp pelatihan dijalankan oleh ETIM.

Beberapa masalah antara Uighur dan pemerintah China, bagaimanapun, tampaknya tidak berhubungan dengan isu-isu separatis. Dalam insiden lain baru-baru, ratusan Uyghur memprotes kantor-kantor pemerintah di luar atas rencana untuk mendorong mereka lahan pertanian mereka untuk membangun bendungan, menurut seorang pejabat polisi China dan Radio Free Asia. Polisi menangkap sedikitnya 16 pengunjuk rasa di Xinjiang Yili county, tempat bentrokan antara pasukan keamanan dan Uyghur pada tahun 1997. Juni 2004 protes dimulai di luar kantor reservoir dan tenaga air stasiun direncanakan untuk Sungai Tekas lokal, menurut berbasis di AS Radio Free Asia. Pemerintah berencana untuk memindahkan sekitar 18.000 petani, pekerja kehutanan dan penggembala untuk membuat jalan bagi reservoir, namun pengunjuk rasa mengatakan mereka telah dibayar hanya 880 yuan (sekitar US $ 100) dari 38.000 yuan (US $ 4.600) berjanji kepada mereka, kata stasiun , mengutip saksi anonim. Seorang petugas di kantor polisi Tekas County mengkonfirmasi 11 Juni 2004, protes, mengatakan, "protes itu besar. Orang tidak ingin pindah karena mereka tidak puas dengan jumlah kompensasi untuk pemukiman kembali."

Tanggapan Internasional
Hal ini kurang jelas bagaimana masyarakat internasional berdiri di atas pertanyaan ini apakah China tumbal minoritas Uyghur atau apakah China sendiri adalah korban dari militan Uighur. Sebuah laporan yang dihasilkan pada bulan Desember 2001 oleh US Congressional Research Service, misalnya, mendokumentasikan sejumlah kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah tersebut. Daftar kelompok bersenjata termasuk: Amerika Front Revolusioner Turkestan Timur, Organisasi Pembebasan Uighurstan, Serigala dari Lop Nor, Pembebasan Organisasi Xinjiang, Organisasi Pembebasan Uighur, Home of East Turkestan Pemuda dan Turkestan Gerakan . Pakistan juga mempertimbangkan beberapa organisasi-organisasi ini sebagai organisasi teroris atau separatis militan.

AS pernah setuju pada tahun 2002 untuk secara khusus satu dari ETIM sebagai organisasi teroris dalam menanggapi serangan yang direncanakan pada Kedutaan Besar AS di negara tetangga Kyrgyzstan. Wakil Menteri Luar Negeri Richard L. Armitage mengumumkan bahwa ETIM telah ditambahkan ke daftar Departemen Luar Negeri kelompok teroris, pembekuan aset di Amerika Serikat, mengatakan kelompok "melakukan tindak kekerasan terhadap warga sipil tak bersenjata tanpa memperhatikan siapa yang terluka. "Seorang juru bicara kedutaan melangkah lebih jauh, menuduh ETIM bekerja dengan jaringan Al Qaeda Osama bin Laden dan" merencanakan serangan terhadap kepentingan AS di luar negeri, termasuk Kedutaan Besar AS di Kyrgyzstan. "pemimpin ETIM dan teroris paling dicari di China, Hasan Mahsum, yang kemudian dibunuh oleh pasukan Pakistan pada tanggal 2 Oktober 2003, berkata, "Kami tidak memiliki kontak organisasi atau hubungan dengan al-Qaeda atau Taliban .... Mungkin beberapa orang berjuang bersama mereka sendiri. "Dua tersangka anggota ETIM dideportasi ke China dari Kirgistan Mei 2002 untuk merencanakan serangan teroris. Pemerintah Kirgistan telah mengidentifikasi laki-laki sebagai Mamet Yasyn dan Mamet Sadyk dan mengatakan mereka merencanakan serangan terhadap kedutaan, pasar dan tempat-tempat pertemuan umum di Bishkek, Kyrgyzstan.

Namun, AS telah menolak untuk secara resmi menambahkan organisasi lain Uyghur, ETLO, ke dalam daftar. Dalam sebuah wawancara Radio Free Asia, yang dilakukan pada tanggal 24 Januari 2003, pemimpin ETLO, Mehmet Emin Hazret dilaporkan menyatakan, "prinsip [sic] Tujuan kami adalah untuk mencapai kemerdekaan bagi Turkistan Timur dengan cara damai. Tetapi untuk menunjukkan musuh-musuh kita dan teman-teman tekad kami pada masalah Turkestan Timur, kita melihat sayap militer tak terelakkan. "Mengenai militan lainnya Uyghur, pejabat Cina meminta Amerika Serikat untuk kembali Uyghur China ditangkap berperang di Afghanistan. Amerika Serikat telah menolak klaim China dan Mei 2006 merilis lima Uighur ke Albania, negara ketiga yang netral, sambil terus memegang tiga belas lebih Uyghur China di penjara AS di Teluk Guantanamo. Pengacara ini tiga belas Uyghur mengatakan orang-orang itu dipindahkan ke fasilitas keamanan tinggi Teluk Guantanamo, sementara Pemerintah AS tidak mengomentari kombatan musuh yang diadakan di Guantanamo.

Pakistan, baik tetangga dan teman Cina, telah mengambil garis yang lebih ketat terhadap Uighur, dekat dengan kebijakan yang paling tetangga Asia Tengah. China dan Pakistan setuju untuk melakukan perjanjian ekstradisi untuk memfasilitasi pertukaran tahanan pada tahun 2003. Ismail Kadir, dilaporkan menjadi pemimpin tertinggi ketiga dari ETIM, dikembalikan ke China pada bulan Maret 2002 setelah penangkapannya oleh otoritas Pakistan dilaporkan baik Kashmir atau di kota Rawalpindi, Pakistan utara, rumah bagi sebuah komunitas yang cukup besar Uyghur. Di Pakistan, seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri menegaskan pemulangan Kadir ke China, mengatakan pria itu telah ditangkap pada bulan Maret. "Ia dikirim kembali ke China setelah diinterogasi," kata pejabat itu tidak memberikan rincian lebih lanjut. Ismail semed, diduga lain pendiri Uyghur ETIM, dieksekusi di Urumqi setelah dideportasi dari Pakistan di mana ia melarikan diri setelah menjalani dua hukuman penjara atas tuduhan terlibat dalam kekerasan Baren pemberontakan pada tahun 1990. semed dihukum pada bulan Oktober 2005 "mencoba untuk membagi tanah "dan kepemilikan senjata api dan bahan peledak. Dan pasukan Pakistan dilaporkan tewas Hasan Mahsum, namun pemimpin ETIM lain, di wilayah Waziristan Selatan Pakistan pada 2 Oktober 2003. Presiden Pakistan Musharraf menyatakan selama kunjungan November 2003 ke Beijing bahwa "negaranya tidak akan mengizinkan siapapun, termasuk kekuatan teroris 'Turkestan Timur', untuk menggunakan wilayah Pakistan untuk melakukan segala bentuk kegiatan anti-Cina. "Ribuan Uighur dilaporkan melakukan perjalanan ke dan dari Pakistan untuk tujuan bisnis dan agama, khususnya untuk belajar di madrasah Pakistan. China percaya bahwa lebih dari 1.000 orang Uyghur dilatih oleh pasukan bin Laden di Afghanistan, dengan sekitar 110 kembali ke China, sekitar 300 diduga ditangkap atau dibunuh oleh pasukan AS, dan sekitar 600 melarikan diri ke Pakistan utara. Selain itu, beberapa laporan menunjukkan bahwa Uyghur telah dilatih di Pakistan kamp pelatihan militan resmi.

Kombinasi etnis dan agama juga melibatkan warga penduduk Uyghur di Asia Tengah yang berhubungan dengan gerakan keagamaan dan politik ideologi, senjata, dan individu. Uyghur sering dilihat dengan banyak leeriness di Asia Tengah. Separatis Uighur Xinjiang dalam menarik inspirasi dan iri hati dari kemerdekaan mereka tetangga Asia Tengah 'setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, dan mereka meningkatkan gerakan mereka menuju negara Uyghur terpisah. Kelompok Uyghur militan dieksploitasi perbatasan keropos Xinjiang dengan Kazakhstan, Tajikistan, Kyrgyzstan dan Afghanistan untuk mendirikan kamp pelatihan di luar jangkauan China serta untuk memindahkan bahan peledak dan senjata kecil ke Cina. Selain itu, jauh lebih mudah bagi warga negara sekitarnya untuk kebetulan melakukan perjalanan ke Cina. "Tahun ini, kami telah menangkap 19 orang dari luar negeri yang dikirim ke Xinjiang untuk sabotase kekerasan, '" kata Sekretaris Partai Komunis Xinjiang Wang Lequan wartawan pada konferensi pers di ibukota Xinjiang, Urumqi. "Ketika mereka memasuki wilayah Xinjiang, kami segera menangkap mereka," kata Wang tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pertumbuhan yang sangat cepat hubungan ekonomi dan infrastruktur yang menghubungkan antara Cina dan negara-negara Asia Tengah juga memungkinkan gerakan disempurnakan ide, senjata dan orang-orang. Ada sekitar setengah juta orang Uyghur di Asia Tengah. Sebagian besar pemerintah Asia Tengah, terutama Kyrgyzstan, telah melakukan beberapa upaya untuk menindak Uyghur yang mereka pandang sebagai diinginkan atau militan. Ada kecenderungan untuk melihat Uyghur dengan kecurigaan-mereka sering menganggur dan dengan demikian dipandang sebagai pencuri dan pengacau serta menyimpan ketidakpuasan terhadap pemerintah tuan rumah mereka. Uyghur di negara-negara Asia Tengah yang sering bergandengan tangan dengan kelompok-kelompok pembangkang lainnya, bersatu dengan kebangkitan Islam global. Misalnya, para pemimpin Uzbek percaya bahwa etnis Uyghur dari Asia Tengah dan China adalah anggota dari organisasi teroris yang dikenal sebagai Gerakan Islam Uzbekistan (IMU). Sejak awal tahun 2005, telah terjadi gelombang "terkait pemilihan kekacauan" atau biasa disebut "Revolusi Warna" di Asia Tengah, dengan kekuatan teroris dan ekstremis sering didanai dari luar dan menyatukan ekstremis agama dengan para pembangkang politik terhadap pemerintahan otoriter. Afghanistan telah menyaksikan kebangkitan Taliban dan al Qaeda di tengah gelombang baru serangan teroris setelah Perang Irak. Lebih parah, Hizbut Tahrir dan kelompok-kelompok ekstremis lainnya dengan cepat memenangkan dukungan rakyat di Asia Tengah, terutama di miskin Fergana pedesaan, bespeaking situasi keamanan suram muncul kembali di wilayah yang menimbulkan tantangan baru bagi kedua negara Asia Tengah dan China .


energi
Meskipun sebagian besar ahli setuju bahwa isu-isu utama yang dipertaruhkan di Xinjiang adalah etnis separatisme dan ekstremisme Islam, isu energi tidak dapat diabaikan. Tidak hanya Xinjiang memiliki sumber daya energi yang cukup besar dalam hal gas dan minyak, di samping mantan perannya sebagai alasan uji nuklir Cina, tetapi juga Xinjiang adalah pintu gerbang ke sumber daya energi Asia Tengah. China sedang mengejar penawaran pipa dengan minyak tetangga kaya di Asia Tengah, serta Rusia, untuk membantu memenuhi permintaan ekonomi booming untuk energi.

China dan Kazakhstan mulai kerjasama energi pada tahun 1997, ditandai dengan kesepakatan antar pemerintah yang meliputi sarana beragam kolaborasi dalam bidang minyak dan gas, termasuk pipa minyak antara Kazakhstan barat dan Cina Xinjiang. Pipa Atasu transnasional selesai pada November 2005. Kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2004, datang sebagai presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev Abishevich dan Presiden Hu Jintao menandatangani kesepakatan luas untuk eksplorasi bersama dan pengembangan sumber daya minyak dan gas di Laut Kaspia. Kedua belah pihak juga sedang meningkatkan pertimbangan rencana untuk pipa gas alam untuk menghubungkan ladang gas di Laut Kaspia dengan China. Kazakhstan dan China menandatangani perjanjian untuk membangun angkutan penumpang dan angkutan kereta api internasional, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan rute perdagangan dan lengkap melalui Kazakhstan ke Eropa. Sebuah link rel China-Kazakhstan dibuka pada tahun 1992. Selain itu, China dan Kazakhstan telah membuka zona perdagangan bebas di perbatasan bersama mereka untuk lebih meningkatkan hubungan ekonomi mereka sudah berkembang pesat.

Pipa gas dari Uzbekistan dan Turkmenistan ke China juga dalam karya. Pipa tersebut, jika dihubungkan dengan pipa gas Xinjiang-Shanghai, juga akan memberikan kontribusi pada pelaksanaan kebijakan pembangunan China Barat. Presiden Turkmenistan Saparmurat Niyazov, sekarang sudah meninggal, dan Presiden China Hu Jintao menandatangani perjanjian kerangka kerjasama minyak dan gas pada tanggal 3 April 2006, termasuk pipa gas Turkmenistan-China akan ditugaskan pada tahun 2009. cadangan gas Turkmenistan dianggap yang terbesar di Asia Tengah.

Moro pemberontakan di Filipina
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
   (Dialihkan dari Pemberontakan Islam di Filipina)
Artikel ini adalah tentang pemberontakan dari 1969-2014. Untuk pemberontakan dari 1899-1913, lihat Moro Rebellion. Untuk konflik pra-1899, lihat konflik Spanyol-Moro.


Artikel ini sudah usang. (Maret 2014)
Artikel ini mungkin memerlukan editing copy untuk tata bahasa, gaya, kohesi, nada, atau ejaan. (Desember 2014)

Ia telah mengemukakan bahwa Cotabato Utara Konflik akan digabungkan ke artikel ini. (Diskusikan) Usulan sejak Mei 2012.

Ia telah mengemukakan bahwa konflik sipil di Filipina akan digabungkan ke artikel ini. (Diskusikan) Usulan sejak Februari 2014.
Moro pemberontakan di Filipina
Bagian dari Perang Dingin, Perang Melawan Teror, dan konflik sipil di Filipina
PMC Balikatan Exercise.jpg
MILF militan berbohong prone.jpg
Atas: Pasukan Filipina dan AS selama PMC Balikatan Latihan
Di bawah ini: Seorang anggota pelatihan Front Pembebasan Islam Moro dengan senapan mesin ringan.
Tanggal 29 Maret 1969 - berlangsung
Lokasi Philippines (terutama di Mindanao)

Moro pemberontakan di Filipina
Pada tahun 1969, ketegangan politik dan permusuhan terbuka yang dikembangkan antara Pemerintah Filipina dan kelompok pemberontak jihad. [25] The Moro National Liberation Front (MNLF) didirikan oleh University of profesor Filipina Nur Misuari untuk mengutuk pembunuhan lebih dari 60 Filipina Muslim dan kemudian menjadi agresor terhadap pemerintah sementara Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok sempalan dari MNLF, didirikan untuk mencari negara Islam dalam Filipina dan lebih radikal dan lebih agresif. Konflik tanggal kembali ke 1899 selama pemberontakan rakyat Bangsamoro untuk melawan kekuasaan asing dari Amerika Serikat. Permusuhan dinyalakan lagi mulai tahun 1960-an ketika pemerintah mulai melawan pemberontakan yang akan datang dengan membunuh lebih dari 60 Muslim Filipina dan berlanjut hingga saat ini.

Statistik korban bervariasi untuk konflik namun perkiraan konservatif dari Program data Uppsala konflik menunjukkan bahwa setidaknya 6.015 orang tewas dalam konflik bersenjata antara Pemerintah Filipina dan ASG, BIFM, MILF, MNLF dan faksi-faksi antara tahun 1989 dan 2012. [26]



Setelah Pertama Pertempuran Bud Dajo

Front dan menangkap di Basilan
The Moros memiliki sejarah perlawanan terhadap kekuasaan Spanyol, Amerika, dan Jepang selama 400 tahun. Asal usul perang antara Moro dan Filipina dimulai pada era penjajahan Spanyol Filipina. Selama konflik Spanyol-Moro, Spanyol berulang kali mencoba untuk menaklukkan Moro Kesultanan Sulu, Kesultanan Maguindanao, dan Konfederasi kesultanan di Lanao. Perjuangan bersenjata kekerasan terhadap Jepang, Filipina, Spanyol, dan Amerika dianggap oleh para pemimpin Moro Muslim saat ini sebagai bagian dari empat abad yang panjang "gerakan pembebasan nasional" dari Bangsamoro (Moro Nation). [27] The 400 tahun perlawanan terhadap panjang Jepang, Amerika, dan Spanyol oleh kaum Muslim Moro bertahan dan berubah menjadi perang mereka saat kemerdekaan terhadap negara Filipina. [28]

Setelah Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898, konflik lain memicu di Filipina selatan antara Muslim revolusioner di Filipina dan Militer Amerika Serikat yang berlangsung antara 1899 dan 1913. Filipina menentang kekuasaan asing dari Amerika Serikat yang diklaim Filipina sebagai wilayah mereka . Pada tanggal 14 Agustus 1898, setelah mengalahkan pasukan Spanyol, Amerika Serikat telah mendirikan pemerintahan militer di Filipina di bawah Jenderal Wesley Merritt sebagai Gubernur Militer. [29] pasukan Amerika mengambil kendali dari pemerintah Spanyol di Jolo pada tanggal 18 Mei 1899, dan di Zamboanga pada bulan Desember 1899. [30] Brigjen John C. Bates dikirim untuk bernegosiasi perjanjian dengan Sultan Sulu, Jamalul Kiram II. Kiram kecewa mengetahui bahwa pasukan Amerika akan mengambil alih karena ia berharap untuk mendapatkan kembali kedaulatan setelah kekalahan pasukan Spanyol di Nusantara. Tujuan utama Bates 'adalah untuk menjamin netralitas Moro di Filipina Perang-Amerika, dan untuk membangun ketertiban di Filipina selatan. Setelah beberapa negosiasi, Bates Perjanjian ditandatangani yang didasarkan pada perjanjian Spanyol sebelumnya. Bates Perjanjian melakukan menjamin netralitas Muslim di selatan, tapi itu benar-benar dibentuk untuk membeli waktu bagi Amerika sampai perang di utara berakhir.

Pada tanggal 20 Maret 1900, Jenderal Bates digantikan oleh Brigadir Jenderal William Agustus Kobbé dan Kabupaten Mindanao-Jolo upgrade ke departemen penuh. Pasukan Amerika di Mindanao diperkuat dan permusuhan dengan orang-orang Moro berkurang meskipun ada laporan dari Amerika dan warga sipil lainnya diserang dan dibunuh oleh orang Moro.

Pemberontakan dimulai pada tahun 1900 dan berlangsung selama satu tahun. Pasukan Amerika kemudian pindah dorongan dalam mengendap orang Moro. Kobbé digantikan oleh George Whitefield Davis sebagai komandan Departemen Mindanao-Jolo dan memasang hubungan yang lebih baik dengan orang-orang Moro.

Ini berlanjut selama lebih dari tiga dekade yang mengakibatkan kerugian yang signifikan dari kehidupan. [Rujukan?] Gubernur militer yang ditunjuk oleh Amerika Serikat untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan ini. Konflik berakhir pada jangka Mayor Jenderal John J. Pershing, gubernur militer ketiga dan terakhir dari Moro Provinsi, meskipun perlawanan besar terus di Bud Dajo dan Gunung Bagsak di Jolo.

Pemberontakan diulang oleh orang Moro melawan kekuasaan Amerika terus keluar bahkan setelah utama Moro Pemberontakan berakhir, sampai ke pendudukan Jepang di Filipina selama Perang Dunia II. Selama invasi Jepang Filipina, Moro melancarkan pemberontakan melawan Jepang di Mindanao dan Sulu sampai Jepang dikalahkan dan diusir.

Sejarah [sunting]
Marcos (1969-1986) [sunting]
Di bawah Presiden Ferdinand Marcos, 68 peserta militer Filipina Muslim dibunuh di Corregidor diduga dilakukan oleh prajurit Angkatan Bersenjata Filipina. [31] [32] Para peserta diyakini menjadi bagian dari pemberontakan yang akan datang. [32] Pada saat itu, Universitas profesor Filipina Nur Misuari membentuk Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) untuk mengutuk pembunuhan kaum muslimin 68 Filipina dan mencari pembentukan bangsa Bangsamoro melalui kekuatan senjata. [32]

Pada tahun 1969, MNLF mengobarkan konflik bersenjata melawan pemerintah Filipina. [32] Dalam salah satu pertempuran sengit pemberontakan pada tahun 1974, Jolo dibakar dan berita tragedi galvanis Muslim lain di seluruh dunia untuk lebih memperhatikan konflik . Dua tahun kemudian, pemerintah Filipina dan MNLF menandatangani Perjanjian Tripoli, menyatakan gencatan senjata di kedua sisi. Dalam perjanjian tersebut asalkan Mindanao akan tetap menjadi bagian dari Filipina tetapi 13 provinsi yang akan berada di bawah pemerintahan otonom untuk rakyat Bangsamoro. [32] Presiden Marcos melanggar perjanjian dan kekerasan pun terjadi.

Pada tahun 1977, Shiekh Salamat Hashim mendirikan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok sempalan dari MNLF yang ingin mendirikan negara Islam. [33] Konflik antara kelompok pemberontak dan Angkatan Bersenjata Filipina akan berlanjut sampai akhir rezim Presiden Marcos.

C. Aquino dan Ramos (1986-1998) [sunting]
Sebelumnya dalam masa jabatannya, Presiden Corazon Aquino mengatur pertemuan dengan Ketua MNLF Nur Misuari dan beberapa kelompok pemberontak MNLF di Sulu, yang membuka jalan bagi serangkaian negosiasi. Pada tahun 1989, Daerah Otonomi di Mindanao Muslim (ARMM) yang dibuat di bawah Undang-Undang Republik Nomor 6734 atau ARMM UU Organik, sesuai dengan Konstitusi tahun 1987. [34]

Pada tahun 1991, Abdurajak Janjalani, seorang mantan guru yang belajar Islam di Timur Tengah, membentuk Kelompok Abu Sayyaf setelah dilaporkan bertemu Osama bin Laden di Afghanistan pada 1980-an. Janjalani merekrut mantan anggota MNLF untuk lebih radikal dan teokratis Abu Sayyaf. [32]

Di bawah kepemimpinan Presiden Fidel V. Ramos, negosiasi dan perundingan damai beberapa [25] diadakan dan ARMM yang dipadatkan dan memiliki sistem geopolitik sendiri. [32]

Utara Cotabato konflik (2000) [sunting]
latar Belakang

1000 MILF pemberontak di bawah komando Umbra Kato telah menguasai tiga puluh lima desa di provinsi Cotabato Utara. 2000 Pasukan Filipina dengan helikopter dan artileri dikirim ke daerah disita pada tanggal 9 Agustus untuk membebaskan dari para pemberontak. MILF ingin Cotabato Utara untuk dimasukkan di Wilayah Otonomi Muslim Mindanao. Pemerintah dan MILF telah melakukan negosiasi untuk dimasukkannya provinsi di Wilayah Otonomi Muslim tetapi Mahkamah Agung telah memukul proposal setelah mendengar keprihatinan dari para pemimpin Kristen setempat di wilayah tersebut.

konflik

Pasukan pemberontak diperintahkan untuk meninggalkan daerah itu oleh komandan mereka tetapi kontingen bawah Kato menolak untuk meninggalkan desa-desa mereka duduki dan bukannya menggali dalam. Tentara Filipina menanggapi pada tanggal 9 Agustus dengan membombardir mereka. Keesokan harinya, pasukan pemerintah bergerak untuk merebut kembali desa-desa merebut kembali dua dari mereka dari para pemberontak. [35] [36]

Estrada dan Arroyo (1998-2010) [sunting]

Peta Politik Daerah Otonomi di Mindanao Muslim (ARMM)
Selama masa jabatannya Presiden Joseph Ejercito Estrada ia mendeklarasikan "perang habis-habisan" terhadap MILF pada 21 Maret 2000 meskipun serangkaian negosiasi untuk penghentian permusuhan diadakan. [33] Rupanya, beberapa konflik di dalam dan sekitar Mindanao meletus dan bentrokan antara Filipina Militer dan kelompok pemberontak mengakibatkan kerugian besar kehidupan.

Selama masa jabatannya, kelompok-kelompok pemberontak menculik tiga imam Italia, dua kemudian dibebaskan dan satu ditembak mati; [37] [38] merebut balai kota dari Talayan, Maguindanao dan Kauswagan, Lanao del Norte; pemboman feri Our Lady of Mediatrix di Ozamiz; dan pengambilalihan Narciso Ramos Highway. Semua insiden ini mengakibatkan kerugian besar dari investasi luar negeri, terutama di daerah Mindanao.

Akibatnya, Angkatan Bersenjata Filipina meluncurkan kampanye sukses terhadap kelompok-kelompok pemberontak dan 43 kamp kecil, 13 kamp utama termasuk markas MILF, dan Camp Abubakar [39] jatuh. MILF menderita kerugian besar dan kepala MILF, Sheikh Salamat Hashim, melarikan diri dari negara itu dan mencari perlindungan di Malaysia. Pada tanggal 5 Oktober 2000, 609 pemberontak menyerah di Cagayan de Oro, bersama dengan pemberontak walikota Mulapandi Cosain Sarip. [40] ini diikuti oleh penyerahan besar lain 855 pemberontak pada tanggal 29 Desember 2000. Presiden Joseph Ejercito Estrada kemudian memerintahkan bahwa bendera Filipina dibesarkan di Mindanao yang melambangkan kemenangan. Hal itu dikemukakan pada 9 Juli 2000 di dekat Madh'hab dan lagi keesokan harinya bersama dengan Presiden Joseph Ejercito Estrada, yang mengadakan pesta di dalam kelas hanya beberapa meter dari masjid. [39]

Akibatnya, beberapa kelompok pemberontak Islam membalas, membom beberapa lokasi kunci dalam Kawasan Ibu Kota Nasional pada tanggal 30 Desember 2000. Hal itu mengakibatkan 22 orang tewas dan ratusan orang luka-luka. Saifullah Yunos, salah satu pelaku ditangkap di Cagayan de Oro saat ia hendak naik pesawat menuju ke Manila pada Mei 2003. [41] Pada tahun 2004, dua anggota Jemaah Islamiyah ditangkap, yaitu Mamasao Naga dan Abdul Pata sebagai mereka diidentifikasi oleh Fathur Rahman al-Ghozi sebagai bertanggung jawab atas pemboman kereta. [42] al-Ghozi juga ditangkap, namun kemudian tewas dalam baku tembak ketika ia mencoba untuk melarikan diri penjara pada tanggal 13 Oktober 2003.

Pada tanggal 27 Mei 2001, Abu Sayyaf menyita dua puluh sandera dari sebuah resor mewah di Palawan. Empat dari para sandera berhasil melarikan diri. [43] Kelompok penculikan terdiri dari 40 pria bersenjata kemudian merebut Dr Jose Torres Memorial Hospital dan Gereja St. Peter kompleks di kota Lamitan di Basilan [44] dan mengklaim telah ditawan 200 orang meskipun 20 orang dikonfirmasi akan ditawan di dalam rumah sakit, termasuk staf dan pasien. [45] [46]

Ada baku tembak antara tentara dan pemberontak Abu Sayyaf di Lamitan menyusul pengambilalihan Dr Jose Memorial Hospital Torres yang mengakibatkan kematian 12 tentara, termasuk kapten tentara. [46] Hingga 22 tentara dilaporkan telah tewas dalam upaya untuk menyelamatkan para sandera.

Lima tawanan lainnya melarikan diri selama pertempuran di Lamitan. Dua dari para tawanan tewas sebelum pengepungan di Lamitan, termasuk pemenggalan satu. [43] Abu Sayyaf kemudian melakukan serangkaian serangan, termasuk satu di sebuah perkebunan kelapa [47] di mana kelompok pemberontak hack kepala dua orang menggunakan pisau bolo. Pemilik dan penjaga keamanan juga disekap dan kelompok pemberontak membakar dua bangunan, termasuk sebuah kapel seminggu setelah pertempuran di Lamitan. [47] serangan lain dilakukan pada 2 Agustus 2001 tentang Barangay Balobo di Lamitan, Basilan. Setelah tiga hari, Angkatan Darat Filipina diselamatkan banyak sandera [48] setelah mereka menyalip tempat persembunyian militan di mana 11 mayat ditemukan dipenggal. [49] sandera lain entah dirilis atau melarikan diri. [48]

Pada tanggal 13 Juni 2001, jumlah sandera dihitung sekitar 28 sebagai tiga orang ditemukan dipenggal di Basilan, [50] termasuk dari Guillermo Sobero. [51] Mereka dipenggal sejak Angkatan Darat Filipina tidak akan menghentikan operasi penyelamatan . [51]

The Burhams masih pada kelompok 14 masih ditawan menurut tiga sandera yang melarikan diri pada Oktober 2001. [51] Pada tanggal 7 Juni 2002, setelah satu tahun yang disekap, misi penyelamatan dilakukan dan mengakibatkan kematian Martin Burnham dan perawat bernama Ediborah Yap [52] setelah terjebak dalam baku tembak. Martin dibunuh oleh tiga tembakan di dada sementara Gracia terluka di bagian kaki kanannya. Saat ini Nur Misuari memerintahkan pendukungnya untuk menyerang sasaran pemerintah untuk mencegah penyelenggaraan pemilu di ARMM pada November 2001, mengantarkan keluar sebagai gubernur daerah. [32] Misuari akan kemudian ditangkap pada tahun 2007 di Malaysia dan dideportasi kembali ke Filipina untuk diadili. [32]

Pada Juli 2004, Gracia Burnham bersaksi pada sidang delapan anggota Abu Sayyaf dan mengidentifikasi enam tersangka sebagai penculik mantan nya, termasuk Alhamzer Limbong, Abdul Azan Diamla, Abu Khari Moctar, Bas Ismail, Alzen Jandul dan Dazid baize. Empat belas anggota Abu Sayyaf dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, sementara empat dibebaskan. Alhamzer Limbong kemudian tewas dalam pemberontakan penjara. [53]

Kelompok-kelompok pemberontak, terutama Abu Sayyaf melakukan beberapa serangan teror, yaitu pengeboman di Zamboanga pada bulan Oktober 2002; pemboman Superferry 14 Februari 2004; pengeboman di Mindanao Tengah pada Oktober 2006; pemenggalan beberapa Marinir Filipina pada bulan Juli 2007; pemboman Batasang Pambansa November 2007; dan 2009 pemboman di Mindanao.

Banyak bentrokan meletus antara tentara Filipina dan kelompok pemberontak, seperti bentrokan pada tanggal 14 Juni 2009 yang menewaskan 10 pemberontak. [54]

Sejak tahun 2001, Filipina dan Amerika Serikat telah di kampanye untuk melawan pemberontakan ini, yang dikenal sebagai Perang Melawan Teror. Untuk memerangi pemberontakan, Amerika Serikat dan Filipina melakukan Operasi Enduring Freedom - Filipina, [55] bagian dari kampanye global melawan terorisme yang dikenal sebagai Operasi Enduring Freedom.

Benigno Aquino III (2010-sekarang) [sunting]
Lihat juga: Krisis Zamboanga City
Pada tahun 2013, dua kubu utama kelompok Abu Sayyaf yang dikuasai oleh pasukan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) dalam serangan terbaru di Patikul. [56] Menurut pemimpin MNLF Nur Misuari, serangan MNLF terhadap Abu Sayyaf karena oposisi MNLF ke Abu Sayyaf pelanggaran hak asasi manusia yang bertentangan Islam.

Selama masa Presiden Benigno Aquino III, serangkaian pembicaraan damai untuk penghentian permusuhan digelar, termasuk pertemuan MILF Ketua Al Haj Murad Ibrahim di Tokyo, Jepang yang dipuji di kedua sisi. [32] Norwegia juga bergabung dengan Pemantau Internasional Team (IMT) pada Januari 2011, mengawasi perjanjian gencatan senjata antara pemerintah dan MILF di Mindanao. Meskipun pembicaraan damai, serangkaian konflik meletus. pada tanggal 10 September 2011 Jal Idris, anggota hardcore dari Abu Sayyaf, ditangkap oleh pasukan pemerintah setelah baku tembak antara tentara Filipina dan kelompok pemberontak [57] Angkatan Bersenjata Filipina juga menewaskan tiga militan Abu Sayyaf di stand -off [58] hari berikutnya setelah penangkapan Jal Idris.

Terorisme terus sepanjang masa Presiden Benigno, kasus penting termasuk ketika 4 pedagang dan panduan dibunuh oleh Abu Sayyaf bandit pada Januari 2011. [59] dan kemudian seorang tentara yang tewas dalam bentrokan melawan pemberontak. [60] Pada bulan Agustus 2011, faksi pemberontak menyerang sebuah desa di Sulu, menewaskan 7 Marinir dan mengambil 7 warga sipil tawanan. Mereka kemudian dibebaskan 2 sandera setelah uang tebusan dibayarkan. [61] Juga, beberapa wilayah Mindanao dibom pada bulan Agustus oleh pemerintah, dan pengusaha Filipina diculik September 2011 [62] yang kemudian dibebaskan setelah tiga orang bersenjata ditembak mati oleh Angkatan Bersenjata Filipina. [63]

Pada 20 Oktober 2011, MILF disalahkan atas serangan terhadap 40 tentara pemerintah di provinsi Basilan, yang menyebabkan kematian 19 tentara dan 6 pejuang MILF. [64] Hal ini demikian melanggar perjanjian gencatan senjata antara pemerintah dan MILF. Hal ini menyebabkan kemarahan di pemerintah, yang menyebabkan kelanjutan dari perang melawan terorisme di negeri ini.

Di situs Front Pembebasan Nasional Moro, Nur Misuari menyatakan dukungannya terhadap China melawan Filipina dalam sengketa Laut Cina Selatan, memanggil kedua Cina dan orang-orang Moro sebagai korban kolonialisme Filipina, dan mencatat sejarah Cina dari hubungan persahabatan dengan Moros . [65] situs web MNLF juga mengecam bantuan Amerika ke Filipina dalam penjajahan mereka orang-orang Moro selain mengecam klaim Filipina ke pulau-pulau yang disengketakan dengan China, dan mencela Amerika untuk berpihak dengan Filipina dalam sengketa, mencatat bahwa di 1988 Cina "dihukum" Vietnam untuk mencoba untuk mendirikan sebuah kehadiran militer di pulau-pulau yang disengketakan. Situs ini juga menunjukkan bahwa Moros dan China menjaga hubungan damai, sementara di sisi lain Moros harus menahan kekuatan kolonial lainnya, harus melawan Spanyol, melawan Amerika, dan melawan Jepang, selain melawan Filipina. [66]

Krisis Zamboanga City meletus pada tanggal 9 September 2013 saat faksi MNLF dikenal dengan kelompok lain sebagai Rogue MNLF Elements (RME), di bawah Sulu Negara Komando Revolusioner (SSRC), yang dipimpin oleh Ustadz Habier Malik dan Khaid Ajibon berusaha untuk menaikkan bendera dari memproklamirkan diri Bangsamoro Republik di Balai Kota Zamboanga (yang sebelumnya menyatakan kemerdekaannya pada 12 Agustus 2013 di Talipao, Sulu), dan mengambil sandera warga sipil. Serangan bersenjata ini disambut oleh Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) dan Polisi Nasional Filipina (PNP), yang berusaha untuk membebaskan para sandera dan mengusir MNLF dari kota. Kebuntuan itu berubah menjadi perang kota, dan telah membawa bagian kota bawah macet selama berhari-hari. Pada tanggal 28 September, pemerintah mengumumkan berakhirnya operasi militer di Zamboanga City setelah berhasil mengalahkan MNLF dan menyelamatkan semua sandera.

Pada tanggal 24 Januari 2014, kepala perunding pemerintah Filipina Miriam Coronel Ferer dan MILF Mohagher Iqbal kepala negosiator menandatangani perjanjian perdamaian di Kuala Lumpur. Perjanjian ini akan membuka jalan bagi penciptaan entitas otonom Muslim baru yang disebut "Bangsamoro" di bawah hukum yang disetujui oleh Kongres Filipina. [67] Pemerintah bertujuan untuk mengatur wilayah pada tahun 2016. Perjanjian tersebut menyerukan diri Muslim -rule di bagian selatan Filipina dalam pertukaran untuk deaktivasi pasukan pemberontak oleh MILF. Pasukan MILF akan menyerahkan senjata mereka kepada pihak ketiga yang akan dipilih oleh MILF dan pemerintah Filipina. Seorang polisi daerah akan dibentuk, dan militer Filipina akan mengurangi kehadiran pasukan dan membantu membubarkan tentara swasta di daerah. [68]

Krisis Thailand Selatan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Krisis Thailand Selatan
Souththailandmap.GIF
Peta Provinsi di selatan Thailand yang menampilkan wilayah mayoritas Muslim Melayu
Tanggal 1960 [5] – berkelanjutan
(55 tahun)
Thailand Selatan lokasi (4 Propinsi [6] — Songkhla, Pattani, Yala dan Narathiwat)
Status berkelanjutan
Pihak yang terlibat
Lambang Kementerian Pertahanan Angkatan bersenjata Thailand Thailand.svg Royal
Lambang bendera kepolisian Thailand Royal Thai Police.png Royal Barisan RevolusiNasional Nasional.svg depan revolusi (BRN)
Bendera Jihad.svg Runda Kumpulan kecil (RKK)
Bendera Jihad.svg Pattani gerakan mujahidin Islam (GMIP)
Bendera Jihad.svg Inggris depan mujahidin Pattani (BBMP)
Bendera Jihad.svg Islam Front Pembebasan Pattani (BIPP)
Bendera Pattani.svg Pattani United Liberation organisasi (PULO)
Bendera Jihad.svg Jemaah Islamiyah (JI) [1]
Bendera BNPP Jihad.svg [2]
Pusaka [1]
Pemuda [1]
Hitam Desember 1902 [3]
Bendera Jihad.svg Saibillillah [3]
Hikmat Allah Abadan [3]
Didukung oleh: bendera Aceh.svg bebas Gerakan Aceh [4]
Emblem.png PLO Organisasi Pembebasan Palestina [3]
Komandan dan pemimpin
Bendera Thailand.svg Sarit Dhanarajata
Bendera Thailand.svg Praphas Charusathien
Bendera Thailand.svg Anupong Paochinda
Bendera Thailand.svg Praphas Charusathien
Bendera Thailand.svg Pongsapat Pongcharoen
Bendera Thailand.svg Kowit Wattana
Bendera bendera Prayuth Chan-ocha Thailand.svg Jihad.svg Tunku Yala Nasae [3]
Bendera Jihad.svg Wan Kadir Che Wan
Bendera Jihad.svg Abdullah Sungkar
Bendera Pattani.svg Kabir Abdul Rahman
Bendera Pattani.svg Sama-ae Thanam [3]
Bendera Barisan Revolusi Nasional.svg Sapaeing Basoe [1]
Bendera Barisan Revolusi Nasional.svg Masae Useng [1]
Bendera Barisan Revolusi Nasional.svg Hassan Taib
Tengku Jalal Nasir [2]
Bendera Jihad.svg Nasoree Saesang [3]
Kekuatan
Lambang Departemen Pertahanan Thailand.svg 306,000 5.000-30.000 [2]
Korban jiwa dan kerugian
499 tentara, polisi 312 dan 181 pertahanan mati 399 Relawan dibunuh [7] [7]
Jumlah korban: 5,352 9,965 yang tewas dan terluka [7]
[Tampilkan] v t e
Krisis Thailand Selatan
Pemberontakan di Thailand Selatan (Thai: ความไม่สงบในชายแดนภาคใต้ของประเทศไทย)-terselesaikan konflik yang terjadi terutama di Thailand Selatan. Ini berasal dari tahun 1960-an sebagai pemberontakan separatis etnis di wilayah Patani Melayusejarah, terdiri dari empat provinsi paling selatan Thailand, tetapi telah menjadi lebihkompleks dan makin beringas sejak tahun 2001.

Kesultanan Patani mantan, yang terdiri dari provinsi Thailand Selatan Pattani (Patani),Narathiwat (Menara), Yala (Jala)-juga dikenal sebagai tiga selatan perbatasan Provinsi(SBP) [8] — serta tetangga bagian dari Provinsi Songkhla (Singgora), dan bagian timur laut Malaysia (Kelantan), ditaklukkan oleh Kerajaan Siam di 1785 dan, kecuali Kelantan,daerah diperintah oleh Thailand sejak.

Meskipun rendah tingkat kekerasan separatis telah terjadi di wilayah itu selamabeberapa dekade, kampanye meningkat setelah tahun 2001, dengan recrudescencepada tahun 2004, kadang-kadang tumpah ke provinsi lain.[9] di luar wilayah, insidenyang disalahkan pada Selatan pemberontak telah terjadi di Bangkok dan Phuket.[10]

Bulan Juli 2005, Perdana Menteri Thaksin Shinawatra diasumsikan luas daruratkekuatan untuk menangani kekerasan di wilayah Selatan, tetapi pemberontakanmeningkat lebih lanjut. Pada 19 September 2006, junta militer digulingkan ThaksinShinawatra dalam kudeta. Junta menerapkan perubahan besar dalam kebijakandengan mengganti Thaksin yang sebelumnya pendekatan dengan kampanye untukmenang atas "hati dan pikiran" dari pemberontak.[11] Walaupun sedikit kemajuandalam pengekangan kekerasan, junta menyatakan bahwa keamanan adalahmeningkatkan dan bahwa perdamaian akan datang ke wilayah 2008.[12] pada Maret2008, bagaimanapun, korban tewas melampaui 3.000.[13]

Selama pemerintahan Demokrat yang dipimpin Abhisit Vejjajiva, menteri luar negeriKasit Piromya mencatat "rasa optimisme" dan mengatakan bahwa ia yakin membawaperdamaian ke wilayah dalam 2010.[14] Namun pada akhir 2010 pemberontakan yangterkait kekerasan telah meningkat, membingungkan pemerintah optimisme.[15]akhirnya pada bulan Maret 2011, pemerintah mengakui bahwa kekerasan meningkatdan tidak dapat diselesaikan dalam beberapa bulan.[16]

Pemimpin lokal terus-menerus menuntut setidaknya tingkat otonomi dari Thailanduntuk wilayah Patani dan beberapa gerakan pemberontak separatis telah membuatserangkaian tuntutan untuk pembicaraan damai dan negosiasi. Namun, kelompok initelah sebagian besar dikesampingkan oleh BRN-C, kelompok yang saat ini menjadi ujung tombak pemberontakan yang melihat tidak ada alasan untuk negosiasi danmelawan pembicaraan dengan kelompok pemberontak lain. BRN-C sebagai tujuannyasegera membuat Thailand Selatan tak terkendalikan dan sebagian besar telah suksesdalam hal itu.[17]

Perkiraan kekuatan pemberontakan sangat bervariasi. Pada tahun 2004 JenderalPanlop Pinmanee menyatakan bahwa hanya ada 500 hard-core pemberontak.Perkiraan lain mengatakan ada pemberontakan bersenjata sebanyak 15.000. Sekitartahun 2004 beberapa analis Thailand percaya bahwa kelompok-kelompok teroris Islamyang asing itu infiltrasi daerah, dan bahwa dana asing dan lengan dibawa, meskipunlagi, klaim tersebut adalah seimbang dengan tubuh yang sama besar pendapatmenyarankan ini tetap konflik khas lokal.

Lebih dari 6.000 orang tewas dan lebih dari 10.000 telah terluka antara 2004 dan 2014di pemberontakan separatis etnis sebelumnya, yang saat ini telah diambil alih olehgaris keras Jihadis dan mengadu mereka terhadap minoritas berbahasa Thai Buddhamaupun Muslim lokal yang memiliki pendekatan yang moderat atau yang mendukungpemerintah Thailand.


v t e
Latar belakang sejarah [sunting]
Meskipun afinitas etnik penduduk wilayah Patani dengan Melayu mereka negara-negara tetangga di Selatan, Kerajaan Patani tua dipimpin oleh Sultan-Sultan yangsecara historis lebih disukai untuk membayar upeti kepada raja Siam jauh di Bangkok.Selama berabad-abad banyak raja Siam membatasi dirinya untuk menuntutpenghargaan periodik dalam bentuk Bunga mas, ritual pohon dengan emas daun danbunga yang melambangkan pengakuan kekuasaan Siam, membiarkan para penguasaPatani sebagian besar sendiri.[18]

Memaksa asimilasi dan nasionalisme lokal [sunting]
Thailand menguasai kawasan Patani historis dikukuhkan oleh perjanjian Anglo-Siampada 1909. Namun, sampai ke abad ke-20, pemerintah di Bangkok telah mengganggusedikit, bergantung pada pejabat setempat untuk pelaksanaan kebijakan dalamwilayah Patani. Ini termasuk pengecualian dalam menerapkan hukum sipil Thailand,yang telah memungkinkan Muslim terus ketaatan mereka hukum lokal berdasarkanIslam mengenai isu-isu warisan dan keluarga. Namun, secara 1934 Marshall PlaekPhibunsongkhram ditetapkan dalam gerak proses Thaification yang memiliki sebagaitujuan asimilasi budaya bangsa Patani, kelompok etnis lain di Thailand.[19]

Undang-undang budaya nasional dilaksanakan sebagai hasil dari proses Thaification,mempromosikan konsep 'Thai-an' dan tujuannya sentralis. '3 mandat' secara langsungbertujuan orang Patani.[20] pada tahun 1944, hukum sipil Thailand ditegakkan seluruhnegeri termasuk wilayah Patani override sebelumnya konsesi untuk praktek-praktekadministratif Islam lokal.[21] kurikulum sekolah direvisi dengan Thailand-sentris satudengan semua pelajaran dalam bahasa Thailand, yang merugikan Jawi lokal.Pengadilan Muslim tradisional yang digunakan untuk menangani kasus-kasus sipildihapus dan diganti dengan Pengadilan Sipil menjalankan dan disetujui olehpemerintah pusat di Bangkok. Ini memaksa proses asimilasi dan pengenaan dirasakanpraktek-praktek budaya Thailand-Buddha atas masyarakat mereka menjadi iritasiuntuk hubungan harmonis antara orang-orang Melayu Patani etnis dan negaraThailand.[22]

Pada tahun 1947, Haji Sulong pendiri gerakan rakyat Patani meluncurkan kampanyepetisi, menuntut otonomi, bahasa dan hak budaya dan pelaksanaan hukum Islam.[2]Namun, pada Januari 1948, Sulong ditangkap atas tuduhan makar bersama denganpemimpin-pemimpin lokal lainnya yang dicap sebagai 'separatis'. Sulong dilepaskandari penjara hanya pada tahun 1952 tetapi menghilang di bawah keadaan misteriuspada tahun 1954.[2]

Menyangkal pengakuan sebagai budaya terpisah etnis minoritas, pemimpin Patanibereaksi terhadap kebijakan pemerintah Thailand ke arah mereka. Terinspirasi olehideologi seperti Nasserism, pada 1950-an gerakan nasionalis Patani mulai tumbuh,menyebabkan krisis Thailand Selatan. Pada tahun 1959, Tengku Jalal Nasir didirikanPatani National Liberation Front (BNPP), kelompok pemberontak Melayu pertama.[2]pada saat mereka Yayasan tujuan dari gerakan nasionalis, seperti PULO, adalahpemisahan diri. Penekanan diletakkan dalam mengejar perjuangan bersenjataterhadap sebuah negara merdeka yang mana Patani orang bisa hidup denganmartabat tanpa nilai-nilai budaya asing yang dikenakan pada mereka.[23]

Sepertiga terakhir abad ke-20 melihat munculnya kelompok-kelompok pemberontakyang berbeda di Selatan. Meskipun beberapa perbedaan dalam ideologi merekaberbagi tujuan luas separatis, tetapi semua dibenarkan penggunaan kekerasan untukmencapai tujuan mereka, pengaturan pola menyerang polisi dan militer posting, sertasekolah dan kantor-kantor pemerintah Thailand. Efektivitas kelompok ini dirusakNamun, oleh pertikaian dan kurangnya persatuan di antara mereka.[24]

abad ke-21: kekerasan mengembang dan mengintensifkan [sunting]
Kebangkitan kekerasan oleh kelompok-kelompok gerilya Pattani dimulai setelah tahun 2001. Sementara di wilayah pemberontak separatis tradisional memiliki bendera,pemimpin, mengaku bertanggung jawab serangan, dan membuat communiques,kelompok-kelompok baru menyerang semakin kejam dan tetap diam. Perkembanganbaru ini bingung dan bingung pemerintah Thailand, yang terus meraba-raba dalamgelap sebagai identitas para pemberontak yang baru dalam konflik tetap menjadimisteri. Thailand diadakan pemilihan relatif bebas pada Februari 2005, tetapi tidak adacalon separatis diperebutkan hasil di Selatan. Pada bulan Juli tahun yang sama, KetuaKomite Islam Narathiwat mengakui, "serangan terlihat seperti mereka terorganisir dengan baik, tetapi kita tidak tahu apa sekelompok orang di belakang mereka."Meskipun kain kafan dari anonimitas dan tidak adanya tuntutan beton, menghidupkan kembali kelompok, seperti GMIP, dan terutama BRN-koordinat dan sayapbersenjatanya dugaan Runda Kumpulan Kecil (RKK), telah diidentifikasi sebagaimemimpin pemberontakan baru.[25]

Sementara sebelumnya serangan yang dilambangkan oleh drive-oleh penembakan dimana polisi berpatroli ditembak oleh orang-orang bersenjata pada lewat sepeda motor, setelah tahun 2001 mereka telah meningkat baik dikoordinasikan seranganpada polisi pendirian, dengan polisi dan pos-pos yang disergap oleh kelompok-kelompok baik bersenjata yang kemudian melarikan diri dengan dicuri senjata danamunisi. Taktik lain yang digunakan untuk mendapatkan publisitas dari shock danhoror pemotongan untuk kematian para biksu Buddha, pengeboman candi,pemenggalan kepala, mengintimidasi babi vendor dan pelanggan mereka, sertapembakaran serangan terhadap sekolah, membunuh guru dan membakar tubuhmereka.[26]

Kelompok-kelompok pemberontak yang saat ini menyatakan militan jihad dan tidakseparatis lagi. Sebagian besar dipimpin oleh singgungan atas Salafis, mereka memilikiekstrim dan transnasional tujuan agama, seperti kekhalifahan Islam, merugikanidentitas Patani budaya atau nasionalis konstruktif. Salafi jihadis kelompokbermusuhan dengan warisan budaya dan praktek-praktek tradisional Melayu Muslim,menuduh mereka Islami.[24] mereka tidak peduli tentang terpisah bangsa Merdeka,sebaliknya mereka langsung tujuannya adalah untuk membuat wilayah Patani tak terkendalikan.[17]

Thailand menanggapi pemberontakan telah terhambat oleh metode kikuk, kurangnyapelatihan kontra pemberontakan, kurangnya pemahaman budaya lokal, danpersaingan antara polisi dan tentara. Banyak polisi lokal diduga terlibat dalamperdagangan narkoba lokal dan berbagai kegiatan kriminal lainnya, dan KomandanAngkatan Darat dari Bangkok memperlakukan mereka dengan jijik. Sering AngkatanDarat menanggapi serangan dengan tangan berat serangan untuk pencarian desaMuslim, yang hanya menghasilkan pembalasan. Para pemberontak rutinmemprovokasi pemerintah Thailand berpengalaman menjadi tidak proporsionaltanggapan, menghasilkan simpati di antara penduduk Muslim.

Utama insiden setelah meningkatnya pemberontakan 2001 [sunting]
Serangan setelah 2001 berkonsentrasi pada instalasi polisi dan militer. Namun, jugasekolah dan simbol-simbol lainnya dari otoritas Thailand di wilayah telah pembakarandan pengeboman. Polisi lokal semua peringkat dan pejabat pemerintah adalah targetutama pembunuhan tampaknya acak, dengan 19 polisi tewas dan 50 insiden yangberhubungan dengan pemberontakan di tiga provinsi Pattani, Yala dan Narathiwatpada akhir 2001.[27] target dari pemberontak telah bagi tenaga pengajar. BRN-C,melalui sayapnya paramiliter 'Pejuang Kemerdekaan Patani', telah kelompok utama di balik pembunuhan total 157 guru di provinsi-provinsi perbatasan selatan antara 2004dan 2013.[28][29]

Kehadiran besar-besaran keamanan di wilayah itu telah gagal untuk membendungkekerasan hampir setiap hari, biasanya melibatkan drive-oleh penembakan ataupemboman kecil. Ketika para pemberontak melakukan unjuk kekuatan — umumnyasetidaknya setiap beberapa bulan — mereka telah dihindari serangan besar-besaran,karena serangan terkoordinasi dengan baik pinprick di banyak lokasi sambilmenghindari langsung bentrokan dengan pasukan keamanan.[30]

Timeline [sunting]
[sunting] 1960-1998
Meskipun konflik dilaksanakan dengan intensitas kurang, perlawanan bersenjata ditahun 1960-an dan 1970-an terlibat hingga 1.500 pemberontak.[1]

Pada tahun 1960, Barisan Revolusi Nasional didirikan oleh Haji Abdul Karim dalammenanggapi pengenalan kurikulum yang sekuler di Pattani agama asrama sekolah.[2]

Pada tahun 1968, Patani United Liberation Organization didirikan oleh Tengku BiraKotanila (alias Kabir Abdul Rahman).PULO menjadi kelompok pemberontak yangpaling kuat selama periode 1960-2000 perang.[2]

Pada 29 November 1975, Marinir Thailand diduga dibunuh lima pemuda Muslim didistrik Bacho di Provinsi Narathiwat. Pemerintah diduga gagal untuk melakukanpenyelidikan dengan benar ke dalam masalah.[3]

Pada 11 Desember 1975, PULO mengorganisir protes massa dalam menanggapi acara,yang bergabung dengan 70.000 Melayu Muslim. Sebuah bom dilemparkan ke dalamkerumunan membunuh 12 dan melukai sedikitnya 30 pemrotes. Serangan disalahkanpada Buddha ekstremis.[3]

Pemerintah kemudian terus mengisi dan memenjarakan pelaku, meluncurkanpenyelidikan resmi dan kompensasi keluarga korban. Terlepas dari kenyataan bahwamayoritas tuntutan pemrotes diberikan, acara menyebabkan eskalasi pemberontakan.[3]

Pada Juni 1977, Sabilillah (jalan Allah) dibom Bandara Don Muang InternationalBangkok. Sebagai akibat dari Sabilillah pengeboman menghilang ke dalamketidakjelasan.[3]

Pada September 1977, hitam Desember 1902 anggota melemparkan sebuah bom keupacara Kerajaan Thailand. 5 orang tewas dan melukai 47. Keluarga kerajaan yangberhasil melarikan diri terluka.[3]

Pada tahun 1977, pasukan keamanan membunuh pemimpin BNPP Tunku Yala Nasae.[3]

Pada tahun 1993 'PULO baru', sebuah faksi pembangkang PULO asli, didirikan olehArrong Moo-reng dan Hayi Abdul Rohman Bazo.[2] pada tahun 1995, NasoreeSaesang didirikan pada GMIP.[3]

Pada Agustus 1996, 36 sekolah yang membakar di Yala, Pattani dan Narathiwat didugaoleh anggota fraksi PULO baru, [31] mengatakan dilaporkan sebuah faksipembangkang PULO asli yang didirikan oleh Arrong Moo-reng dan Hayi AbdulRohman Bazo.[2] Kementerian dalam negeri Thailand dan Thailand intelijen militermelaporkan bahwa PULO baru digunakan pemuda pengangguran dan pecandunarkoba muda untuk melaksanakan misinya teroris.[24]

Pada tahun 1997, anggota Barisan Revolusi Nasional Melayu Patani (BRN), PULO danPULO baru didirikan Inggris mujahidin depan Pattani untuk meningkatkan koordinasiantara faksi-faksi pemberontak.[2]

Pada Agustus 1997, Bersatu meluncurkan operasi codenamed "Jatuh daun". AntaraAgustus 1997 dan Januari 1998, 33 serangan terpisah terjadi mengakibatkan kematian9.[3]

Pada Januari 1998, Malaysia dan Thailand meluncurkan operasi gabungan codenamed'Pitak Tai' untuk menindak pakaian pemberontak.[24] Malaysia pihak berwenangditangkap baru PULO pemimpin, Abdul Rohman Bazo, panglima TNI yang, Haji DaohThanam, dan Bazo's senior asisten, Haji Mae Yala di Kedah, serta PULO di komandanmiliter, Haji Sama-ae Thanam, di Kuala Lumpur, kemudian menyerahkan mereka kepihak berwenang Thailand.[3] pemerintah Thailand juga mendorong masyarakatsetempat untuk memantau pergerakan pengedar narkoba dan, sebagai akibatnya,kebijakan sulit Druid

Pada 5 Januari 2004, 2 polisi tewas ketika mencoba untuk meredakan bom di luarsebuah mal perbelanjaan di Pattani.A ketiga polisi terluka dalam ledakan bom yangterjadi di Taman terdekat.Dua bom yang berhasil defused di tempat-tempatterdekat.Perdana Menteri Thaksin Shinawatra menyatakan hukum darurat militer diProvinsi Narathiwat, Pattani dan Yala.[4]

Pada 22 Januari 2004, pemberontak membunuh seorang Bikkhu.[4]

Pada 28 Maret 2004, sebuah bom yang ditanam oleh pemberontak terluka 29 orang,termasuk 10 bahwa para wisatawan Malaysia.[4]

Pada 30 Maret 2004, pria bertopeng menggerebek sebuah tambang di distrik Yala,mencuri sebanyak 1,6 ton amonium nitrat, 56 tongkat dinamit dan 176 detonator.[2]

Pada tanggal 23 April 2004, militan membunuh seorang perwira angkatan darat danmembakar 50 gedung-gedung publik di seluruh 13 distrik di Provinsi Narathiwat.[4]

Pada 28 April 2004, militan meluncurkan serangkaian skala besar serangan tentaraposisi di Pattani, Yala dan Songkhla dan gudang persenjataan. 108 pemberontaktewas akibat serangan.[2]

Pada 10 Juni 2004, militan menewaskan seorang penjaga malam di luar sekolahpemerintah dan merampas senjata dari personil keamanan lainnya yang berada di dalam.[4]

Pada 25 Oktober 2004, 78 orang tewas oleh Kepolisian Thailand sebagai akibat darikerusuhan selama penahanan orang-orang Muslim dicurigai memberikan senjata keIslam separatis. Lebih dari 1.300 orang ditahan dalam insiden.[4]

Pada tanggal 28 Oktober 2004, IED diledakkan di luar bar, membunuh 3 orang danmelukai 21.[4]

Pada 2 November 2004, seorang pejabat Buddha dipenggal oleh tersangkapemberontak Muslim.[4]

Pada tanggal 4 November 2004, 9 orang tewas termasuk polisi 2.[4]

Pada 7 November 2004, Menteri Pertahanan Thailand mengatakan bahwa telah adalebih dari 700 korban di south Thailand sejak kerusuhan dimulai pada bulan Januari.Banyak pembunuhan terlibat menembak dan pemenggalan kepala. Selama tahun 2004 pemberontak mulai menabur ketakutan dalam serangan yang mana penganut Buddha dipenggal kepalanya.[33]

Pada 13 November 2004, 1 orang tewas dan sedikitnya 13 orang terluka ketika 5ledakan bom terjadi di berbagai bagian dari daerah.[4]

Pada 5 Desember 2004, Thailand airdropped Crane origami hampir 100 juta lebih daridaerah selatan negara dalam upaya untuk membawa perdamaian. Militan menanggapidengan serangkaian ledakan bom di hari berikutnya.[4]

Total 400 orang tewas dalam insiden lebih dari 1000 pada 2004.[1] [3]

[sunting] 2005
Pada 17 Februari 2005, sebuah bom meledak di dekat sebuah hotel wisata dalam kotadari Sungai Kolok, membunuh 3 orang dan melukai lebih dari 38. Selain itu 4 orangtewas dalam insiden lain.[34]

Pada 3 April 2005, serangkaian serangan bom di Songkhla menewaskan dua orangmeninggalkan 66 terluka. Pengeboman menandai awal dari serangan terhadap etnisCina Thailand dimiliki bisnis yang dianggap sebagai pendukung Thaksin dan terhadapkemerdekaan Thailand Selatan sebagai negara Muslim.

Pada 14 Juli 2005, penyerangan terbesar diluncurkan pada ibukota provinsi kota Yala.60 militan ditargetkan daerah dekat hotel, Stasiun kereta api, dua toko-toko danrestoran berkeliaran di jalan-jalan yang menggunakan senjata, api-bom dan bahan peledak.[35]

Pada 18 Juli 2005, dua militan masuk kedai teh, ditembak Pongpla Lek, Buddha kainvendor, dipenggal dia dan meninggalkan kepala di luar toko.[36]

Pada 19 Juli 2005, Perdana Menteri Thailand diundangkan "darurat kekuasaan hukum"untuk mengelola tiga negara bermasalah yang memberikan dirinya menyapukekuasaan untuk mengarahkan operasi militer, menangguhkan kebebasan sipil, dansensor pers. Beberapa organisasi hak asasi manusia dan pers lokal menyatakankeprihatinan mereka yang kekuatan baru ini mungkin digunakan untuk melanggarhak-hak kebebasan sipil. Namun, dekrit darurat adalah sangat populer, dengan 72%dari warga Bangkok dan 86% dari orang-orang di tiga provinsi Selatan yangmendukungnya.[37] Namun demikian pemberontakan meningkat lebih lanjut.

Pada 1 September 2005, tiga bom meledak hampir bersamaan.[38] Selanjutnya, 131sipil dari Selatan melarikan diri ke negara tetangga, Malaysia mencari perlindungandari pemerintah Thailand. Thailand segera menuduh pengungsi menjadi pemberontakdan menuntut bahwa mereka dikembalikan, memicu meludah diplomatik. Saat ini,orang-orang yang masih di Malaysia.[39] Thailand, mencurigai bahwa para pemberontak mungkin juga telah melarikan diri dengan para pengungsi, telahmeminta Malaysia kembali warga Thailand ini tetapi Malaysia telah menolak atas dasarkemanusiaan.[40]

Pada 16 Oktober 2005, kelompok separatis 20 menyerang sebuah biara Buddha,menewaskan tiga orang. Keadaan darurat diperpanjang diumumkan di provinsiselatan 3 diganggu oleh pemberontakan.Pengumuman ini memicu serangan gerilyaskala besar pada target 60, di mana setidaknya 7 orang tewas dan 90 senjata dicuri.[34]

Pada 16 November 2005, separatis menewaskan 9 orang dan melukai 9 orang lain.[34]

Sebanyak 500 orang tewas pada 2005.[1]

Menerjemahkan...Menerjemahkan...

[sunting] 2006
Jeda singkat di pemberontakan diikuti 19 September 2006 kudeta yangmenggulingkan pemerintah Premier Thaksin Shinawatra. Sebagai Panglima SonthiBoonyaratkalin menetap ke dalam perannya sebagai Ketua junta, kekerasan kembali.Pada September 2006, lebih dari 1.400 orang meninggal dalam waktu kurang dari tigatahun dari kekerasan di wilayah Selatan. Sebagian adalah para pengamat tidak bersalah, umat Buddha dan Muslim.

Pada 7 Januari 2006, empat tersangka militan fatal menembak dua perbatasan-polisidi belakang di pasar akhir pekan yang ramai di Provinsi Yala. (Negara) Tiga orang lainnya juga terbunuh dalam serangan terpisah pada hari yang sama.[41]

Pada 10 Mei 2006, sebuah bom meledak di sebuah kedai teh yang menewaskan tigaorang dan melukai lebih dari selusin.[34]

Pada tanggal 15 Juni 2006, selama peringataan ke aksesi Bhumibol Adulyadej tahtaThai, bom-serangan terkoordinasi terhadap setidaknya 40 bangunan pemerintah danpejabat terjadi. Para pejabat polisi dua tewas dan 11 orang lain terluka. Para ahlimengatakan bahwa serangan bom itu pesan kepada pihak berwenang Thailand,daripada upaya untuk melakukan kerusakan nyata, seperti bom sarat dengan sejumlahkecil bahan peledak. Perangkat telah lebih besar, dan korban cedera telah terutamalebih besar. Media Thailand sudah larut melaporkan kejadian, hanya melakukannyasetelah BBC dan layanan berita internasional lainnya telah mengumumkan itu.

Pada 18 Juni 2006, kuburan massal sekitar 300 pekerja migran yang ditemukan diThailand Selatan.[42][43]

Pada tanggal 27 Juni 2006, 7 orang, termasuk 5 keamanan pribadi tewas olehserangan separatis.[34]

Pada 31 Agustus 2006, bank-bank komersial 22 secara bersamaan dibom di ProvinsiYala, membunuh pensiunan perwira dan melukai 24 orang. Setelah itu, Angkatan Darat kepala Sonthi Boonyaratglin mengumumkan bahwa ia akan istirahat dengankebijakan pemerintah dan bernegosiasi dengan pemimpin pemberontakan. Namun, iamencatat bahwa "kita masih tidak tahu siapa yang merupakan Ketua sesungguhnyapara militan yang kita berperang dengan."[44] dalam konferensi pers hari berikutnya,dia membanting pemerintah untuk campur tangan politik, dan meminta bahwapemerintah "bebas militer dan membiarkannya melakukan pekerjaan itu."[45] pada 16September 2006, tentara mengakui bahwa itu masih tidak yakin siapa yang harusbernegosiasi dengan.[46]

Pada September 2006, panglima Sonthi Boonyaratkalin diberikan peningkatan luar biasa dalam kekuasaan eksekutif untuk memerangi kerusuhan.[47]

Pemboman-pemboman hat Yai 2006. Pada 16 September 2006, enam bom sepeda motor jauh diledakkan secara bersamaan meledak di kota Hat Yai, menewaskan empatorang dan melukai lebih dari enam puluh. Kanada dan Malaysia adalah antara orang mati.[48]
Pada tanggal 21 September, 2 desa ditembak di Yala, membunuh orang dan melukailainnya.[49]
Pada tanggal 23 September, 4 polisi terluka dalam ledakan halte bus di Pattani. Haltebus berada di jalan yang akan dilewati oleh iring-iringan mahkota MahaVajiralongkorn sore itu.[50][51]
Pada tanggal 25 September 2 stasiun polisi dan pos militer diserang oleh 30bersenjata dalam serangkaian terkoordinasi serangan di Yala, meninggalkan 2 matidan 1 terluka.[52]
Pada tanggal 27 September, bersenjata membunuh toko kelontong dan duapelanggannya di distrik Muang, Yala dan wisatawan di bus dari distrik Panare ke distrikMayo Pattani.[53]
28 September, unit perlindungan guru di Provinsi Kabupaten Narathiwat Sungai Padidisergap oleh serangan bom, serius melukai 4 tentara dan membunuh satu.[54]
Pada 18 Oktober 2006, tersangka pemberontak Muslim menggerebek sebuahpangkalan Angkatan Darat, membunuh seorang prajurit dan melukai 4 orang lain.[34]
Pada 4 November, tiga sekolah terbakar habis dan seseorang menerima luka tembak.[55]
Pada 5 November 2006, ledakan bom menewaskan 2 tentara dan terluka 3 others.4orang tewas dan terluka 6 dalam serangkaian penembakan dan ledakan bom.[34]
Pada 9 November, 8 Showroom mobil dan sepeda motor secara bersamaan dibom diYala, melukai 13. Hampir semua toko emas di distrik Muang ditutup karena takut akankeselamatan mereka. Bank komersial tetap dibuka tapi dengan Keamanan diperketat.[56]
Dari Januari 2004 sampai Oktober 2006, 1,815 orang tewas dan 2,729 terluka dalampemberontakan.[57] Walaupun kekerasan baru, pasca-kudeta jajak pendapatditemukan bahwa Selatan telah menjadi orang yang paling bahagia Thailand.[58]

Pada 15 November 2006, orang-orang ditembak mati 3 militan di terpisah drive-olehpenembakan, seorang prajurit juga terluka dalam ledakan bom.[34]

Pada tanggal 17 November 2006, 3 ledakan bom menewaskan satu orang dan melukaisedikitnya 30 lainnya.[34]

Pada 22 November 2006, Wan Kadir Che Wan, pemimpin Bersatu, salah satukelompok pemberontak Selatan, mengatakan kepada televisi Al Jazeera bahwajaringan teroris terkait dengan Al-Qaeda Jemaah Islamiyah (JI) membantupemberontakan setempat tahap serangan di Thailand.[59]

Pada 27 November 27, 2006, setelah semua sekolah di Pattani mengumumkanshutdown tak terbatas, guru di Yala dan Narathiwat memutuskan untuk mengikutinyadan menutup sekolah-sekolah di dua Provinsi du tanpa batas

Komisi rekonsiliasi nasional [sunting]
Pada bulan Maret 2005, dihormati mantan Perdana Menteri Anand Panyarachundiangkat sebagai Ketua Komisi rekonsiliasi nasional, bertugas mengawasi bahwaperdamaian dibawa kembali ke Selatan. Seorang kritikus yang sengit dari pemerintah Thaksin, Anand sering dikritik penanganan kerusuhan di wilayah Selatan, dankhususnya negara dekrit darurat. Dia telah dikutip mengatakan, "pihak berwenangtelah bekerja tidak efisien. Mereka telah menangkap orang-orang yang tidak bersalahbukan penyebab nyata, menyebabkan ketidakpercayaan di antara penduduk setempat. Jadi, memberi mereka kekuasaan lebih luas dapat menyebabkanpeningkatan kekerasan dan akhirnya nyata krisis." Sayangnya, situasi memburuk daritahun 2005-2006, dengan peningkatan kekerasan, terutama di kalangan guru danmasyarakat sipil. Meskipun banyak kritik dari kebijakan pemerintah Thaksin, Anandmenolak untuk menyerahkan laporan akhir NRC, malah memilih untuk menungguhasil pemilu legislatif 2006.[257]

Anand akhirnya diserahkan NRC rekomendasi pada 5 Juni 2006.[258] di antara merekaadalah

Memperkenalkan hukum Islam
Membuat etnis Melayu Pattani (Yawi) sebagai bahasa kerja di wilayah itu
Membangun pasukan bersenjata perdamaian
Mendirikan damai strategis Pusat Administrasi Provinsi-provinsi perbatasan selatan
Pemerintah Thaksin berjanji untuk melaksanakan rekomendasi. Namun, rekomendasisangat ditentang oleh Prem Tinsulanonda, Presiden dari Raja Bhumibol AdulyadejPrivy Council, yang menyatakan "kita tidak bisa menerima [proposal] seperti kitaThailand. Negara Thailand dan bahasa Thailand.... Kita harus bangga untuk Thai danThai bahasa sebagai satu-satunya bahasa nasional".[259]

Korban [sunting]
Catatan: Tabel ini tidak lengkap

Tabel jelas salah. Statistik yang tertulis di sini menyatakan bahwa akhir 2012"beberapa" 3,380 kematian telah menghasilkan sementara tabel menunjukkan lebih dari 4.400 melalui 2011.

Oleh akhir-2012 konflik sejak 2004 telah mengakibatkan kematian beberapa 3,380,termasuk warga sipil 2.316, 372 tentara, polisi 278, 250 diduga pemberontak, 157pejabat pendidikan dan tujuh para biksu Buddha.[260]

Tahun yang tewas
2004 625 [261]
2005 550 [261]
2006 780 [261]
2007 770 [261]
2008 450 [261]
2009 310 [261]
2010 521 [262]
2011 535 [262]
Berdasarkan satu laporan dalam posting Patani pada akhir Mei tahun 2014, sekitar6,000 orang telah tewas dalam konflik selama dekade terakhir.[263]

Isu hak asasi manusia [sunting]
Human Rights Watch (HRW) [264] mengutip pelanggaran di kedua sisi. Berkali-kalipara pemberontak telah membunuh biksu pengumpulan sedekah, dan penduduk desaBuddha telah tewas akan tentang pekerjaan rutin seperti karet penyadapan, meskipunumat Buddha telah tinggal di daerah selama berabad-abad. Guru sekolah, kepala sekolah dan siswa telah terbunuh dan sekolah membakar agaknya karena sekolahmewakili simbol dari pemerintah Thailand. Pegawai sipil, tanpa memandang agama,telah ditargetkan untuk pembunuhan.[102]

Sementara itu, Muslim lokal telah dipukuli, dibunuh, atau hanya "menghilang" selamamempertanyakan polisi dan ditahan. Human Rights Watch mendokumentasikansetidaknya 20 penghilangan.[265] tentara dan polisi kadang-kadang telahsembarangan ketika mengejar tersangka pemberontak, mengakibatkan sipil jaminankerusakan.

2,463 orang yang tewas dalam serangan dari tahun 2004 sampai dengan 2007, 2,196(89%) adalah warga sipil. Suku Melayu Muslim dan Buddha Thailand terbunuh dalamserangan bom, penembakan, pembunuhan, penyergapan dan golok hackings.Setidaknya 29 korban telah dipancung dan dimutilasi.

"Ada ratusan militan serangan terhadap guru, sekolah, kesehatan masyarakat pekerja,staf rumah sakit dan Puskesmas. Untuk pertama kalinya dalam sejarah di wilayahpemberontakan separatis, biksu dan pemula adalah sekarang antara orang-orangyang tewas dan terluka oleh separatis militan,"Kiwo dan tetangganya dalam laporan2007.

"Kelompok militan berbasis desa yang disebut Pejuang Kemerdekaan Patani (pejuangkemerdekaan Patani) dalam jaringan longgar BRN-Koordinat (Nasional revolusidepan-koordinat) telah sekarang muncul sebagai tulang punggung dari generasi baruseparatis militan.

"Semakin, mereka mengklaim bahwa Provinsi Perbatasan Selatan yang tidak di tanahBuddha Thailand, tetapi agama 'zona konflik' yang harus dibagi antara etnis MelayuMuslim dan 'kafir'. Para separatis berusaha untuk secara paksa membebaskan PataniDarulsalam (Islam tanah Patani), dari apa yang mereka sebut pendudukan ThaiBuddha,"terus HRW.[210]

Laporan Dunia 2010 dari Human Rights Watch menyoroti pelanggaran hak asasimanusia meningkat sepanjang Thailand, [266] dengan Selatan yang mencerminkankeseluruhan kebijakan terhadap individu hak asasi manusia. Tajam peningkatanwewenang polisi dan militer didampingi oleh dirasakan kurangnya akuntabilitas.



No comments:

Post a Comment