Serangan Taliban Sasar Polisi Uni Eropa di Kabul, Nato dan AS akhiri Operasi
Misi Pelatihan Polisi Eropa (EUPOL) menyatakan, pelaku
beraksi di dekat markas besarnya di pinggiran timur kota Kabul, Senin (5/1)
sore.
Seorang tentara AS mengambil foto di lokasi serangan
bunuh diri di Kabul, Afghanistan (5/1).
Seorang pelaku serangan bunuh diri dengan bom mobil
menarget sebuah kendaraan polisi Uni Eropa di Kabul, menewaskan satu orang
pejalan kaki tetapi tidak melukai para penumpang lain di kendaraan itu. Namun,
lima orang di sekitarnya luka-luka.
Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Misi Pelatihan Polisi Eropa (EUPOL) menyatakan, pelaku
beraksi di dekat markas besarnya di pinggiran timur kota Kabul, Senin sore.
Kabul sebelumnya dilanda banyak serangan dalam beberapa
pekan belakangan, ketika pemberontak Taliban menarget pemerintah, militer dan
instalasi-instalasi asing.
Serangan-serangan tersebut berlangsung pada saat pasukan
Afghanistan mengambil alih sepenuhnya tanggungjawab atas keamanan negara itu,
menandai secara resmi berakhirnya misi tempur 13 tahun Amerika dan NATO di
Afghanistan yang menarget pemberontak Taliban. (VOA)
Amerika & NATO Akhiri Misi Tempur di Afghanistan
Amerika dan NATO secara resmi menandai berakhirnya perang
di Afghanistan selama 13 tahun hari Minggu (28/12), tetapi kelompok gerilyawan
Taliban tetap menjadi musuh utama pemerintah Afghanistan.
Aliansi militer Barat dan Amerika mengakhiri operasi
tempur mereka dengan upacara di markas militer di Kabul. Tetapi sekitar 13.500
personil tentara, 11 ribu diantaranya tentara Amerika, akan tetap berada di
Afghanistan untuk membantu melatih dan memberi nasehat kepada pasukan
pemerintah Afghanistan yang akan mengambil alih operasi keamanan dan operasi
tempur mulai 1 Januari 2015.
Komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional Jendral
John Campbell mengatakan Amerika dan NATO tidak akan meninggalkan Afghanistan
begitu saja.
"Apakah pasukan Afghanistan mampu mengatasi Taliban,
masih menjadi pertanyaan, karena kelompok militan itu secara berkala tetap
melancarkan serangan mematikan terhadap pasukan keamanan Afghanistan," ujar
Campbell.
Dalam sebuah pernyataan, Sekjen NATO Jendral Jens
Stoltenberg mengatakan perang yang dilakukan pasukan koalisi melawan gerilyawan
Taliban “telah membuat Afghanistan lebih aman, dengan tidak membiarkan adanya
tempat persembunyian bagi teroris internasional itu.” “Kami telah membuat
Afghanistan lebih kuat dengan membangun pasukan keamanan yang semula lemah
menjadi kuat,” ujar Stoltenberg.
Seorang warga kota Kabul tampak yakin dengan kinerja
pasukan keamanan Afghanistan, meskipun seorang warga lainnya menilai bantuan
internasional tetap penting.
Pada puncak misi tempur di Afghanistan, ada sekitar 140
ribu personil dari 50 negara yang ikut dalam operasi tempur itu.
Dalam pertempuran selama 13 tahun itu, hampir 3.500
pasukan asing tewas, lebih dari 2.200 diantaranya adalah tentara Amerika.
Amerika menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan rezim
Taliban dan menyerang pusat-pusat latihan Al Qaeda yang terlibat dalam serangan
teroris tahun 2001 di Amerika yang menewaskan hampir tiga ribu orang. (VOA)
No comments:
Post a Comment