!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Monday, January 5, 2015

Serangan Taliban Sasar Polisi Uni Eropa di Kabul, Nato dan AS akhiri Operasi

Serangan Taliban Sasar Polisi Uni Eropa di Kabul, Nato dan AS akhiri Operasi

Misi Pelatihan Polisi Eropa (EUPOL) menyatakan, pelaku beraksi di dekat markas besarnya di pinggiran timur kota Kabul, Senin (5/1) sore.

Seorang tentara AS mengambil foto di lokasi serangan bunuh diri di Kabul, Afghanistan (5/1).



Seorang pelaku serangan bunuh diri dengan bom mobil menarget sebuah kendaraan polisi Uni Eropa di Kabul, menewaskan satu orang pejalan kaki tetapi tidak melukai para penumpang lain di kendaraan itu. Namun, lima orang di sekitarnya luka-luka.

Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.

Misi Pelatihan Polisi Eropa (EUPOL) menyatakan, pelaku beraksi di dekat markas besarnya di pinggiran timur kota Kabul, Senin sore.

Kabul sebelumnya dilanda banyak serangan dalam beberapa pekan belakangan, ketika pemberontak Taliban menarget pemerintah, militer dan instalasi-instalasi asing.

Serangan-serangan tersebut berlangsung pada saat pasukan Afghanistan mengambil alih sepenuhnya tanggungjawab atas keamanan negara itu, menandai secara resmi berakhirnya misi tempur 13 tahun Amerika dan NATO di Afghanistan yang menarget pemberontak Taliban. (VOA)

Amerika & NATO Akhiri Misi Tempur di Afghanistan

Amerika dan NATO secara resmi menandai berakhirnya perang di Afghanistan selama 13 tahun hari Minggu (28/12), tetapi kelompok gerilyawan Taliban tetap menjadi musuh utama pemerintah Afghanistan.


Aliansi militer Barat dan Amerika mengakhiri operasi tempur mereka dengan upacara di markas militer di Kabul. Tetapi sekitar 13.500 personil tentara, 11 ribu diantaranya tentara Amerika, akan tetap berada di Afghanistan untuk membantu melatih dan memberi nasehat kepada pasukan pemerintah Afghanistan yang akan mengambil alih operasi keamanan dan operasi tempur mulai 1 Januari 2015.

Komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional Jendral John Campbell mengatakan Amerika dan NATO tidak akan meninggalkan Afghanistan begitu saja.​

"Apakah pasukan Afghanistan mampu mengatasi Taliban, masih menjadi pertanyaan, karena kelompok militan itu secara berkala tetap melancarkan serangan mematikan terhadap pasukan keamanan Afghanistan," ujar Campbell.​

Dalam sebuah pernyataan, Sekjen NATO Jendral Jens Stoltenberg mengatakan perang yang dilakukan pasukan koalisi melawan gerilyawan Taliban “telah membuat Afghanistan lebih aman, dengan tidak membiarkan adanya tempat persembunyian bagi teroris internasional itu.” “Kami telah membuat Afghanistan lebih kuat dengan membangun pasukan keamanan yang semula lemah menjadi kuat,” ujar Stoltenberg.​

Seorang warga kota Kabul tampak yakin dengan kinerja pasukan keamanan Afghanistan, meskipun seorang warga lainnya menilai bantuan internasional tetap penting.

Pada puncak misi tempur di Afghanistan, ada sekitar 140 ribu personil dari 50 negara yang ikut dalam operasi tempur itu.​

Dalam pertempuran selama 13 tahun itu, hampir 3.500 pasukan asing tewas, lebih dari 2.200 diantaranya adalah tentara Amerika. ​

Amerika menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan rezim Taliban dan menyerang pusat-pusat latihan Al Qaeda yang terlibat dalam serangan teroris tahun 2001 di Amerika yang menewaskan hampir tiga ribu orang. (VOA)



No comments:

Post a Comment