!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, January 3, 2015

Tim SAR temukan 'empat obyek besar' AirAsia QZ8501

Tim SAR temukan 'empat obyek besar' AirAsia QZ8501

Sejauh ini sudah 30 jenazah korban AirAsia QZ8501 yang ditemukan.

Tim SAR yang menyisir Pulau Jawa untuk mencari puing-puing AirAsia QZ8501 telah menemukan "empat obyek besar", menurut kepala Basarnas.

Kepala Basarnas Bambang Soelistyo mengatakan robot air telah diturunkan untuk mengambil gambar obyek besar ini.
Sementara itu, pejabat BMKG Profesor Edvin Aldrian mengatakan cuaca buruk merupakan 'faktor terbesar' di balik jatuhnya pesawt.
AirAsia QZ8501 hilang kontak hari Minggu (28/12) lalu dengan 162 penumpang dan awak saat dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura.

Sejauh ini 30 jenazah telah ditemukan. Bagian utama pesawat Airbus A320 itu belum ditemukan.
Sebagian besar jenazah korban ditemukan terperangkap di badan pesawat.
Bambang Soelistyo mengatakan Sabtu (03/01) bahwa obyek besar ditemukan melalui sonar dari kapal Angkatan Laut.

"Sampai detik ini, melalui kapal Geo Survei, total kita temukan empat bagian besar dari pesawat yang kita cari," kata Bambang.
'Cuaca buruk faktor terbesar'

"Kami temukan tumpahan minyak dan obyek besar pada pukul 23:40 semalam (Jumat). Saya yakin ini bagian dari pesawat AirAsia yang hilang," katanya.
pencarian





Pencarian puing dan korban AirAsia QZ8501 terhambat cuaca buruk.

Ia mengatakan bagian yang lebih besar berada pada kedalaman laut namun arus keras menyebabkan operasi pencarian bawah laut sulit.
"Keempat obyek ini seluruhnya ada di daerah prioritas pencarian yang sudah kita tetapkan dalam dua hari ini," kata Bambang.
"Saat saya bicara, kami menurunkan ROV (remotely operated underwater vehicle) untuk mengambil foto obyek yang terdeteksi di dasar laut. Semua pada kedalamam 30 meter."

Sebelumnya, Basarnas mengumumkan temuan dua obyek besar.
Analisa awal BMKG menyebutkan kondisi cuaca saat pesawat hilang kontak menunjukkan pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu terbang saat terjadi badai.

"Data menunjukkan pada lokasi terakhir pesawat, cuaca sangat buruk dan hal itu merupakan faktor terbesar dalam kecelakaan pesawat," kata Profesor Edvin Aldrian, kepala penelitian BMKG.
Empat korban yang telah diidentifikasi sejauh ini adalah: Hayati Lutfiah Hamid, Grayson Herbert Linaksita, Kevin Alexander Soetjipto dan Khairunisa Haidar Fauzi. Dua jenazah lain juga telah diidentifikasi namun rincian lebih lanjut belum diumumkan.

Tim Identifikasi Korban Bencana DVI kembali merilis dua identitas korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yaitu satu laki-laki dan perempuan, seperti disampaikan dalam keterangan pers Sabtu (03/01) sore.




Kepala DVI Polda Jatim Kombes Pol Budiono mengatakan dua jenazah dapat teridentifikasi melalui data primer dan sekunder itu yaitu jenazah dengan nomor B008 dan B003.

"B008 atas nama Themeji Theja Kusuma perempuan dari manisfesnya usia 44 tahun, B003 teridentifikasi atas nama Hendra Gunawan Syawal laki-laki23 tahun surabaya WNI,," jelas Budiono.
Keduanya merupakan WNI dan warga Surabaya, mereka dapat teridentifikasi melalui data ante-mortem dan post-mortem dan juga dari ciri-ciri lain yaitu pakaian dan aksesoris yang dikenakan.
Themeji dapat dikenali berdasarkan informasi dari keluarga melalui pakaian hangat berwarna merah, sementara Hendra melalui kalung yang dikenakannya serta potongan rambut yang khas.

Penyerahan jenazah akan dilakukan tertutup dari sorotan media atas permintaan keluarga.

Sebelumnya ada empat jenazah yang sudah berhasil diidentifikasi tim DVI yaitu atas nama Hayati Lutfiah Hamid, Grayson Herbert Linaksita, Khairunisa Haidar Fauzi, dan Kevin Alexander Soetjipto.
Sampai Sabtu Sore sudah 30 jenazah yang diterima oleh RS Bhayangkara, 12 jenazah diantara baru tiba di Surabaya dan tengah dalam proses identifikasi.

Manajemen AirAsia Indonesia mengatakan akan bekerja sama dengan pemerintah menyusul pembekuan izin penerbangan QZ8501 dari Surabaya-Singapura pulang-pergi.

Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko mengatakan keputusan kementrian perhubungan mengenai pembekuan ijin itu dikeluarkan sebagai tahapan evaluasi.

"Dari pembekuan tersebut akan dilakukan tahapan evaluasi kami air asia akan bekerja sama dalam proses evaluasi tersebut. Saya tidak akan memberikan pernyataan apapun, terkait pembekuan ini sampai dengan pemgumuman hasil evaluasi," kata Sunu dalam keterangan pers di Surabaya, Sabtu sore (03/01)

Kementerian Perhubungan Indonesia untuk sementara mencabut izin terbang AirAsia untuk rute Surabaya-Singapura pulang-pergi karena dinilai telah melanggar izin penerbangan.

Juru bicara Kementerian Perhubungan J.A. Barata, mengatakan penerbangan pada Minggu (28/12) tersebut melanggar ijin, karena ijin yang dikantongi oleh rute Surabaya-Singapura-Surabaya untuk hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu, seperti tertuang dalam izin yang dikeluarkan pada 24 Oktober 2014.

Pembekuan rute itu diberlakukan mulai 2 Januari 2015 hingga ada hasil evaluasi dan investigasi.

Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 rute Surabaya-Singapura, yang membawa 155 penumpang dan tujuh awak, hilang pada hari Minggu (28/12), dan dinyatakan jatuh di Selat Karimata.


Hingga Sabtu (03/01) petang sudah ditemukan 30 jenazah dan enam sudah berhasil diidentifikasi. (BBC)

No comments:

Post a Comment