Van den Bleeken dilarang menjalani eutanasia
Frank Van Den Bleeken sempat mendapat izin untuk bunuh
diri dengan bantuan dokter.
Seorang narapidana pria di Belgia yang menjalani hukuman
seumur hidup karena pemerkosaan dan pembunuhan tidak diizinkan untuk bunuh diri
dengan bantuan dokter.
Menteri Kehakiman Koen Geens mengatakan dia menghormati
saran dari para dokter yang menangani Frank Van den Bleeken, yang tidak mampu
mengendalikan kebutuhan kekerasan seksualnya.
Namun Geens memutuskan Van den Bleeken akan dipindahkan
ke sebuah pusat penanganan psikiatris yang baru.
Permintaan Van den Bleeken untuk eutanasia -atau bunuh
diri dengan bantuan orang lain- dikabulkan oleh Komisi Eutanasia Federal Belgia
pada September tahun lalu setelah diajukan Van den Bleeken selama beberapa
tahun.
Belgia merupakan satu dari tiga negara yang mengizinkan
eutanasia untuk orang-orang yang menderita penyakit yang mematikan. Tahun lalu
Belgia bahkan mengizinkan eutanasia untuk anak-anak.
Penjara di Brugge, Belgia
Penjara di Brugge, tempat Van den Bleeken mengaku duduk
di selnya selama 24 jam sehari.
Namun kasus Van den Bleeken merupakan yang pertama yang
melibatkan tahanan sejak undang-undang membantu kematian disahkan 12 tahun
lalu.
Seorang juru bicara Kementerian Kehakiman mengatakan
kepada BBC bahwa dokter yang rencananya akan melakukan eutanasia pada Van den
Bleeken pada 11 Januari, sudah mengundurkan diri tak tidak ingin terlibat lagi
dalam kasus itu.
Van den Bleeken, 52 tahun, dinyatakan bersalah pada tahun
1980an karena serangkaian serangan seksual dan pembunuhan.
Dia mengatakan lebih suka mati daripada menghabiskan
seluruh hidupnya di dalam penjara.
"Saya berada di dalam sel selama 24 jam sehari.
Itulah hidup saya. Saya tidak merasa manusia di sini. Apa yang harus saya
lakukan? Apakah saya harus duduk di sini dan membuang waktu? Apa gunanya,"
tutur Van den Bleeken dalam wawancara TV pada tahun 2013. (BBC)
No comments:
Post a Comment