!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, January 5, 2014

Menteri baru ditunjuk pasca eksekusi paman Kim Jong-Un

Menteri baru ditunjuk pasca eksekusi paman Kim Jong-Un


Korea Utara mengganti menteri batu baranya setelah eksekusi mengejutkan pamanda Kim Jong-Un yang dituduh berusaha menguasai bisnis ekspor batu bara negara itu.

Kantor berita KCNA menyebut Mun Myong-Hak sebagai Menteri Industri Batu Bara dalam peringatan HUT ke-30 Kompleks Tambang Batu Bara Pukchang, Senin.

Pembersihan dan eksekusi mengejutkan terhadap Jang Song-Thaek, pamanda Kim Jong-Un yang sangat berkuasa dan menjadi patron politik Jong-Un, dipicu oleh tuduhan bahwa dia ingin mengendalikan industri ekspor batu bara Korea Utara, kata bos dinas rahasia Korea Selatan Nam Jae-Joon bulan lalu.

Langkah Jang ini membuat ekonomi Korea Utara dalam kesulitan, kata Kim Jong-Ha, kepala sekretaris kabinet Korea Utara dalam wawancara dengan Choson Sinbo, koran pro-Pyongyang di Jepang.

Choson Sinbo juga melaporkan kepastian penggantian Kim Jong-Ha menyusul jatuhnya Jang.

Pekan lalu, Chosun Chungang TV Pyongyang menyebut Kim Yong-Kwang sebagai Menteri Industri Logam yang baru.

"Kemungkinan besar ini semua adalah bagian dari perombakan kabinet menyusul jatuhnya Jang," kata Chang Yong-Seok, peneliti senior pada Institut Perdamaian dan Unifikasi, Universitas Nasional Seoul, kepada AFP.

Perombakan juga akan terjadi pada Komisi Pertahanan Nasional (NDC) bulan April nanti ketika sidang parlemen dibuka, kata dia.

Jang adalah salah seorang wakil ketua NDC yang diketuai Kim Jong-Un.

Kim Jong-Ha mengatakan Korea Utara berusaha memproses kembali batu bara dan sumber daya alam lainnya untuk diekspor.

Negeri miskin namun kaya mineral ini bertahun-tahun berupaya mengatasi kesulitan perekonomian dengan meningkatkan ekspor mineral, terutama ke China.

Pengadilan militer yang memvonis Jang hukuman mati memutuskan paman pemimpin Korea Utara itu bersalah karena terbukti berkhianat dengan menjual sumber daya berharga negara pada harga murah, kata media milik Pyongyang seperti dikutip Reuters.

No comments:

Post a Comment