!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, January 15, 2014

Tiga aparat pasukan khusus Rusia tewas di Kaukasus Utara



Tiga aparat pasukan khusus Rusia tewas di Kaukasus Utara

Tiga aparat pasukan khusus Rusia tewas Rabu dalam operasi keamanan terhadap gerilyawan di wilayah bergolak Kaukasus Utara, kata Komite Nasional Anti-Terorisme.

Rusia meningkatkan keamanan menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2014 bulan depan di kota kawasan Laut Hitam di wilayah selatan, Sochi, di tengah kekhawatiran mengenai kemungkinan serangan oleh militan dari Kaukasus Utara. Keberhasilan olah raga itu akan menjadi pertaruhan bagi martabat Presiden Vladimir Putin, lapor AFP.

Sochi terletak sekitar 550 kilometer dari Khasavyurt, Dagestan, dimana operasi keamanan itu berlangsung.

Polisi dan pasukan khusus mengepung sebuah rumah di desa Karlanyurt dimana sekelompok orang bersenjata diyakini bersembunyi, dalam "operasi anti-terorisme", kata komite itu dalam sebuah laporan di situs beritanya.

"Para bandit... berusaha menerobos pengepungan dengan menggunakan tembakan senapan mesin dan granat tangan," kata komite itu.

"Tiga aparat pasukan khusus tewas, lima lain cedera," kata laporan itu, dengan menambahkan bahwa sedikitnya dua gerilyawan tewas dalam penyerbuan tersebut.

Komite itu menuduh salah satu dari kedua militan yang tewas, Marat Idrisov, memimpin sebuah kelompok pemberontak di Dagestan dan mengambil bagian dalam serangan bom mobil pada Desember tahun lalu yang menewaskan tiga polisi di kota tetirah Pyatigorsk.

Pyatigorsk terletak di kawasan Stavropol dekat wilayah Krasnodar, yang mencakup Sochi, dan berada di sebelah utara kawasan bergolak Kaukasus Utara yang dilanda kekerasan hampir setiap hari.

Pada akhir Desember, dua serangan bom menewaskan sedikitnya 34 orang di kota Volgograd, sekitar 700 kilometer sebelah timurlaut Sochi.

Pada Oktober serangan bom bunuh diri menewaskan enam orang di sebuah bis di kota Volgograd, Rusia selatan.

Kremlin hingga kini masih berusaha mengatasi gerilyawan muslim di Kaukasus, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya. Kekerasan dari Chechnya itu bahkan meluas ke Moskow.

Serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh seorang pelaku dari Kaukasus Utara menewaskan 37 orang di bandara terpadat Rusia Domodedovo pada Januari 2011.

Serangan itu membuat Presiden Rusia saat itu Dmitry Medvedev memecat sejumlah pejabat kepolisian tingkat menengah dan mengarah pada pendongkelan para manajer senior Domodedovo.

Pemboman bunuh diri itu diklaim oleh Doku Umarov, pemimpin Emirat Kaukasus yang melancarkan serangan-serangan di Chechnya dan wilayah lain yang berpenduduk muslim di Kaukasus Utara.

Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.

Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.

Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.

Serangan-serangan telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis.

No comments:

Post a Comment