!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, May 28, 2014

Apa bedanya calon Presiden kita Prabowo Subianto dan Joko Widodo menurut kacamata orang awam ?

Prabowo Subianto
Joko Widodo
Apa bedanya calon Presiden kita Prabowo Subianto dan Joko Widodo menurut kacamata orang awam ?

Keduanya sama-sama suku jawa, yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia yang kini sekitar 250 juta jiwa.

Bedanya, Prabowo mantan Letnan Jenderal,pernah jadi Komandan Kopassus, yang berpengalaman menajemen militer yang terkenal kuat dalam disiplin, tegas dan disegani di kalangan militer Indonesia.
Dia setelah tidak aktif dimiliter bersama saudara kandungnya Hasyim terjun ke dunia bisnis, sehingga dia menjadi calon Presiden terkaya memiliki dana triliunan rupiah. Sehingga kalau jadi Presiden kecil kemungkinan dia akan menambah kekayaannya melalui korupsi, malah bisa-bisa separuh kekayaannya dia amalkan untuk kegiatan sosial.

Biasanya kalau calon Presiden berlatar belakang orang miskin, dia akan menghabiskan sebagian waktunya untuk mengeruk kekayaan untuk dirinya dan anak cucunya sampai tujuh turunan melalui korupsi dan KKN, sehingga rakyatnya terbengkalai tetap miskin.

Joko Widodo memang dikenal sedehana, Nampak seperti orang kecil, berhasil menjadi walikota Solo, dan belum tuntas memimpin jadi Gubernur Jakarta, yang kalau hujan tetap kebanjiran dan kemacetan semakin sulit diurai.

Beda dengan Prabowo Subianro yang jadi Presiden memang dia sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra diusung menjadi calon Presiden, sedangkan Jokowi adalah ‘’Petugas’’ Partai yang dipilih Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ibu Megawati Soekarnoputri jadi calon Presiden, jadi sulit bagi Jokowi kalau kepilih jadi Presiden tetapi tetap dikendalikan dan diatur Megawati yang gagal ketika menjadi Presiden, karena pada masa dia jadi Presiden banyak asset Negara yang strategis malah dijual ke Negara asing seperti PT Indosat misalnya.

Banyak sekali pembelaan katanya Megawati berhasil jadi Presiden , tapi nyatanya jumlah orang miskin dimasanya ngak turun secara signifikan, malah jumlah orang kaya terutama keturunan asing semakin kaya, jangan sampai jika Joko Widodo Kepilih Non-Pribumi semakin dominan baik kekayaan, maupun politik (lihat tulisan Pemimpin Redaksi Asatunews Raden Nuh : http://newsandfeaturesonindonesia.blogspot.com/2014/03/melacak-jejak-stan-greenberg-james.html )

Banyak tulisan diberbagai media soal masa lalu Prabowo Subianto , termasuk tulisan di VOA-Indonesia yang cenderung mendiskreditkan dan memojokkan, sehingga Prabowo Subianto tidak memperolah visa ke AS untuk menghadiri wisuda anaknya.

Saya tidak akan berargumen secara ilmiah menurut kacamata manusia yang sangat terbatas dan penuh dengan kesalahan ini. Saya tidak membantah juga bahwa Prabowo sama sekali tidak pernah berbuat kesalahan termasuk pelanggaran HAM.

Sepengetahuan saya, baik dari kitab suci Al Quran mupun bebetapa Hadist Nabi Muhammad SAW, bahwa tidak ada satu pun manusia yang pernah hidup di bumi tidak pernah berbuat dosa/maksiat, kecuali Nabi yang maksum (suci) karena dia dipelihara dan dijaga perilakunya oleh Allah SWT.

Bukanlah Allah SWT berkali-kali di Al Quran dan Hadist bilang, dia akan mengampuni seluruh dosa kita sebesar apapun, kalau kita taubat, dan menjauhi syirik (menduakan Tuhan).
Dalam Islam. Allah akan mengampuni seluruh dosa kita sebelum nyawa sampai di tenggorokan, jangan sampai seperti Firaun yang mengakui Keesaan Allah SWT ketika nyawanya sudah sampai ditengorokan ketika tenggelam oleh air Laut ketika mengejar Nabi Musa.

Bukankah Prabowo sebagai manusia biasa ingin mati dalam keadaan khusnul Khotimah (diampuni seluruh dosanya, sehingga bisa masuk sorga) dengan jihad, dia  jiwa, harta dan tenaga dia ingin sumbangkan untuk rakyat Indonesia, toh kalau kita mati ngak bakalan bawa seluruh harta yang triliunan itu, kecuali kain kafan dan amal perbuatan kita. Toh di hari kebangkitan yang ditanya pertama kali oleh Allah SWT adalah soal Sholat kita, baru soal darah (soal HAM), yang semua bisa diampuni Allah ,kecuali dosa Syirik. )(Muhammamd Jusuf .rakyat jelata yang awam)


No comments:

Post a Comment