!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, February 15, 2015

Taj Mahal, salah satu tempat keajaiban dunia di India, dibangun untuk rasa cinta atau pembunuhan.

Taj Mahal, salah satu tempat keajaiban dunia di India, dibangun untuk rasa cinta atau pembunuhan.


Istana marmer putih Taj Mahal kerap disebut sebagai salah satu keajaiban dunia.
Bangunan itu didirikan oleh Kaisar Mughal Shah Jahan sebagai mausoleum untuk istri tercintanya, Mumtaz Mahal, yang meninggal dunia saat melahirkan.
Tetapi sebuah drama yang baru saja dipentaskan di India mengindikasikan bahwa ada motif lain di balik pembangunan Taj Mahal.
Mungkinkah gedung itu dibangun karena rasa bersalah?
"Konflik adalah pendorong dalam naskah saya," kata Dilip Hiro, seorang penulis dan pakar hubungan internasional berbasis di London, kepada BBC.
Dalam kisah Taj Mahal, Hiro mengeksplorasi "konflik pada pasangan yang cintanya terukir sebagai sebuah kisah populer."
"Sebagai orang India, saya terkesima oleh Taj. Kisah konvensional di belakangnya adalah cinta abadi Shah Jahan untuk Mumtaz.
"Secara sederhana, ini bukan drama tentang kecantikannya, drama ini adalah bagaimana meraih kekuasaan penuh sebagai kaisar."
Hiro pertama kali menulis naskah drama Taj Mahal dalam bahasa Inggris pada 1970-an dengan judul Tale of Taj.
Drama ini pertama kali dipentaskan untuk pertama kalinya dalam bahasa Urdu, sebuah bahasa yang digunakan rakyat India di masa pemerintahan Shah Jahan dan masih digunakan oleh banyak orang India saat ini.
Pecatur hebat
Mumtaz adalah istri ketiga dan istri yang paling disayang Shah Jahan sehingga kisah cinta mereka menjadi legenda.
Mumtaz digambarkan sebagai istri yang cantik dan setia dan rela memiliki banyak anak dengan suaminya. Ia meninggal saat melahirkan anak ke-14.
"Tapi ada sisi lain yang tidak banyak diketahui, ia bukan istri yang cantik dan setia sama sekali. Ia adalah pecatur yang sangat hebat, jauh lebih hebat dari Shah Jahan, dan dia ambisius serta kejam," kata sutradara M Sayeed Alam dari kelompok teater Delhi Pierrot's Troupe.
Para ahli sejarah setuju bahwa perempuan-perempuan kerajaan pada periode Mughal menerapkan otoritas politik yang signifikan.
Kejutan dari drama ini berpusat pada permainan catur dengan taruhan tinggi.
Saat itu, Mumtaz yang sedang hamil tua menantang suaminya untuk mempertaruhkan takhtanya. Dan ketika sang kaisar kalah, ia pun naik takhta dan mewujudkan ambisinya yang kejam.
Sang kaisar menyadari bahwa ratunya harus dihentikan. Pertengkaran memperebutkan cap kerajaan berakhir dengan jatuhnya Mumtaz dari takhta dan meninggal saat melahirkan.
Namun apakah itu hanya sebuah kecelakaan atau apakah ia didorong?
Drama ini tidak memberikan jawaban pasti bagaimana Mumtaz tewas. Tetapi penonton pergi dengan membawa satu kecurigaan, bahwa mungkin Kaisar Shah Jahan berperan dalam kematiannya.
Jadi, apakah Taj Mahal benar monumen untuk cinta atau monumen untuk pembunuhan? (BBC)


No comments:

Post a Comment