!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, February 8, 2015

Yordania hancurkan 20 persen kekuatan ISIS di Suriah


Yordania hancurkan 20 persen kekuatan ISIS di Suriah



Yordania mengatakan telah melancarkan serangan udara sebanyak 56 kali selama tiga hari ke lokasi logistik dan persembunyian kelompok yang mengklaim sebagai Negara Islam atau ISIS.
"Kami mendapatkan apa yang menjadi tujuan kami," jelas Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Mansour al-Jbour.
Yordania telah melakukan serangan Udara intensif setelah video yang menunjukkan pilot yang ditangkap ISIS -bernama Moaz al-Kasasbeh- dibakar hidup-hidup.
Kasasbeh ditangkap kelompok militan setelah pesawat tempurnya jatuh ketika melancarkan serangan udara bersama koalisi yang dipimpin AS.
Yordania mengatakan serangan yang dilakukan telah mengurangi kekuatan ISIS sekitar 20%. Negara itu memfokuskan serangan ke wilayah Raqqa di Suriah yang dikuasai ISIS.
Militan ISIS mengatakan satu dari serangan yang dilakukan Yordania telahmembunuh sandera asal AS Kayla Mueller, namun klaim tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya.
Video Kasasbeh, 26, dibakar hidup-hidup dalam sebuah kandang diunggah di internet oleh ISIS pekan lalu.

Kayla



Uni Emirat Arab UEA mengatakan telah mengirimkan pesawat tempur F-16 ke Yordania untuk mendukung serangan udara negara itu terhadap militan Negara Islam ISIS.
Yordania telah berjanji untuk melawan ISIS setelah kelompok itu mengunggah sebuah video yang menunjukkan pilot Yordania dibakar hidup-hidup.
Uni Emirat Arab tak lagi bergabung dengan koalisi serangan udara melawan ISIS setelah Moaz al-Kasasbeh ditangkap tahun lalu.
Sampai saat ini belum ada keterangan mengenai apakah suadron Uni Emirat Arab akan melancarkan serangan terhadap ISIS dari Yordania.
Langkah yang diambil Uni Emirat Arab itu memastikan bahwa negara tersebut memiliki solidaritas terhadap Yordania, seperti diberitakan oleh kantor berita pemerintah.
Dalam sebuah video Letnan Kasasbeh, 26 tahun, di bakar hidup-hidup dalam sebuah jeruji yang dipublikasikan secara online oleh ISIS pada awal pekan ini.
Dia ditangkap oleh militan pada Desember 2014, setelah pesawat tempurnya F-16 jatuh di Suriah. Rekaman video itu diyakini diambil pada 3 Januari lalu.
Serangan udara Yordania difokuskan di Raqqa, kota yang dikuasai ISIS.
Sebelumnya, Kelompok ISIS mengatakan seorang perempuan warga AS, Kayla Jean Mueller, yang diyakini tengah disandera, tewas ketikapesawat tempur Yordania menjatuhkan bom di sebuah rumah di kota Raqqa, markas besar ISIS di Suriah.
Tetapi, AS mengatakan mereka belum memiliki bukti untuk mengkonfirmasi pernyataan kelompok militan Negara Islam atau ISIS tersebut.
Orang tua perempuan muda warga Amerika Serikat, Kayla Jean Mueller, yang disandera oleh kelompok militan Negara Islam atau dulu disebut ISIS, berharap anaknya masih hidup.
Mereka juga berharap agar dapat melakukan kontak pembicaraan dengan kelompok yang menyandera anaknya, serta meminta anaknya diperlakukan sebagai "tamu".
Orang tua Mueller menyatakan hal itu menganggapi klaim ISIS yang menyatakan bahwa anaknya tewas akibat serangan udara Yordania.
Menurut ISIS, perempuan berusia 26 tahun itu terbunuh di ruangan tempat penahanannya akibat serangan bom pesawat tempur Yordania.
Mereka merilis foto sebuah ledakan tetapi tidak menunjukkan foto jasad korban.
Sejauh ini Pemerintah AS mengatakan belum memiliki bukti untuk mengkonfirmasi pernyataan kelompok militan Negara Islam atau ISIS tersebut.
'Propaganda ISIS'
Sementara, Pemerintah Jordan, yang melakukan serangan udara dengan target markas ISIS di Suriah, menyebutnya sebagai propaganda belaka.
Kayla Jean Mueller, lulusan Universitas Northern Arizona, yang berusia 26 tahun, pertama kali tiba di perbatasan Turki-Suriah pada 2012 untuk bekerja sebagai relawan di lokasi pengungsian.


Dia dilaporkan telah diculik saat bekerja di Aleppo, Suriah, setahun kemudian.
Sebelumnya, Yordania mengatakan pesawat-pesawat tempurnya melakukan puluhan serangan udara ke sasaran ISISdi Suriah pada hari Kamis (05/02).
Ini dilakukan sebagai tanggapan atas pembunuhan yang dilakukan kelompok ISIS terhadap seorang pilot tempur Yordania. BBC




No comments:

Post a Comment