!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Tuesday, October 1, 2013

oposisi Suriah mengikuti konferensi damai soal Suriah di Geneva, Swiss.



oposisi Suriah mengikuti konferensi damai soal Suriah di Geneva, Swiss.

 Pihak Rusia membolehkan oposisi Suriah mengikuti konferensi damai soal Suriah di Geneva, Swiss. "Oposisi Suriah hadir dalam opini bukan teroris atau ekstremis," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov merujuk pada syarat yang diminta negaranya.


Lavrov menerangkan konferensi damai itu sendiri bertajuk Konferensi Damai Geneva II. "Pihak Barat harus menjelaskan posisi kelompok oposisi Suriah agar ada kejelasan dalam konferensi damai nanti," kata Lavrov.

Lavrov, dalam kesempatan berbicara kepada media pada Selasa (1/10/2013) sebagaimana warta AP, juga mengkritik PBB yang tidak menempatkan tim pakar senjata kimia untuk memeriksa Aleppo. Rusia mengklaim Aleppo adalah basis kelompok oposisi Suriah. "Rusia akan tetap melanjutkan penyelidikan soal senjata kimia Suriah," katanya.

Soal senjata kimia Suriah memang mengemuka sejak serangan di Ghouta, Damaskus, pada 21 Agustus 2013. Waktu itu, ada 1.400 warga yang tewas. Dugaan kuat mengemuka kalau rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia dalam serangan tersebut.

Pada Senin kemarin, penyelidik PBB meninggalkan Suriah setelah enam hari melakukan penyelidikan di negara itu. "Tim akan menuntaskan laporan penyelidikan akhir Oktober," kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky.

 Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan Suriah harus memunyai pemerintahan transisi yang berisi seluruh perwakilan pihak-pihak di negeri itu. "Pemerintahan transisi membuat Suriah bisa memperbaharui keadaan,"kata Hollande di Markas Besar PBB di New York.

Hollande juga berpesan agar komunitas internasional memunyai tugas untuk ikut mengakhiri kekerasan di Suriah. "Penghentian kekerasan di Suriah efektif dengan resolusi Dewan Keamanan. Khususnya untuk sanksi penggunaan senjata kimia,"katanya sebagaimana warta AP pada Rabu (25/9/2013).

Hollande menganggap penting soal pemusnahan senjata kimia dengan resolusi PBB. "Kami menanti waktu secepatnya untuk resolusi tersebut," demikian Francois Hollande.

Tim Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) PBB siap membongkar persenjataan kimia Suriah. Pada tahap awal, Selasa (1/10/2013), tim yang sudah hadir di Damaskus itu berkekuatan 20 peninjau dan 15 staf administrasi. Targetnya, sampai dengan semester pertama 2014, pembongkaran dan pemusnahan senjata itu tuntas. "Tim OPCW mendapat mandat dari PBB sejak Jumat (27/9/2013) malam," kata pernyataan Dewan Keamanan PBB sebagaimana warta AP.

Secara rinci, pada tahap awal tersebut, tim akan memetakan ukuran dan lokasi sistem senjata kimia tersebut. Suriah sudah mengatakan bahwa pihaknya memiliki sistem persenjataan kimia pada September lalu.

Kemudian, pada tahap berikutnya, Suriah dalam pengawasan PBB akan membantu OPCW membuka cadangan persenjataan kimia dan memusnahkannya. "Pemusnahan akan meliputi pula sistem produksi dan pengiriman," demikian pernyataan OPCW.

No comments:

Post a Comment