!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, January 26, 2014

Gubernur Joko wdodo berpendapat Pilih Monyet saja menjadi Gubernur Jakarta

Gubernur Joko wdodo  berpendapat Pilih Monyet saja menjadi Gubernur Jakarta

Frustasi karena merasa buntu menyelesaikan masalah - masakah besar di Jakarta, seperti kemacetan dan banjir yang kian parah. Gubernur Jokowi juga menuduh perilaku warga DKI Jakarta seperti monyet. Bahkan Gubernur Jakarta pun seharusnya dijabat oleh monyet.

"Pilih aja Monyet sebagai Gubernur DKI", kata Jokowi kepada wartawan, Jumat (22/1) kemarin.

Kedekatan Jokowi dengan monyet memang menarik di bahas. Tahun lalu, mantan Walikota Solo ini dikecam warga karena lebih mementingkan urusan monyet dan topeng monyet ketimbang mengurus warga dan mengatasi masalah mendesak di depan mata. Keseriusan Jokowi mengurus monyet dan topeng monyet di Jakarta sempat menimbulkan tanda tanya. Ada sebagian warga yang menduga Jokowi takut pada monyet karena dianggap membawa kesialan dalam hidup dan karir politiknya.

"Jokowi itu ibarat petruk yang akan mengalami sial jika melihat monyet. Makin sering Jokowi melihat monyet, makin sial dan terancam hidup dan karirnya. Begitu kira - kiranya Ma", ujar Bagus (38), warga Mampang, Jakarta, Maret tahun lalu ketika ditanya komentarnya melihat aksi Gubernur Jokowi yang sibuk mengurus monyet dan topeng monyet. Tahun lalu Gubernur Jokowi sampai beberapa kali meluangkan waktunya untuk mengunjungi tempat penampungan monyet hasil razia Dinas Keamanan dan Ketertiban (Tramtib).

Sementara itu, Ida Sukma (31) warga Tebet, Jakarta. "Ga semua warga Jakarta berperilaku seperti monyet. Pak Jokowi sebaiknya hati - hati bicara. Jangan sampai malah menimbulkan masalah baru. Gimana kalau Pak Jokowi diolok sebagai gubernur monyet", ujarnya sedikit ketus (25/1).

"Kalau rakyat Jakarta semua monyet, ya setuju gubernurnya monyet juga. Tapi warga jakarta kan manusia, Jokowi aja deh yang jadi monyet sendiri", kata Cali (40) warga Pluit, Jakarat utara, minggu (25/1) sore kemarin.

Berikut ini wawancara Gubernur Jakarta Jokowi dengan wartawan yang dikutip dari LintasME.com

W : Ada apa pak Jokowi? kenapa bapak terlihat begitu lesu?
J : Saya sangat prihatin dengan banjir kali ini. Sepertinya memang banjir ini sudah menjadi hal yang sangat keramat bagi DKI JAKARTA. Pantes saja Gubernur DKI sebelumnya tidak ada yang serius mengurusi banjir.

W : Apakah pak Jokowi ingin menyalahkan Gubernur sebelumnya?
J : Tidak! sama sekali ndak lah! Setelah melihat kenyataan di lapangan sekarang saya paham mengapa gubernur sebelumnya tidak berbuat banyak untuk mengatasi banjir di ibukota ini. Dan mungkin memang semua Gubernur DKI harus seperti itu.

W : Maksudnya bagaimana pak?
J : Gini Looo mas, Gubernur sekarang melarang topeng monyet semua pada ribut, sampai masuk koran, masuk tv ngurusi topeng monyet. Bahkan sampai jadi bahan pembicaraan talk show tv swasta nasional. Lah waktu gubernur sekarang melarang buang sampah sembarangan apalagi buang sampah ke kali, gak ada tuh tv yang buat acara talk show khusus tentang itu?

W : Artinya apa pak?
J : Ya artinya warga jakarta ini lebih cinta monyet daripada dirinya sendiri. Kayaknya kalau urusan monyet semua orang jadi ribut sampai musti talk show gitu dan jadi bahan debat segala. Bahkan ada tokoh betawi yang dulu mendukung gubernur malah ikut kebakaran jenggot gara - gara topeng monyet di larang!

W : Jadi bagaimana menurut Pak Jokowi Gubernur yang cocok memimpin Jakarta?
J : Jadi melihat situasi ini, saya malah mikir bahwa Gubernur Jakarta ini harusnya di jabat oleh monyet saja. Mungkin kalau monyet yang ngomong jangan buang sampah sembarangan, jangan buang sampah ke got, parit, sungai. Jangan bangun rumah di pinggir kali, warga jakarta akan lebih mendengarlkan. Bahkan mungkin akan di buat acara talk show nya segala.

W : Bapak menyalahkan warga Jakarta ?
J : Gak! siapa bilang? Yang saya salahkan Monyet! kebetulan monyetnya nyamar jadi manusia,bahkan sampai ada yang dapat KTP DKI jakarta. Dia monyet tapi ngaku manusia dan pengen di perlaukan seperti manusia tapi ya itu tingkahnya tetep seperti monyet!

W : Wah, masak monyet sih pak ?
J : Ya kan cuma monyet sih yang buang sampah sembarangan? Kamu sendiri buang sampah sembarangan gak?

W : Wah, gak dong pak! Saya kan bukan Monyet!
J : Oh Bagus itu! Sampean pernah lihat warga buang sampah sembarangan gak?

W : Sering pak, makanya kali pada penuh sampah semua
J : nah yang kamu lihat itu monyet bukan warga. Sekarang kamu hitung saja berapa banyak yang begitu di jakarta?

W: Banyak pak!
J : itu makanya saya bilang juga apa! Pantes pada ribut masalah topeng monyet toh? Bahkan kemarengara gara topeng monyet gubernur kok sampai dikatain GUBERNUR TOPENG MONYET (baca disini). Baru sekarang saya ngerti bahwa ternyata pernyataan itu bener. Kan kalau di katain gubernur topeng monyet, berarti yang di pimpin monyet kan? Kalau yg ngejek itu warga jakarta juga, berarti dia monyet senior. Cuma saya gak habis pikir sekarang monyet kok makin eksis saja Sampai bisa jadi ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Pantes selalu demo minta naik upah sambil nyampah di balaikota hahaha... baru ngeh saya sekarang! (tertawa terpingkal - pingkal)

W : Wah kok jadi bahas monyet pak, apakah kita bisa fokus lagi masalah penangan banjir?
J : Ya itu dia, Apapun yang akan dilakukan oleh pemerintah, semua itu percuma saja selama monyet - monyet yang semaunya itu masih gak bisa di atur, banjir tidak akan pernah selesai. Bukan masalah banjir saja kok, itu monyet - monyet juga banyak berkeliaran di jalanan, parkir sembarangan pokoknya susah di buat nurut.

W : Jadi solusinya gimana pak?
J : Ya cuma itu saya pikir. Pilih MONYET aja jadi Gubernur DKI

W : Kok sampai begitu pak?
J : Ya mau gimana lagi? Coba lihat di TV, di kaskus semua pada nyalahin gubernur kan? bahkan pakar - pakar pada sibuk meminta gubernur DKI jangan nyapres. Loo yang mau nyapres siapa coba? Seharusnya pengamat itu mbok ya mengedukasi masyarakat supaya jangan buang sampah sembarangan. Tapi ini malah ngomongin hal gak penting!

No comments:

Post a Comment