!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, January 22, 2014

Pasukan Kolombia bunuh lima gerilyawan FARC



Pasukan Kolombia bunuh lima gerilyawan FARC

Serangan pasukan Kolombia menewaskan lima anggota kelompok pemberontak kiri FARC, Rabu, kata satu sumber militer.

Serangan itu merupakan yang terakhir dari serangkaian operasi militer yang menewaskan 26 gerilyawan sejak akhir pekan, kata sumber itu, lapor AFP.

Bentrokan tersebut terjadi di tengah berlangsungnya perundingan perdamaian di Havana, Kuba, yang bertujuan mengakhiri kekerasan 50 tahun di Kolombia.

Sumber militer itu mengatakan bahwa dalam bentrokan Rabu di daerah Meta, Kolombia tengah, pasukan membunuh lima gerilyawan dan menangkap delapan orang.

Selasa, militer mengatakan, tujuh gerilyawan tewas dalam operasi di daerah Tolima, juga di Kolombia tengah.

Menurut militer, 14 gerilyawan lain tewas dalam serangan darat dan udara pada akhir pekan terhadap sebuah pangkalan pemberontak di kawasan pedesaan dekat Venezuela.

Presiden Juan Manuel Santos berjanji akan terus menekan FARC meski pemerintah melakukan perundingan perdamaian dengan kelompok itu di Havana.

"Ofensif militer akan terus dilakukan sampai kami mencapai sebuah perjanjian," kata Santos kepada media Spanyol, Selasa, selama kunjungannya ke Madrid.

Perundingan antara kedua pihak dimulai lagi Senin lalu (13/1)setelah penghentian selama tiga pekan.

Selama lebih dari setahun, pemerintah Presiden Juan Manuel Santos dan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) melakukan perundingan perdamaian di Kuba dengan tujuan mengakhiri konflik terlama Amerika Latin itu.

Dari lima poin agenda, kedua pihak sejauh ini baru mencapai dua kesepakatan -- reformasi tanah dan keikutsertaan kelompok pemberontak itu dalam politik jika mereka mengakiri perang yang telah berlangsung hampir 50 tahun. Masalah-masalah lain yang diagendakan adalah perdagangan narkoba, ganti-rugi korban perang dan diakhirinya konflik.

FARC untuk pertama kali telah mengakui sebagian tanggung jawab atas pertumpahan darah puluhan tahun, yang mengisyaratkan perubahan berarti dalam sikap mereka karena selama ini kelompok itu tetap mengklaim bahwa anggota-anggotanya menjadi korban penindasan pemerintah.

Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober 2012 yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba.

Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal.

Babak perundingan terakhir yang diadakan pada 2002 gagal ketika pemerintah Kolombia menyimpulkan bahwa kelompok itu menyatukan diri lagi di sebuah zona demiliterisasi seluas Swiss yang mereka bentuk untuk membantu mencapai perjanjian perdamaian.

Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak.

FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. Kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964.

No comments:

Post a Comment