AP Abubacker Musliya |
Perjalanan yang belum selesai (124)
(Bagian ke seratus duapuluh empat, Depok, Jawa Barat,
Indonesia, 28 September 2014, 12.30 WIB)
Konvoi Jemaah Haji yang kini berkumpul di Madinah telah
menuju ke kota Mekah. Dt tengah kekhusuan para Jemaah Haji ini dalam beribadah
Ulama India mengimbau agar para Jemaah haji untuk serta berdoa bagi perdamaian
dunia.
Jemaah Haji diimbau untuk berdoa bagi perdamaian dunia
Seorang pemimpin Muslim India terkemuka mengimbau para
jemaah Haji yang datang ke Arab Saudi untuk
naik haji tahun ini untuk berdoa bagi perdamaian dan stabilitas global selama
selama beribadah dan berdoa di Mekah maupun Madinah, yang tahun ini
diperkirakan akan didatangi sekitar 2,5 juta jamaah.
"Kita harus berdoa kepada Allah SWT, pencipta alam
semesta, agar kita bisa memecahkan masalah yang dihadapi orang di seluruh dunia
untuk membantu mereka hidup dalam perdamaian dan stabilitas. Ini harus menjadi
doa utama kami selama musim haji ini, "kata AP Abubacker Musliyar,
sekretaris jenderal Asosiasi Ulama Muslim India '.
Dia menekankan peran haji dalam memperkuat persatuan dan
solidaritas di kalangan umat Islam.
"Semua jemaah memakai bentuk yang sama dari pakaian
dan memanjatkan doa-doa yang sama. Mereka memuliakan Allah, mencari pengampunan
dan berkat-Nya dan meremajakan iman mereka untuk menjalani hidup baru bagi
kepentingan kemanusiaan. "
Dia memuji peran kepemimpinan Arab Saudi dalam memerangi
terorisme, menekankan bahwa seluruh bangsa Muslim harus berdiri mendukung
Kerajaan memerangi terorisme.
"Jadi yang disebut Negara Islam (IS) militan telah
mengadopsi metode baru untuk merayu pemuda Muslim dan memimpin mereka kepada
kebinasaan," katanya sambil mengecam kejahatan keji kelompok teroris.
Ditanya tentang alasan untuk tumbuh ekstremisme di
kalangan masyarakat Muslim, Abubacker Musliyar, yang merupakan pemimpin agama
berpengaruh di Kerala, mengatakan kebijakan yang menindas dan pelanggaran HAM
yang dilakukan oleh pemerintah telah memainkan peran besar dalam membuat pemuda
Muslim untuk mengikuti jalan ekstrimis.
"Kita tidak bisa membenarkan terorisme dan pada saat
yang sama, pemerintah harus memperhatikan fakta ini dan mengambil tindakan
korektif untuk melindungi hak-hak Muslim jika mereka benar-benar ingin
memberantas terorisme dari dunia," katanya sambil mengkritik sikap
suam-suam kuku masyarakat internasional terhadap hak hukum Palestina.
Berdoa di Masjidil Haram Mekah |
"Tidak ada ajaran Islam tunggal yang memungkinkan
orang percaya untuk membunuh non-Muslim, kecuali untuk membela diri," kata
Abubacker Musliyar sementara mengutuk pembunuhan IS terhadap 'non-Muslim.
"Daulah Islam militan tidak akan mendapatkan
keuntungan di dunia dan akhirat karena tindakan mereka. Mereka akan terisolasi
dan mereka tidak akan mampu menghadirkan aturan yang ideal berlawanan seluruh
dunia. Kita harus mendidik generasi muda Muslim tentang dampak negatif dari
kelompok ini dan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran –Islam yang
sesungguhnya. "
Dia mencela langkah kelompok-kelompok ekstremis Hindu
'untuk menodai citra Islam dan Muslim dengan melakukan pemboman dan menyalahkan
mereka pada umat Islam. Dia menegaskan bahwa pemerintah India harus
melaksanakan tugas dalam penyegelan celah yang dapat digunakan oleh para
ekstremis sebagai alasan untuk terorisme.
Abubacker Musliyar mendesak Perdana Menteri Narendra Modi
untuk mengambil inisiatif melaksanakan laporan Komisi Sachar untuk mengangkat
umat Islam.
"Pemerintah kongres, serta partai-partai kiri dan
sayap kanan, sejauh ini gagal untuk menerapkannya, mengecewakan Muslim,"
katanya, sementara menekankan peran umat Islam yang berjasa dalam kemerdekaan
India.
Dia mengatakan sekolah-sekolah Islam atau madrasah di
seluruh India telah memainkan peran penting dalam mencegah ekstremisme di
kalangan umat Islam. "Madrasah kami, masjid dan ceramah Islam telah
memainkan peran besar dalam mencerahkan masyarakat Muslim dan mencegah mereka
dari terorisme," jelasnya.
"Saya mengatakan kepada menteri dan rumah menteri
Kerala selama Konferensi Sheikh Zayed Perdamaian yang kita tidak bisa
mengharapkan perdamaian dan keamanan dengan hanya memiliki Kementerian Dalam
Negeri. Sekitar 90 persen umat Islam mengikuti hukum negara karena ajaran Islam
yang telah mereka peroleh dari madrasah dan masjid. Madrasah kami adalah pusat
pengetahuan dan budaya yang berkontribusi terhadap menghilangkan ekstrimisme
dan terorisme. "
Abubacker Musliyar diungkapkan rencana organisasinya
untuk mengadakan kampanye nasional untuk mempromosikan kerukunan dan mendesak
Perdana Menteri Modi untuk mendukung langkah tersebut.
"Kami telah melakukan dua program di Kerala dan
berniat untuk terus lain di Karnataka dari 25 Oktober-2 November dengan
partisipasi dari non-Muslim. Muslim ingin hidup damai dengan masyarakat lainnya
sesuai dengan ajaran Islam, menyebabkan tidak membahayakan untuk teman-teman
non-Muslim kita, "tambahnya.
Sementara itu konvoi para Jamaah Haji kini telah
meninggalkan Madinah menuju Makkah di bawah pengawasan Madinah Gubernur
Pangeran Faisal bin Salman setelah salat Jumat.
Instansi pemerintah telah meningkatkan upaya untuk
memastikan penyelesaian yang efisien prosedur pada kedatangan dan keberangkatan
poin dan untuk memastikan bahwa jamaah disediakan dengan layanan yang
komprehensif.
Lebih dari 700.000 peziarah telah tiba di Madinah, termasuk
sekitar 250.000 yang sudah siap menuju Mekkah.
Sampai Jumat pagi, 430.000 jemaah telah tiba di Pangeran Mohammad
bin Abdulaziz Airport melalui penerbangan 1650. Kota ini juga telah menerima
ratusan yang melekat berasal dari Yordania dan Palestina setiap hari.
Jumlah peziarah yang datang dari Eropa Timur telah
menurun karena sedang berlangsung gejolak di Irak dan Suriah, yang sebelumnya
titik koneksi utama mereka ke dalam Kerajaan.
Mohammed Al-Bijawi, kepala cabang Kementerian Haji di
kawasan itu, mengatakan bahwa kementerian telah meningkatkan upaya
keberangkatan dan kedatangan pusat, serta di sepanjang jalan raya
Makkah-Madinah dan semua jalan yang mengarah ke Makkah dalam rangka untuk
mengikuti dengan mengalir peziarah ke Kerajaan harian.
Ia mengatakan tim lapangan dengan teknisi ahli telah
dilatih kedatangan cepat lengkap dan prosedur keberangkatan.
Al-Bijawi mengatakan komite pemantauan kementerian telah
menyelesaikan kunjungan inspeksi ke stasiun, kantor pelayanan dan lokasi
perumahan untuk memastikan kinerja keseluruhan adalah setara dengan rencana
operasional tahun ini dan arahan. Dia mengatakan tim darurat telah
menyelesaikan lebih dari 2.000 situs wisata di seluruh titik pengumpulan dan
lokasi perumahan bagi para peziarah untuk memastikan bahwa prosedur keselamatan
di tempat sesuai dengan arahan Pertahanan Sipil.
Tim keamanan jalan telah bekerja sepanjang waktu untuk
memantau pergerakan jamaah haji, dengan tim lapangan dikerahkan di berbagai pos
pemeriksaan kecepatan untuk menjamin keselamatan, keamanan dan bantuan.
Umum Syndicate Mobil di wilayah ini telah menyambut para
peziarah di bandara Madinah dan langsung mengawasi perusahaan transportasi haji
di Madinah berkoordinasi dengan organisasi lokal dan cabang pelayanan lokal.
Umum Direktorat Urusan Kesehatan, sementara itu, terus
berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif di tujuh rumah
sakit di Madinah, katanya.
Sebanyak 1.000 tempat tidur klinis, termasuk 135 tempat
tidur untuk pelayanan perawatan intensif, tersedia untuk peziarah.
Selain itu, 20 pusat kesehatan telah didirikan di sekitar
Masjid Nabawi, di lokasi perumahan, di pintu masuk dan keluar di Madinah, dan
di sepanjang jalan raya utama ke dan dari kota, serta udara, darat dan laut
pelabuhan.
"Angkatan kerja kesehatan keahlian medis, teknis dan
administratif yang luas telah dilatih untuk memberikan layanan pencegahan
kesehatan dan peziarah tiba di kota," tegas Al-Bijawi.
Pengobatan pencegahan telah disediakan untuk 64.038
peziarah sejauh ini.
Selain itu, 43.611 jamaah telah diberikan vaksinasi
polio. (Arabnews)
MERAIH DOA MUSTAJAB
Doa, di dalam Islam memiliki kedudukan sangat agung. Doa
merupakan ibadah yang sangat dicintai oleh Allah. Doa merupakan bukti
ketergantungan seorang hamba kepada Rabb Subhanahu wa Ta’ala dalam meraih
apa-apa yang bermanfaat dan menolak apa-apa yang membawa mudharat baginya. Doa
merupakan bukti keterkaitan seorang manusia kepada Rabb-nya, dan kecondongannya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwasannya tiada daya dan upaya melainkan
dengan bantuan Allah Subhanahu wa Ta’ala .
PERBANYAKLAH DOA
Sebagian orang ada yang beranggapan, bahwa dirinya tidak
selayaknya banyak meminta kepada Allah. Dia menganggapnya sebagai suatu aib.
Menilainya sebagai sikap kurang bersyukur kapada Allah atau bertentangan dengan
sifat qana’ah. Akhirnya ia menahan diri tidak meminta kepada Allah, kecuali
dalam perkara-perkara yang dia anggap penting dan mendesak. Sedang dalam
masalah-masalah yang dianggapnya ringan dan sepele, ia merasa enggan meminta
kepada Allah.
Pemahaman seperti ini, jelas merupakan kekeliruan dan
suatu kejahilan. Kerena doa termasuk jenis ibadah, dan Allah Azza wa Jalla
marah jika seorang hamba enggan meminta kepadaNya.
Dalan sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ
Sesungguhnya doa adalah ibadah. [2]
Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca
ayat:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Rabb-mu berfirman: "Berdo'alah kepadaKu, niscaya
akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembahKu akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [al
Mu`min/40 : 60].
Berdoa di Masjid Nabawi Madinah |
Doa ini -dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala - sangat
bermanfaat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
الدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ
عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ
Doa itu bermanfaat bagi apa-apa yang sudah terjadi
ataupun yang belum terjadi. Hendaklah kalian memperbanyak berdoa, wahai
hamba-hamba Allah.[3]
Seorang muslim, selayaknya banyak berdoa setiap waktu.
Karena doa merupakan ibadah yang memiliki kedudukan sangat mulia di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala , sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
"Tidak ada yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala daripada
doa". [4]
DOA TIDAK PERNAH MEMBAWA KERUGIAN
Seseorang yang meninggalkan doa berarti ia merugi.
Sebaliknya seseorang yang berdoa, ia tidak akan pernah merugi atas doa yang
dipenjatkannya, selama ia tidak berdoa untuk suatu dosa atau memutuskan tali
silaturrahmi. Karena doa yang dipanjatkannya, pasti disambut oleh Allah, baik
dengan mewujudkan apa yang dia minta di dunia, atau mencegah darinya keburukan
yang setara dengan yang ia minta, atau menyimpannya sebagai pahala yang lebih
baik baginya di akhirat kelak. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ مَا
سَأَلَ أَوْ كَفَّ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ
رَحِمٍ
Tidak ada seseorang yang berdoa dengan suatu doa, kecuali
Allah akan mengabulkan yang ia minta, atau Allah menahan keburukan dari dirinya
yang semisal dengan yang ia minta, selama ia tidak berdoa untuk suatu perbuatan
dosa atau untuk memutuskan tali silaturrahim. [5]
Oleh karena itu, janganlah seorang hamba merasa keberatan
meminta kepada Rabb-nya dalam urusan-urusan dunianya, meskipun urusan tersebut
dianggapnya sepele, terlebih lagi dalam urusan akhirat. Karena permintaan itu
merupakan bukti ketergantungan yang sangat kepada Allah, dan kebutuhannya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam semua urusan. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah mengatakan :
إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلْهُ يَغْضَبْ عَلَيْهِ
Sesungguhnya, barangsiapa yang tidak meminta kepada
Allah, maka Allah akan marah kepadanya.[6]
ADAB-ADAB YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERDOA
Dalam berdoa, ada beberapa perkara dan adab yang harus
diperhatikan oleh seseorang, sehingga doanya mustajab.
Pertama : Memasang niat yang benar. Seseorang yang
berdoa, hendaklah meniatkan dalam doanya tersebut untuk menegakkan ibadah
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menggantungkan kebutuhannya kepadaNya.
Karena siapa saja yang mengggantungkan hajatnya kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala , niscaya ia tidak akan rugi selama-lamanya.
Kedua : Berdoa dalam keadaan bersuci. Cara seperti ini
lebih afdhal. Hanya saja, jika seseorang berdoa dalam kondisi tidak berwudhu’,
maka hal itu tidak mengapa.
Ketiga : Meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menengadahkan
telapak tangan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
إِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ بِبُطُونِ أَكُفِّكُمْ
وَلَا تَسْأَلُوهُ بِظُهُورِهَا
Jika engkau meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ,
maka mintalah dengan menengadahkan telapak tangan, dan janganlah engkau
memintanya dengan menengadahkan punggung telapak tangan.[7]
Kaifiatnya adalah, dengan mengarahkan telapak tangan ke
wajah sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam[8].
Atau dengan cara mengangkat tangan hingga nampak putih ketiaknya (bagian dalam
ketiaknya). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ عَبْدٍ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَتَّى يَبْدُوَ إِبِطُهُ
يَسْأَلُ اللَّهَ مَسْأَلَةً إِلَّا آتَاهَا إِيَّاهُ
(Tidaklah seorang hamba mengangkat kedua tangannya hingga
nampak ketiaknya dan memohon suatu permohonan, kecuali Allah mengabulkan
permohonannya itu).[9] Cara seperti menunjukkan ketergantungan seorang hamba
kepada Allah, kebutuhannya kepada Allah, dan permohonannya yang sangat kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Keempat : Memulai dengan mengucapkan hamdalah dan
puji-pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Cara seperti ini menjadi sebab
lebih dekat kepada terkabulnya doa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya dan dia tidak
mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala , tidak bershalawat atas Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Orang ini terburu-buru,” kemudian Rasulullah memanggilnya dan
bersabda :
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ
عَلَيْهِ ثُمَّ لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ
لْيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ
Jika salah seorang dari kalian shalat, hendaklah ia
memulainya dengan mengucapkan hamdalah serta puja dan puji kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala , kemudian bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , setelah itu ia berdoa dengan apa yang ia inginkan.[10]
Kelima : Bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam . Jika ia meninggalkan shalawat atas Nabi, doanya bisa terhalang. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Semua doa terhalang, sehingga
diucapkan shalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam[11] .
Keenam : Memulai berdoa untuk diri sendiri terlebih
dahulu. Demikian ini yang diisyaratkan dalam al Qur`an, seperti ayat:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
Ya Rabb-ku! Ampunilah aku, dan ibu bapakku …… [Nuh/71 :
28].
Ketujuh : Bersungguh-sungguh dalam meminta. Janganlah
seseorang ragu-ragu dalam doanya, atau ia mengucapkan pengecualian dengan
mengucapkan "jika Engkau berkehendak ya Allah, berikanlah kepadaku ini dan
ini". Doa seperti itu dilarang, karena tidak ada sesuatupun yang dapat
memaksa kehendak Allah.
Kedelapan : Menghadirkan hati dalam berdoa. Seorang
hamba, hendaklah menghadirkan hati, memusatkan pikiran, mentadaburi doa yang ia
ucapkan, serta menampakkan kebutuhan dan ketergantungannya kepada Allah.
Janganlah ia berdoa dengan lisannya, namun hatinya entah kemana. Karena doa
tidak akan dikabulkan dengan cara seperti itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا
أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , sementara
kalian yakin doa kalian dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak akan
mengabulkan doa dari hati yang lalai dan lengah. [12]
Kesembilan : Berdoa dengan kata-kata singkat dan padat,
serta doa-doa yang ma’tsur. Tidak syak lagi, kata-kata yang paling padat dan
paling singkat dan paling agung berkahnya adalah, doa-doa yang diriwayatkan
dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Doa-doa seperti itu banyak terdapat
di dalam buku-buku As Sunnah.
Kesepuluh : Bertawasul dengan nama dan sifat-sifat Allah.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا
Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepadaNya
dengan menyebut asma-ul husna itu … … [al A'raf/7 : 180].
Atau seseorang bertawasul dengan amal shalih yang telah
dia lakukan, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang mashur tentang
tiga orang yang terperangkap di dalam goa. Atau bertawasul dengan doa orang
shalih yang mendoakan untuknya. Dalil-dalil yang menunjukkan hal ini banyak
ditunjukkan di dalam al Qur`an maupun Sunnah Nabi.
Kesebelas : Memperbanyak ucapan “Yaa Dzal Jalaali wal
Ikraam”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلِظُّوا بِيَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Ulang-ulangilah ucapan Yaa Dzal Jalaali Wal Ikraam. [13]
Yaitu selalu ucapkan dan perbanyaklah dalam doa-doa
kalian. Karena hal itu merupakan kata-kata pujian yang sangat tinggi kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling agung. Dengan memperbanyak membacanya
akan membantu terkabulnya doa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Keduabelas : Mencari waktu-waktu yang mustajab dan
tempat-tempat yang utama. Ada beberapa waktu dan tempat-tempat yang utama,
sebagaimana telah disebutkan di dalam nash-nash. Orang yang berdoa, sebaiknya
mencari waktu tersebut dan memperbanyak doa pada waktu-waktu tersebut. Di
antara waktu-waktu yang utama dan mustajab adalah, waktu antara adzan dan
iqamah, di dalam shalat, setelah selesai mengerjakan shalat-shalat fardhu, pada
waktu sore hari, ketika berbuka puasa, di bagian akhir malam, dan sesaat pada
hari Jumat -yaitu saat-saat terakhir pada hari Jumat- dan hari-hari di bulan
Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, pada hari ‘Arafah, pada waktu
mengerjakan haji, di sisi Ka’bah, serta waktu-waktu dan tempat-tempat lainnya
yang disebutkan di dalam atsar.
Ketigabelas : Memperbanyak doa pada saat-saat lapang.
Upaya ini agar Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan permintaannya pada saat-saat
sempit. Karena termasuk hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala mentakdirkan
suatu bala (musibah), bahwasanya Allah menyukai mendengarkan rintihan hambaNya
kepadaNya. Allah senang melihat para hamba kembali kepadaNya pada saat-saat
sempit dan tercekam. Namun apabila seorang insan itu bertadharru’ pada
saat-saat ia lapang, maka akan segera dikabulkan baginya
permintaan-permintaannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengatakan :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ
وَالْكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
Barangsiapa yang suka Allah mengabulkan doanya pada
saat-saat sempit dan kesulitan, maka hendaklah ia banyak-banyak berdoa pada
saat-saat ia lapang.[14]
PERKARA-PERKARA YANG HARUS DIHINDARI BAGI ORANG YANG
BERDOA
Berdoa di Masjid Al Aqsa Jerusalem |
Untuk mendukung agar doa seseorang dikabulkan, seseorang
harus menghindari beberapa perkara yang dapat menghalangi terkabulnya doa.
Pertama : Mengkonsumsi makanan yang haram. Karena ini
termasuk perkara yang menghalangi terkabulnya doa, sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ
يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ
حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
Seorang laki-laki yang panjang perjalanannya, rambutnya
acak-acakan dan berdebu, ia mengangkat tangannya ke langit dan mengatakan :
"Ya Rabbi, ya Rabbi," sementara makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram, dan diberi makan dengan barang yang haram, bagaimana ia akan
diterima doanya?[15]
Kedua : Terburu-buru dalam meminta dikabulkannya doa.
Permintaan yang tergesa-gesa itu dilarang, dan dapat menghalangi terkabulnya
doa. Seseorang yang berdoa juga tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah
Subhanahu wa Ta’ala . Sikap terburu-buru bisa dikategorikan sebagai bentuk
pendustaan terhadap janji Allah Subhanahu wa Ta’ala , padahal Allah telah
berjanji mengabulkan doa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ
فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي
Akan dikabulkan doa salah seorang di antara kamu selama
dia tidak terburu-buru; ia mengatakan “Aku sudah berdoa, namun tidak dikabulkan
bagiku”.[16]
Ketiga : Berlebih-lebihan atau melampaui batas dalam
berdoa. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ
الْمُعْتَدِينَ
Berdo'alah kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara
yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. [al A'raf/7 : 55].
Sa’ad Radhiyallahu anhu pernah melihat anak laki-lakinya
berdoa, dan ia berkata dalam doanya : “Ya Allah, aku memohon kepadaMu surga,
kenikmatannya, kemegahannya, begini dan begini. Dan aku berlindung kepadaMu
dari api neraka, dari rantainya, belenggunya, begini dan begini”.
Mendengar doa anaknya tersebut, Sa’ad Radhiyallahu anhu
berkata: Wahai anakku, sesunggunya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
سَيَكُونُ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الدُّعَاءِ فَإِيَّاكَ أَنْ
تَكُونَ مِنْهُمْ إِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَ الْجَنَّةَ أُعْطِيتَهَا وَمَا فِيهَا مِنَ
الْخَيْرِ وَإِنْ أُعِذْتَ مِنَ النَّارِ أُعِذْتَ مِنْهَا وَمَا فِيهَا مِنَ الشَّرِّ
“Akan ada nanti kaum yang melampaui batas dalam berdoa.
Jangan sampai engkau masuk ke dalam golongan mereka. Jika engkau diberikan
surga, niscaya engkau akan diberikan semua apa yang ada di dalamnya. Jika
engkau dihindarkan dari api neraka, niscaya engkau akan dihindarkan darinya dan
seluruh keburukannya”.
Keempat : Meminta perkara-perkara yang mustahil. Seperti
seseorang yang berdoa agar dapat melihat Nabi dalam keadaan terjaga, atau ia
berdoa agar dijadikan sebagai malaikat, atau ia berdoa meminta kekuatan, yang
dengan kekuatan itu ia dapat mengangkat gunung, atau meminta kepada Allah
berupa an nubuwah (kenabian). Karena hal itu tidaklah mungkin. Bahkan kalau ia
meyakini diturunkannya nubuwah setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ,
maka ia bisa kafir karena hal itu. Dan permintaan seperti itu juga termasuk
bentuk berlebih-lebihan dalam berdoa. Allahu a’lam.
Demikian, mudah-mudahan Allah berkenan memberikan taufiq
kepada kita untuk senantiasa berdoa kepadaNya, dan menjadikan doa-doa kita
sebagai doa yang mustajab. Billahit taufiq. (Ummu Ihsan)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 00/Tahun
XI/1428H/2007M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] (Bersambung)
_______
No comments:
Post a Comment