!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Thursday, January 1, 2015

Tim evakuasi temukan dua jenazah AirAsia QZ8501

Kapal singapura
Tim evakuasi temukan dua jenazah AirAsia QZ8501

Kapal Singapura
Dua jenazah lagi ditemukan hari Kamis (01/01) dari perairan di Selat Karimata, tempat jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, yang hilang dari radar dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura.

Wartawan harian Borneo News, Budi Baskoro, kepada BBC mengatakan ia melihat dua jenazah tiba di Pangkalan Bun, kota yang menjadi pusat operasi pencarian pesawat dan penumpang QZ8501.

Dengan penemuan dua jenazah ini, secara keseluruhan tim evakuasi sudah mendapatkan sembilan jenazah, enam di antaranya diterbangkan ke Surabaya dalam dua hari terakhir untuk dilakukan identifikasi.

Tim DVI (disaster victim identification) Polri sudah berhasil mengidentifikasi satu korban, yang dinyatakan sebagai Hayati Lutfia Hamid.

Satu jenazah lagi belum bisa bisa dipastikan identitasnya, namun kepala tim DVI, Kombes Polisi Budiyono menjelaskan korban berjenis kelamin laki-laki.

AirAsia QZ8501 hilang dari radar pada Minggu pagi (28/12) tidak lama setelah meminta izin untuk menaikkan ketinggian pesawat guna menghindari awan.




Hayati Lutfia, korban pertama AirAsia yang selesai diidentifikasi


Jenazah penumpang dan awak AirAsia dibawa ke Surabaya untuk diidentifikasi oleh tim DVI Polri.

Satu jenazah penumpang dan awak AirAsia QZ8501, yang jatuh di Laut Jawa, berhasil diidentifikasi oleh tim DVI (disaster victims identification) Kamis siang (01/01).

Kepala tim DVI Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Budiyono, menjelaskan bahwa jenazah tersebut adalah Hayati Lutfia Hamid.
Budiyono mengatakan kepastian identitas jenazah didapatkan berdasarkan sumber primer yaitu sidik jari.

"Sidik jari dipastikan matching (sama antara sidik jari korban dan data sidik jari yang didapatkan tim DVI)," kata Budiyono, dalam keterangan pers di Surabaya.

Sumber lain yang dipakai untuk memastikan jenazah tersebut di antaranya adalah perhiasan, seperti kalung, dan kartu identitas atas nama Hayati Lutfia, yang ditemukan di badan korban.
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 hilang dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada Minggu pagi (28/12). Terdapat 155 penumpang dan tujuh awak di pesawat tersebut.

Tim pencari dan AirAsia sudah menyatakan bahwa pesawat tersebut jatuh ke laut.

Pejabat Indonesia telah mengonfirmasi bahwa pesawat AirAsia QZ 8501, yang hilang pada 28 Desember 2014, jatuh ke perairan Selat Karimata.

Pesawat Airbus A320-200 yang membawa 162 orang penumpang dari Surabaya ke Singapura itu, baru terbang selama 40 menit ketika pesawat hilang kontak di tengah cuaca buruk.

Puing dan jenazah penumpang ditemukan pada hari ketiga pencarian, sekitar 16 kilometer dari koordinat terakhir pesawat.
Lepas landas

Penerbangan QZ 8501 tinggal landas dari Surabaya pada pukul 05.35 WIB pada Minggu (28/12) dengan mengangkut 162 orang, termasuk tujuh kru.

Ketujuh kru terdiri dari dua pilot, empat awak kabin, dan seorang teknisi. Adapun 155 penumpang, termasuk 17 anak-anak dan satu bayi.

Hampir semua penumpang dan awak adalah warga negara Indonesia, kecuali kopilot berkebangsaan Prancis dan beberapa penumpang berkewarganegaraan Singapura, Malaysia, Inggris, dan Korea Selatan.

Pesawat itu dijadwalkan menempuh dua jam perjalanan ke Singapura.

Pilot menghubungi menara pengawas pada pukul 06.12 WIB untuk meminta izin terbang lebih tinggi guna menghindari cuaca buruk.
Para pejabat mengatakan lalu lintas penerbangan yang padat di wilayah itu berarti pesawat tersebut tidak bisa mendapatkan izin untuk melakukan hal itu dalam waktu singkat.

airasia
Pesawat hilang
Ketika menara pengawas berusaha menghubungi pesawat, tidak ada jawaban.
Pesawat hilang dari radar hanya dalam hitungan menit tanpa mengeluarkan sinyal tanda bahaya.

AirAsia mengatakan pilot telah meminta izin untuk menaikkan ketinggian dari 32.000 kaki ke 38.000 kaki untuk menghindari awan badai besar yang sering muncul di wilayah itu.


Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan awan badai saat itu berada di ketinggain 44.000 kaki, lebih tinggi dari rute terbang pesawat komersial mana pun di wilayah itu. (BBC)

No comments:

Post a Comment