!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Saturday, January 25, 2014

Gubernur Kaltim Awang Faroek Usulkan ibukota Jakarta dipindahkan ke Kaltim

Balikpapan
Gubernur Kaltim Awang Faroek Usulkan ibukota Jakarta dipindahkan ke Kaltim

Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak melontarkan gagasan Kaltim siap menjadi ibukota negara Indoensia menggantikan Kota Jakarta yang saat ini telah penuh sesak dan tidak memiliki daya dukung lingkungan yang memadai.

Penrnyataan ini dilontarkan Awang Faroek saat menjamu tim ekspediasi off-road touring 4x4 ke daerah perbatasan Kaltim yang dihadiri oleh Ketua Umum International Off-road Federation (IOF), Jenderal Pol. Pur. Rusmanhadi, Sabtu malam di Samarinda.

“Boleh kan melontarkan gagasan kepada Pemerintah Pusat untuk memindahkan ibukota negara ke Kaltim? Buat apa mempertahankan Kota Jakarta yang penuh sesak, macet dan terkadang banjir,” tanyanya kepada sejumah peserta ekspedisi off-road dari berbagai provinsi di Indonesia.

Menurut Awang Faroek, wacana memindahkan ibukota negara ke Kalimantan sangat bagus, apalagi Presiden Soekarno pernah menyiapkan Provnsi Kalimantan Tengah sebagai calon pengganti Kota Jakarta waktu itu.

Menurutnya, Kaltim memberanikan diri mengajukan sebagai lokasi pemindahan ibukota negara karena Kaltim memiliki berbagai potensi. Diantaranya, lahan yang masih sangat luas, kepadatan penduduk yang masih sangat sedikit, memiliki fasilitas yang lengkap seperti bandar udara, pelabuhan kargo dan penumpang serta penataan kota yang masih dapat di desain ulang sesuai kebutuhan ibukota negara.

“Jadi maaf saja bagi masyarakat Kalteng, walau wacana ibukota negara pernah di Kalteng, tetapi Kaltim memiliki sejumlah keunggulan, yang tidak dimiliki oleh provinsi lain di Kalimantan, utamanya adalah bandara dan pelabuhan laut,” tegasnya.
Selain itu, ujarnya Kaltim Kaltim berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia II yang akan menjadi pintu masuk bagi Indonesia bagian Timur. Terlebih lagi, kemajuan ALKI II antara laut Kaltim dan Pulau Sulawesi akan menjadi pintu masuk dan keluar kapal-kapal dagang dari Asia Timur.
Menurutnya, wacana untuk pemindahan ibukota Negara ke Kaltim ini tentunya harus mendapatkan dukungan dari semua lapisan masyarakat, terutama DPRD Kaltim dan tokoh-tokoh daerah. Apalagi sekedar usulan tentunya wacana ini harus tidakada salahnya dan didukung semua pihak.

 “Kita ingin agar pertumbuhan ekonomi tidak saja terpusat di pulau Jawa. Coba kita lihat seperti di Amerika Serikat dan Australia yang memiliki kota-kota maju selain ibukota negaranya. Cukuplah Jakarta sebagai kota jasa dan perdagangan saja,” ujarnya.


Wacana usulan pemindahan Ibukota dari Jakarta ke Kalimantan kembali mencuat ketika Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Awang Faroek Ishak menyatakan kesiapannya jika Kaltim dipercaya menggeser Jakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia ke depan.

Menanggapi pernyataan tersebut, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai bahwa wacana pemindahan Ibukota ke Kaltim hanya sebatas mimpi sang Gubernur yang akan sulit menjadi kenyataan.


Memindahkan Ibukota? Rasanya gagasan ini sering kita dengar akhir-akhir ini. Tapi tunggu dulu, para presiden terdahulu juga mempunyai gagasan untuk memindahkan ibukota Indonesia dari Jakarta ke kota lain. Mereka sudah meramalkan Jakarta akan penuh sesak dan tidak ideal untuk menjadi sebuah ibukota negara. Soekarno mempunyai ide memindahkan ibukota ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah tahun 1957. Soeharto pun pernah menggagas hal serupa, pusat pemerintahan digeser ke Jonggol, Bogor. Tapi niatan kedua presiden ini tak terlaksana atau diteruskan.

Sebenarnya memindahkan pusat pemerintahan bukan hal baru. Ibukota negara merupakan kota yang sangat padat, di mana banyak sejarah telah terjadi, karena fungsi politik dan ekonomi yang telah terjadi di sana. Namun, terkadang para pemimpin pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibukota dari satu kota ke kota lain. Relokasi ibukota telah dilakukan ratusan kali sepanjang sejarah. Mesir Kuno, Roma, dan China yang paling sering mengganti ibukotanya. Beberapa negara memilih ibukota baru yang lebih mudah dipertahankan bila terjadi perang. Beberapa ibukota baru direncanakan dan dibangun di daerah yang sebelumnya belum berkembang, untuk memacu pembangunan.

Berikut 5 Negara yang Berhasil Memindahkan Ibukotanya, menjadi negara yang lebih baik:

1. Brasil
Ibukota Brasil, Rio de Janeiro, telah penuh, sesak, dan terlalu jauh dengan negara bagian lainnya. Pemerintah membangun Brasilia pada 1956 sampai 1960. Pemindahan ibukota telah dipertimbangkan selama beberapa dekade sebelumnya. Pada 1961 Brasilia resmi menjadi ibukota Brasil. Brasilia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perubahan Ibukota Brasil dianggap sangat sukses, dan banyak negara telah terinspirasi oleh keberhasilan Brasil dalam memindahkan ibukota negaranya.

2. Australia
Pada abad ke-19, Sydney dan Melbourne adalah dua kota terbesar di Australia. Dua negara ini bersaing menjadi ibukota Australia. Mengambil jalan tengah, Australia memutuskan untuk membangun sebuah ibukota baru. Setelah melakukan penelitian dan survei, New South Wales ditetapkan menjadi Pusat Pemerintahan Australia. Kota Canberra menjadi ibukota Australia pada 1927.

3. Myanmar
Ibukota Myanmar dulunya Rangoon. Pada November 2005, pemerintah mendapat instruksi oleh Militer Junta untuk memindahkan ibukota ke Naypyidaw, yang telah dibangun sejak 2002. Dunia masih belum mendapat penjelasan yang pasti, kenapa ibukota Myanmar dipindahkan. Pemindahan Ibukota yang kontroversial ini, didasarkan pada saran astrologi dan ketakutan politik. Rangoon adalah kota terbesar di negara itu, dan pemerintah membatasi agar tidak ada unjuk rasa terhadap pemerintah. Naypyidaw juga dianggap lebih mudah dipertahankan saat terjadi perang.

4. India
Calcutta, terletak di India Timur, adalah ibukota India pada zaman penjajahan Inggris sampai 1911. Agar lebih mudah dalam mengatur administrasi dari seluruh India, ibukota dipindahkan oleh Inggris ke Delhi. Kota New Delhi dibangun, dan resmi menjadi ibukota pada tahun 1947.

5. Amerika Serikat
Setelah Revolusi Amerika, Amerika mengadakan Kongres dengan 8 negara bagian. Pembangunan ibukota baru di distrik federal yang terpisah telah dituliskan dalam Konstitusi Amerika Serikat. Presiden George Washington memilih daerah dekat Sungai Potomac. Washington DC dibangun, dan menjadi ibukota Amerika Serikat pada 1800.
Menurut saya, Amerika Serikat memiliki desain yang matang dan berhasil dalam memetakan fungsi-fungsi negara bagiannya, seperti:
- Washington DC untuk pusat pemerintahan
- New York untuk pusat bisnis
- Hollywood untuk pusat industri perfilman
- Las Vegas untuk pusat hiburan
Keempat negara bagian berjalan sinergi dan menjadi sama terkenal dengan Amerika di mata dunia.

Nah, kalo tadi Negara yang Berhasil Memindahkan Ibukotanya, berikut negara yang gagal dalam memindahkan Ibukotanya:

1. Jepang
Pada 1990, Diet (Parlemen Jepang) mengeluarkan sebuah resolusi untuk memindahkan ibukota Jepang dari Tokyo. Dalam beberapa minggu, panitia memberikan pilihan untuk lokasi ibukota baru kepada Perdana Menteri, seperti Tokai, Hokuto, dan Mie-Kio. Diet ingin memindahkan ibukota dari Tokyo untuk meringankan "konsentrasi yang berlebihan" dari fungsi politik dan ekonomi di kota ini. Selain itu, kerugian pemerintah dalam hal gempa bumi di Tokyo sangat besar. Karena biaya pemindahan yang besar (US$ 150-350 milyar), pihak Oposisi menyarankan agar investasi tersebut sebaiknya digunakan untuk membuat Tokyo lebih baik dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap gempa.


2. Malaysia

Malaysia memindahkan pusat pemerintahan ke Putrajaya pada 1995 untuk mengurangi kepadatan penduduk di Kuala Lumpur. Rencananya Putrajaya didesain mampu menampung 500 ribu orang alias separuh penduduk Kuala Lumpur. Namun sebagian besar penduduk KL enggan berpindah ke Putrajaya karena jauh dari pusat bisnis. Padahal pemerintah Malaysia telah melakukan berbagai cara, seperti insentif dan jalan tol langsung untuk yang mau pindah ke Putrajaya. Tapi cara-cara tersebut belum membuahkan hasil hingga saat ini.

3. Argentina
Kegagalan memindahkan ibukota akibat kekurangan biaya dialami Argentina pada 1989. Argentina sempat merencanakan pemindahan ibukota dari Buenos Aires ke Viedma. Kepindahan ibukota negara sudah diputuskan oleh Kongres Nasional Argentina pada Mei 1987. Upaya terhenti karena masalah ekonomi yang menimpa Argentina pada 1989.


:Negara yang berencana akan memindahkan ibukotanya



1. Iran
Iran mempertimbangkan pemindahan ibukota dari Teheran, yang biasa terkena bencana gempa. Jika ibukota adalah kota yang berbeda, baik pemerintah bisa mengelola krisis dan mengurangi korban. Para pemimpin politik dan seismolog sedang mempelajari daerah di dekat Qom dan Isfahan sebagai tempat untuk membangun ibukota baru, tapi ini mungkin akan memakan waktu beberapa dekade dan sejumlah besar uang untuk menyelesaikan.

2. Indonesia
Jakarta yang padat penduduk, macet, kumuh, dan banjir, membuat gagasan untuk pemindahan ibukota Indonesia ini sering mencuat. Namun, kurang tegasnya pemerintah dan pro-kontra dalam pemindahan ibukota, membuat gagasan ini menjadi bola liar yang tidak jelas akan kemana arahnya, menjadi sebuah gagasan yang kadang muncul, kadang tenggelam.

Indonesia perlu belajar dari negara-negara yang berhasil maupun gagal dalam pemindahan ibukota, dan dengan sangat seksama membahas wacana pemindahan ibukota negara ini. Studi yang mendalam dan melibatkan berbagai pihak di pusat maupun di daerah diperlukan untuk menentukan pilihan terbaik dari skenario pemindahan ibukota negara. Keputusan pemindahan ibukota negara akan menjadi proyek publik terbesar dan terpenting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

No comments:

Post a Comment