Wall Street Turun, Harga Minyak Jatuh
Saham-saham di Wall Street berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), karena data ekonomi dari China dan Jepang yang lemah menimbulkan pertanyaan tentang prospek pertumbuhan Asia.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 34,04 poin (0,21 persen) menjadi ditutup pada 16.418,68.
Indeks berbasis luas S&P 500 menyusut 0,87 poin (0,05 persen) menjadi berakhir di 1.877,17, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq menyerah 1,77 poin (0,04 persen) menjadi berakhir di 4.334,45.
Sebelumnya pasar saham Asia dan sebagian besar Eropa melemah setelah China melaporkan data inflasi yang lemah dan defisit perdagangan 23 miliar dolar AS pada Februari, sementara analis telah memperkirakan surplus 11,9 miliar dolar AS.
"Pasar mundur karena data ekspor China lemah, itu konsisten dengan pandangan kami bahwa perekonomian China melambat," kata Jack Ablin, kepala investasi di BMO Private Bank.
Sementara itu Jepang mengatakan ekonominya tumbuh lebih lambat pada kuartal keempat, 0,2 persen, dibandingkan dengan 0,3 persen yang dilaporkan sebelumnya.
Michael James, direktur pelaksana perdagangan saham di Wedbush Securities, mengatakan aksi ambil untung atau profit taking juga merupakan salah satu faktor menyusul kenaikan sejak awal Februari.
"Saham telah memiliki langkah yang cukup baik," kata James. "Pedagang agak diposisikan untuk mengambil keuntungan."
Bank of America Merrill Lynch menurunkan peringkat saham pengembang perumahan Meritage Homes dan KB Home, mengutip tekanan pada margin keuntungan. KB Home jatuh 4,1 persen, sedangkan Meritage merosot 3,5 persen.
Boeing mengalami kerugian terdalam di antara saham unggulan atau blue chips, merosot 1,3 persen setelah jet Dreamliner 787 Japan Airlines melakukan pendaratan darurat di Honolulu, dilaporkan kemungkinan akibat masalah pada sistem hidroliknya.
Berita itu menyusul pengungkapan Boeing pada Jumat (7/3) tentang retak rambut yang ditemukan di sayap beberapa Dreamliner yang sedang diproduksi, karena masalah manufaktur .
Chiquita Brands International melonjak 10,7 persen setelah mengumumkan merger dengan Fyffes untuk membuat perusahaan pisang terbesar di dunia. Pemegang saham Chiquita akan memiliki sekitar 50,7 persen dari perusahaan baru.
Saham-saham sel bahan bakar tampak panas menjelang laporan pendapatan perusahaan minggu ini. Fuel Cell Energy, yang akan merilis laba Selasa, naik 11,3 persen, sementara Plug Power, yang akan melaporkan Kamis, melonjak 24,7 persen.
Harga obligasi bervariasi. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun AS merosot menjadi 2,78 persen dari 2,79 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun naik tipis 3,73 persen dari 3,72 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik, demikian AFP.
Harga minyak dunia jatuh pada Senin (Selasa pagi WIB), karena data perdagangan China yang lemah memicu kekhawatiran atas permintaan di ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, merosot 1,46 dolar AS menjadi ditutup pada 101,12 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April turun 92 sen menjadi menetap di 108,08 dolar AS per barel.
"Penurunan tajam dalam ekspor China pada Februari memicu kekhawatiran bahwa ekonomi global bisa melambat," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
"Itu dikatakan, data Februari terdistorsi oleh perayaan Tahun Baru China, yang berarti bahwa situasi hanya akan menjadi benar-benar jelas setelah angka untuk Maret diterbitkan."
Angka resmi China yang dirilis Sabtu (8/3) menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu mencatat defisit perdagangan yang tak terduga sebeasr 22,98 miliar dolar AS pada Februari, karena ekspor China turun 18,1 persen dan impor naik 10,1 persen.
Angka dibandingkan dengan apa yang analis harapkan akan menjadi surplus 11,9 miliar dolar AS.
"Setiap kali ada kekhawatiran tentang pertumbuhan China dan angka seperti itu, itu jelas akan menempatkan tekanan pada harga minyak, terutama harga Brent," David Lennox, analis sumber daya di Fat Prophets di Sydney, mengatakan.
China mengimpor 23,05 juta metrik ton minyak mentah pada Februari, turun 18 persen dari anuari, kata Kantor Bea Cukai China.
Selain itu, para pedagang juga terus mencermati perkembangan krisis Ukraina karena negara Eropa Timur itu merupakan negara transit utama untuk pasokan dari Rusia ke Uni Eropa.
Rusia merupakan negara penghasil minyak penting, menghasilkan lebih dari 10 juta barel minyak mentah per hari pada Januari. Rusia juga merupakan produsen gas alam terbesar kedua di dunia. Lebih dari 70 persen dari ekspor minyak mentah dan gas Rusia dikirim ke Eropa melalui Ukraina. Demikian laporan AFP dan Xinhua.
No comments:
Post a Comment