!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Wednesday, September 3, 2014

Perjalanan yang belum selesai (36)



Pimpinan DPP Hidayatulah bersma Wapres Jusuf  Kalla
Perjalanan yang belum selesai (36)

(Bagian ke tigapuluh enam, Depok ,Jawa Barat, Indonesia, 4 September 2014, 09.34 WIB)

Saya mengikuti kegiatan Muhammad Jusuf Kalla mantan Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhpyono dan kini Wakil Presiden terpilih Joko Widodo, pada waktu Jusuf Kalla menjadi pengusaha dan kegiatan sebagai Ketua Umum Golongan Karya (Golkar).

Saya bersama Pimpinan DPP Hidayatullah bahkan pernah beraudiensi dengan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden di Jalan Merdeka Barat.

Jusuf Kalla ketika sebagai Pengurus Kamar Dagang dan Indusrri (KADIN) bahkan kerap mengundang wartawan Jakarta untuk meliput kegiatan bisnis Kalla di Makassar, kadang diundang melalui rekan bisnis Jusuf Kalla Aksa Machmud.

Ketika saya aktif mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekomomi (STIE) Hidayatullah di Depok, Muhammad Jusuf Kalla pernah datang ke pesantren ini di depok dan menyumbang pembangunan kampus STIE RP 100 juta.
Hidayatullah tidak asing lagi buat saya selain saya berteman dengan mantan Sekretaris Jenderal DPP Hidayatullah Wibowo yang sama-sama saya menjadi pengurus di Partai Bintang Bulan yang ketua Umumnya Hamdan Zoelva, kini Ketua Mahkamah Konstitusi. Hidayatullah ternyata pesantren pusatnya di kawasan Gunung, Tembak , Balikpapan, yang juga bersebelahan dengan kampung saya, dimana paman dan saudara-saudara saya masih tinggal.





Muhammad Jusuf Kalla


Muhammad Jusuf Kalla
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Drs. H.
Muhammad Jusuf Kalla

Wakil Presiden Indonesia terpilih
Mulai menjabat
20 Oktober 2014
Presiden    Joko Widodo
Akan menggantikan    Boediono
Masa jabatan
20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009
Presiden    Susilo Bambang Yudhoyono
Didahului oleh    Hamzah Haz
Digantikan oleh  Boediono
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia ke-9
Masa jabatan
9 Agustus 2001 – 22 April 2004
Presiden    Megawati Soekarnoputri
Didahului oleh    Basri Hasanuddin
Digantikan oleh  Abdul Malik Fadjar (ad-interim)
Menteri Perdagangan Republik Indonesia ke-27
Masa jabatan
26 Oktober 1999 – 24 Agustus 2000
Presiden    Abdurahman Wahid
Didahului oleh    Rahardi Ramelan
Digantikan oleh  Luhut Binsar Panjaitan
Ketua Umum Palang Merah Indonesia
Petahana
Mulai menjabat
2009
Didahului oleh    Mar'ie Muhammad
Informasi pribadi
Lahir 15 Mei 1942 (umur 72)
Bendera Jepang Watampone, Sulawesi Selatan, Masa Pendudukan Jepang
Kebangsaan       Indonesia
Partai politik        Logo GOLKAR.jpg Partai Golongan Karya
Suami/istri Mufidah Miad Saad
Profesi       Pengusaha
Agama       Islam
Tanda tangan     Tanda tangan Muhammad Jusuf Kalla
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942; umur 72 tahun), atau sering ditulis Jusuf Kalla saja atau JK, adalah Wakil Presiden Indonesia yang menjabat pada 2004–2009 dan Ketua Umum Partai Golongan Karya pada periode yang sama. JK menjadi capres bersama Wiranto dalam Pilpres 2009 yang diusung Golkar dan Hanura.
Pada 19 Mei 2014, JK secara resmi dicalonkan sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo dalam deklarasi pasangan capres-cawapres Jokowi-JK, di Gedung Joang '45, Jakarta Pusat. Pasangan ini diusung oleh empat partai yaitu PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura[1][2].






Abdul Mannan


Kehidupan awal

Prangko Wakil Presiden Jusuf Kalla
Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942 sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara[3] dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group. Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Di Makassar, Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.
Ads by Trust Media Viewer×Pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960 - 1964, Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969. Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.






Abu Ala Abdullah

Pengusaha[sunting 
Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.
Karier Politik[sunting | sunting sumber]
Jusuf Kalla menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.
Ia menjabat sebagai ketua umumGolongan Karya menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9 Oktober 2009. Pada 10 Januari 2007, ia melantik 185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan, pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang kebanyakan bergelar master, doktor, dan profesor.
Melalui Munas Palang Merah Indonesia XIX, Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia periode 2009-2014. Selain itu beliau juga terpilih sebagai ketua umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia periode 2012-2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta.






BM Wibowo

Kehidupan pribadi
Jusuf Kalla menikah dengan Hj. Mufidah Jusuf, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta sepuluh orang cucu.
Pada tanggal 10 September 2011, Jusuf Kalla mendapat penganugerahan doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar.[4]
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (1967)
The European Institute of Business Administration, Perancis (1977)
Menjelang Pemilu Presiden 2009[sunting | sunting sumber]
Setelah tidak berkomitmen untuk koalisi dengan Partai Demokrat, ia ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Partai Golkar sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden 2009. Dalam perkembangan terakhir, JK memutuskan menggandeng Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai cawapresnya. Namun JK dinyatakan kalah dalam quick count (hitung cepat) yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei maupun hasil tabulasi Komisi Pemilihan Umum.
Pemilihan Presiden 2014 dan Wapres Periode II[sunting | sunting sumber]
Jusuf Kalla digandeng calon presiden Joko Widodo dalam ajang Pemilihan Presiden 2014. Pasangan ini kemudian dalam pengundian mendapat nomor urut dua dan mempunyai tagline populer, "Salam Dua Jari". Oleh Komisi Pemilihan Umum, tanggal 22 Juli 2014 atau enam hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Jokowi-JK memenangkan pilpres namun ditolak oleh kubu Prabowo-Hatta yang kemudian menggugat ke Mahkamah Konstitusi.
Serangkaian sidang di MK ternyata menolak permohonan kubu Prabowo-Hatta dan secara hukum menguatkan legitimasi Jokowi-JK selaku presiden dan wapres terpilih periode 2014-2019. JK akan dilantik sebagai wapres pada 20 Oktober 2014. Seiring dengan pelantikannya tersebut, ia adalah wakil presiden pertama yang terpilih untuk dua kali masa jabatan melalui pemilihan umum. Masa jabatan pertama dilaluinya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009.

Hidayatullah (organisasi)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Informasi
Subjek artikel ini tidak memenuhi kriteria kelayakan umum maupun kebijakan kelayakan Wikipedia lainnya: Tokoh, Organisasi, atau Web. Anda dapat membantu mengembangkan artikel ini agar memenuhi unsur kelayakan. Cara yang paling tepat adalah mencari dan mencantumkan referensi dari sumber-sumber dari pihak ketiga. Apabila dalam dua minggu artikel ini belum memenuhi kelayakan, Anda dapat mengalihkan, menggabungkan, atau memberikan {{hapus:kelayakan}}, sesuai dengan Wikipedia:Kebijakan penghapusan.
Question book-new.svg
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Question book-4.svg
Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki dari sumber yang terpercaya.

Logo Hidayatullah
Hidayatullah adalah sebuah organisasi massa (ormas) Islam di Indonesia. Namanya berasal dari dua kata dalam bahasa Arab: hidayat/hidayah dan Allah, yang berarti petunjuk Allah.


Sejarah[sunting | sunting sumber]
Hidayatullah didirikan pada tanggal 7 Januari 1973 (kalender Islam: 2 Dzulhijjah 1392 Hijr) di Balikpapan dalam bentuk sebuah pesantren oleh Ust. Abdullah Said (alm), kemudian berkembang dengan berbagai amal usaha di bidang sosial, dakwah, pendidikan dan ekonomi serta menyebar ke berbagai daerah di seluruh provinsi di Indonesia. Melalui Musyawarah Nasional I pada tanggal 9–13 Juli 2000 di Balikpapan, Hidayatullah mengubah bentuk organisasinya menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) dan menyatakan diri sebagai gerakan perjuangan Islam.
Sejak 1978 Hidayatullah melakukan pengiriman da’i ke seluruh Indonesia dan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah ( STIEHID ) di Depok, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) di Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STIS Hidayatullah) di Balikpapan sebagai lembaga pendidikan untuk pengkaderan da’i dengan memberlakukan beasiswa penuh (biaya pendidikan dan biaya hidup) bagi mahasiswa STAIL dan STIS dengan pola ikatan dinas. Da'i ini kemudian mendapatkan tunjangan maksimal hingga 3 tahun atau sampai mereka mampu menjadi pelaku ekonomi di tempatnya berada.
Mulai tahun 1998 lembaga pendidikan kader da’i ini telah menghasilkan lulusan dan telah mengirimkan da’i ke berbagai daerah terutama Indonesia Bagian Timur dan Tengah. Setidaknya setiap tahun, Hidayatullah mengirimkan 150 da’i ke berbagai daerah di Indonesia dengan 50 di antaranya adalah lulusan strata satu dari lembaga pendidikan kader da’i.
Lembaga pendidikan Hidayatullah meliputi Taman Kanak-Kanak dan kelompok bermain pra sekolah, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di hampir semua Daerah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah setidaknya ada di setiap Wilayah dan 3 perguruan tinggi di Surabaya, Balikpapan dan Depok.
Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) adalah institusi berupa pesantren bagi anak yatim piatu. Ada lebih dari 200 Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) dengan jumlah anak yatim piatu dan tidak mampu dimana setiap PPAS menampung sekitar 150 orang anak.
Jaringan kerja Hidayatullah hingga Januari 2014 didukung dengan keberadaan 33 DPW dan 287 DPD dan 70 PC. Adapun jumlah DPC (Pimpinan Cabang), PR (Pimpinan Ranting) dan PAR (Pimpinan Anak Cabang) tidak dicantumkan karena pertumbuhannya yang terus berubah.
Pada tahun 2013, Hidayatullah mendapat tambahan sebuah perguruan tinggi STT STIKMA Internasional Malang, yang dinaungi dibawah PW Hidayatullah Jawa Timur. Berbeda dengan Perguruan Tinggi Hidayatullah lainnya yang umumnya mempelajari ilmu agama, STT STIKMA Internasional Malang adalah perguruan tinggi yang mempelajari bidang Teknologi Informasi, Multimedia, Arsitektur, dan Komputerisasi Akuntansi. STT STIKMA Internasional Malang bergabung setelah yayasan yang lama, meng-hibah-kan lembaga STT STIKMA Internasional kepada ormas Hidayatullah.
Untuk periode 2010-2015, Pimpinan Umum/Ketua Dewan Syura adalah Ustadz H Abdurrahman Muhammad sedangkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dijabat oleh Dr. H. Abdul Mannan, didampingi Sekretaris Jenderal Ir Abu A'la Abdullah.
Sebagai organisasi massa Islam yang berbasis kader, Hidayatullah menyatakan diri sebagai Gerakan Perjuangan Islam (Al-Harakah al-Jihadiyah al-Islamiyah) dengan dakwah dan tarbiyah sebagai program utamanya. Keanggotaan Hidayatullah bersifat terbuka, dimana usahanya berfungsi sebagai basis pendidikan dan pengkaderan.
Metode (manhaj nubuwwah') Hidayatullah yaitu berpegang pada al Qur’an dan as-Sunnah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Hidayatullah berfokus pada pelurusan masalah aqidah, imamah dan jamaah (tajdid); pencerahan kesadaran (tilawatu ayatillah); pembersihan jiwa (tazkiyatun-nufus); pengajaran dan pendidikan (ta’limatul-kitab wal-hikmah) dengan tujuan akhir melahirkan kepemimpinan dan ummat.
Struktur dan mekanisme organisasi[sunting | sunting sumber]
Pengurus organisasi tingkat pusat terdiri dari Dewan Syura dan Dewan Pimpinan Pusat. Dewan Syura merupakan lembaga tertinggi organisasi, dipimpin oleh Ketua Dewan Syura yang sekaligus merupakan Imam bagi jamaah Hidayatullah, dengan sebutan Pemimpin Umum. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat dipilih lewat Musyawarah Nasional, dan Pengurus DPP disahkan oleh Pemimpin Umum di dalam Munas tersebut untuk jangka waktu 5 tahun.
Struktur di bawah Dewan Pimpinan Pusat (DPP)terdiri dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW/tingkat Provinsi), Dewan Pimpinan Daerah (DPD/tingkat Kabupaten/Kota), Dewan Pimpinan Cabang (DPC/tingkat Kecamatan), Pimpinan Ranting (PR/tingkat Desa/Kelurahan), Pimpinan Anak Ranting (PAR/tingkat RW/RT). Ketua Dewan Pimpinan Wilayah/Daerah/Cabang dipilih oleh Musyawarah di tingkat masing-masing dan disahkan oleh struktur di atasnya.
Pesantren Hidayatullah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama Pesantren Hidayatullah
Pesantren-Pesantren Hidayatullah berfungsi sebagai tempat untuk mendalami ilmu. Pesantren ini dihuni santri yang tinggal di asrama, guru, pengasuh, pengelola dan jamaah Hidayatullah.
Pola pengajaran di Pesantren Hidayatullah adalah sistem pesantren modern, yaitu penggabungan mata ajaran umum dan mata ajaran khusus atau keislaman (diniyyah). Mata ajaran umum sama seperti mata ajaran pada sekolah - sekolah umum lainnya, contohnya matematika, fisika, kimia dll. Mata ajaran khusus yaitu mata ajaran yang berkaitan dengan keislaman, contohnya aqidah, fiqih, bahasa arab, dan hafalan/tahfidz Al Qur'an, serta masih banyak lagi mata ajaran yang lain, sesuai dengan jenjang pendidikan, basis kompetensi, dan dan letak kampus (contoh: kurikulum di Surabaya sedikit berbeda dengan di Jakarta).

Panorama Pesantren Hidayatullah di Kampus Gunung Tembak, Balikpapan

Baitul maal Hidayatullah[sunting | sunting sumber]
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Baitul Maal Hidayatullah
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) adalah lembaga di bawah Hidayatullah yang berfungsi mengelola dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf ummat. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) mendapat pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 538 tahun 2001.
BMH mengelola dana milik ummat yang dipercayakan kepada Hidayatullah untuk disalurkan bagi pemberdayaan ummat, memajukan lembaga-lembaga pendidikan maupun sosial, memajukan dakwah Islam, mengentaskan kaum dhuafa (lemah) maupun mustadh’afin (tertindas).
Kini Baitul Maal Hidayatullah telah memiliki 30 kantor perwakilan dan 144 jaringan pos peduli (mitra).
Majalah Suara Hidayatullah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama Majalah Suara Hidayatullah
Majalah Suara Hidayatullah, atau biasa disingkat Majalah Hidayatullah merupakan salah satu dari badan usaha di lingkungan Hidayatullah yang menggarap bidang pers. Majalah ini dikelola oleh PT Lentera Jaya Abadi, sebuah badan usaha milik ormas Hidayatullah.

Salah satu cover majalah Suara Hidayatullah
Awalnya, majalah ini hanya berupa buletin hasil karya beberapa santri di Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Mengingat betapa strategisnya dakwah bil qalam melalui media massa, buletin tersebut terus dikembangkan sampai akhirnya berbentuk majalah seperti sekarang.
Majalah Suara Hidayatullah berisi tentang problematika dan dinamika dakwah, baik di Indonesia maupun dunia. Di dalamnya ada rubrik wawancara dengan tokoh ternama, kajian al-Qur`an dan Hadits, kisah kepahlawanan perjuangan da’i di berbagai pelosok tanah air, hingga masalah keluarga.
Tiras majalah yang terbit sebulan sekali ini sekarang mencapai 50.000-55.000 eksemplar, tersebar di seluruh pelosok tanah air, mulai dari Banda Aceh sampai Merauke. Majalah Suara Hidayatullah berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur.
Islamic Medical Service[sunting | sunting sumber]
Artikel utama Islamic Medical Service
sejarah berdiri[sunting | sunting sumber]
Berbicara masalah kesehatan di Indonesia seakan tidak pernah selesai. Di perkotaan, walaupun secara kuantitas layanan kesehatan sudah cukup, tetapi secara kualitas masih rendah khususnya untuk masyarakat miskin. Sementara di pedesaan, tidak hanya secara kualitas yang masih rendah tetapi  sarana kesehatan yang masih sangat minim.
Melihat tingginya angka kematian ibu (380/100.000), tingginya angka kematian bayi (40/1000), tingginya penyakit yang menyebabkan kematian dan penyakit menular (seperti demam berdarah, diare, TBC, malaria, dll) dan masih tingginya penyakit kekurangan gizi pada masyarakat. Hal ini di samping karena rendahnya pendidikan, tingkat pendapatan yang masih rendah, letak geografis Indonesia yang mendukung timbulnya penyakit juga karena kualitas pelayanan kesehatan dan kesadaran terhadap masalah kesehatan yang masih sangat rendah.
Apalagi letak geografis Indonesia yang  rawan bencana alam, baik bencana alam bersebab alam maupun manusia.  Beberapa kejadian bencana alam seakan rutin kita lihat dan dengar, seperti bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa dll. Berbagai macam teragedi diatas  tentunya sangat menyayat hati dan terasa pilu jika mendengar apalagi melihatnya secara langsung. Sebagai negara yang sudah lama merdeka dan kekayaan alam yang sangat melimpah, rasa malu menghantui kita sebagai warga negara. Apa yang sudah kita berikan dan korbankan melihat berbagai macam kejadian ini. Memang benar sudah banyak lembaga dan perorangan yang sudah ikut bersama-sama membantu berbagai  tragedi diatas, tetapi seakan tertelan begitu saja melihat besarnya tragedi kemanusiaan yang terus terjadi.
Menyadari hal ini dan dilatar belakangi oleh rasa kemanusiaan yang sangat besar untuk ikut bersama-sama membantu kaum yang terkena musibah khusunya di bidang kesehatan, maka dibentuklah lembaga kesehatan nasional dengan nama Islamic Medical Service (IMS) pada tanggal 06 Agustus 2008.
Motto[sunting | sunting sumber]
Care and Ready
Legal Formal[sunting | sunting sumber]
Informasi legalitas kelembagaan IMS :
IMS-Islamic Medical Service adalah lembaga kemanusiaan nasional dibidang kesehatan dan sosial yang didirikan pada tanggal 06 Agustus 2008, berdasarkan surat keputusan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: AHU-4228.AH.01.02 Tahun 2008, Surat Tanda Daftar Suku Dinas Sosial Nomor: 011.31.75.03.1008.12155, Serta Surat Izin Operasional dari dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Nomor: 012.13410.42-1.848/078.6 dan surat izin lainnya
Logo Lembaga[sunting | sunting sumber]
Informasi lambang logo sebagai identitas kelembagaan IMS
IMS Adalah singkatan dari Islamic Medical Service, merupakan nama yang dipopulerkan dengan memakai bahasa Inggris dari nama lembaga  Yayasan Layanan Kesehatan Islam.
Bulan sabit Merah :Berarti  siap menyebarkan amal kebajikan khususnya bidang kesehatan ke seluruh dunia secara menyeluruh dan yang sebenarnya dengan  penuh perjuangan, berwibawa, produktif, berani, siap bersaing  dan  mengayomi yang lemah.
Kotak berwarna hitam :Berati kuat, powerfull, kokoh dalam pendirian dan  tidak mudah terpengaruh
IMS berwarna Abu-abu : Berarti menjadi  lembaga yang  Intlek, netral dan siap menyongsong masa depan yang cerah
Muslimat Hidayatullah (Mushida)[sunting | sunting sumber]
Mushida merupakan organisasi otonom Hidayatullah, yang telah memiliki 15 Pengurus Wilayah (PW) di seluruh Indonesia. Mushida bergerak dalam bidang da’wah, pendidikan, dan sosial, dengan fokus garapan adalah pemberdayaan wanita, keluarga dan anak.
Visi Muslhida adalah “Membangun keluarga Qur’ani sebagai tonggak utama terwujudnya masyarakat bertauhid”. Untuk menggapai visi tersebut maka setiap program Mushida mengarah kepada pembentuk pribadi muslimah dalam menunjang perannya sebagai pribadi, istri, ibu dan sebagai anggota masyarakat.
Program pembinaan anggota berupa kegiatan majelis ta’lim yang dilaksanakan secara rutin. Pembinaan yang lebih intensif dilaksanakan melalui Halaqah Tarbiyah, kelompok belajar yang beranggotakan maksimal 10 orang dan dengan kurikulum yang telah ditentukan.
Korps Da’iyah Mushida (KDM) adalah divisi dari Mushida yang bertugas mempersipakan da’iyah yang akan diterjunkan langsung ke tengah-tengah masyarakat, dan senantiasa meningkatkan kuantitas dan kualitas da’iyah melalui berbagai kegiatan pengkaderan dan pelatihan rutin.
Di bidang pendidikan, Mushida mengemban amanah untuk mengembangkan lembaga pendidikan Hidayatullah pada tingkatan Taman Kanak-Kanak, Taman bermain, Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA). Untuk meningkatkan kualitas guru dilakukan pelatihan rutin, pembinaan manajemen, penerbitan bulletin hingga penyediaan tenaga guru.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; referensi tanpa isi harus memiliki nama
Induk Koperasi Hidayatullah (Inkophida)[sunting | sunting sumber]
Induk Koperasi Hidayatullah (Inkophida) adalah koperasi sekunder yang menjadi wadah seluruh jaringan Koperasi Hidayatullah yang tersebar diseluruh Indonesia. Inkophida didirikan di Jakarta pada tahun 1999, dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Koperasi dan Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor : 013/BH/M.1/1999, tanggal 9 April 1999. Saat ini Inkophida memiliki 9 (sembilan) Puskophida (Pusat Koperasi Hidayatullah) ditingkat provinsi dan 142 Kophida (Koperasi Primer Hidayatullah) di tingkat Kabupaten/Kota. Visi Inkophida adalah membangun jaringan ekonomi ummat yang berkeadilan dan saling menguntungkan.
Hidayatullah dan pemberdayaan masyarakat pedalaman[sunting | sunting sumber]
Sebagai organisasi yang lahir di Kalimantan Timur, maka Hidayatullah memiliki perhatian besar terhadap pengembangan wilayah Kalimantan.
Selain di Kalimantan, Hidayatullah juga memberikan perhatian kepada Irian (Papua). Di hampir semua kota di Papua, terdapat da’i Hidayatullah, yang salah satu kegiatannya adalah mendirikan pesantren, dengan menerima murid dari lingkungan setempat. Hal serupa dilakukan di Timor Timur sebelum kawasan itu lepas dari Indonesia.
Piagam Gunung Tembak[sunting | sunting sumber]
Silaturrahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah 2013 yang digelar selama 4 hari di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah, Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, mencetuskan lembar kesepahaman bernama Piagam Gunung Tembak.
Piagam tersebut ditandatangani Pimpinan Umum Hidayatullah KH. Abdurrahman Muhammad, Ketua Dewan Syura Hamim Thohari, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Abdullah Ihsan, dan Ketua Umum PP Hidayatullah Abdul Mannan. Penandatanganan serta pembacaan piagam itu dilakukan di aula utama arena Silatnas pada Hari Senin tanggal 24 Juni 2013
Piagam Gunung Tembak memuat enam butir komitmen untuk warga Ormas Hidayatullah. Butir-butir piagam tersebut menegaskan bahwa membangun peradaban Islam adalah jihad bagi setiap orang yang beriman. Berikut ini isi lengkap Piagam Gunung Tembak:

Bismillaahirrahmanirrahiim
Bahwa membangun Peradaban Islam adalah jihad bagi setiap orang yang beriman.
Bahwa pusat Peradaban Islam adalah masjid. Oleh karena itu, setiap kader Hidayatullah wajib memakmurkan masjid sebagai pusat kegiatan ibadah, pusat pengembangan ilmu, pusat kebudayaan Islam, pusat pengembangan karakter dan kepemimpinan umat.
Bahwa setiap kader Hidayatullah wajib melaksanakan shalat berjamaah di masjid, melazimkan shalat nawafil, terutama qiyamul lail, membaca al-Qur’an dan melaksanakan amalan ibadah sesuai dengan ketentuan syari’ah.
Bahwa setiap kader Hidayatullah adalah generasi Rabbani yang wajib menghidupkan majelis ilmu, membangun tradisi keilmuan dan berdakwah menyebarkan Islam. Oleh karena itu kader Hidayatullah wajib berhalaqah sebagai sarana untuk melakukan transformasi ilmu, transformasi karakter dan transformasi sosial.
Bahwa kader Hidayatullah harus menjadi generasi yang berkarakter, peduli, suka menolong, gemar berkorban, tawadhu’, militan, qana’ah, wara’ dan mengutamakan kehidupan akhirat.
Bahwa setiap pemimpin dan kader Hidayatullah wajib menjadi teladan di tengah umat. Untuk itu setiap kader harus membangun soliditas jamaah dan ukhuwah Islamiyah.[1]

Mukadimah

Hidayatullah awalnya sebuah pondok pesantren yang berdiri di atas lahan wakaf seluas 120 hektar di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Pondok pesantren ini didirikan oleh Ust Abdullah Said pada 7 Januari 1973.

Dalam perkembangannya, Ust Abdullah Said mengirimkan santri-santrinya untuk berdakwah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah minoritas Muslim.

Di tempat tugas yang baru, para santri Hidayatullah tak sekadar berdakwah, tetapi juga membangun cabang pondok pesantren Hidayatullah.

Pada akhirnya, tersebarlah ke lebih dari 100 kabupaten di seluruh Indonesia dalam bentuk pondok pesantren tersebut. Fokus kegiatannya adalah sosial, pendidikan, dan dakwah.

Pada Musyawarah Nasional (Munas) Pertama Hidayatullah, 9–13 Juli 2000, di Balikpapan, Hidayatullah mengembangkan menejemennya menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) dan menyatakan diri sebagai gerakan dakwah dan perjuangan Islam.

Dalam perkembangan selanjutnya, ormas Islam Hidayatullah berubah menjadi Perkumpulan Hidayatullah. Keanggotaan, misi, visi, dan konsep dasar gerakan bersifat terbuka.

Sejalan dengan itu, kader-kader Hidayatullah yang sudah tersebar di seluruh penjuru tanah air mulai membentuk Pimpinan Cabang (PC), Pimpinan Daerah (PD) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Hingga tahun 2013 ini, Hidayatullah sudah memiliki 33 DPW, 287 PD dan 70 PC. Jumlah DPC, PR dan PAR tidak dicantumkan karena pertumbuhannya yang terus berubah.

Sejak 1978 Hidayatullah melakukan pengiriman da’i ke seluruh Indonesia dan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIEHID) di Depok, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) di Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISID) di Balikpapan sebagai lembaga pendidikan untuk pengkaderan da’i dengan memberlakukan beasiswa penuh (biaya pendidikan dan biaya hidup) bagi mahasiswa dengan pola ikatan dinas. Da’i ini kemudian mendapatkan tunjangan maksimal hingga 3 tahun atau sampai mereka mampu menjadi pelaku ekonomi di tempatnya berada.

Mulai tahun 1998 lembaga pendidikan kader da’i ini telah menghasilkan lulusan dan telah mengirimkan da’i ke berbagai daerah terutama Indonesia Bagian Timur dan Tengah. Setidaknya setiap tahun, Hidayatullah mengirimkan 150 da’i ke berbagai daerah di Indonesia dengan 50 di antaranya adalah lulusan strata satu dari lembaga pendidikan kader da’i.

Lembaga pendidikan Hidayatullah meliputi Taman Kanak-Kanak dan kelompok bermain pra sekolah, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di hampir semua Daerah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah setidaknya ada di setiap Wilayah dan 3 perguruan tinggi di Surabaya, Balikpapan dan Depok.

Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) adalah institusi berupa pesantren bagi anak yatim piatu. Ada lebih dari 200 Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) dengan jumlah anak yatim piatu dan tidak mampu dimana setiap PPAS menampung sekitar 150 orang anak.

Pada tahun 2013, Hidayatullah mendapat tambahan sebuah perguruan tinggi STT STIKMA Internasional Malang, yang dinaungi dibawah PW Hidayatullah Jawa Timur. Berbeda dengan Perguruan Tinggi Hidayatullah lainnya yang umumnya mempelajari ilmu agama, STT STIKMA Internasional Malang adalah perguruan tinggi yang mempelajari bidang Teknologi Informasi, Multimedia, Arsitektur, dan Komputerisasi Akuntansi. STT STIKMA Internasional Malang bergabung setelah yayasan yang lama, meng-hibah-kan lembaga STT STIKMA Internasional kepada ormas Hidayatullah.

Sebagai organisasi massa Islam yang berbasis kader, Hidayatullah menyatakan diri sebagai Gerakan Perjuangan Islam (Al-Harakah al-Jihadiyah al-Islamiyah) dengan dakwah dan tarbiyah sebagai program utamanya. Keanggotaan Hidayatullah bersifat terbuka, dimana usahanya berfungsi sebagai basis pendidikan dan pengkaderan.

Metode (manhaj nubuwwah’) Hidayatullah yaitu berpegang pada al Qur’an dan as-Sunnah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Hidayatullah berfokus pada pelurusan masalah aqidah, imamah dan jamaah (tajdid); pencerahan kesadaran (tilawatu ayatillah); pembersihan jiwa (tazkiyatun-nufus); pengajaran dan pendidikan (ta’limatul-kitab wal-hikmah) dengan tujuan akhir melahirkan kepemimpinan dan ummat.

Pesantren Hidayatullah

Pesantren-Pesantren Hidayatullah berfungsi sebagai tempat untuk mendalami ilmu. Pesantren ini dihuni santri yang tinggal di asrama, guru, pengasuh, pengelola dan jamaah Hidayatullah.

Pola pengajaran di Pesantren Hidayatullah adalah sistem pesantren modern, yaitu penggabungan mata ajaran umum Kemendikbud dan mata ajaran khusus atau keislaman (diniyah). Mata ajaran umum sama seperti mata ajaran pada sekolah – sekolah umum lainnya, contohnya matematika, fisika, kimia dan lain lain. Mata ajaran khusus yaitu mata ajaran yang berkaitan dengan keislaman, contohnya aqidah, fiqih, bahasa Arab, dan hafalan/tahfidz Al Qur’an, serta masih banyak lagi mata ajaran yang lain, sesuai dengan jenjang pendidikan dan letak kampus.

Kepengurusan Hidayatullah tingkat pusat adalah Dewan Pimpinan Pusat yang terdiri dari Dewan Syura, Pimpinan Pusat (PP), dan Majelis Pertimbangan Pusat. Ketiga unsur ini merupakan lembaga tinggi organisasi yang tunduk di bawah kebijakan Pimpinan Umum, KH. Abdurrahman Muhammad.

Ketua Umum Pimpinan Pusat dipilih melalui Musyawarah Nasional (Munas) lima tahun sekali. Struktur di bawah Pimpinan Pusat terdiri dari Pimpinan Wilayah (tingkat provinsi), Pimpinan Daerah (tingkat kabupaten/kota), Pimpinan Cabang (tingkat kecamatan) dan Pimpinan Ranting (tingkat Desa/Kelurahan).


Ketua Umum PP Hidayatullah periode 2010-2014 adalah Dr H Abdul Mannan dan Sekretaris Jenderal adalah Ir Abu A’la Abdullah, MHI. Majelis Pertimbangan Pusat terdiri atas sembilan orang dengan ketuanya Abdullah Ihsan. Sedang Dewan Syura terdiri atas 11 orang dengan ketuanya Drs Hamim Thohari M.Si. (Bersambung)

No comments:

Post a Comment