!-- Javascript Ad Tag: 6454 -->

Sunday, March 9, 2014

Kapal perang Indonesia , Pesawat pencari jelajahi laut cari pesawat Malaysia yang Hilang

Kapal perang Indonesia , Pesawat pencari jelajahi laut cari pesawat Malaysia yang Hilang



Dua dari lima kapal perang Indonesia yang ditugaskan untuk membantu pencarian pesawat Malaysian Airlines MH370 sudah tiba di sekitar perairan yang diduga tempat jatuhnya pesawat, kata Gugus Keamanan Laut Komandan Armada Barat Laksamana Pertama TNI Harjo Susmoro.

"Dua KRI, Kraig dan Mata Cora sudah masuk dalam lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat," kata Harjo Susmoro di Batam, Senin.

Angkatan Laut Malaysia meminta asistensi dari TNI AL untuk melakukan pencarian bersama pesawat yang hilang. TNI AL mengerahkan lima KRI, dua di antaranya milik Guskamla dan dua dari Gugus Tempur Laut (Guspurla).

Harjo mengatakan pihaknya sudah mengerahkan dua KRI yang kebetulan beroperasi di sekitar Selat Malaka sejak kemarin, namun, baru bisa memasuki wilayah Perairan Malaysia sekitar pukul 00.30 WIB, setelah mendapatkan izin dari Malaysia.

Malaysia membagi 10 sektor pencarian pesawat, A hingga J di sekitar lokasi yang diduga tempat jatuhnya kapal, 280 derajat dari Pulau Penang, dengan jarak 80 mil. KRI Kraig menempati sektor D dan KRI di sektor F.

Sementara tiga KRI lainnya masih dalam menuju sektor pencarian. KRI Sutanto menuju sektor J, KRI Tarihu sektor E dan KRI Iribva sektor C.

TNI AL juga mengirimkan pesawat Casa Umar 621 untuk mencari pesawat Malaysia.

Sampai saat ini seluruh armada yang ditugasi mencari pesawat Malaysia, belum menemukan titik terang. "Masih nihil," kata dia.

Selain KRI dan kapal-kapal Malaysia, kapal dari Thailand juga dilibatkan dalam pencarianpesawat yang hilang itu.

Sementara itu, dari Jakarta, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono juga berharap pencarian pesawat maskapai Malaysia Airlines itu yang dilakukan oleh sejumlah negara di ASEAN bisa menjadi momentum untuk peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan.

"Semoga momentum ini bisa digunakan untuk kedepankan persamaan, perdamaian dan kerjasama di kawasan Cina Selatan untuk misi kemanusiaan," kata Presiden.

Pesawat pencari dan penyelamat menjelajahi perairan di ujung selatan Vietnam untuk mencari jejak pesawat Malaysia Airlines pada Senin, sekitar 48 jam setelah pesawat itu menghilang dari radar.

Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam menyatakan di laman resminya pada Minggu malam bahwa pesawat Angkatan Laut Vietnam melihat benda di laut yang diduga bagian dari pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines namun terlalu gelap untuk memastikannya.

"Kami mengirim dua kapal ke tempat Angkatan Laut melaporkan melihat benda itu tapi kapal kami tidak menemukannya," kata Admiral Ngo Van Phat kepada Reuters pada Senin pagi.

"Kami mengirim lebih banyak pesawat pagi ini," katanya.

Lebih dari 20 pesawat dan 40 kapal dari tujuh negara terlibat dalam pencarian pesawat dengan 239 penumpang itu.

Pertanyaan-pertanyaan mengemuka tentang kemungkinan adanya masalah keamanan dan apakah ada bom atau pembajakan terhadap pesawat yang terbang ke Beijing itu setelah Interpol mengonfirmasi setidaknya dua penumpang pesawat itu menggunakan paspor curian.

Pesawat dengan nomor penerbangan MH370 tersebut hilang kontak pada Sabtu (8/3), sekitar satu jam setelah terbang dari Kuala Lumpur, saat terbang pada ketinggian 35.000 kaki.

Tidak ada sinyal darurat yang dikirim oleh pesawat yang hilang tersebut, yang menurut dugaan para ahli mengalami gangguan mendadak atau ledakan.

Namun kepala Angkatan Udara Malaysia mengatakan pelacakan radar menunjukkan bahwa pesawat itu mungkin kembali dari rute yang dijadwalkan sebelum menghilang.

Sumber senior yang terlibat dalam penyelidikan awal di Malaysia mengatakan kegagalan untuk menemukan puing-puing pesawat dalam dua hari, selain karena lusinan pesawat saling silang di jalur penerbangan di atas laut, ada indikasi kemungkinan pesawat itu rusak pada pertengahan penerbangan.

"Fakta bahwa kami tidak bisa menemukan puing-puing sejauh ini menunjukkan indikasi bahwa pesawat sepertinya terpecah pada ketinggian sekitar 35.000 kaki," kata sumber itu kepada Reuters.

Ketika ditanya tentang kemungkinan adanya ledakan, seperti bom, sumber itu menyatakan bahwa belum ada bukti kesalahan dan bahwa pesawat itu hancur karena masalah mekanis.

Amerika Serikat meninjau citra satelit pengintai Amerika untuk mellihat kemungkinan adanya bukti ledakan di udara tapi tidak melihat satu pun, kata sumber otoritatif pemerintah Amerika Serikat.

Angkatan Laut Amerika Serikat menyatakan pesawatnya menemukan lokasi tempat ceceran minyak di selatan Vietnam dan timur Malaysia namun tidak menemukan pecahan pesawat.

Sementara Boeing menolak berkomentar dan merujuk ke pernyataan singkat mereka sebelumnya bahwa mereka masih memantau situasi.




Dua dari lima kapal perang Indonesia yang ditugaskan untuk membantu pencarian pesawat Malaysian Airlines MH370 sudah tiba di sekitar perairan yang diduga tempat jatuhnya pesawat, kata Gugus Keamanan Laut Komandan Armada Barat Laksamana Pertama TNI Harjo Susmoro.

"Dua KRI, Kraig dan Mata Cora sudah masuk dalam lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat," kata Harjo Susmoro di Batam, Senin.

Angkatan Laut Malaysia meminta asistensi dari TNI AL untuk melakukan pencarian bersama pesawat yang hilang. TNI AL mengerahkan lima KRI, dua di antaranya milik Guskamla dan dua dari Gugus Tempur Laut (Guspurla).

Harjo mengatakan pihaknya sudah mengerahkan dua KRI yang kebetulan beroperasi di sekitar Selat Malaka sejak kemarin, namun, baru bisa memasuki wilayah Perairan Malaysia sekitar pukul 00.30 WIB, setelah mendapatkan izin dari Malaysia.

Malaysia membagi 10 sektor pencarian pesawat, A hingga J di sekitar lokasi yang diduga tempat jatuhnya kapal, 280 derajat dari Pulau Penang, dengan jarak 80 mil. KRI Kraig menempati sektor D dan KRI di sektor F.

Sementara tiga KRI lainnya masih dalam menuju sektor pencarian. KRI Sutanto menuju sektor J, KRI Tarihu sektor E dan KRI Iribva sektor C.

TNI AL juga mengirimkan pesawat Casa Umar 621 untuk mencari pesawat Malaysia.

Sampai saat ini seluruh armada yang ditugasi mencari pesawat Malaysia, belum menemukan titik terang. "Masih nihil," kata dia.

Selain KRI dan kapal-kapal Malaysia, kapal dari Thailand juga dilibatkan dalam pencarianpesawat yang hilang itu.

Sementara itu, dari Jakarta, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono juga berharap pencarian pesawat maskapai Malaysia Airlines itu yang dilakukan oleh sejumlah negara di ASEAN bisa menjadi momentum untuk peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan.

"Semoga momentum ini bisa digunakan untuk kedepankan persamaan, perdamaian dan kerjasama di kawasan Cina Selatan untuk misi kemanusiaan," kata Presiden.

Pesawat pencari dan penyelamat menjelajahi perairan di ujung selatan Vietnam untuk mencari jejak pesawat Malaysia Airlines pada Senin, sekitar 48 jam setelah pesawat itu menghilang dari radar.

Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam menyatakan di laman resminya pada Minggu malam bahwa pesawat Angkatan Laut Vietnam melihat benda di laut yang diduga bagian dari pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines namun terlalu gelap untuk memastikannya.

"Kami mengirim dua kapal ke tempat Angkatan Laut melaporkan melihat benda itu tapi kapal kami tidak menemukannya," kata Admiral Ngo Van Phat kepada Reuters pada Senin pagi.

"Kami mengirim lebih banyak pesawat pagi ini," katanya.

Lebih dari 20 pesawat dan 40 kapal dari tujuh negara terlibat dalam pencarian pesawat dengan 239 penumpang itu.

Pertanyaan-pertanyaan mengemuka tentang kemungkinan adanya masalah keamanan dan apakah ada bom atau pembajakan terhadap pesawat yang terbang ke Beijing itu setelah Interpol mengonfirmasi setidaknya dua penumpang pesawat itu menggunakan paspor curian.

Pesawat dengan nomor penerbangan MH370 tersebut hilang kontak pada Sabtu (8/3), sekitar satu jam setelah terbang dari Kuala Lumpur, saat terbang pada ketinggian 35.000 kaki.

Tidak ada sinyal darurat yang dikirim oleh pesawat yang hilang tersebut, yang menurut dugaan para ahli mengalami gangguan mendadak atau ledakan.

Namun kepala Angkatan Udara Malaysia mengatakan pelacakan radar menunjukkan bahwa pesawat itu mungkin kembali dari rute yang dijadwalkan sebelum menghilang.

Sumber senior yang terlibat dalam penyelidikan awal di Malaysia mengatakan kegagalan untuk menemukan puing-puing pesawat dalam dua hari, selain karena lusinan pesawat saling silang di jalur penerbangan di atas laut, ada indikasi kemungkinan pesawat itu rusak pada pertengahan penerbangan.

"Fakta bahwa kami tidak bisa menemukan puing-puing sejauh ini menunjukkan indikasi bahwa pesawat sepertinya terpecah pada ketinggian sekitar 35.000 kaki," kata sumber itu kepada Reuters.

Ketika ditanya tentang kemungkinan adanya ledakan, seperti bom, sumber itu menyatakan bahwa belum ada bukti kesalahan dan bahwa pesawat itu hancur karena masalah mekanis.

Amerika Serikat meninjau citra satelit pengintai Amerika untuk mellihat kemungkinan adanya bukti ledakan di udara tapi tidak melihat satu pun, kata sumber otoritatif pemerintah Amerika Serikat.

Angkatan Laut Amerika Serikat menyatakan pesawatnya menemukan lokasi tempat ceceran minyak di selatan Vietnam dan timur Malaysia namun tidak menemukan pecahan pesawat.

Sementara Boeing menolak berkomentar dan merujuk ke pernyataan singkat mereka sebelumnya bahwa mereka masih memantau situasi.

No comments:

Post a Comment